Selasa, 29 November 2011

Pancing investor, Sumsel Bangun Monorel


Palembang:
Pancing investor, Pemprov Sumsel akan membangun beberapa fasilitas penunjang. Juga  memantapkan komitmen pemerintah dan masyarakat untuk mendukung kemajuan ekonomi di daerah ini.
Gubernur Sumsel H Alex Noerdin mengatakan, salah satu fasilitas yang akan dibangun nantinya, yakni pada 2013 Pemprov Sumsel akan membangun monorel dari Bandara Sultan Mahmud Badarudin II menuju Jakabaring. Monorel ini akan menjadi monorel pertama dibangun di Indonesia.
Hal tersebut diungkapkan Gubernur Sumsel H Alex Noerdin di hadapan Menteri Perdagangan RI Gita Wirjawan, pimpinan Badan Penanaman Modal Daerah (BPMD) se-Indonesia, dan sejumlah pelaku usaha dalam rangkaian acara Gelar Potensi Investasi Daerah (GPID) dan Seminar Nasional Investasi Daerah (SNID) 2011, di Hotel Aryaduta Palembang, Selasa (29/11).
”Untuk pembangunan di Sumatera, nantinya akan dibangun jembatan high way mulai dari Selat Sunda hingga Banda Aceh, seperi tertuang dalam fokus pembangunan koridor Ekonomi Sumatera. Jika semuanya terwujud, pembangunan di Sumatera pada umumnya dan Sumsel khususnya akan lebih maju dari pulau Jawa,” ungkap Alex Noerdin yang saat ini menjabat Ketua Forum Gubernur se-Sumatera.
Gubernur menambahkan, saat ini pembangunan terus dilakukan, dan salah satu cara untuk menarik para investor yakni dengan menyelenggarakan SEA Games XXVI sebagai sasaran antara. ”Ya, dengan berhasilnya pelaksanaan SEA Games, maka saat ini para investor sangat tertarik menanamkan modalnya di Sumsel. Karena faktor keamanan yang baik, fasilitas yang menunjang, dan komitmen pemerintah dan masyarakat untuk mendukung kemajuan ekonomi di Sumsel,” tuturnya.
Provinsi Sumsel siap menjadi daerah inventasi terbaik di Indonesia. Pasalnya, Sumsel merupakan suatu provinsi yang memiliki berbagai potensi unggulan untuk ditanamkan investasi bagi para investor, baik investor dalam negeri maupun investor luar negeri.
Gubernur mengungkapkan, Sumsel memiliki produksi dan potensi bahan tambang yang cukup besar. Potensi sumber daya energi Sumsel seperti minyak bumi, gas alam, batubara, dan panas bumi yang tersebar dan berlimpah yang menjadi modal dalam mewujudkan sebagai lumbung energi dan menjadi daerah terbaik di Indonesia.
Di Bumi Sriwijaya ini, terdapat 47,1 miliar ton sumber energi batubara yang merupakan 41 persen cadangan nasional. Selain itu juga, 40 persen panas bumi di dunia yang ada di Indonesia, sekitar 70 persennya berada di Sumsel. Kemudian, cadangan minyak bumi yang mencapai 812.960 MSTB sekitar 404 juta barel termasuk cadangan terbukti, 128,8 juta barel cadangan mungkin, dan 171,3 juta barel cadangan harapan.
”Dan beberapa potensi unggulan lainnya yang terdapat di Bumi Sriwijaya ini. Atas dasar itulah, Sumsel menyatakan siap untuk menjadi daerah investasi terbaik di Indonesia,” ujar Gubernur.
Guna mendukung investasi para investor yang masuk, terlebih Sumsel merupakan salah satu provinsi utama yang ada di pulau Sumatera, Pemprov Sumsel akan meyiapkan seluruh fasilitas yang diperlukan dan beberapa kerjasama baru dalam pengembangan wilayah di Sumatera.
”Seluruh fasilitas di Sumsel akan tersedia. Selain itu juga akses kita siapkan. Para investor tinggal mengisi tempatnya saja,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri Perdagangan RI yang juga Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI, Gita Wirjawan mengungkapkan, salah satu alasan Provinsi Sumsel dipilih untuk menjadi tuan rumah seminar potensi investasi ini karena Provinsi Sumsel merupakan provinsi pertama yang masuk dalam provinsi unggulan di Indonesia.
”Ya, Provinsi Sumsel merupakan provinsi yang menjadi pioner untuk mendatangkan investor dan telah menjadi provinsi unggulan investasi di Indonesia,” terangnya.
Lebih lanjut Gita mengatakan, saat ini baik jumlah Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penamanan Modal Dalam Negeri (PMDN) di Indonesia semakin mengalami peningkatan. ”Saat ini Indonesia menjadi salah satu negara tujuan investasi terbaik di dunia, salah satu faktornya yakni iklim ekonomi yang kondusif,” katanya.
Dengan meningkatnya investasi di Indonesia, kata dia, dipastikan daya saing setiap produk akan terus meningkat, terutama produk-produk luar negeri yang masuk ke Indonesia. ”Saya menghimbau kita juga harus dapat meningkatkan kompetensi dan daya saing dengan produk luar negeri, agar produk kita tidak kalah dengan produk luar negeri,” imbaunya. (sir)

