Kamis, 26 Februari 2009

Guru Honorer Tuntut jadi PNS

Guru Honorer Unjukrasa Minta Diangkat jadi PNS














Puluhan Guru honorer di Palembang melakukan unjuk rasa ke Dinas Pendidikan Nasional Palembang Kamis (26/2). Mereka menuntut dapat diangkat sebagai PNS. Jumlah guru honorer yang mengabdi di berbagai sekolah di Palembang mencapai ratusan.

Aset Pertamina Dikuasai Warga Palembang

Sebagian Aset Pertamina Dikuasai Warga



Palembang-Pertamina Unit Pengolahan (UP) III Plaju merisaukan sebagian aset miliknya yang telah dikuasai masyarakat. Tanah dan rumah yang berada di areal seluas 1.000 hektare (ha), saat ini separuhnya, atau 500 ha, telah dikuasai masyarakat, terutama yang terletak di pinggiran Kota Palembang. Misalnya, di Kecamatan Sungai Gerong Palembang.

Hal ini teruangkap dalam dialog 31 BUMN bersama Sekretaris Menteri BUMN Said Didu pada akhir pekan lalu, di Gedung Rekreasi PT Pusri di Palembang.
General Affair Manager Pertamina Unit Pengolahan III, Plaju, Ganapati Sjastri Satyani mengatakan, di daerah Sungai Gerong, lebih dari 500 ha tanah milik Pertamina saat ini dikuasai masyarakat.
Pihak Pertamina, katanya, sudah menginventarisasi aset-aset ini. Pertamina berkewajiban mengonsolidasikan aset-aset yang ada.
“Namun, kami juga ekstrahati-hati terhadap masyarakat yang sudah menempati aset dalam waktu lama. Kami selalu mengoordinasikan hal itu dengan Kementerian BUMN, “ katanya.
Dalam dialog bertema Arah Kebijakan Kementerian BUMN itu, Sekretaris Menneg BUMN menyarankan, Pertamina sebaiknya segera menjual aset-asetnya yang tidak produktif. Sebab, secara administratif, belum ada mekanisme pemutihan aset atau pengembalian kepada negara karena prosesnya yang sulit. Dia menganjurkan aset-aset tersebut diproses ganti rugi dan Pertamina melakukan pemecahan sertifikat yang ada untuk masyarakat.

Ganti Rugi
“Jadi, masyarakat yang sudah menempati rumah-rumah atau tanah Pertamina supaya diproses ganti rugi. Jika warga tidak mampu, agar disuruh mencicil. Jangan sampai ada kekerasan atau pengusiran,” katanya.
Said Didu mengakui, saat ini terdapat 140.000 unit rumah milik negara yang masih ditempati orang-orang yang tidak berhak. Dia menekankan masyarakat yang masih menguasai rumah-rumah tersebut harus sesegera mungkin mengembalikannya, karena rumah tersebut merupakan aset negara.
“Kami sudah bekerja sama dengan KPK. Kalau mereka tidak mau mengembalikan, nanti dianggap korupsi. Jadi harus dikembalikan. Saat ini, baik Kementerian BUMN maupun KPK, masih terus mendata semua aset negara. Kalau dikembalikan, makin cepat makin bagus,” katanya.
Berdasarkan pemantauan, rumah-rumah dinas milik Pertamina UP III saat ini sebagian besar memang dalam kondisi tidak dihuni. Kondisinya telantar dan tidak terawat. Sebagian yang tak terawat inilah yang kemudian didiami warga.
(muhamad nasir)



Copyright © Sinar Harapan 2008

dikutip dari Sinar Harapan edisi Senin 2 Maret 2009

http://www.sinarharapan.co.id/berita/0903/02/nus04.html

BPK: Laporan Keuangan Pemda Tak Memadai









Laporan Keuangan di Sumbagsel Belum Memadai

Palembang:

Badan Pemeriksa Kuangan (BPK) menilai pengelolaan keungan daerah di Wilayah Sumatra Bagian Selatan, seperti Sumsel, Bengkulu, Kepulauan Bangka-Belitung dan Lampung selama periode 2005-2007 masih belum memadai.


Menurut Ketua BPK Anwar Nasution seusai Dialog Publik dengan kepala daerah dan pejabat di Sumsel, Bangka-Belitung, Lampung dan Bengkulu, mengungkapkan bahwa laporan keuangan di empat provinsi ini belum menunjukkan kemajuan. Faktanya, baru satu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) beropini wajar tanpa pengecualian (WTP).

Anwar Nasution mengungkapkan dengan demikian masih perlu membangun dan memperbaiki sistem keuangan daerah yang lebih transparan dan akuntabel diperlukan melalui action plan.

Namun katanya sebagian besar lainnya masih dalam wajar dengan pengecualian (WDP), yakni pada 2005 mencapai 28 LKPD, 2006 mencapai 40 LKPD.

“Hal ini disebabkan masih lemahnya prosedur pencatatan, penyusunan dan penyajian laporan keuangan, masih lemahnya pengelolaan kas daerah, kelemahan dalam pengelolaan aset tetap serta kelemahan dalam pengelolaan pendapatan dan masih banyaknya penyimpangan terhadap ketentuan pengeluaran dan pertanggung jawaban belanja daerah,” ungkapnya dalam Dialog Publik dengan tema Mendorong Terciptanya Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara/daerah di Palembang, di Griya Agung, Kamis (26/2).

Dia berharap dengan pernilain tersebut, tentunya pemerintah daerah perlu melakukan perbaikan agar laporan keuangan tersebut bisa mendapatkan opini WTP melalui master plan atas enam bidang perbaikan.




Suasana Dialog Publik yang digelar BPK dan diikuti kepala daerah, ketua DPRD dan pejabat Lampung, Sumsel, Babel, dan Bengkulu. Sebagian peserta tertidur.



Seperti jelasnya, sistem pembukuan, sistem aplikasi teknologi kompeter, inventarisasi aset dan utang, jadwal waktu penyusunan laporan kuangan dan pemeriksaan, quality asuransi atas LKPD oleh pengawas interen serta meningkatkan sumber daya manusia.

Direktur Pembiayaan dan Kapasitas Daerah, Direktorat Jenderal Perimbangan Kuangan, Departemen Kuangan RI, Adriansyah menjelaskan pada Nopember 2008 lalu sistem keuangan Pemda masih cukup baik mencapai Rp1,11 triliun, namun Desember mengalami kemerosotan (jemblok) hingga mencapai Rp7,1 triliun.

Dengan kondisi demikian lanjutnya diperkirakan target pembangunan bisa tidak tercapai, artinya tidak ada guna dibentuk stimulus di daerah kalau APBD tidak bergandengan dengan APBN.

“Lihat saja proporsi dana pemda pada sektor perbankan pada Desember tahun lalu, pemda provinsi mencapai 3,3%, sementara kabupaten/kota mencapai 67%,”imbuhnya.

Dia berharap ke depan setidaknya APBD dan APBN dapat berjalan bergandengan sehingga sestem keuangan daerah makin membaiknya, stimulus yang dibentuk untuk daerah dapat sesuai harapan.

Sehingga menurutnya APBD dan APBN dapat digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di suatu daerah.

Dia menyebutkan juga kondisi memburuk di sejumlah daerah, hal ini dapat dilihat dari persentese LKPD selama 2004-2007 makin menurun.

LKPD yang mendapatkan opini WTP semakin berkurang dari 7% pada 2004 menjadi 5% dan pada tahun berikutnya hanya 1%. (sir)

SFC Kalahkan Persib

SFC Cukur Persib 3-1


Palembang:

Turun di leg pertama 16 besar Copa Indonesia, Sriwijaya FC (SFC) cukur habis Persib Bandung di Stadion Gelora Sriwijaya Kamis (26/2).

