Jumat, 30 Desember 2011

Perkosaan dan KDRT Dominasi Kekerasan terhadap Anak dan Wanita



Palembang:
Kasus perkosaan dan kekerasan seksual serta kekerasan  dalam rumah tangga (KDRT) mendominasi pelanggaran hukum anak dan wanita Sumsel sepanjang 2011.
Women’s Crisis Centre (WCC) mencatat, kasus perkosaan dan kekerasan seksual mencapai angka 156 kasus.
Jumlah tersebut sedikit lebih banyak dibandingkan kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), yakni 133 kasus.
Total kasus yang mendapat pendampingan jauh lebih banyak jumlahnya, yaitu 386 kasus. Adapun kasus kekerasan dalam berpacaran 52 kasus, dan perdagangan perempuan dan anak 11 kasus serta kekerasan lainnya 34 kasus.
Menurut Direktur Eksekutif WCC Yeni Roslaini Izi Jumat (30/12) ,kasus kekerasan seksual yang terjadi itu meliputi perkosaan,pelecehan seksual, penyiksaan seksual, eksploitasi seksual, intimidasi/ serangan bernuansa seksual, dan pemaksaan aborsi.
Jika diklasifikasi lagi, perempuan dan anak korban kekerasan sebagian besar mengalami dua atau lebih dari dua jenis kekerasan (fisik, psikis, seksual & tekanan ekonomi).
Kekerasan secara fisik seperti luka, cacat permanen hingga kematian. Sedangkan kekerasan seksual seperti kehamilan yang tidak dikehendaki, tertular penyakit IMS & HIV/Aids, trauma seksual.
Sementara, untuk kekerasan psikis yang dialami korban, biasanya seperti trauma, stres berat sampai mengalami gangguan kejiwaan.
Sementara itu,pengamat sosial dari FISIP Unsri Prof KM Sobri menyatakan,tingginya kasus tersebut dipengaruhi banyak faktor, baik internal maupun eksternal.
Khusus eksternal, faktor yang memengaruhi bisa dari kecanggihan teknologi dan informasi, baik internet maupun tayangan televisi. Selain itu, perubahan gaya hidup dan berpakaian ikut memengaruhi.“ Jadi, langkah preventif yang harus dilakukan adalah dengan memperketat pengawasan dan kontrol sosial. Semua pihak harus dilibatkan dalam hal ini,termasuk Komisi Penyiaran Indonesia (KPI),” tandasnya
Kampanye
Yeni melanjutkan, pada 2011–2014, WCC Palembang bersama mitra terkait juga telah bersepakat mengampanyekan masalah kekerasan seksual dengan tema “Kekerasan Seksual: Kenali dan Tangani”. Sebagai langkah awal, WCC Palembang telah melakukan sosialisasi dan melatih guru-guru bimbingan serta aktivis kampus dan sekolah di beberapa perguruan tinggi dan SMA/ SMK negeri sederajat di Kota Palembang.
Bahkan,pada 2012 direncanakan dilakukan road show ke sejumlah sekolah di Kota Palembang, menyosialisasikan permasalahan kekerasan pada perempuan dan anak ini.
Respon Rendah
Kendati secara faktual besaran kasus yang ada menunjukkan jumlah yang tinggi, respons masyarakat dan negara (pemerintah) atas masalah ini masih jauh dari harapan. Begitu pun tindakan (kebijakan, program,kelembagaan dan anggaran) yang dijalankan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, juga dinilai masih sangat lemah dan lamban.
“Sampai saat ini tidak ada kebijakan/regulasi yang kuat dan tepat di provinsi maupun kabupaten/kota untuk mempercepat penghapusan kekerasan dan memaksimalkan perlindungan korban. Begitu juga shelter atau rumah aman bagi perempuan dan anak korban kekerasan yang difasilitasi pemerintah daerah, sejauh ini belum ada,”ujarnya.
Akibat kondisi ini, para perempuan dan anak korban kekerasan di Provinsi Sumatera Selatan terus mengalami hambatan serius untuk mendapatkan berbagai bentuk layanan hak asasinya.Agar masalah ini tidak makin berkelanjutan, WCC Palembang mendesak Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan agar segera mengambil langkah-langkah tepat sebagai solusi.
Misalnya, dengan mengalokasikan anggaran yang memadai untuk mendukung perlindungan hak asasi korban serta merealisasikan kebijakan yang tepat dan kuat, serta menyosialisasikan dan menjalankan perdaperlindunganperempuan dan anak yang sudah ada. “Yang penting juga adalah, meningkatkan status kelembagaan yang memiliki kewenangan pemberdayaan dan perlindungan perempuan dan anak baik di provinsi maupun kabupaten/kota di Sumatera Selatan,”tukasnya. (sir)