Senin, 28 November 2011

Jaksa Kejar Terus Pejabat BRI Tersangka Korupsi Rp 117 M

Palembang:
 Kepala Seksi Humas dan Penegakan Hukum (Penkum) Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sumatera Selatan (Sumsel) Apandi menyatakan, upaya pencarian tersangka Yandes Hamidi terus berlanjut.

Mantan Kepala Bank Rakyat Indonesia (BRI) Kantor Cabang Pembantu (KCP) Veteran Palembang, yang resmi ditetapkan sebagai tersangka pada 23 November lalu, ternyata mangkir. Jika ditemukan, penyidik akan melakukan upaya paksa penahanan.

“Jika ditemukan, dia akan ditahan seperti empat tersangka lain. Terakhir kita kroscek alamat kontrakannya di Jalan Macan Kumbang IV,No 9 RT 40/11,Kelurahan Demang Lebar Daun, Kecamatan Ilir Barat I, Palembang, sudah tidak ada lagi,” ujar Apandi, Senin (28/11).

Kejati Sumsel telah bekerja sama dengan kepolisian untuk mencari tersangka.  Sebab, dia menjadi tersangka utama dalam korupsi dana program pemberian fasilitas kredit kepada masyarakat di BRI dengan kerugian negara Rp117 miliar.

Upaya penahanan Yandes akan diberlakukan sama halnya dengan empat tersangka lain yang kini telah dijebloskan ke penjara. Berbagai alasan mendasari penyidik sampai akhirnya para tersangka langsung ditahan setelah dinilai terlibat korupsi yang tidak sedikit,Rp117 miliar.

Sementara itu, pengamat hukum dari Universitas Sriwijaya (Unsri),Ruben Achmad SHMH, menyatakan, upaya pencarian memang harus dilakukan penyidik Kejati Sumsel. Kejati Sumsel diharapnya tidak kecolongan membiarkan tersangka keluar dari wilayah Palembang atau Sumsel. “Upaya pencarian harus terus dilakukan, jangan sampai dia melarikan diri ke luar daerah,”ujar

Seperti diberitakan sebelumnya, terkait kasus korupsi yang merugikan negara mencapai Rp 117 milyar itu, empat tersangka sudah ditahan. Kasi Penyidikan Pidsus Kejati Sumsel Alwie SH MH menyatakan, empat tersangka ditahan lantaran takut menghilangkan barang bukti dan melarikan diri.

Para terdakwa ditahan terkait panggilan pertama tingkat penyidikan. Namun, satu tersangka,yakni mantan Kepala BRI KCP Veteran Palembang Yandes Hamidi, tidak memenuhi panggilan Kejati dan telah berpindah alamat.

Adapun keempat tersangka adalah Kepala BRI KCP Veteran Palembang Kustiati Isfandari, Account Officer (AO) BRI KCP Veteran Palembang Ishaq Suhadi, Direktur PT Kelana Prestasi Bersaudara Amrah Muslimin selaku pihak penerima dana (developer), dan Abdul Rasyid juga dari developer.

Terbongkarnya perkara ini berawal dari adanya laporan masyarakat yang kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan penyelidikan intensif. Menyangkut modus korupsi, para tersangka menggunakan nama-nama orang dalam pemberian kredit perumahan rakyat, kredit kendaraan bermotor, kreditmodalkerjadanlain-lain. Para tersangka memakai nama-nama beberapa orang dengan meminta KTP, sedangkan orang yang bersangkutan malah tidak tahu.