Baru bermain dua menit, SFC yang tidak diperkuat kiper andalannya Ferry Rutinsulu mampu menjebol gawang Persib yang dikawal Tema Mursyadat melalui Charis Yulianto. Gol ini tercipta dari tendangan penjuru yang meluncur dari Budi dan disambut sundulan kepala Charis.

Di menit ke-11 Budi Sudarsono kembali menggoyang jala gawang Maung Bandung. Gol individu ini cukup cantik karena si Pyton—julkan Budi—sempat mengecoh dua pemain belakang Persib.

Dan terakhir, Jerome Kayamba Gums kembali membuat gawang Persib bergetar di menit ke-39. Tak urung ketiga gol ini membuat penonton dan pendukung SFC membuncah. Kayamba memanfaatkan umpan lambung yang matang Budi Sudarsono dari rusuk kanan Persib. Berada dalam posisi yang tepat, dia mengarahkan bola ke sudut kiri gawang yang tak dapat terjangkau Tema Mursadat. Hingga babak pertama berakhir, 3-0 dikantongi SFC.

Baru di babak ke-2, satu-satunya gol yang dibuat tim tamu ini, dilesakkan Hilton Moreira, lima menit jelang bubaran. Di menit ke-85 dengan memanfaatkan bola rebound dari tendangan Atep,Hilton Moreira yang lolos dari pengawalan Charis dan Ambrizal, langsung meneruskan tendangan keras ke jala SFC yang tinggal berhadapan dengan Dede Sulaiman. Gol penghibur dari Hilton ini ternyata menjadi gol terakhir di leg pertama babak 16 besar Copa Indonesia ini. (sir)

Rabu, 25 Februari 2009

PT BA Raih Sertifikat OHSAS






Direktur PT BA Ir Sukrisno menerima sertifikat Occupational Health And Safety Assesment Series (OHSAS) 18001: 2007. Sertifikat ini diserahkan langsung oleh Direktur perusahaan tersebut, Ir I Putu Maharta Adijadnja Rabu (25/2) di Tanjungenim.



PTBA Raih Sertifikat OHSAS 18001: 2007


Tanjungenim:

Konsistensi dan kesesuaian PT Bukit Asam (Persero) Tbk dalam melaksanakan standar kesehatan kerja dan mencegah terjadinya potensi kecelakaan kerja telah diakui secara internasional.

Berdasarkan evaluasi lembaga sertifikasi PT. TUV NORD Indonesia, PTBA berhasil meraih sertifikat Occupational Health And Safety Assesment Series (OHSAS) 18001: 2007. Sertifikat ini diserahkan langsung oleh Direktur perusahaan tersebut, Ir I Putu Maharta Adijadnja kepada Direktur Utama PTBA, Sukrisno di Recreation Hall PTBA Tanjungenim, Rabu (25 /2).

OHSAS 18001: 2007 merupakan sebuah standar internasional penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3), yang penilaiannya melingkupi Coal Mining, Coal Handling, Blending, Stock Piling, Ship Loading and Quality Control, Laboratory, Hospital dan Related Services.

Sertifikasi ini mengandung beberapa komponen utama yang harus dipenuhi, yaitu: komitmen perusahaan tentang K3, perencanaan program-program K3, operasi dan impelementasi K3, pelaksanaan pemeriksaan dan tindakan koreksi terhadap pelaksanaan K3 serta pengkajian perusahaan tentang kebijakan K3 untuk perbaikan yang berkesinambungan.

Dalam menjalankan dan mengelola bisnisnya, PTBA sebagai perusahaan tambang berkewajiban melaksanakan sistem keselamatan dan kesehatan kerja ini secara konsisten, dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Penerapan OHSAS 18001: 2007 merupakan bukti komitmen PTBA untuk terus meningkatkan produktifitas kerja dengan menciptakan dan menjaga tempat kerja yang aman, sehat, efisien dan produktif di seluruh unit dan lokasi kerja.

Menurut Sekretaris Perusahaan, Eko Budhiwijayanto, elain sertifikat OHSAS 18001: 2007 , PTBA juga telah meraih sejumlah sertifikasi lainnya, diantaranya ISO 9001: 2000 tahun 1999 bidang Sistem Manajemen Mutu, ISO 17025: 2005 tahun 2000 bidang Sistem Manajemen Laboratorium, ISPS Code tahun 2004 bidang Manajemen Security Pelabuhan, ISO 14001: 2004 tahun 2007 bidang Sistem Manajemen Lingkungan dan sertifikat SMK3 tahun 2007 bidang Sistem Manajemen Lingkungan. (sir)

Selasa, 24 Februari 2009

SFC vs Persib

















SFC Awali Copa Bertemu Persib


Palembang:


Langkah double winner tahun lalu, SFC di Copa Indonesia menghadapi tantangan berat di laga pertamanya.
Anak asuhan Rahmad Darmawan ini sore ini menjamu Persib Bandung di Stadion Jaka Baring.
Banyak pihak memprediksi ini adalah super big match. Final dini saat juara bertahan Sriwijaya FC Palembang harus bertemu Persib Bandung di 16 Besar Copa Dji Sam Soe Indonesia 2008/2009. Laga ini mestinya lebih layak tersaji di final meski tidak mengabaikan tim favorit lain seperti Persija Jakarta Pusat dan Persipura Jayapura.
Sebelumnya, SFC telah menunjukkan konsistensi dan kematangan tim yang terbangun oleh tangan dingin Rahmad Darmawan. Hasilnya, Laskar Wong Kito sukses meraih double winner musim lalu. Menjuarai Liga Indonesia dan Copa Indonesia.
Mengawali pertarungan untuk mempertahankan gelar juara Copa Dji Sam Soe Indonesia, SFC menjamu Persib pada leg pertama babak 16 Besar di Stadion Jakabaring, Palembang, Kamis (26/2).
Rahmad Darmawan menungkapkan dirinya dan anak asuhnya tak pernah gentar dengan nama besar Persib. Strategi sudah disiapkan untuk meredam permainan mereka. ”Memang harus diakui, Persib sudah berubah dan makin kuat,” ujarnya.
Diyakinkannya, tuan rumah tidak ingin kehilangan poin. Kemenangan menjadi harga mutlak karena mereka masih akan menjalani pertandingan tandang. Apalagi, Sriwijaya FC menghadapi Persib yang solid dan makin menanjak performanya selama ditangani Jaya Hartono yang tak kalah andal dalam memoles tim.
Duet lini depan Keith Jerome Kayamba Gumbs dan Claude Parfait Ngon A Djam kemungkinan menjadi starter. Mereka akan diback up Anoure Richad Obiora dan Zah Rahan Krangar yang punya karakter menyerang. Duo bek Maung Bandung, Maman Abdulrahman dan Georges Clement Nyeck Nyobe sepertinya dipaksa bekerja keras oleh kuartet lini depan Sriwijaya FC.
Sementara wing back Sriwijaya FC, Christian Warobay dan Isnan Ali juga punya karakter menyerang. Memang bisa menambah daya gedor, namun bila terlena untuk naik membantu serangan, bias menjadi titik lemah. Soalnya, Persib memiliki para gelandang penyeimbang seperti Atep dan Hariono yang mampu dan memang disiapkan melakukan penetrasi.
Striker Christian Gonzales bakal menjadi ancaman. Apalagi, dia akan mendapat umpan-umpan bagus dari Lorenzo Cabanas dan didukung penyerang enerjik Hilton Moriera. Pertandingan memang akan menjadi pertunjukan yang keras.
Dengan skuad yang tak kalah komplet, pelatih Persib Jaya Hartono tetap optimistis mampu ’mengamuk’ di kandang lawan. Ia telah menyiapkan Persib agar mampu tampil baik di leg pertama. (sir)

Bank Sumsel Peduli UKM

Bank Sumsel Kucurkan Rp 20 M untuk UMKM

Palembang:

Bank Sumsel berkomitmen tanggulangi kemiskinian di Sumsel melalui kucuran kredit bagi UMKN sebesar Rp 20 milyar.