Perseteruan Taksi Lokal vs Blue Bird Tuntas



Palembang
Penolakan sopir lokal terhadap operasi Blue Bird di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin akhirnya mencapai titik temu dengan dialog Walikota Palembang, pihak pengelola bandara, Danlanud, perwakilan sopir, dan perwakilan Blue Bird.   
Walikota Palembang menjanjikan membantu dan memfasilitasi pengelola taksi local yang sempat menolak keberadaan Blue Bird.
“Supaya tidak terjadi lagi peristiwa serupa, saya berkomitmen membantu peremajaan armada taksi Balido, Primkopau, dan Kotas. Selain meremajakan armada taksi,  juga siap memberikan pelayanan perbaikan gratis kepada kendaraan yang dinilai perlu segera diperbaiki,” ujarnya.
“Selain itu kami akan bentuk perkumpulan pengelola taksi untuk sarana komunikasi yang dilaksanakan sebulan sekali. Juga akan memfasilitasi sopir yang akan memperbarui mobilnya dengan pahak perbankan. Kami harap ini peristiwa terakhir,” ujar Walikota Palembang usai pertemuan di Ruang Rapat Setda Palembang Jumat sore (30/12).
Wali Kota Palembang Eddy Santana menyatakan, berdasarkan pertemuan dengan pihak pengelola taksi, diketahui bahwa yang menyebabkan aksi anarkistis, Kamis (27/12), adalah persoalan pendapatan. “Setelah kami bertemu empat perusahaan taksi yang selama ini beroperasi di bandara, ternyata tidak ada permasalahan sesama mereka. Kasus kemarin dilakukan oknum di luar mereka,” katanya.
 Untuk itu,Pemkot bersama lembaga terkait segera menindak taksi ilegal yang selama ini beroperasi di Bandara SMB II. Menurut dia, petugas gabungan segera menertibkan taksi ilegal yang selama ini beroperasi di bandara. “Tidak boleh ada lagi taksi liar, termasuk ojek motor di bandara. Akan kami tertibkan dengan melakukan koordinasi bersama pihak PT Angkasa Pura, TNI AU, dan kepolisian,” ujarnya.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Palembang Masripin menambahkan, mengenai tarif angkutan taksi telah diatur melalui peraturan wali kota. “Untuk tarif batas bawah Rp5.000 dengan per kilometernya Rp2.500.Sedangkan batas atas Rp 7.000 dan tarif per kilometernya Rp4.000.Kemudian, tarif minimum Rp20.000,” ungkap Masripin.
Dalam kesempatan yang sama, Manajer Operasional Taksi Primkopau, Alias mendukung program peremajaan yang akan dilakukan Pemkot Palembang.
Dampak Sosial
Ketua YLKI Sumsel Taufik Husni mengatakan, pemberian izin operasional Blue Bird di Bandara Sultan Mahmud Badarudin (SMB) II tidak bisa lagi ditunda, meski menimbulkan dampak negatif yang muncul ke permukaan.
“Ini masalahnya pelayanan publik. Konsumen tentu mau yang terbaik, itu hak mereka. Apalagi sesuai UU-nya, taksi bisa bebas mengambil penumpang di mana saja. Kalau kita tunda gara-gara ada aksi ini,seterusnya akan begitu,” katanya.
 Pengamat transportasi Erica Bukhori menilai semua punya hak membuka usaha jasa transportasi, termasuk taksi. “Nah, agar mata pencaharian mereka tidak terancam, harus disikapi para sopir taksi Balido dan Primkopau sebagai persaingan yang sehat. Itu bisa dilakukan dengan memperbaiki kualitas layanan yang sesuai standar, meliputi kenyamanan kendaraan serta pemberlakuan tarif,”paparnya.
Dengan segala perbaikan itu, kata dia, konsumen tentu akan memilih angkutan yang murah dan berkualitas. Pemerintah, kata dia,sebagai pemegang regulasi harus punya peran, misalnya terkait penetapan aturan besaran tarif, sehingga tidak ada salah satu pihak yang menetapkan semaunya.“Karena itu para sopir tidak perlu khawatir dengan keberadaan taksi lain di bandara.
Seperti diberitakan sebelumnya, ratusan sopir taksi yang lebih dahulu beroperasi menolak kehadiran Blue Bird di Bandara SMB II. Puncaknysa, terjadi aksi anarkis berupa perusakan dan pengancaman terhadap sopir dan armada Blue Bird pada Kamis (29/12). (sir)

SFC Bubarkan Tim di IPL



Palembang:
Sriwijaya FC memutuskan  membubarkan skuad Sriwijaya FC yang berlaga di Indonesia Primer League (IPL). Mereka konsen di skuad yang terjun di ISL.
Presiden Klub Sriwijaya FC, H Dodi Reza Alex, Kamis (29/12), mengatakan terpaksa mengambil sikap ini karena konflik di tubuh PSSI yang berkepanjangan tanpa ada solusi. Dia mengaku sudah jenuh dengan konflik yang berkepanjangan di tubuh PSSI.
SFC sudah berusaha untuk tetap berada di IPL dengan mengedepankan pemain-pemain muda yang berkualitas. Tapi hasilnya SFC disanksi oleh PSSI, pada 21 Desember kemarin, karena dilarang mengikuti dua liga (IPL dan ISL) sekaligus.
"Kami sudah semaksimal mungkin untuk mengikuti mekanisme yang ada, usai diberikan sanksi kami tetap mengajukan banding. Bahkan memori banding telah diajukan ke Komisi Banding PSSI, dalam upaya pembelaan kenapa SFC bisa disanksi," ucapnya.
Dodi  melihat situasi PSSI sekarang semakin sudah tidak sehat. Klub-klub ISL yang dikatakan ingin diajak rekonsiliasi belum ada upaya pasti dari PSSI.
"Dengan begitu, kami sudah membulatkan tekad untuk membubarkan saja skuad di IPL. Karena pada dasarnya sanksi yang diterima SFC pada Rabu (21/12) kemarin sudah tidak ada artinya," katanya.(sir)

Sumsel Kirim 214 Atlet di PON XVIII



Palembang:

Sumatera Selatan (Sumsel) memastikan 214 atlet akan berlaga di PON XVIII Riau 2012.  Meski demikian, jumlah itu bisa bertambah karena masih ada beberapa cabang olahraga (cabor) yang akan menggelar Prakualifikasi di awal 2012.
Triyanto, anggota Bidang Pembinaan Prestasi KONI Sumsel Kamis (29/12) mengatakan beberapa cabor memang belum menggelar Prakualifikasi PON,seperti ski air dan renang indah pada Januari 2012. Lalu biliar dan fin swimming dijadwalkan Februari mendatang.
“Makanya jumlah yang ada saat ini belum total karena masih sangat mungkin bertambah, ”ujarnya.
Berdasarkan data yang dihimpun dari hasil laporan masing-masing Pengprov cabor, 214 atlet yang dipastikan tampil di PON itu berasal dari cabor anggar (28 orang),pencak silat (19), atletik (18),menembak (15),dan senam (12). Selanjutnya,dari dayung (12),bulutangkis (11),bridge (8),karate (6),loncat indah (5), squash (6),catur (4),wushu (4),gulat (4), tenis lapangan (4),dan bermotor (4). Kemudian,cabor balap sepeda (3), taekwondo (3),tinju (2),judo (2),golf (1), panahan (1),terjun payung (1),angkat besi (1),panjat tebing (1),bola basket putri (12), sepak takraw putra dan putri (18),polo air putra dan putri (26).
Menurut Triyanto,jika dibandingkan dengan kondisi jelang PON XVII Kalimantan Timur 2008 lalu terdapat beberapa cabor yang mengalami penurunan prestasi yang signifikan.
“Prestasi beberapa cabor menurun drastis. Di antaranya tenis meja dan kempo. Selama ini kedua cabor itu selalu berpartisipasi dalam ajang PON dan selalu menyumbangkan medali bagi kontingen. Tapi sangat disayangkan,pada PON XVIII Riau tidak ada satu pun atlet dari kedua cabor itu yang lolos,” ungkapnya.
Selain itu,beberapa cabor juga masih terkendala untuk bersaing dengan daerah lain dan lolos ke babak utama PON. Misalnya voli pantai,voli indoor,sepatu roda,sofbol,dan bisbol.
Apa pun hasil yang dicapai masing-masing cabor tersebut pada Prakualifikasi PON akan dilaporkan pada Musyawarah Olahraga Provinsi (Musorprov) Sumsel,12–15 Februari 2012.
By Nama vs By Number
 Data atlet Sumsel yang dikir ke PON ada yang berdasarkan by name seperti pencak silat dan atletik serta ada pula yang by number seperti bola basket, polo air,dan sepak takraw.
Perbedaan antara by name dan by number adalah pada atlet yang tampil di PON mendatang .Jika tiket PON tersebut diperoleh melalui mekanisme by name, atlet tersebut tidak dapat digantikan oleh atlet lain kecuali dalam situasi emergency seperti cedera parah atau meninggal dunia. Dengan mekanisme by number,cabor yang bersangkutan bisa mengirim atlet berbeda pada PON mendatang.
Triyanto memberi contoh Jauhari Johan di atletik tidak bisa digantikan, harus dia yang berlomba saat PON nanti.  “Itu berbeda dengan bola basket, misalnya,yang menggunakan mekanisme by number. Tim yang turun di Prakualifikasi PON lalu belum tentu sama dengan tim PON karena akan dilakukan seleksi oleh pelatih untuk memperbaiki kekuatan tim.Bisa jadi tetap sama atau ada penambahan dan pengurangan yaitu diserahkan kepada pelatih dan pengprovnya,”papar Triyanto. (sir)