Perbuatan yang dilakukan para tersangka ini berlanjut dari tahun 2008- 2010. Tersangka yang ditetapkan baru lima orang dari kalangan dalam (karyawan BRI KCP Veteran) dan kalangan luar atau rekanan. Namun,
itu baru sementara dan tak tertutup kemungkinan adanya tersangka lainnya.(sir)

SFC Pilih Ikuti IPL


Palembang:


Sriwijaya FC akhirnya dipastikan akan berlaga di Indonesia Premier League (IPL). Kepastian ini dinyatakan Gubernur Sumsel Alex Noerdin, yang juga Ketua Dewan Pembina SFC.


Pernyataan itu diungkapkan oleh Alex usai memimpin rapat SKPD di Kantor Pemerintah Provinsi Sumsel Senin (28/11). Menurut Alex, kompetisi di IPL dinilai lebih resmi dan di bawah payung organisasi tertinggi sepakbola Indonesia PSSI.

 “Sriwijaya FC pastinya akan ikut kompetisi yang resmi di bawah PSSI yakni Indonesia Primer League (IPL). Karena kalau nantinya mau ikut Indonesia Super League (ISL) kapan pun kita bisa. Kalau kita ikut ISL belum tentu kita diterima di IPL,“ tegas Alex.

Meskipun Gubernur Sumsel mengatakan SFC akan bermain di IPL, Direktur Tehnik dan SDM PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) Hendri Zainuddin tetap pada pendiriannya untuk ikut di ISL.

“Mungkin Pak Alex salah ucap saja, antara IPL atau pun ISL
. Pak Alex juga belum menghubungi kami soal kejelasan pasti tentang pemilihan kompetisi yang akan diikuti oleh SFC nantinya.Apakah kita tetap di ISL ataupun kemudian memilih IPL,” ungkapnya.

Sebelumnya, Hendri juga sempat berbeda pendapat dengan Komisaris Utama PT SOM Muddai Maddang selaku manajemen SFC. Saat itu Hendri mengakui,  rencana keikutsertaan SFC ke ISL ditentang pengurus lain yang menginginkan berkompetisi bersama IPL.

Kondisi inilah yang mengawali keluarnya ide bahwa tim SFC akan dipecah menjadi dua bagian. Pemain inti akan tampil di ISL sementara di IPL berisikan para pemain kelas dua dan cadangan yang tidak dimainkan di ISL.(sir)

Sejoli Tewas Bunuh Diri

Palembang:

Sejoli ditemukan tewas bunuh diri  di kawasan Rumah Makan SM, Jalan Raya Tanjung Api-Api, Kecamatan Gasing, Senin (28/11). Sepasang kekasih itu, Angga Haris Usman alias Hery (39) dan Fera Kurniati (26).

Dari informasi  yang diperoleh, kedua korban merupakan sepasang kekasih yang tak lama lagi akan menikah. Diduga, hubungan keduanya tidak direstui orang tua Vera. Penyebabnya tak lain karena korban Hery sudah tidak bekerja lagi alias pengangguran.

Kapolres Banyuasin AKBP Ahmad Zaenuddin membenarkan adanya kejadian tersebut dan saat ini masih diselidiki.


”Dugaan sementara korban tewas karena bunuh diri. Kedua mayat korban sudah dibawa ke kamar mayat RSMH Palembang guna divisum dan autopsi lebih lanjut,” ujar
Ahmad Zaenuddin. Sedangkan, menurut hasil penyelidikan sementara Inafis Polda Sumsel di TKP, ditemukan banyak kejanggalan di TKP, khususnya posisi korban Hery yang tewas di TKP.

Kejanggalan pertama,
polisi tak melihat lidah korban keluar dan air mani korban keluar dari kemaluan. Kedua, lutut korban menekuk saat tergantung dan salah satu kaki menyentuh tanah. Kalau dilihat sekilas sementara, tanda-tanda orang mati akibat bunuh diri dengan cara gantung diri tidak ada.

Hery ditemukan tewas tergantung dengan posisi leher terikat seutas tali tambang di pintu samping rumah pemilik Rumah Makan SM. Sedangkan Vera ditemukan tergeletak di bilik depan kasir Rumah Makan SM dengan leher terikat tali yang sama.