Ini merupakan terobosan pertama di Sumsel untuk tahun 2009. Bank plat merah ini menggandeng Pemkab Muaraenim dan BRI, Jamkrindo srta Askrindo sebagai penjamin kredit.


Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) bersama dan perjanjian kerja sama dilakukan di Palembang Selasa (24/2). Di Sumsel, kerja sama ini memang merupakan terobosan pertama penanggulangan kemiskinan di wilayah kabupaten.

Direktur Utama Bank Sumsel Asfan Fikri Sanaf mengemukakan, untuk sektor yang dibiayai, disesuaikan dengan arahan pemda setempat karena mereka yang paham. Dananya akan dikucurkan mulai tahun anggaran ini. ”Kalau sudah ditetapkan nanti bisa dicairkan, besarannya Rp20 miliar,” ujarnya.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Muaraenim A Nadjib menjelaskan, sejak 2001–2006, penyaluran kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang berhasil dilakukan Bank Sumsel dan BRI mencapai Rp31 miliar.

Karenanya, usulan yang masuk untuk kredit UMKM 2009 meningkat mencapai Rp58,7 miliar. Permintaan sebagian besar didominasi sektor perkebunan mencapai Rp45 miliar lebih dengan luas lahan sebesar 1.750 ha.

Sejauh ini dana kredit tersebut digunakan untuk penguatan modal petani, kemitraan, pendampingan, pengawasan, dan evaluasi. Ini dilakukan untuk meningkatkan potensi perkembangan masyarakat, sekaligus penguatan daya masyarakat berupa kelemahan modal. Melalui pengembangan program Gerbang Serasan (GS), Kabupaten Muaraenim berharap tingkat kemiskinan masyarakat dapat diminimalisasi. (sir)

Suharindi, Pengembang dari Gunung Dempo










Suharindi
Membangun Rumah di Gunung untuk PNS



Oleh
Muhamad Nasir

PALEMBANG - Pengusaha perumahan yang membangun rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah di kota besar, jumlahnya tidak sedikit. Tetapi membangun rumah murah di daerah pegunungan, misalnya di kawasan Gunung Dempo, Pagar Alam, Sumatera Selatan, hanya satu orang.

Dia adalah H Suharindi SJ, yang melalui PT Baiti Sejahtera (BS) menyediakan dan memenuhi kebutuhan rumah yang terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah. Kiprahnya di bisnis perumahan, khususnya penyediaan rumah sederhana sehat (RSH) sebenarnya masih seumur jagung. Namun dengan strategi membangun RSH bersubsidi dengan kualitas rumah sederhana (RS), disambut positif konsumen. Bahkan, perumahan yang dibangun oleh satu-satunya pengembang lokal di Kota ”Basemah” Pagar Alam itu kini sudah terjual habis bak kacang goreng.
Sejak PT BS berdiri pada akhir tahun 2005, Suhardin berkomitmen untuk bergerak di bisnis perumahan. Hal ini didorong juga oleh potensi lahan di Kota Pagar Alam yang masih sangat terbuka untuk pengembangan bisnis tersebut. Dengan menangkap peluang itu, ternyata bisnis ini makin mulus hingga tahun ketiga. Pasalnya, dari pertama kali mulai membangun perumahan RSH bersubsidi, yakni Griya Abdi Negara (GAN) di Desa Pengandonan, Kota Pagar Alam, cukup terbilang sukses dengan merealisasikan 200 unit RSH tipe 36/150, 27/120, dan 21/90. Bahkan, saat itu perumahan langsung habis terjual.
“Animo masyarakat di Kota Pagar Alam ternyata cukup tinggi. Artinya, potensi pasar untuk bisnis properti masih terbuka lebar, apalagi didukung dengan potensi sumber daya alamnya yang cukup menjanjikan, terutama di sektor pariwisata dan perkebunan. Kemungkinan dengan melihat kondisi alamnya yang cukup indah inilah banyak konsumen berlomba-lomba untuk menginvestasikan dananya di sini,” ungkap Suharindi, Komisaris PT Baiti Sejahtera, kepada SH belum lama ini di ruang kerjanya.
Suami Hj Surtini ini menyebutkan, konsumen yang digaet untuk pasar RSH, pada umumnya kalangan pegawai negeri sipil (PNS) maupun masyarakat umum Kota Pagar Alam yang belum memiliki rumah. Namun, ada juga yang berasal dari luar kota yang sengaja berinvestasi dan pada umumnya penduduk asli yang berasal dari Pagar Alam.
Sukses merealisasikan GAN itulah yang memacu Suharindi untuk merealisasikan pembangunan RSH tahap II dengan jumlah unit yang lebih banyak. Perumahan bersubsidi tersebut diberi nama Griya Bangun Sejahtera (GBS) yang berdiri di atas lahan 11 hektare di Desa Talang Sawah, Kelurahan Bangun Rejo, Kota Pagar Alam. Hingga awal tahun 2009 ini, 600 unit sudah terjual. Bahkan, masih ada sekitar 150 konsumen yang masuk daftar tunggu.
Dengan adanya daftar tunggu tersebut, pihaknya berencana untuk merealisasikan penambahan lahan. “Saat ini lahan juga sudah disediakan, tinggal direalisasikan,” tambah alumnus IKIP Yogyakarta tahun 1983 ini.

Kelas Menengah ke Bawah






Saat bahan bangunan menanjak naik akhir-akhir ini, harga jual RSH juga mulai dinaikkan dari sebelumnya Rp 45 juta menjadi Rp 49 juta. Namun, kenaikan harga tersebut masih dinilai relatif sangat murah dibanding harga RSH di kota lain yang rata-rata mencapai Rp 55 juta. Hal ini disebabkan di Kota Palembang, harga rumah untuk ukuran yang sama dengan di Pagar Alam itu bisa mencapai ratusan juta rupiah meskipun memang jarak Pagar Alam dengan Palembang cukup jauh, sekitar 300 kilometer.
Meski demikian, ayah enam anak ini menerangkan, dengan kenaikan harga tersebut, BS tetap memerhatikan kualitas bangunan. Dengan demikian, BS tetap dipercaya konsumen. Ketika ditanya mengapa lebih berkonsentrasi membangun perumahan untuk masyarakat kelas menengah ke bawah, Suhardin menjelaskan bahwa masyarakat kelas menengah ke bawah sangat membutuhkan perumahan dengan harga murah. n





SISI LAIN
Berawal dari Guru



SIAPA sangka, pengusaha ini ternyata memulai kariernya sebagai pendidik. Dari tahun 1983 hingga 1997, dia menggeluti profesi sebagai guru di SMA Muhamadiyah II Pagar Alam. ”Saya mengundurkan diri bukan berarti saya tak cinta dengan profesi pendidik. Tetapi saya berniat ketika itu untuk ikut membangun daerah melalui jalur lain,” kata Suhardin, alumnus Jurusan Pendidikan Dunia Usaha ini dengan keyakinannya menetapkan pilihan.
Pada awalnya, upayanya itu ditentang keras oleh keluarganya. Apalagi, saat itu statusya sebagai pegawai negeri sipil (PNS) sudah memberikan jaminan yang memadai untuk menghidupi keluarganya, terutama untuk ukuran hidup di daerah.
Rupanya, bekal pengetahuan ekonomi akuntansi yang ditimbanya di bangku kuliah dan ketika masih menjadi guru, merupakan bekal yang memadai baginya untuk terjun dalam dunia bisnis. Lambat laun, jerih payahnya telah menunjukkan hasil. Karyanya telah banyak membantu masyarakat berpenghasilan rendah dalam memenuhi kebutuhan akan papan atau rumah. (sir)


Sinar Harapan, Rabu, 21 Januari 2009





Copyright © Sinar Harapan 2008

Tanjung Atap, Desa Alumunium

Desa Tanjung Atap, Desa Aluminium di Sumsel
Produknya Tak Kalah dengan Buatan Pabrikan



Oleh
Muhamad Nasir

Palembang -- Dengan menggunakan peralatan sederhana buatan sendiri, warga Desa Tanjung Atap, Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan membuat berbagai perkakas dapur berbahan dasar aluminium.