Sopir Taksi Demo, Blue Bird Dijungkalkan



Palembang:

Ratusan sopir taksi lokal melakukan aksi demo menolak keberadaan armada taksi Blue Bird di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II, Palembang, Kamis (29/12). Puncaknya, mereka ramai-ramai menjungkalkan sebuah taksi Blue Bird.  
Sebelumnya, mereka melarang setiap taksi Blue Bird yang mencoba masuk mengantar penumpang ke Bandara SMB II. Diduga aksi beringas para sopir ini dipicu masalah diperbolehkannya taksi Blue Bird beroperasi di Bandara SMB II Palembang, terhitung 5 Januari 2012.
Dalam aksinya, para pendemo  mengawasi setiap mobil yang masuk melalui loket karcis parkir bandara SMB II. Kericuhan  tak dapat dihindarkan ketika mereka bertemu salah satu taksi Blue Bird yang kebetulan hendak keluar Bandara SMB II seusai mengantar penumpang. Taksi Blue Bird dengan nomor lambung BD 033 berplat BG 1097 PO itu pun dicegat.
Secara paksa mereka menarik sopir taksi itu keluar,kemudian menjungkalkan mobil ke sisi jalan. Akibat aksi itu, sopir Blue Bird berikut penumpangnya ketakutan. Mereka bergegas keluar dari mobil dan menjauhi massa yang beringas. Untunglah tak ada yang terluka dalam insiden tersebut, tapi sempat membuat kemacetan arus masuk dan keluar bandara
Perwakilan sopir dari taksi Primkopau, Burhan, dengan tegas menyatakan penolakannya atas keputusan diperbolehkannya Blue Bird beroperasi di bandara per 5 januari mendatang.
 General Manager Angkasa Pura II Yon Sugiono mengungkapkan, taksi yang beroperasi di SMB II selama ini sebanyak 110 unit. “Jumlah tersebut jelas masih jauh dari kebutuhan sebenarnya, yaitu sebanyak 180 taksi. Waktu pertama kali mereka (Blue Bird) mengajukan izin operasi, saya tidak punya alasan untuk menolak. Sebab jumlah taksi yang ada memang kurang. Sementara arus penumpang kita banyak 3.000–4.000 melalui 26 penerbangan setiap harinya,” ungkap Yon seraya menenangkan perwakilan para sopir yang berdemo.
Tiga Rusak
Merasa terancam jiwanya, tiga sopir taksi Blue Bird yakni Nur Muhammad (24), Adi Chandra (30), dan Elvi Sawal (48), melaporkan kasus dugaan pengancaman dan pengerusakan mobil perusahaannya ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polresta Palembang. Tiga taksi milik PT Blued Bird Group yang rusak yaitu bernomor polisi BG 1129 PO, BG 1097 PO dan BG 1141 PO. Saat ini sudah diamankan di Mapolresta Palembang.
Kapolresta Palembang Kombes Pol Agus Sulistiyono membenarkan adanya laporan ketiga sopir tersebut. ”Korban tidak apa-apa dan kasus masih dalam penyelidikan lebih lanjut terkait dugaan perbuatan pelaku pengerusakan mobil perusahaan mereka,” tegas Kapoltabes. (sir)

Jumat, 23 Desember 2011

kenang daku dalam doamu

Wagub Sumsel dan HKSN



Wagub Sumsel H Eddy Yusuf, Jum'at (23/12) memimpin Upacara Peringatan Hari Kesetia Kawanan Nasional (HKSN) di Halaman Lapangan Tembak Jakabaring Sport City (JSC) Palembang

Foto : Rizal Makmun/Humas Pemprov Sumsel

PT BA Targetkan Produksi 16 Juta Ton

Para direksi PT BA usai ditetapkan dalam RUPS LB Kamis (22/12) di Hotel Four Season, Jakarta. Milawarma (ketiga dari kiri) ditunjuk menggantikan Sukrisno sebagai dirut.

Jakarta

Seiring dengan meningkatnya kapasitas angkutan kereta api di wilayah Sumatera Selatan, pihak  PT Bukit Asam (PT BA) Persero Tbk menargetkan produksi batubara sebesar 16 juta ton di tahun 2012 mendatang dengan jumlah penjualan sebesar 18 juta ton 

Direktur Utama PT BA Tbk Persero Milawarma mengatakan peningkatan jumlah produksi ini berkisar sebesar 20 hingga 25 persen sesuai dengan kerjasama yang telah dilakukan perusahaan ini dengan pihak PT Kereta Api Indonesia.

Menurut Milawarma, prioritas lainnya yang akan dilakukan manajemen PT BA adalah penyelesaian pembangkit pertama dan ke dua yang merupakan proyek IPP. “Proyek IPP ke dua ini butuh batubara 4,5 sampai 5 juta. Ini menjadi salah satu prioritas kita ke depan disamping program lainnya,” kata Milawarma kepada wartawan di Jakarta Kamis (22/12) usai RPUSLB.

Untuk mempercepat penjualan dan produksi ini, katanya, PT BA akan merealisasi beberapa proyek lainnya saat yang sudah dalam tahap pelaksaaan dan melanjutkan proyek-proyek pembangkit sudah yang direncanakan.

Diantaranya, katanya, pembangunan PLTU Bangko Tengah 2 x 620 MW atau (Sumsel VII) yang merupakan kerjasama PT BA dengan salah satu perusahaan cari China. Pada proyek ini antara kedua pihak memiliki komposisi saham 45 persen PT BA dan 55 persen China.

Proyek ini memperoleh pendanaan murni dari China dan tidak ada jaminan dari pemerintah.  Pada proyek ini katanya akan mampu memanfaatkan konsumsi batubara sebesar 4,5-5 juta ton per tahun.