Jajaran Satuan Reskrim Polres Banyuasin, Unit Reskrim Polsek Talang Kelapa,dan Tim Inafis Polda Sumsel yang mendatangi tempat kejadian peristiwa (TKP) belum berani menyimpulkan penyebab tewasnya sepasang kekasih itu. Karena banyak ditemukan kejanggalan.

Saksi mata yang juga karyawan warung, Iksan, menceriakan, seperti biasa sekitar pukul 06.00 WIB, dia selalu bertugas membuka warung dan mengurus kandang sapi dan kambing milik majikannya, Yosi Purwanto, 55.

Dia kaget sekali waktu mau menuju kandang sapi dan kambing, melihat Hery sudah meninggal dengan posisi tergantung di pintu samping rumah. Dia spontan menjerit minta tolong dan didengarlah adik majikannya, Ali.

Setelah diturunkan, mereka menuju warung depan dan kembali kaget menemukan Vera (anak pemilik Rumah Makan SM) tergeletak di bilik depan kasir Rumah Makan SM, dengan leher diikat tali dan sudah tidak bernyawa lagi.

Pemilik Rumah Makan SM yang juga orang tua korban Vera, Yosi Purwanto, kepada petugas mengatakan, kalau kedua korban pernah ngomong hendak mati berdua jika hubungannya tidak disetujui.


”Dugaan sementara korban tewas karena bunuh diri. Kedua mayat korban sudah dibawa ke kamar mayat RSMH Palembang guna divisum dan autopsi lebih lanjut,” ujar Suharno. Sedangkan, menurut hasil penyelidikan sementara Inafis Polda Sumsel di TKP, ditemukan banyak kejanggalan di TKP, khususnya posisi korban Hery yang tewas di TKP.

Kejanggalan pertama,polisi tak melihat lidah korban keluar dan air mani korban keluar dari kemaluan.Kedua, lutut korban menekuk saat tergantung dan salah satu kaki menyentuh tanah. Kalau dilihat sekilas sementara, tanda-tanda orang mati akibat bunuh diri dengan cara gantung diri tidak ada.

”Sedangkan, posisi korban wanita,Vera,masih dinilai mati wajar bunuh diri dengan posisi leher terikat tali menggunakan simpul mati. Sehingga korban tidak bernyawa,”kata salah satu anggota Inafis Polda Sumsel di Polda Sumsel yang meminta agar namanya tidak ditulis di media.

Sementara itu, Kapolsek Talang Kelapa AKP Himawan Bagus menduga kedua korban tewas akibat melakukan bunuh diri.Saat ini sanksi Insan masih dalam proses penyelidikan. Namun,jika melihat kondisi ditemukan kedua mayat,yakni mayat perempuan terlihat leher dan tangannya terikat dan berada di atas tempat tidur, apakah dengan berada di atas kasur bisa melakukan bunuh diri atau dibunuh.

Namun, melihat jasad laki-laki, kemungkinan besar memang benar melakukan bunuh diri karena terlihat tanda-tanda seperti air liur dan tubuh yang kaku. (sir)