Desa ini merupakan sentra kerajinan perkakas rumah tangga yang terbuat dari aluminium. Karenanya desa ini sering dijuluki desa alumunium.
Meski dibuat secara sederhana, hasil kerajinan tangan ini lumayan bagus, bahkan bisa melebihi keluaran pabrik. Dengan terampil, Irman pelan-pelan memukulkan palu kayu ke pinggiran pelat aluminium yang sudah berbentuk dandang. Meski sudah berumur, ia masih cukup kuat dan terampil untuk membengkokkan pelat aluminium setebal 0,8 milimeter.
Pekerjaan itu dilakoninya turun-temurun. Sedikitnya ada 40 unit usaha di desa itu yang melakoni pekerjaan yang sama. Dari ratusan pengrajin yang mengeluti usaha ini, sedikitnya 28.800 buah perkakas dapur dipasarkan ke berbagai daerah di Sumsel. Bahkan, sampai ke provinsi tetangga. Sebut saja Jambi, Lampung, bahkan Bangka-Belitung, dan Bengkulu
Irman mengatakan, kerajinan ini diawali dari ketidaksengajaan. Sekitar tahun 1943, pada masa penjajahan Jepang, di Desa Ketiau, Kecamatan Tanjung Batu ada sebuah pesawat terbang milik Jepang yang jatuh di dekat Desa Tanjung Atap. Sejumlah warga desa kemudian memotong-motong bagian pesawat yang terbuat dari aluminium. Selanjutnya lembaran atau pelat aluminium tersebut dipakai warga untuk membuat berbagai macam perkakas rumah tangga.
“Sebagian warga kini masih memakai perkakas yang terbuat dari bekas badan pesawat itu,” tutur Ahmad Rizal Syamso, mantan Kepala Desa Tanjung Atap yang masih menggeluti usaha kerajinan peralatan dapur dari alumunium ini.
Sampai kini pembuatan berbagai perkakas dapur seperti dandang, belango, kukusan, sudu, sendok, irus, rantang bertingkat, masih berlanjut. Bedanya, kini kerajinan membuat perkakas dapur itu, bahannya alumunium, paku alumunium, dan kawat alumunium.
Di usianya yang sudah menginjak kepala enam, Irman masih sanggup membuat tiga hingga empat buah, bergantung ukuran dan detail pada perkakas. Irman mengatakan, hasil kerajinan tersebut dijual ke Pasar Kayu Agung.
Satu rantang bertingkat dua harganya sekitar Rp 50.000, panci Rp 50.000, kukusan kecil Rp 40.000 dan untuk ukuran besar Rp 150.000.
“Harganya tergantung ukuran. Biasanya semakin besar semakin mahal karena bahan yang dipakai juga semakin banyak," papar Irman. Dalam satu hari, Irman mengaku bisa menjual dua sampai tiga produk perkakas yang dibuatnya.

Masalah Modal
Terkait pemasaran, menurut Ahmad Rizal Syamso kerajinan dari desanya selama ini tidak banyak menemui kendala karena hampir semua perabot yang dibuat oleh warga pasti terjual. Namun, warga sebenarnya menginginkan ada yang bisa menampung hasil kerajinan warga untuk kemudian dipasarkan.
Seperti nasib para pengusaha kecil lainnya, permasalahan utama yang dihadapi para pengrajin di Desa Tanjung Atap adalah permodalan yang akan dipakai untuk membeli bahan baku pelat aluminium. Selain itu, menurut Ahmad Rizal, keterbatasan pengetahuan tentang model perkakas juga masih jadi kendala.
Saat ini mereka berupaya untuk semakin mempercantik perkakas yang dihasilkan sehingga mempunyai nilai jual yang lebih tinggi.
“Nantinya, perkakas ini selain untuk di dapur, diusahakan juga bisa untuk hiasan,” kata Ahmad Rizal. Bahkan, diarahkan untuk juga membuat cendera mata dari bahan aluminium serta perkakas dapur seperti dandang ataupun oven yang disesuaikan dengan kondisi saat ini. n

Sinar Harapan, 13 Desember 2008 halaman UKM

Copyright © Sinar Harapan 2008

Minggu, 22 Februari 2009

Facebook Mania

Dikutip dari: http://www.detikinet.com/read/2009/02/23/084559/1088826/455/jangan-umbar-data-teman-dan-foto-di-facebook



Bahaya Impersonation

Jangan Umbar Data, Teman dan Foto di Facebook!
Penulis: Donny B.U. - detikinet

Facebooker (dbu)

Jakarta - Jangan terlalu lengkap memasang profil diri dan foto di Facebook! Jangan terlalu gampang berteman di Facebook! Waduh, seruan tersebut tentunya tidak terlalu populer, atau cenderung diabaikan, bagi para Facebooker sejati. Ya memang, karena dengan bergesernya konsep dan ide sebuah pertemanan, maka tak apalah pada kenyataannya kita hanya punya segelintir teman di dunia nyata sepanjang punya berjibun (ratusan, ribuan) teman di situs jejaring sosial.

Seolah-olah dengan demikian keeksisan Anda adalah seberapa banyak teman yang dimiliki. Padahal dengan semakin banyak teman, yang kadang hanya teman sekedar kenal atau bahkan tak ingat lagi siapa dia atau bertemu dimana, maka semakin rentan terekspos data diri kita ke pihak-pihak di luar kontrol kita.

Walhasil, dengan demikian Anda akan semakin mudah menjadi korban 'impersonation'.



Kasus

Tulisan ini sengaja saya buat dan saya titipkan ke detikINET, karena ada satu kasus yang langsung menimpa salah satu mahasiswi saya di sebuah perguruan tinggi swasta tempat saya mengajar. Si mahasiswi tersebut belum lama berselang mengadukan kisahnya kepada saya bahwa hampir tiap saat dirinya melalui ponsel dihubungi orang yang tidak dikenal, bahkan di tengah malam sekalipun.

Setelah saya gali informasi lebih lanjut, ternyata saya temukan bahwa data dirinya di Facebook, entah oleh siapa, di-copy dan dijadikan sebuah blog di Blogspot.com. Blog tersebut seolah-olah dikelola langsung oleh si mahasiswi tersebut. Inilah yang disebut dengan kasus 'impersonation'

Bahkan si pelaku (impersonator), memindahkan sebagian foto-foto si mahasiswi tadi dari Facebook ke sebuah situs penyimpanan foto gratisan, imageshack.us. Isi blog tersebut, cenderung berupa pencemaran nama baik dan melecehkan martabatnyat sebagai wanita.

Celakanya lagi, di blog tersebut dicantumkan pula nomor ponsel yang sehari-hari digunakan oleh mahasiswi tersebut. Maka, hampir tiap saat dia harus menjelaskan bahwa dirinya bukanlah seperti apa yang tertulis di blog pada setiap penelpon yang masuk.



Penyelesaian

Kasus ini agak rumit, karena tempat si impersonator meletakkan data-data dan foto-fotonya berada di luar ranah Indonesia. Tetapi upaya tetap harus dilakukan. Di blogspot.com atau blogger.com, ada fasilitas untuk melakukan 'flag blog', dengan pilihan 'impersonation'. Kita harus meng-attached hasil scan KTP atau SIM yang dapat membuktikan bahwa kita adalah korban dari pelaku impersonation.

Setelah kita men-submit, maka kita tinggal menunggu keputusan dari pengelola layanan blog tersebut untuk mencabut atau menghapus alamat blog yang menjadi keberatan kita.

Pun setali tiga uang dengan foto-foto yang terlanjur tersimpan di imageshack. Ada fitur untuk melaporkan dan meminta penghapusan foto-foto yang kita anggap materi berhak cipta, mengandung unsur pornografi ataupun kekerasan. Asumsinya, foto yang diambil dari akun Facebook kita tanpa seijin kita, adalah foto yang melanggar hak cipta.