Prioritas lainnya, adalah merealisasi pembangunan rel kereta api ke Tanjung Api-Api bekerjasama dengan PT Adani. "Sebetulnya ini tinggal pelaksanaan saja namun belum dapat dipastikan apakah PT BA akan terlibat dalam proyek ini. Tergantung dari kajian strategis dan bisnis PT BA perlu masuk atau tidak," katanya

Dirut
Melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bukit Asam (PT BA) Persero Tbk Milawarma ditetapkan sebagai Direktur Utama (Dirut) PT BA menggantikan dirut lama Sukrisno yang memasuki masa pensiun.
Milawarma sebelumnya menjabat sebagai Direkur Operasi dan Produksi PT BA. Jabatan ini kemudian digantikan Hery Supriyanto. Ditetapkannya Milawarman ini telah menepis isu santer yang beredar sebelum RUPSLB berlangsung bahwa jabatan Dirut PT BA akan dipegang oleh kalangan dari luar perusahaan ini seperti dari jajaran PLN Persero.
Jajaran direksi baru PT BA Tbk ini merupakan wajah-wajah lama yang berada di lingkungan BUMN tersebut.  Hanya saja Ahmad Sudarta  yang sebelumnya menjabat Sekretaris Perusahaan memperoleh posisi baru sebagai Direktur Keuangan mengantikan Heri Supriyanto yang bertindak sebagai pelaksana tugas direktur keuangan karena direktur keuangan mengundurkan diri pada saat RUPS Juni 2011 lalu.
Jajaran Direksi PT BA lainnya seperti Anung Driprasetio yang sebelumnya menjabat sebagai direktur utama PT Bukit Pembangkit Inovative (anak perusahaan PT BA) ditetapkan sebagai Direktur Pengembangan Usahga menggantikan Heri Supriyanto. Sementara Maizal Gazali menjadi Direktur SDM dan Umum mengantikan Mahbub Iskandar. M Jamil dipercaya sebagai direktur  niaga.
Dalam RUPSLB ini ditetapkan Patrialis Akbar yang sebelumnya mantan Menteri Hukum dan HAM menjadi Komisaris Utama PT BA yang baru menggantikan Supriyadi.
Putra Daerah
Gubernur Sumsel, H Alex  Noerdin  menyambut baik suksesi di  tubuh BUMN yang berpusat di  Sumsel ini.  Terlebih melihat sosok direksi. Hanya saja, dia mengharapkan  ada nama-nama dari daerah yang bisa masuk di jajaran komisaris. “Itu sudah saya sampaikan dalam RUPS  LB tadi,” ujarnya usai RUPS LB kemarin.
Dari nama-nama  direksi yang dittetapkan kemarin,memang tidak ada satu pun putra daerah Sumsel. Karenanya, Gubernur  berharap orang-orang daerah bisa masuk di jajaran komisaris. (
Keputusan lainnya yang ditetapkan dalam RUPSLB ini adalah persetujuan pembelian kembali saham (share buyback) oleh perseroan sebesar 5 persen dari total saham Seri B atau saham yang dilepas ke publik sebanyak 115.206.592 saham dengan nilai Rp 2,044 miliar lebih. (sir)

Selasa, 13 Desember 2011

Polemik Gedung SPC Diupayakan Solusi


 
Palembang:


Wakil Gubernur Sumsel Eddy Yusuf menyesalkan munculnya polemik atas kepemilikan Gedung Sriwijaya Promotion Center (SPC).


Karena itu, dia mengajak pemerintah Kota Palembang bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah itu. ”Harusnya tidak usah diperebutkan. Duduk satu meja saja, bicara yang baik-baik antarsesama pemerintah untuk mencari jalan keluar. Dengan berbicara, masalah yang ada bisa diselesaikan dengan segera,” kata Eddy kemarin.

Eddy mengakui, pada masa pemerintahan Mahyudin NS, Pemkot Palembang telah meminta izin penggunaan SPC sebagai kantor bagi tiga satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Kota Palembang. Namun, tidak diketahui persis, apakah saat itu izin diberikan atau tidak.

”Memang sebelumnya pemerintah kota (Pemkot) sudah pernah ada izin untuk pemanfaatan gedung serbaguna Sriwijaya Promotion Center (SPC),dan saat itu jabatan Gubernur ada pada Pak Mahyudin. Kemudian timbul masalah itu saya juga kurang tahu, tapi kita berharap adanya solusi untuk pemanfaatan SPC,” ungkapnya.

Dia mengungkapkan, secara khusus Pemprov Sumsel memutuskan menyurati Pemerintah Kota Palembang terkait masalah ini. Sebab, biar bagaimanapun, bangunan SPC didirikan di atas tanah milik Pemprov Sumsel.

Dia memastikan, pihaknya tetap memfungsikan SPC tersebut sebagai pusat promosi dan exhibition.Tak dilakukan perubahan SPC tersebut. “Kami juga sedang cari tempat pindahnya dinas ini, sedangkan SPC tetap fungsinya sebagai lokasi promosi dan exhibition serta expo,”tukasnya.

Sebelumnya,Wali Kota Palembang Eddy Santana Putra bersikukuh tidak mau meminta izin Pemprov Sumsel untuk menggunakan Gedung SPC sebagai Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) dan Badan (BKPMD) Palembang. Alasannya karena pihaknya sudah meminta izin pada masa pemerintahan sebelumnya. “Kenapa harus izin Gubernur sekarang. Kami sudah mengantongi izin dari Gubernur yang menjabat saat itu yaitu Pak Mahyudin,” ujar Eddy.(sir)

Mengedarkan Narkoba di Rutan, Sucai Dituntut Seumur Hidup



Palembang, Sinar Harapan

Napi Rumah Tahanan (Rutan) Pakjo Klas IA Palembang yang ditangkap karena diduga menyimpan dan memiliki serta mengedarkan narkoba pada Mei lalu, dituntut pejara seumur hidup.

Jaksa Penuntut Umum (JPU) Abdul Rahman dan Erni Yusnita dalam  sidang dakwaan di Pengadilan Negeri (PN) Klas IA Palembang, Selasa (13/12) mengajukan tuntutan tersebut.
Sucai dalam kasus sebelumnya terbukti memiliki sabu seberat 48,98 gram, 14 butir ekstasi logo “S” dan 10 butir ekstasi logo Lumba-lumba. Terdakwa Sucai ditangkap petugas di salah satu kamar hotel di kawasan Jl Mayor Ruslan Kec IT Palembang, 6 September 2010 lalu. Oleh majelis hakim di PN Palembang, Kamis (17/2/2011), dia divonis hukuman 5,6 tahun penjara.


Dalam persidangan kemarin, terdakwa Widi Handoyo alias Sucai (39) didakwa dengan pasal berlapis.  Dakwaan kesatu yakni pasal 114 ayat 1 UU RI nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika. Dakwaan kedua yakni pasal 112 ayat 1,serta dakwaan ketiga dijerat pasal 127 ayat 1 huruf a dengan UU yang sama. Dalam dakwaaan itu, Sucai terancam hukuman seumur hidup.

“Secara tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara narkotika jenis sabu-sabu seberat 34,23 gram dan ekstasi 349,5 butir,” ujar Erni di hadapan Hakim Ketua Ahmad Yunus SH didampingi Hakim Anggota M Rozi SH dan Jhoni Butar-butar SH.