Minggu, 27 November 2011

Alex Noerdin: Pentingnya Koordinasi untuk Jaring Investor



Kejelasan Iklim Investasi menjadi Hal pokok yang harus dilakukan agar
dapat menarik minat para Investor untuk berinvestasi di Indonesia,
kejelasan iklim investasi dimaksud antara lain dengan aturan yang
jelas dan tidak tumpang  tindih apalagi berubah ubah,  Hal ini sangat
penting karena ketidak jelasan aturan bisa menghambat minat para
investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Hal itu dikemukakan Gubernur Sumsel H alex Noerdin, Sabtu (26/11)
disela sela rekaman Prime Previev di Studio Metro TV Kedoya Jakarta
Barat.
Acara yang dipandu Million Sekarsari ini rencananya akan disiarkan
Stasiun MetroTV ini pada hari selasa (29/11) mendatang pada pukul
20.30 WIB.  Pada acara tersebut selain menampilkan Gubernur Sumsel
sebagai Nara Sumber juga menghadirkan Deputi Pemasaran Penanaman Modal
BKPM Ahmad Kurnaidi.
Selanjutnya menurut Gubernur disinilah pentingnya koordinasi antara
pusat dan daerah sebagai pelaku di lapangan, agar tidak terjadi
tumpang tindih aturan yang bisa menghambat laju investasi.  Selain
itu menurut Gubernur juga mengingatkan perlu adanya kemudahan
kemudahan yang dberikan kepada dunia usaha misalnya tentang prizinan
bahkan mungkin termasuk pembebasan bea masuk bila hal ini diperlukan.
Masih menurut Gubernur pada tahun 2010 Sumsel masuk dalam 7 Champion
Investasi yang bertambah dua lagi yaitu Sulut dan Jateng. Untuk di
Sumsel sendiri kini telah ditetapkan Tanjung Api Api sebagai Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK) hal ini tentunya akan banyak mendatangkan para
Investor untuk berusaha didaerah ini dan sudah barang tentu akan
berdampak besar bagi perekonomian Indonesia saat ini. Oleh karena itu
kembali ditegaskan Gubernur adalah Koordinasi agar tidak terjadi
ketidak jelasan aturan dilapangan.
Pada bagian lain Gubernur juga menjelaskan stelah sukses
Penyelenggaraan Sea Games XXVI di Sumatera Selatan daearahnya juga
kembali dipercaya oleh Pemerintah Pusat untuk menyelenggarakan  acara
Gelar  Potensi Investasi Daerah (GPID) dan Seminar Nasional Investasi
Indonesia (SNII) yang berlangsung dari tanggal 28 hingga 30 November
mendatang yang akan diikuti oleh 33 Provinsi di Indonesia yang
diintegrasikan dengan 6 koridor ekonomi (Sumatera , Jawa, Kalimantan,
Sulawesi, Bali-Nusa Tenggara, Papua-Maluku), Investor dalam dan Luar
Negeri serta Perbankan dan pelaku Usaha lainya.
Sementara itu Deputi Pemasaran Penanaman Modal BKPM Ahmad Kurniadi
menambahkan masalah koordinasi yang sangat penting harus dilakukan
karena menurutnya kalau sudah bicara soal investasi maka tidak akan
terlepas dari soal koordinasi.


Gubernur Sumsel dan Deputi Pemasaran Penanaman Modal BKPM ketika
Rekaman di Metro TV
Foto : Untung Sarwono/Humas Pemprov Sumsel

Ampera Aman, Kurangi Beban


Palembang:

Menyusul insiden runtuhnya jembatan di Kutai Kartanegara, KalimantanTimur, Jembatan Ampera yang umurnya jauh lebih tua dipastikan dalam kondisi aman. Hanya saja, bebannya harus dikurangi.

Pakar konstruksi jembatan dari Universitas IBA Palembang Prof Dr Sohei Matsuno mengungkapkan, masyarakat tidak perlu khawatir terhadap keamanan beberapa jembatan yang ada di Kota Palembang menyusul insiden runtuhnya jembatan di Kutai Kartanegara, KalimantanTimur.

Dosen asal Jepang ini menganalisis, konstruksi Jembatan Kutai Kartanegara yang membelah Sungai Mahakam tersebut menggunakan metode gantung dengan model spesial yang berat.

Sehingga tarikan kabel-kabel juga menjadi besar yang mengakibatkan balok tempat berjalan menjadi membengkok. “Jadi, pada saat memperbaiki hanya dengan mengencangkan kabel.
Tetapi sayangnya, prosesnya tidak rata sehingga yang mengalami pengencangan paling kencang menjadi putus,” jelasnya Minggu (27/11).

Putusnya kabel tersebut, urai dia, membuat kabel yang lainnya ikut terputus. Dengan demikian, insiden Jembatan Kutai Kartanegara merupakan fenomena spontan dan tidak ada defleksi atau penyimpangan arah.

Adapun untuk model jembatan-jembatan yang
ada di Kota Palembang, termasuk Ampera,  tidak sama dengan model jembatan di Kalimantan. “Karena itu,warga Palembang tidak perlu khawatir kasus jembatan jatuh seperti yang terjadi di Kutai akan terjadi di Palembang,” imbuhnya

Kepala Satuan Kerja Non-Vertikal Departemen Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Sumatera Selatan Aidil Fikri memastikan kondisi beberapa jembatan di Kota Palembang saat ini aman.

Meski demikian, dia mengajak semua pihak tetap mewaspadai hal-hal yang tidak diinginkan supaya tidak terjadi insiden seperti di Kutai, Kalimantan Timur.