Pencegahan

Agar kasus tersebut tidak terulang kepada siapapun, maka ada baiknya langkah-langkah pencegahan berikut ini bisa dijalankan ketika di dunia Facebook:

1). Jangan terlalu lengkap memasang profil atau data diri di Facebook. Tentunya semakin lengkap profil/data diri terpasang, semakin mudah mendapatkan teman. Tetapi di sisi lain, semakin beresiko pula data diri kita disalah-gunakan (abused)

2). Jangan memasang foto-foto diri Anda yang sekiranya Anda sendiri tidak akan merasa nyaman apabila foto tersebut tersebarluaskan secara bebas. Ingatlah, walau foto tersebut "hanya" diposting di akun Facebook Anda, sebenarnya itu sama saja dengan menyebarlukaskan foto tersebut ke publik. Sekali terposting dan tersebar, maka sangat sulit (dan nyaris mustahil) Anda bisa mencabut foto Anda dari Internet. Maka, selektiflah dalam berpose dan memposting foto Anda.

3). Jangan sembarangan 'add friend' atau melakukan approval atas permintaan seseorang untuk menjadi teman Anda. Cara memilah dan memilihnya mudah, yaitu lihat saja berapa jumlah "mutual friends" antara Anda dengan seseorang tersebut. Semakin sedikit "mutual friends"-nya, berarti semakin sedikit teman-teman Anda yang kenal dengan dirinya, yang berarti semakin beresiko tinggi. Pastikan Anda hanya menerima "pertemanan" yang "mutual friends"-nya cukup banyak.

4). Jangan sembarangan menerima tag photo. Bolehlah kita "banci tagging", tetapi berupayalah lebih selektif. Artinya, sekali Anda terjun ke Facebook, rajin-rajinlah memeriksa "keadaan sekeliling". Karena kita kadang menemukan foto diri kita yang di-upload dan di-tag oleh orang lain, padahal kita tidak suka foto tersebut disebarluaskan. Segera saja kita "untag" diri kita dari foto tersebut dan kalau perlu minta teman kita yang melakukan upload foto tersebut untuk mencabutnya.

5). Jangan tunda-tunda, ketika Anda menemukan data atau profil Anda digunakan oleh pihak lain untuk hal-hal di luar kontrol Anda, segeralah bertindak. Membiarkannya, justru akan membuatnya makin berlarut dan berdampak destruktif, setidaknya untuk kenyamanan diri sendiri. Laporkan langsung ke pengelola layanan tempat kejadian 'impersonation', untuk segera mencabut informasi aspal (asli tapi palsu) tersebut. Atau, mintalah bantuan pada orang atau pihak yang sekiranya bisa atau paham bagaimana mengatasi hal di atas.





*) Penulis, Donny B.U., adalah penggiat kampanye "Be Wise While Online" dalam program Internet Sehat - ICT Watch. Untuk artikel terkait lainnya, dapat dibaca di http://www.ictwatch.com/internetsehat atau http://www.internetsehat.org


( dbu / dbu )

Pelanggan Telkomsel 1,9 Juta/Bulan





Tumbuh Fantastis: Direktur Utama Telkomsel Sarwoto Atmosutarno saat menjelaskan tentang pertumbuhan pelanggan Telkomsel yang mencapai 1,9 juta perbulan, sehingga per Januari 2009 dipercaya melayani 67,2 juta pelanggan atau sekitar 50% pengguna ponsel di Indonesia. Di akhir tahun 2008 pelanggan Telkomsel mencapai 65,3 juta dengan pertumbuhan pelanggan 17,4 juta atau meningkat 42 persen dibanding pertumbuhan pelanggan tahun 2007 yang hanya 12,3 juta.









Pelanggan Telkomsel Bertambah 1,9 juta Sebulan

Jakarta:

Tingginya kepercayaan pengguna selular terhadap kualitas layanan Telkomsel tergambar dari angka pertumbuhan pelanggan yang sangat fantastis yakni 1,9 juta pelanggan baru hanya dalam waktu 1 bulan di Januari 2009.

Dengan penambahan 1,9 juta ini, per Januari 2009 Telkomsel dipercaya melayani 67,2 juta pelanggan atau sekitar 50% pengguna ponsel di Indonesia. Dari jumlah tersebut, kartu prabayar simPATI memberikan kontrubusi tertinggi yakni 45 juta pelanggan disusul Kartu As 20,3 juta dan kartuHALO paskabayar 1,9 juta pelanggan.

Di akhir tahun 2008 pelanggan Telkomsel mencapai 65,3 juta dengan pertumbuhan pelanggan 17,4 juta atau meningkat 42 persen dibanding pertumbuhan pelanggan tahun 2007 yang hanya 12,3 juta.

Direktur Utama Telkomsel, Sarwoto Atmosutarno mengatakan, “Tingginya kepercayaan masyarakat yang mempercayakan urusan komunikasi selularnya kepada Telkomsel merupakan kebanggaan yang tak ternilai. Namun hal ini tidak lantas membuat kami berpuas diri karena tanggung jawabnya makin besar untuk memberikan yang terbaik kepada pelanggan.”

Seiring dengan tingginya pertumbuhan pelanggan dan penurunan tarif di tahun 2008, trafik komunikasi pelanggan atau sering disebut Minute of Usage (MoU) Telkomsel meningkat 257 persen menjadi 90,2 miliar menit dari sebelumnya 25,2 miliar menit di tahun 2007.

Berdasarkan laporan Deutche Bank terbaru yang dikutip Depkominfo, saat ini tarif telepon selular di Indonesia merupakan yang paling murah di Asia yakni US$ 0,015 per menit. Dengan kondisi dimana seluruh operator telah memberlakukan tarif yang sangat murah dan relatif sama, tentunya menjadikan kompetisi di tahun 2009 akan mengedepankan kualitas layanan yang berfokus pada peningkatan kapasitas dan kualitas network serta pelayanan pelanggan (customer service) .

“Sebagai Service Leader, kami selalu berupaya memberikan yang terbaik bagi pelanggan dengan memenuhi 5 parameter pokok kebutuhan pengguna ponsel yakni : jaringan yang luas, network berkualitas, inovasi produk, mutu pelayanan pelanggan, dan tarif yang semakin terjangkau,” ungkap Sarwoto.





Strategi Telkomsel: Direktur Utama Telkomsel Sarwoto Atmosutarno didampingi GM Corporate Communications Azis Fuedi saat menerangkan konsep G = 3L + 3Y. Dalam rangka menghadapi persaingan di industri selular yang semakin kompetitif, Telkomsel menerapkan konsep strategi G = 3L + 3Y, di mana fokusnya antara lain pada komunitas hingga titik terkecil (Community), memperkuat sinergi parent companies (Synergy), dan peningkatan kualitas pelayanan (Quality) bagi pelanggan yang saat ini berjumlah 69 juta.







Untuk terus meningkatkan mutu layanan di tahun 2009, Telkomsel menginvestasikan US$ 1,5 miliar untuk memperluas coverage, peningkatan kapasitas dan kualitas jaringan, serta new business (mobile wallet, mobile broadband and content).

Dari sisi jaringan, sepanjang tahun 2008 Telkomsel telah membangun sekitar 6.000 BTS (Base Transceiver Station) sehingga kini berjumlah sekitar 27.000 BTS yang menjangkau lebih dari 95 persen wilayah populasi Indonesia. Dengan program USO yang dipercayakan pemerintah, maka layanan Telkomsel bisa menjangkau hampir 100 persen wilayah populasi Indonesia, dimana pada program USO ini akan menjangkau 24.051 desa.