Dalam sidang itu, Sucai didampingi Kuasa Hukum Hafis D Pankoulus SH dan Ismail SH. Terungkap dalam dakwaan, Sucai ditangkap oleh petugas lantaran didapati narkotika pada Senin 23 Mei 2011, pukul 23.30 WIB di Rutan Pakjo Palembang Blok IV Kamar Sel No 13.Dalam kamar sel 13 Blok IV, dihuni napi lainnya yakni Agus (berkas terpisah).

Saat razia, petugas mengetuk pintu kamar Sucai dan Agus. Setelah dibuka, dilakukan penggeledahan. Ditemukanlah barang bukti uang tunai dalam kotak kardus senilai Rp101.200.000. Pemeriksaan berlanjut ke lemari terdakwa ditemukan dompet Sucai berisi uang tunai Rp1,85 juta. Selanjutnya, petugas terus menggeledah dan didapatlah barang bukti sabu-sabu seberat 38,84 gram yang didapat di kasur, 349 butir ekstasi atau pil ineks warna pink logo S di lemari pakaian dari plastik. Selain itu, ada juga barang bukti 2 timbangan digital,satu kotak pyrex kaca,satu ponsel dan pisau lipat. (sir)

Polisi Dikeroyok di Kantor Polisi


Palembang:
Seorang angota polisi dari Direktorat Reserse Narkoba Polda Sumsel, Briptu Zul Fahmi Lubis (27), dikeroyok tiga orang warga sipil di dekat pos jaga Provost Polda Sumsel, Selasa sore (13/12).

Salah seorang pelaku pengeroyokan diketahui bernama Herman (30), warga Plaju Palembang.

Tak terima perlakuan tersangka, korban pun melapor ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Sumsel.

Dalam pengeroyokan tersebut, korban berhasil menghindar dari serangan para pelaku yang membawa kayu sepanjang dua meter lebih. Kendati korban tidak mengalami luka,  salah satu mobil warga yang terpakir di tempat kejadian peristiwa (TKP) mengalami rusak parah di bagian pintu kiri. Mobil itu terkena pukulan pelaku memakai kayu gelam.

Menurut keterangan korban, sebelum dikeroyok dirinya sempat cekcok mulut dengan pelaku di depan rumahnya di Lorong Sepakat 3. Para pelaku itu,  kontraktor bagian pengawas proyek pengaspalan jalan di lorong tempat tinggalnya. Mereka sudah tiga hari terakhir ini bekerja mengaspal jalan itu.

Puncaknya saat dirinya hendak pulang makan siang di rumah, seperti biasa dia mengendarai sepeda motornya melintas di atas jalan yang baru di aspal pelaku. ”Saya lihat dua hari lalu, jalan itu sudah kering dan keras serta sudah layak dilalui sehingga saya lewat di sana. Tetapi pelaku Cs tidak terima dan memarahi saya. Saya diamkan aja tapi saya tidak terima dia (pelaku) berteriak menyuruh saya keluar,” cerita korban.

Karena ditantang, korban pun keluar. Sehingga terjadilah perkelahian. Tetapi tidak lama karena langsung dipisah warga setempat. Setelah dipisah warga, dirinya masuk ke rumah dan kembali pergi kerja ke kantor di Polda Sumsel. Namun saat berada di pintu gerbang Samping Polda, dia ketemu pelaku yang baru turun dari mobilnya.

Saat itu korban Zul Fahmi langsung dikejar Herman memakai kayu balok besar. Korban yang ada di atas motor langsung menjatuhkan motornya dan mengelak dari pukulan kayu balok pelaku. Sehingga kayu pelaku mengenai pintu kiri mobil Jimny warga yang terparkir di sana. Kemudian dua orang pelaku lagi mengejar korban dan korban langsung disuruh Kanit dan sejumlah anggota Provos yang kebetulan ada di TKP untuk kabur dan jangan meladeni tindakan pelaku.

Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Sabarudin Ginting membenarkan adanya kejadian itu. (sir)

Senin, 12 Desember 2011

Tarif KA Jelang Natal Dinaikkan 50%




Palembang:

Tarif tiket penumpang kelas eksekutif dan bisnis kereta api (KA) PT Kereta Api Indonesia Divre III Sumsel akan dinaikkan sebesar 50%. Kenaikan ini ditetapkan
menjelang Hari Raya Natal 2011 dan Tahun Baru 2012.

“Tarif baru ini hanya berlaku mulai tanggal 15 Desember 2011 hingga8Januari2012.Kemudian pada tanggal 9 Januari dan selanjutnya,PT Kereta Api akan kembali memberlakukan tarif batasatasdanbatasbawah,”ujar Manajer HumasPT KADivre III Sumsel Jaka Jarkasih.

Menurut Jaka, alasan KAI menaikkan tarif tersebut untuk melakukan subsidi silang antara kereta penumpang komersial yaitu bisnis dan eksekutif yang memang tarifnya ditetapkan oleh KAI sendiri dengan penugasan kereta non komersial yaitu kereta kelas ekonomi.

“ Selama ini atau kurang lebih 10 tahun, tarif tiket kereta ekonomi tidak pernah dinaikkan, yaitu sekitar Rp 15.000. Mudah-mudahan dengan subsidi silang pada saat musim ramai penumpang seperti ini bisa menutupi biaya operasional PT Kereta Api,” tukasnya.

Selain itu juga,untuk musim libur Natal dan Tahun Baru kali ini,PT Kereta Api Divre III akan memberdayakan 10 gerbong tambahan. Alokasinya adalah tiga gerbong untuk kelas ekonomi dan dua gerbong untuk kelas bisnis.Sedangkan lima gerbong lainnya disiapkan untuk menampung penumpang kelas eksekutif yang biasanya memiliki peminat lebih besar.

Kenaikan harga tiket ini bersifat tentatif atau sementara dan diberlakukan saat arus penumpang diperkirakan melonjak tajam. Tiket eksekutif yang pada hari biasa menggunakan dasar tarif atas dan bawah, maka untuk sementara selama libur Natal dan Tahun Baru akan menggunakan dasar tarif baru. Kenaikan itu berlaku baik untuk kereta jurusan Palembang Kertapati-Tanjung Karang maupun Palembang Kertapati- Lubuklinggau.

Adapun harga tiket yang berlaku selama libur Natal dan Tahun Baru yaitu tiket eksekutif untuk Limeks Sriwijaya Palembang Kertapati-Tanjung Karang dari harga Rp130.000 sekarang menjadi Rp200.000. Sedangkan untuk kelas bisnis dewasa yang pada hari biasa dipatok Rp80.000, saat ini harganya menjadi Rp150.000.

Begitupun untuk tiket kelas bisnis anak dari Rp75.000 naik menjadi Rp120.000. Sedangkan untuk KA Sindang Marga Palembang Kertapati-Lubuklinggau, untuk kelas eksekutif menjadi Rp 200.000,dan untuk kelas bisnis dewasa dari Rp80.000 mejadi Rp150.000, dan bisnis anak Rp120.000.