“Kami berharap Pemkot Palembang segera membuat aturan terkait pembatasan beban jembatan, khususnya Jembatan Ampera,Musi II, dan Kramasan,” ujar Aidil kemarin. Saat ini menurut Aidil kondisi jembatan yang perlu diperhatikan adalah Jembatan Musi II yang dinilai cukup mengkhawatirkan.

Meski demikian, pihaknya tetap melakukan upaya antisipasi sejak tahun 2007 diantaranya perkuatan dengan sistem eksternal prestresing, pengencangan
baut, dan perbaikan jika ada yang rusak. “Kami sebagai penanggung jawab pembangunan jembatan tentu harus waspada untuk sebuah kerusakan kecil. Karena tidak bisa dibiarkan,ada satu titik lemah tentu bisa melemahkan keseluruhan konstruksi yang ada, tegasnya.


Selain itu,
menurutnya perlu dibangun jembatan kembar di kawasan yang sama untuk Musi II dan Kramasan untuk pengurangan beban jembatan. Adapun untuk Jembatan Ampera, sambung Aidil, pihaknya tengah melakukan pengecoran fender yang saat ini sudah memasuki 96% penyelesaian. Fender difungsikan untuk menghindari tabrakan dari perahu tongkang atau pengangkut batu bara yang melintasi Sungai Musi. “Kami habiskan dana sebesar Rp27miliar untuk fender Jembatan Ampera,” jelasnya.

Diyakini Aidil Fitri, Ampera yang dibangun 1962-1966 ini memiliki  konstruksi yang kuat  dan rutin dilakukan perawatan. Beberapa waktu lalu, jembatan sepanjang  1.117 meter ini beberapa kali ditabrak tongkang. Namun kini sudah dibangun fender pelindung sehingga kalau terjadi lagi insiden ditabrak tongkang, tidak langsung mengenai tiang jembatan. Jembatan ini memiliki dua menara, jarak antara satu menara dengan menara lainnya 71,90 meter. Lebar jembatan yang dibangun dengan biaya pampasa perang Jepang ini 22 meter dan tingginya 11,5 meter dari permukaan air. Sementara ketinggian menara mencapai 63 meter.
Sebelumnya, bagian tengah jembatan yang menghubungkan Seberang Ulu dan Sebarang Ilir diatas Sungai Musi ini bisa diangkat jika ada kapal besar yang lewat. Namun karena alas an teknis serta besi bandul penarik jembatan sudah tak ada lagi ditambah padatnya arus lalu lintas, kini naik-turun bagian tengah jembatan Ampera hanya tinggal kenangan.(sir)


Menantu-Mertua Bisnis Narkoba


Palembang:
Bisnis narkoba yang dijalankan menantu dan mertua senilai Rp 600 juta berhasil dibongkar Satuan Narkoba Polres Kota Palembang. Petugas  menggagalkan peredaran narkotika jenis ekstasi sebanyak 3.038 butir.

Ribuan ekstasi diduga milik tersangka Candra Hermawan
(36), warga Kelurahan Talang Aman, Kecamatan Kemuning yang diduga bandar besar di daerah tersebut. Dari tangan tersangka awalnya petugas hanya mendapatkan 38 butir ekstasi. Setelah dilakukan pengembangan, tersangka mengaku memiliki dalam jumlah besar yakni 3.000 butir ekstasi yang dititipkan di tempat ibu mertuanya Asna (38), warga Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Sako.


Kapolresta Palembang Kombes Polisi Agus Sulistiyono mengatakan, tersangka merupakan target operasi yang sudah lama dalam pengejaran. Selama sepekan polisi melakukan penyelidikan setelah mendapat informasi dari masyarakat kalau tersangka akan melakukan transaksi.

“Kami berhasil menangkap tersangka dan mertuanya serta mengamankan 3.038 butir ekstasi jenis built-up senilai Rp500-600 juta,” ungkap Agus Minggu (27/11).

Menurut dia, ekstasi milik tersangka Candra merupakan kualitas baik yang per butirnya bisa mencapai Rp300.000. “Tersangka merupakan pemain lama dan menjadi target operasi kepolisian.Tersangka yang juga merupakan pedagang ikan di Pasar Induk Jakabaring mencoba mengelabui anggota kami saat hendak menjual barang haram tersebut dengan membagi tempat penyimpanan barang bukti dengan tempat penyimpanan ikan,” jelasnya.