”Program USO merupakan wujud nyata bahwa Telkomsel terus berupaya meningkatkan layanan hingga pelosok tanpa pilih-pilih, bukan motivasi bisnis semata. Kami ingin terus menghadirkan manfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia, secepat mungkin seluruh wilayah Indonesia terbebas dari keterisoliran komunikasi. Negara Kesatuan Republik Indonesia yang memiliki luas 1,9 juta km persegi dengan dengan panjang 1/8 bentangan dunia, benar-benar terajut indah dengan adanya jaringan komunikasi,” ungkap Sarwoto.

Angka penetrasi selular di Indonesia masih sekitar 60% dari 240 juta penduduk. Dari perkiraan pertumbuhan pelanggan baru di tahun 2009 sekitar 20-30 juta, Telkomsel menargetkan bisa melayani 50%-nya dari jumlah tersebut atau sekitar 10-15 juta pelanggan baru. Tahun 2009 pertumbuhan pelanggan diperkirakan masih akan didominasi pelanggan di luar Jawa untuk kategori new customer dimana pemenuhan high growth dengan pembangunan BTS baru dan program USO. Di Jawa masih akan tumbuh, tetapi tidak sebesar di luar pulau Jawa dimana kebutuhan layanan selular di Jawa cenderung ke arah fitur dan layanan.

Telkomsel memandang bahwa pada dasarnya jaringan yang luas dengan core network yang senantiasa dipersiapkan untuk mendukung implementasi teknologi terkini, merupakan hal utama dalam melayani masyarakat selular Indonesia. Oleh karenanya jaringan Telkomsel dilengkapi dengan ragam berteknologi seperti GPRS (Global Packet Radio Service), EDGE (Enhanced Data rate GSM Evolution), 3G WCDMA (Wideband Code Division Multiple Access) dan HSDPA (High Speed Downlink Packet Access).

Dengan mengimplentasikan teknologi terkini yang handal memungkinkan layanan Telkomsel menghadirkan keunggulan kompetitif melalui berbagai inovasi fitur nilai tambah (Value Added Services) seperti : Mobile Wallet T-Cash, Remittance (Transfer Uang di Luar Negeri), Mobile Broadband, Push email, Blackberry, Video Surveillance, Mobile Banking, dan m-Music. (sir/rel)

Perahu Ketek Tenggelam




Keluarga korban histeris


Tim SAR dari Polairud melakukan pencaria serang ketek yang hilang


Perahu Ketek Tenggelam, Serangnya Belum Ditemukan


Palembang:
Sebuah perahu ketek (perahu kayu) tenggelam di Sungai Musi Senin pagi (23/2) sekitar pukul 08.00 WIB. Delapan penumpangnya sempat tenggelam namun berhasil diselamatkan. Hanya serang (sopir), Kadir yang belum ditemukan.

Direktur Kepolisian Perairan (Dirpolair) Polda Sumsel AKBP Raden Prasetyo mengungkapkan bahwa tenggelamnya perahu itu berawal dari lewatnya jet foil Sumber Bangka 6 dari arah berlawanan. Lokasi kejadian di seputaran Sungai Rebo, Palembang.

Mestinya, menghindari gelombang kapal serang, perahu tidak boleh melawan ombak tersebut. Sebelumnya telah diperingati bahwa perahu itu jangan melawan ombak.
”Namun, agaknya dia tidak mendengar. Akibatnya, perahun itupun terseret ombak sebelum akhirnya tenggelam,” jelasnya.

Penumpang ketek pun terlempar ke sungai. Beruntung, petugas Polair sedang patroli. Penumpang itu pun diselamatkan dan dibawa ke Markas Polairud. Penumpang itu, lima wanita dan 3 pria (termasuk serang).

Kini petugas dibantu masyarakat masih melakukan pencarian serang yang tenggelam. Sementara perahu ketek itu sendiri sudah diamankan.

Para penumpang yang diselamatkan, karena kondisinya lemah segera dilarikan ke Rumah Sakit Bayangkara.

Ketujuh penumpang yang selamat, yakni, Santi(16), Munawati (19), Ratna Dewi (15),Nurapni (24), Gani (32), Agus Tomi (20), Yudistira (18). Sedangkan, Kadir (26), Serang KM Larahati hingga berita ini diturunkan belum ditemukan. Seluruh penumpang dan Serang kapal merupakan warga Desa Pulau Borang,Dusun Sungai Batang,Kecamatan Banyuasin I.

(sir)

Jumat, 20 Februari 2009

Charitas Berduka

Foto-foto pemakaman delapan suster Charitas yang tewas kecelakaan Jumat (20/2)






Charitas Berduka

Foto-Foto Pemakaman delapan Suster Charitas yang jadi korban kecelakaan maut di Jembatan Desa Beringin, Lubay, Muaraenim Jumat (20/2)...







Kamis, 19 Februari 2009

Dua Polisi Tewas

Dalam Sehari, Dua Polisi Tewas

Palembang:

Dua orang anggota polisi dari Polda Sumsel Kamis (19/2) tewas terpisah. Yang satu bunuh diri, satu lagi tewas ditembak perampok.
Diduga stress, Bripda Tulus Marka (29 th) nekad bunuh diri di rel Kereta Api (KA) yang lokasinya dekat jembatan Sahmad, Pelitasari, Keluarahan Pasar I, Kecamatan Muaraenim, Muaraenim. Korban yang tewas dengan dugaan digilas KA babaranjang ini saat ditemukan kondisi tubuhnya terpotong dari pinggang.
Wakapolres Muaraenim, Kompol Satria Yusada SIk, mengatakan korban bertugas di Muaraenim dua tahun terakhir. Korban masuk polisi tahun 1995 melalui jalur Tamtama dan mengikuti pendidikan setingkat Bintara pada 2005 lalu. Sejak 2006 korban bertugas di Muaraenim dengan maksud mendekati keluarganya.
Korban menurut Satria Yusada memang selama beberapa waktu dirawat di Poliklinik Polres Muaraenim dengan dugaan menderita gangguan jiwa. Dugaan korban menderita gangguan jiwa ini diperkuat keterangan dokter Poliklinik Polres Muaaenim, dr Entriyeni.
Bahkan sebelumnya menurut keterangan keluarga, korban sudah tujuh kali melakukan percobaan bunuh diri diantaranya dengan terlentang di rel KA juga minum racun serangga. Namun, upaya tersebut berhasil digagalkan.
Korban pertama kali diketahui sekitar pukul 08.00 WIB, Kamis (19/2) setelah tidak didapati mengikuti apel. Pagi harinya korban sempat mengantarkan istrinya yang memang bekerja sebagai tenaga honorer di Poliklinik Polres Muaraenim.
Korban meninggalkan satu orang istri, Prida Aprisanti dan seorang anak Noval yang berusia dua tahun.
Sementara anggota polisi yang lainnya, Bripda Eko Yulianto (23) gugur setelah baku tembak dengan komplotan pelaku pencurian dengan kekerasan di Jalan Lintas Timur (Jalintim), Desa Rotan Mulyo, Kecamatan Lempuing Jaya OKI.
Akibat baku tembak tersebut anggota polisi tewas ditempat karena di bagian dada kanan tertembak. Sedangkan tersangka, Aswin (25) tertembak di bagian dada tembus, paha kanan tewas di halaman rumah Rismono (35) yang hendak dirampok.
Kapolres OKI, AKBP Drs Cok Bagus Ary Yudasa mengatakan, terjadinya baku tembak itu, disebabkan pihak polisi memergoki pelaku yang hendak melakukan curat dengan cara mendobrak rumah. Saat itulah, antara pelaku dengan polisi adu tembak. (sir)

Charitas Berkabung




Pemakaman delapan suzter RSRK Charitas Palembang dilakukan pagi ini di Pemakaman khusus suzter dan romo Charitas Palembang. Petugas sibuk mengeringkan air hujan yang mneggenangi dua liang kuburan yang disiapkan.