“Jadi kurang lebih 10 gerbong akan kami siapkan untuk tambahan masa angkutan Natal dan Tahun Baru nanti,”urainya.

Ditambahkanya juga, pada musim Natal dan Tahun Baru kali ini,pihaknya menggunakan sistem “satu orang satu tiket”. Jadi tiket yang dijual hanya diperuntukan sesuai kapasitas tempatduduk dalam setiap gerbongnya. Apabila semua kursi dalam gerbong tersebut sudah terisi penuh, maka KAI tidak akan lagi melakukan penjualan tiket berdiri. (sir)




Tersangka Korupsi BRI Tolak Berikan Keterangan





Palembang:

Dua tersangka kasus dugaan korupsi di Bank Rakyat Indonesia (BRI) Kantor Cabang Pembantu (KCP) Veteran dengan kerugian negara Rp117 miliar, yakni Kustiati Isfandari,Kepala BRI KCP Veteran Palembang,dan Ishaq Suhadi, Account Officer (AO) BRI KCP Veteran Palembang, menjalani pemeriksaan lanjutan di Kantor Kejati Sumsel kemarin.


Salah seorang tersangka, Ishaq, belum bersedia memberikan keterangan dan jawaban (menolak diperiksa) kepada penyidik Kejati Sumsel. Ishaq menolak memberikan keterangan, dengan alasan pihaknya masih menunggu hasil persidangan yang mempraperadilankan Kejati Sumsel.

“Hari ini klien kami diperiksa namun dia belum bersedia memberikan keterangan karena masih menunggu praperadilan 15 Desember nanti,” ujar kuasa hukum Ishaq,yakni Antoni Toha,Ahmad Samudra dkk,di Kejati Sumsel kemarin.

Antoni mengatakan,bukan maksud pihaknya untuk tidak kooperatif terhadap proses penyidikan yang dilakukan Kejaksaan. Namun, dia membela kliennya atas penahanan yang dilakukan belum lama ini. “Klien kami cukup kooperatif dan penolakan pemeriksaan adalah hak klien kita yang memang benar-benar masih tunggu bagaimana sidang praperadilan nanti,”ujarnya.

Sementara itu, Asisten Tindak Pidana Khusus (Aspidsus) Kejati Sumsel Irdam enggan berkomentar terkait kelanjutan hasil pemeriksaan yang dilakukan pihaknya. Adapun berdasarkan pantauan, kedua tersangka tersebut hadir memenuhi panggilan Kejati Sumsel sejak pukul 11.30 WIB.

Mereka dijemput dari Rumah Tahanan (Rutan) Pakjo Palembang dengan mobil tahanan Kejati Sumsel.Kedua tersangka diperiksa pada ruang berbeda selama empat jam.

Seperti diketahui, Yandes Hamidi yang sempat mangkir dari panggilan pihak Kejati dan dinyatakan berada di luar Sumsel merupakan satu di antara lima tersangka dugaan kasus korupsi BRI KCP Veteran senilai Rp117 miliar menyerahkan diri ke pihak Kejati Sumsel. Penyerahan diri tersangka Yandes ini diungkapkan langsung Kasi Penyidikan Alwie SH yang didampingi Kepala Humas Kejati Sumsel Apandi SH,Senin (5/12) sekitar pukul 17.00 WIB. Kedatangan Yandes didampingi penasihat hukumnya.

Alwie menjelaskan,Yandes yang merupakan mantan Kepala BRI KCP Veteran ini langsung diperiksa sebelum ditahan di Rutan Pakjo Palembang. “Kami langsung lakukan pemeriksaan terhadap Yandes. Selanjutnya, kami lakukan penahanan,” katanya. Dalam pemeriksaan tersebut, Yandes mengakui memang berada di Padang dan dalam keadaan sakit. Dalam perkara ini,Kejati Sumsel melalui penyidik Pidana Khusus (Pidsus) terus melakukan penyelidikan terhadap kasus dugaan korupsi di BRI KCP Veteran.

Pasalnya, dalam dugaan korupsi tersebut, negara diduga mengalami kerugian sekitar Rp117,96 miliar. Kasus yang berjalan sejak 2008–2010 tersebut telah menetapkan lima orang sebagai tersangka, yang semuanya terdiri dari karyawan dan rekanan. Mencuatnya kasus dugaan korupsi tersebut setelah adanya laporan masyarakat, yang kemudian ditindaklanjuti pihak Kejati Sumsel dengan melakukan penyelidikan intensif. Modus operandinya yakni menggunakan nama-nama orang dalam pemberian kredit.

Para tersangka memakai nama-nama beberapa orang dengan meminta KTP,sedangkan orang yang bersangkutan tidak mengetahui bahwa namanya dipakai untuk melakukan kredit. (**)

Sumber: Sindo, Selasa, 13/12/2011

Dana Cadangan Utang Sea Games Ditolak DPRD


Palembang:
Pembentukan dana cadangan Rp324,9 miliar untuk menutupi utang pembangunan tiga venues SEA Games (SEAG) masuk RAPBD Sumsel 2012 di tolak kalangan DPRD Sumsel.
Mereka meminta agar pos dana cadangan untuk membayar utang pembangunan venues Sea Games itu dalam RAPBD Sumsel dihapus dan tidak dianggarkan. Ini terungkap saat Rapat Paripurna DPRD Sumsel tentang pandangan umum fraksi terhadap penjelasan Gubernur Sumsel terhadap rancangan peraturan daerah tentang RAPBD Provinsi Sumsel Tahun Anggaran 2012, Senin (12/12).
Gubernur Sumsel Alex Noerdin seusai mendengarkan pandangan umum seluruh fraksi di DPRD Sumsel terlihat tidak memberikan banyak komentar. “Pokoknya tidak usah kita perpanjang dan tidak usah dipernyatakan lebih lanjut,” ucapnya.

Informasi yang  didapat, tunggakan utang pembangunan sejumlah arena (venue) SEA Games XXVI/2011 tercatat senilai Rp324,9 miliar. Defisit anggaran tersebut terjadi pada pembangunan arena atletik, menembak, dan aquatik.
Dalam pandangan umum Fraksi PDI Perjuangan yang disampaikan Ketua Fraksi Darmadi Djufri diungkapkan bahwa pembayaran utang pekerjaan pembangunan venues SEAG wajib dilakukan pengkajian terlebih dulu sebagaimana kesimpulan rapat Banggar DPRD Sumsel dan surat Dirjen Keuangan Daerah Kemendagri No 426/ 1220/KEUDA tanggal 1 Desember 2011. “Hal ini (pengkajian) menjadi sangat penting agar tepat sasaran dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku,” katanya.

Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang disampaikan Muhammad Tukul menjelaskan, dana tersebut bertentangan dengan pedoman APBD 2012 yang termuat dalam Permendagri No 22/2011, bahwa untuk menganggarkan dana cadangan, pemerintah daerah harus menetapkan terlebih dulu peraturan daerah (perda) tentang pembentukan dana cadangan.
“Karena pertimbangan hukum dan prosedural yang menjadi hambatan dimasukkannya dalam RAPBD 2012,Fraksi PKS DPRD Sumsel berpendapat, anggaran sebesar Rp324,9 miliar untuk pembangunan tiga venues yang terdapat dalam pos dana cadangan harus dihapus dan tidak bisa dianggarkan pada RAPBD 2012,”ungkap Tukul.

Biaya pembangunan tiga venues tersebut belum bisa dikategorikan sebagai utang daerah. Sebab, sampai saat ini pihaknya belum mengetahui siapa saja pihak-pihak yang menandatangani perjanjian pembangunan tersebut. Apabila yang menandatangani KONI/INASOC, tidak termasuk sebagai utang daerah sehingga tidak perlu dibebankan dalam RAPBD. “Tapi jika pihak yang menandatangani adalah kepala SKPD, harus dilihat dulu landasan hukum perjanjian/ikatan/kontrak tersebut sehingga sisa pembayarannya bisa dikategorikan sebagai utang daerah,” katanya.

Fraksi PKS memandang perlu dicari solusi khusus berupa aturan hukum tertulis yang dikeluarkan pejabat berwenang yang membenarkan dimasukkannya dana cadangan dalam APBD.

“Atau keputusan pengadilan yang memutuskan siapa yang bertanggung jawab untuk membayar pelunasan tiga venues tersebut,”ucapnya.

Fraksi Partai Demokrat yang disampaikan Syaiful Islam, pembentukan dana cadangan yang digunakan untuk menutupi utang pembangunan tiga venues SEAG di Jakabaring Sport City (JSC) belum memiliki payung hukum yang kuat. Sebab, secara yuridis tidak ada yang membenarkan secara formal bahwa beban utang tersebut menjadi beban daerah dan dapat dimasukkan dalam APBD tahun 2012.

Syaiful menjelaskan,Fraksi Partai Demokrat berpendapat tetap berpegang pada keputusan rapat Badan Anggaran (Banggar) DPRD Sumsel dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Pemprov Sumsel yang tertuang dalam notula rapat pada 26 November 2011. “Intinya hari ini (kemarin) belum memperoleh payung hukum. Maka anggaran pembentukan dana cadangan sebesar Rp324,9 miliar untuk pembayaran utang venues tidak dapat dianggarkan APBD tahun anggaran 2012,” kata Syaiful. (sir)




Perampok Beraksi di Indomaret




Palembang:


Aksi perampokan dengan senjata api (senpi) kembali terjadi di wilayah hukum Polda Sumsel. Kali ini seorang perampok bersenpi jenis revolver beraksi di minimarket Indomaret, Jalan Brigjen Hasyim Kasim, Blok A,Kelurahan Bukit Sangkal, Kecamatan Kalidoni,Palembang, Senin (12/12) sekitar pukul 11.30 WIB.

Berdasarkan rekaman closed circuit television (CCTV) Indomaret, pelaku berbadan pendek datang ke Indomaret dengan mengendarai sepeda motor hitam, memakai jaket hitam,masker hitam,dan helm putih. Setelah memarkirkan motornya, pelaku masuk ke Indomaret dan langsung menodongkan senpi ke arah dua kasir, Agus Zailani (22), dan Rizal Kurniawan (18). Belum puas mengintimidasi dua kasir yang sudah ketakutan dengan posisi duduk jongkok, pelaku menembakkan satu kali peluru senpi ke arah tempat rokok dekat kasir.

Selanjutnya, pelaku menyuruh kedua kasir Agus dan Rizal serta seorang karyawan wanita Indomaret, Ria Fitriani (19) masuk ke toilet Indomaret lantai satu dan mengunci ketiganya dari luar. Kemudian, pelaku dengan leluasa mengambil uang di mesin kasir sebesar Rp1 juta, beberapa bungkus rokok, dan tiga ponsel milik ketiga karyawan Indomaret. Berhasilmelakukanaksinya, tanpa rasa takut pelaku kabur ke arah Jalan Residen Abul Rozak,Palembang. Menurut keterangan korban Agus,saat kejadian kondisi supermarket tersebut dalam sepi pengunjung.

”Ada pengunjung sebelumnya, tapi cumansatu atau dua orang untuk beli minuman saja,” ungkapnya di tempat kejadian peristiwa (TKP). Dia mengaku kaget saat sedang menghitung barang di kasir, tiba-tiba datang seorang lelaki bertubuh pendek menggunakan helm dan masker serta jaket hitam membawa tas sandang menodongkan senpi ke arah dadanya.“Saya melihat di dalam senpi itu ada peluru. Rizal yang ada di sebelah saya juga kaget, pelaku yang badannya kecil dan wajahnya ditutupi masker hitam dan helm langsung bilang sama kami,jangan melawan saya mau merampok.

Lalu, sambil mengangkat tangan, saya duduk jongkok sama Rizal.Kami tambah kaget ketika pelaku menembakkan satu kali ke arah tempat rokok,”tandasnya. Adapun korban Ria yang tak jauh dari kasir sedang menyusun barang di rak turut diancam pelaku. ”Saya, Rizal, dan Ria disuruh berdiri dan menyerahkan HP milik kami bertiga, lalu kami disuruh masuk ke dalam toilet kemudian dikunci oleh pelaku. Habis itu saya tidak tahu lagi pelaku ngambil apa saja. Kami baru keluar setelah tidak ada bunyi suara lagi dengan cara membuka toilet memakai kunci cadangan di toilet,”tukasnya.

Sedangkan,menurut saksi lain, Dayat (22), pegawai showroommobil bekas tak jauh dari lokasi kejadian sebelum perampok datang, dia sempat disuruh sang bos membeli minuman di Indomaret. ”Pertama saya beli di supermarket lain tidak ada, lalu saya beli di Indomaret. Setelah membeli minuman, saya keluar dan sempat berpapasan dengan pelaku yang memakai helm, masker, dan jaket hitam. Motornya di parkir dekat perbatasan Indomaret dengan Kompleks Jaya Garden,”ungkapnya. Namun,dia tidak curiga kalau yang masuk itu adalah pelaku perampokan.

“Apalagi suasana jalan saat itu ramai dilalui kendaraan. Saya baru tahu saat pegawai Indomaret keluar berteriak minta tolong ada rampok,”katanya. Kapolsekta Kalidoni AKP Asmaja membenarkan peristiwa tersebut. Saat ini pihaknya bekerja sama dengan Satuan Reskrim Polresta Palembang melakukan penyelidikan guna menangkap pelaku yang diduga mabuk saat beraksi.”Ketiga pegawai Indomaret saat ini masih kita periksa intensif di polsekta. Termasuk, kami sudah mengamankan rekaman kamera CCTV saat pelaku beraksi. Pelaku beraksi sekitar 2 menit lebih berdasarkan pantauan CCTV,”ungkapnya. (**)

Sumber: Sindo Selasa, 13/12/2011

Minggu, 11 Desember 2011

PNS Palembang Tipu CPNS Calon Polisi




Palembang:

Seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bertugas di Palembang, Sridini Haryani,38, Sabtu (9/12) sore dilaporkan ke polisi oleh empat orang dalam kasus dugaan penipuan. Total kerugian para korban mencapai Rp 205 juta.