Kedua tersangka, kata dia, dijerat Pasal 114,Pasal 113 dan Pasal 112 UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang narkotika dengan acaman hukuman penjara minimal 4 tahun dan maksimal seumur hidup. “Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya kedua tersangka yang merupakan ibu mertua dan menantu itu
ditahan untuk kepentingan penyidikan dalam menjalankan proses hukum keduanya,”tukasnya.

Sementara tersangka Candra membantah barang haram tersebut miliknya. Dia merasa dijebak oleh rekannya yang berhasil kabur saat dilakukan pengejaran oleh polisi.
“Ini punya teman yang nitip.Saya juga awalnya tidak tahu karena berada dalam sebuah bingkisan. Sedangkan sehari-hari saya berdagang ikan di Pasar Induk Jakabaring,” jelasnya.

Sementara sang mertua saat diwawancarai enggan berkomentar. Bahkan tersangka terlihat gugup saat digelandang ke ruang tahanan Mapolresta Palembang, didampingi putrinya yang merupakan istri tersangka Candra. (sir)

Kamis, 24 November 2011

Kualifikasi Guru di Sumsel Rendah


 
Palembang:

Kualifikasi guru di Sumsel masih rendah. Berdasarkan data Dewan Pendidikan Provinsi Sumsel, saat ini lebih dari 6.000 guru di daerah ini belum memenuhi kualifikasi.

Pengamat pendidikan Sumsel, Prof Jalaludin Kamis (24/11) menyatakan peningkatan kulafikasi guru dapat dilakukan dengan program sertifikasi seperti saat ini. Hanya saja, dia berharap program ini dijalankan dengan baik, bukan formalitas belaka.

“Jadi sama seperti upaya pemutihan. Dengan sertifikasi tentu kualitas mengajar mereka bisa lebih baik ketimbang sebelumnya,”katanya. Selain itu, anggaran yang semestinya ditujukan untuk guru benar-benar didistribusikan sesuai dengan peruntukannya.

“Tidak semua semua guru mengajar di kota. Kita harus memperhatikan guru yang mengajar di desa terpencil yang untuk mengajar pun harus menempuh perjalanan yang tidak sebentar. Di sinilah peranan anggaran itu diperlukan,” jelasnya.

Terkait peringatan hari guru yang jatuh 25 November hari ini, Jalaludin berharap agar guru yang ada benar-benar memiliki jiwa pendidik dan pengajar yang berkarakter sehingga mampu membimbing generasi muda. “Harus berkompeten dan benar-benar menjalankan tugasnya sebagai pendidik.Itu yang terpenting,” pungkasnya.

Anggota Dewan Pendidikan Sumsel, Novrizal Nawawi mengungkapkan sebagian besar guru tersebut belum sarjana. Karena itu,
dia berharap pemerintah melakukan upaya untuk menyekolahkan para guru tersebut. Bahkan sebisa mungkin setiap guru dapat menempuh perkuliahan tanpa dikenakan biaya sepeserpun. Dengan begitu tidak ada lagi guru yang tidak memenuhi kualifikasi.

“Dengan adanya guru yang telah memenuhi kualifikasi, diharapkan dapat menjalankan tugas mendidik generasi penerus bangsa dengan baik, karena guru yang memiliki dasar pendidikan yang baik akan mampu mendidik dengan baik pula,” kata dia.



Sementara itu,sebagai langkah untuk meningkatkan kualifikasi guru, pihak dinas pendidikan Sumsel dan Universitas Muhammadiyah Palembang memberikan bantuan beasiswa kepada 228 guru yang kuliah di universitas swasta tersebut. Pemberian beasiswa yang juga terkait peringatan hari guru yang jatuh tepat hari ini, dilakukan Rektor UMP HM Idris di kampus UMP kemarin.

“Bantuan biaya pendidikan yang dananya bersumber dari Dinas Pendidikan Sumsel, diberikan dalam rangka mempercepat target kualifikasi S-1 bagi para guru SD hingga SMA,”
ujar Idris. Menurut dia, guru yang mendapatkan beasiswa tersebut adalah yang aktif menjadi mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) serta ProgramStudi TarbiyahFakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Palembang. Dengan adanya,bantuan biaya pendidikan ini, para guru diharapkan akan lebih fokus menempuh pendidikannya. (sir)