Delapan Suzter Dimakamkan dalam Dua Liang

Palembang:

Pemakaman delapan suzter Rumah Sakit Roma Katolik (RSRK) Charitas Palembang yang tewas dalam kecelakaan maut dua hari lalu pagi ini dimakamkan di pemakaman khusus RSRK Charitas.

Pagi ini, pihak RSRK Charitas tampak sibuk mengeringkan dua liang kuburan yang disiapkan. Karena kuburan tersebut terisi air hujan yang turun sejak tadi malam.

Jenazah korban kecelakaan sebelumnya disemayamkan di kapel RSRKCharitas, yang terletk di Jalan Sudirman, Palembang.

Pemakaman ini sendiri khusus untuk para suzter dan romo. Menempati luas sekitar 20 x 50 meter di bagian belakang rumah sakit atau berdampingan dengan rumah duka, lokasi ini memang telah dsiapkan sejak tahun 1940.

Saat ini, tercatat ada 265 suzter. Meninggal delapan, berarti tinggal 257 suzter yang kini mengabdikan diri di RSRK Charitas Palembang.

Pemakaman dilaksanakan sekitar pukul 10.00 WIB. Halaman belakang RSRK Charitas kini telah dipenuhi karangan bunga.

Seperti diketahui, bermaksud melayat orang tua rekan meninggal, delapan biarawati Charitas Palembang meninggal dalam kecelakaan maut Rabu pagi (18/2). Termasuk sopir, korban tewas berjumlah sembilan orang. Hanya satu, biarawati yang selamat namun dalam kondisi kritis.
Peristiwa yang menewaskan biarawati ordo Fransiscanes ini terjadi setelah mobil minibus jenis Kijang Kapsul T 1756 DC warna merah yang mereka tumpangi terjun bebas dari jembatan Beringin I, Desa Beringin, Kecamatan Lubai, Muaraenim.
Sopir Kijang, Yanto ditemukan tewas. Sementara enam biarawati lainnya tewas seketika di tempat kejadian. (sir)

Proliga




Proliga, Perdana di Luar Pulau Jawa


Palembang:

Sumsel jadi tuan rumah pertama di luar pulau Jawa untuk even Proliga 2009 putaran ke-2 (seri 1-4). Pertandingan dimulai Jumat (20/2) di Stadion Jakabaring, Palembang.

Direktur Sampoerna Hijau Voli Proliga 2008 Hani S Surkatty menyatakan even ini diharapkan bisa menjadi pemicu makin berkembang dan digemarinya cabang voli di masyarakat Sumsel.
Dalam putaran 1 sebelumnya, Tim Putra Surabaya Samator dan Tim Putri Surabaya Bank Jatim sukses meraih juara putaran pertama.

Namun, memasuki putaran kedua, tentunya klub-klub lainnya masih berpeluang. Apalagi, semua tim kini telah diperkuat pemain asing.

Meski demikian, pelatih Surabaya Samator, Li Qiujiang tetap optimis bisa mempertahankan permainan bagusnya di putaran kedua. Jika juara lagi di putaran kedua, maka langkah menuju Final Four dan Grand Final sudah di depan mata.

Pelatih tim Palembang Bank Sumsel sebagai tuan rumah, Gugi Gustaman memastikan akan bermain sebaik mungkin. ”Kami juga memanfaatkan dukungan suporter saat main di kandang sendiri,” ujarnya.

Tim ini juga yakin bisa main lebih baik dengan dua pemain asing Chico dan Divine. Sedikitnya 70 pertandingan akan digeber di Palembang sejak Jumat (20/2) hingga Minggu (22/2). (sir)

DPRD Nyabu






Diduga mengonsumsi narkoba di kamar hotel, seorang anggota DPRD Muaraenim ditahan di Polsek IB I Palembang Kamis (19/2). Tersangka JE paling kanan menutup wajahnya dengan kemeja cokelatnya. Caleg Nomor Urut I Dapil III wilayah Rambang-Lubai ini terancam dicoret jika terbukti.


Kapolsek IB I, AKP Gusti Maychandra memberikan keterangan pers.


Tertangkap Nyabu, Anggota DPRD Golkar Ngaku PNI


Palembang:

Diduga asyik nyabu di kamar hotel, seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Muaraenim digiring ke kantor polisi Kamis (19/2).

Kepada wartawan, Jon Ekson sempat membantah sebagai anggota DPRD. Dia justru mengaku mantan anggota dewan dan dulu aktif di PNI. ”Saya tidak lagi sebagai anggota dewan. Dulu, memang pernah dari PNI,” ujarnya sembari menutup wajahnya

Informasi yang didapat, Komisi III DPRD Muaraenim Kamis pagi mestinya berangkat studi banding ke Malang. Menurut Ketua DPD Golkar Muaraenim Merdi Basri yang dikonfirmasi, tersangka memang anggota DPRD Muaraenim.

”Yang bersangkutan memang rencananya ikut studi banding ke Malang. Malam kejadian, mungkin yang bersangkutan sudah menginap di Palembang. Dan Kamis pagi terbang bersama anggota DPRD lainnya ke Malang,” ujar Merdi yang juga Wakil Ketua DPRD Muaraenim.

Meskipun tidak mendapati barang bukti di tubuh tersangka, di dalam kamar 420 Hotel Duta tempat Jon Ekson (inisial JE) bersama temannya, Bun-bun, polisi mendapati setengah paket sabu-sabu lengkap dengan bong dan alumunium foil.

Kapolsek IB I Palembang AKP Gusti Maychandra menyatakan saat ini pihaknya terus
akan melakukan pemeriksaan terhadap kedua tersangka. Dari hasil pengembangan didapati lagi, tersangka lainnya, Andiko yang diketahui memasok narkoba tersebut kepada tersangka.(sir)

Rabu, 18 Februari 2009

Foto Charitas Berduka








Karangan bunga








Jembatan Maut itu.....









Karangan Bunga










Suasana di Kapel Charitas


















Karangan bunga










Foto Para Korban

Charitas Berduka









Charitas berduka dalam foto. Kecelakaan maut Rabu (18/2) merenggut nyawa delapan suzter Rumah Sakit Roma Katolik (RSRK). Peristiwa tragis ini terjadi di Jembatan Desa Beringin, Kecamatan Lubay, Muaraenim, Sumsel, sekitar 135 km dari Palembang.

Maut Memanggil Suzter









Lokasi Kejadian








Karangan bunga











Karangan Bunga











Kuburan











Benedicta















































Melayat Ortu, Maut Memanggil


Minggu ini, duka seakan menyelimuti keluarga Sasmowijoyo (79), Desa Banuayu, Kecamatan Buay Pemuka Peliung,OKU Timur, Sumsel. Setelah istrinya, Satiyem (69) dipanggil Yang Kuasa, kemarin putri keduanya Benedicta FCh (48) juga menyusul.


Kecelakaan maut di Jembatan Beringin telah merenggut sembilan korban tewas. Selain sopir, delapan suster Rumah Sakit Roma Katolik tewas. Satu diantaranya, adalah putrinya.


Tragisnya, putrinya itu bersama rekan-rekannya itu bermaksud melayat istrinya yang meninggal. Tetapi, ternyata nasib berb icara lain.
.
Sasmowijoyo tidak pernah menduga akan mendapatkan ujian yang cukup berat. Orang yang sangat dikasihinya pergi meninggalkan keluarga besarnya untuk selamalamanya dalam waktu yang nyaris bersamaan. Hanya berselang sehari setelah istri tercintanya meninggal dunia Selasa (17/2) lalu, karena sakit, mendadak pagi kemarin sekitar pukul 05.30 WIB, keluarganya mendapat kabar jika anak keduanya termasuk dalam daftar 9 orang yang tewas akibat kecelakaan maut di Desa Beringin, Kecamatan Lubay, Muaraenim.

Sasmowijoyo sama sekali tidak ada firasat akan ditinggalkan istri dan anaknya begitu cepat. Namun menurutnya, beberapa malam lalu dirinya sempat bermimpi lima giginya copot.Padahal bapak dari lima anak ini sama sekali tidak memiliki gigi, alias sudah ompong.

”Belum tahu kami akan ke Palembang atau tidak. Apalagi kita masih berkabung dengan meninggalkanya ibundanya Suster Ben (Benedicta),” ujarnya singkat.

Saat kejadian, lanjut dia, suster Ben panggilan suter Benedicta bersama delapan rekannya yang lain bermaksud pulang ke kampung halamannya.

“Tujuan suster Ben pulang tidak lain hannya ingin menghadiri upacara pemakaman orangtuanya yang meninggal,” ungkap Andre warga Desa Banuayu yang juga kehilangan keluarganya.

Belum sampai di tempat tujuan, mobil yang ditumpangi korban justru mengalami kecelakaan dan mengakibatkan korban meninggal. Andre juga mengaku harus kehilangan adik iparnya yakni Fenita (23), yang juga termasuk salah satu korban maut yang merenggut nyawa delapan suster itu.

Kediaman Fenita dan suster Benedicta hanya berjarak sekitar 50 meter.

Bejo (53) dan Kaminem (55) orang tua Fenita mengungkapkan, sejak duduk di bangku SMP, anaknya mulai mengutarakan niat hatinya ingin menjadi Biarawan. Sebagai orangtua mereka tidak pernah melarang niat tulus anak keempat dari lima bersaudara itu.

Walau terpukul dan kehilangan, Kaminem mengaku ikhlas untuk melepas kepergian anak kesayangannya itu, karena baginya hidup kekal adalah di akhirat. (sir)

Biarawan Tewas






Kuburan disiapkan

Lokasi mobil yang terjun maut ke Sungai Lubay

Rumah Sakit Roma Katolik Charitas


Kecelakaan Maut, Delapan Biarawati Fransiscanes Tewas Mengenaskan

Palembang:

Bermaksud melayat orang tua rekan meninggal, delapan biarawati Charitas Palembang meninggal dalam kecelakaan maut Rabu pagi (18/2). Termasuk sopir, korban tewas berjumlah sembilan orang. Hanya satu, biarawati yang selamat namun dalam kondisi kritis.
Peristiwa yang menewaskan biarawati ordo Fransiscanes ini terjadi setela mobil minibus jenis Kijang Kapsul T 1756 DC warna merah yang mereka tumpangi terjun bebas dari jembatan Beringin I, Desa Beringin, Kecamatan Lubai, Muaraenim.
Sopir Kijang, Yanto ditemukan tewas. Sementara enam biarawati lainnya tewas seketika di tempat kejadian.
Usai kejadian, dari 10 penumpang mobil (termasuk sopir) hanya enam yang meninggal di tempat kejadian.
Kronologis kejadian enam korban meninggal di tempat. Sedangkan empat lainnya sempat mendapat perawatan di Puskesmas Beringin yang berjarak sekitar 200 meter dari lokasian kejadian. Namun, karena kondisinya kritis satu persatu korban tewas.
Dua korban lain yakni Suster Lorensia Fch dan Sisceltra sempat dilarikan ke RSUD Prabumulih tetapi Lorensia akhirnya juga tewas. Kedelapan suster yang tewas adalah Benedikta Fch, Yose Fch, Fenita Fch, Germanda Fch, Aurela Fch, Esila Fch, Mariana Fch, Lorensia Fch.
Biarawati Silcestra kini selamat dan sekarang menjalani perawatan intensif di RSRK Charitas, Palembang.
Informasi di lapangan, mobil yang berpenumpang 10 orang tersebut dari arah Palembang tujuan Martapura, Ogan Komering Ulu Timur. Saat tiba di tikungan jembatan mobil terjun bebas dari jembatan dan jatuh ke sungai Lubai dalam posisi terbalik.
Jufri (42), penduduk setempat yang rumahnya berada sekitar 50 meter dari lokasi kejadian mengatakan mereka mendengar suara keras saat kecelakaan tersebut. Tak berapa lama warga pun melakukan evakuasi dan melaporkan kejadian ke aparat kepolisian.
Menurut salah satu suster, Stevany ketika ditemui,Rabu (18/8) membenarkan adanya kecelakaan yang merengut nyawa sejumlah suster yang bekerja di Palembang dan merupakan warga OKUT tersebut.
"Sejauh ini kita belum dapat merinci siapa saja mereka yang meninggal itu, namun kuat dugaan mereka warga OKUT yang dulunya pernah bekerja di RS Charitas Gumawang ini," ujarnya tanpa mau merinci nama-nama suster dimaksud.
Masih menurut Stevany, pihaknya juga belum mengetahui secara persis lokasi kejadian, namun dari infromasi yang didapat pihak rumah sakit ini, kelima suster tersebut dari kota Palembang dengan tujuan desa Banuayu Kecamatan Buay Pemuka Peliung.
"Tujuan mereka itu sebenarnya bukan ke Rumah Sakit Charitas melainkan hendak ke Desa Banuayu karena ada orangtua salah satu yang sakit," paparnya. Yakni orang tua Suster Benedicta. (sir)

Daftar Nama korban:

Sr M Benedikta FCh
Nusa Tungga, 9 Mei 1961

Sr M Aurella FCh
Cibuk Lor, 15 November 1968

Sr M Yose FCh
Sidomulyo, 3 April 1973

Sr M Mariana FCh
Lubukrejo, 8 September 1984

Sr M Evilla FCh
Maumere, 3 Oktober 1970

Sr M Laurentiana FCh
Kabanjahe, 14 April 1986

Sr M Germanda FCh
Holak, Minahasa, 25 Mei 1977

Sr M Venita FCh
Banyu Ayu, Martapura 6 November 1986

Senin, 16 Februari 2009

Terjun dari Ampera



Di sinilah, Bambang terjun ke Musi


Dikejar Utang, Warga Sekip Ujung Terjun dari Ampera


Palembang:

Diduga terlilit utang, seorang warga Sekip Ujung, Kemuning, Palembang, nekat terjun dari Jembatan Ampera Selasa (17/2) pukul 11.00 WIB. Beruntung, kakek ini selamat bahkan tidak luka sedikit pun.

Maksud hati korban, mungkin ingin bunuh diri. Namun, ternyata nasib bebricara lain. Meski demikian, ulah warga Jalan Angkatan 66 Sekip Ujung ini, membuat heboh warga di sekitar Jembatan Ampera.

Awalnya, menurut saksi mata, Bambang terlihat melangkahi dinding jembatan. Lalu tanpa diduga, dia melompat. Nasib baik, saat yang sama tidak ada perahu ataupun speedboat yang melintas.

Jadinya, ’byur’ tubuh Bambang pun terempas ke Sungai Musi. Mirip atlet lompat indah.
Beberapa warga dan sopir ketek bergegas menuju lokasi Bambang tercebur. Tak lama kemudian, kepala Bambang pun muncul ke permukaan. Langsung ditarik ke atas perahu ketek.

Lalu, korban pun dilarikan ke Rumah Sakit Dr AK Gani di pinggiur Sungai Musi. Memang tidak ditemukan luka-luka di tubuh korban. Karena untuk mengetahui kondisinya yang lebih akurat, dia pun sempat dirawat.

Karena dinilai tak membahayaka kesehatannnya, Bambang pun diperbolehkan pulang.

Saat diwawancarai, Bambang menyatakan dia nekat terjun karena terlilit utang. Berapa utangnya, menurut Bambang, cukup besar sekitar Rp 5 juta.

”Aku lah kepeningan nak nyari duit mayar utang. Waktu bejala di Ampera, tibo-tibo bae, rasonyo lemak jugo kalu terjut,” katanya sambil nyengir-nyengir.

Mudah-mudahan be, sampe di rumah gek, idak ditagih lagi utangnyo yo Wak. Makonyo, kalu nak bunuh diri jangan terjun, tapi angkat be jembatannyo tu.(nasir)