Pelaku menjanjikan bisa memasukkan korban menjadi PNS dan anggota Polri. Keempat korban yang melaporkan pelaku ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Siaga Ops Polda Sumsel tersebut yaitu, Irwansyah (32), karyawan swasta Jalan KH Wahid Hasyim, Lorong Tajur, Kelurahan 5 Ulu Palembang.

Korban Irwansyah menyerahkan uang Rp50 juta kepada pelaku karena dijanjikan bisa diterima jadi PNS.

Korban berikutnya, Selvi Agustina (29), guru honorer, warga Jalan Ki Merogan, No 550, RT 11,RW 003,Kelurahan Kemas Rindo,Kecamatan Kertapati Palembang. Akibatnya, korban kehilangan uang Rp60 juta, namun korban tidak lulus PNS Kota Palembang. Saat ditagih kembali uangnya, pelaku menghindar terus sampai sekarang.

Korban yang juga ditipu pelaku adalah Heriansyah (23), mahasiswa. Akibatnya uang tunai Rp45 juta korban yang sudah diserahkan pelaku hilang dan tidak dikembalikan pelaku sampai sekarang. Salah satu korban, Selvi berharap kepada polisi agar dapat segera menangkap pelaku yang telah melakukan penipuan terhadapnya.

Pelaku juga menipu Reza Aprilianto (22), mahasiswa, warga Jalan Komplek Albaria,Kabupaten Banyuasin. Korban ditipu dengan jumlah yang sama Rp50 juta tapi sampai sekarang korban tidak menjadi anggota Polri dan uang korban dibawa kabur pelaku.

”Kesabaran kami semua sudah habis. Saya dijanjikan masuk PNS sejak tahun 2009 tapi saat pengumuman tes PNS saya tak lulus,” ungkap Selvi. Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Sabarudin Ginting membenarkan adanya laporan para korban ke SPKT Polda Sumsel. “Sudah masuk dan akan diproses sesuai prosedur berlaku,”tegas Ginting. (sir)

Kemenangan Laga Kandang Perdana, Modal SFC Hadapi Persija



Palembang

Kemenangan Sriwijaya FC 2-1 atas tamunya PSPS Pekanbaru Minggu (11/12) memberikan spirit bagi pemain untuk hadapi Persija dalam pertandingan berikutnya.

Kemenangan ini membuat SFC mengantongi poin penuh. Dengan tambahan tiga angka ini membuat Laskar Wong Kito naik ke posisi tiga dengan  6 poin dari tiga kali pertandingan. Sementara bagi Askar Betuah, kekalahan ini membuat mereka turun ke posisi sembilan klasemen sementara dengan jumlah poin 3 dari tiga kali laga.

Menurut pelatih Kas Hasratdi, hasil ini menjadi modal bagus bagi skuadnya sebelum mereka berhadapan dengan tim tangguh asal ibukota Persija Jakarta di laga kandang kedua Minggu (18/12).

“Ini tentu saja menjadi tambahan motivasi bagi pemain agar mereka bisa mempersiapkan diri lebih baik lagi. Terutama  sebelum kembali tampil menghadapi tim kuat Persija Jakarta di pertandingan kandang selanjutnya,” ungkap Kas usai pertandingan.

Ia juga mengaku sangat senang karena strategi serangan cepat yang telah direncanakan sebelumnya berhasil membuat para pemain PSPS kehilangan konsentrasinya. Hasilnya Kayamba kembali sukses mencetak gol cepat seperti yang diperlihatkannya saat mengalahkan Pelita Jaya di pertandingan perdana lalu.

“Di pertandingan kandang biasanya kami memang menerapkan pola bola-bola pendek dan umpan-umpan cepat dari kaki ke kaki pemain.Tetapi karena kondisi lapangan yang kurang baik membuat banyak peluang kita banyak terbuang dengan percuma. Hal ini harus segera kita evaluasi, karena kekuatan Persija tentu saja berbeda dengan yang dimiliki PSPS,”bebernya.

SFC sebenarnya, menurut Kas, bisa mencetak lebih dari dua gol. Hanya saja karena kondisi lapangan yang masih belum sepenuhnya baik, membuat pola permainan cepat yang diterapkan tidak berjalan dengan baik.

“Memang kami telah merencanakan agar melancarkan serangan cepat saat babak pertama mulai. Hasilnya seperti dilihat bersama Kayamba berhasil mencetak gol cepat. Begitu pula saat gol kedua yang dicetak oleh Hilton, itu terjadi karena para pemain PSPS saat itu belum konsentrasinya akibat gol pertama,” jelas pelatih asal Solo ini.

Gol Cepat
Penampilan SFC dalam lanjutan kompetisi Indonesia Super League (ISL) kemarin memang memukau suporternya. Gol kemenangan SFC dilesakkan oleh Keith Jerome ‘Kayamba’ Gumbs lewat gol cepat di detik ke-80 dan Hilton Moreira di menit 10.

Gol cepat dari Kayamba mempengaruhi keseluruhan jalannya pertandingan, meruntuhkan mental pemain PSPS. Sementara gol balasan dari PSPS baru dicetak oleh Herman Dzumafo Afandi di babak kedua setelah turun minum di menit ke-87. Kemenangan ini menambah panjang rekor kemenangan SFC atas PSPS menjadi enam kali dari tujuh kali pertemuan. PSPS hanya mampu mencuri satu poin saat kedua tim bertemu di ajang Piala Indonesia musim 2010 lalu.

Pelatih PSPS Pekanbaru Mundari Karya mengakui jika permainan para pemain SFC lebih baik dari pemainnya. Dia menjelaskan, salah satu faktor yang menyebabkan kekalahan timnya kali ini lantaran gol cepat yang dicetak oleh Kayamba saat pertandingan baru memasuki menit pertama.

“Gol pertana terlalu cepat membuat mental para pemain menjadi drop dan panik. Kondisi ini terus terjadi di sepanjang babak pertama. Sehingga beberapa menit kemudian Hilton kembali berhasil menjebol gawang kami. Ini terjadi karena pemain merasa tertekan dan kehilangan konsentrasi,” tuturnya.

Namun setelah babak kedua, Mundari berhasil meningkatkan kembali rasa percaya diri pemainnya. Sehingga lebih disiplin dan berkembang.Apalagi setelah instruksinya untuk mematikan pergerakan Firman Utina dijalankan dengan baik dan bisa mengimbangi permainan SFC serta mencetak gol untuk memperkecil kekalahan melalui Dzumafo.

“Penguasaan bola memang sangat penting. Karena jika terus tertekan bagaimana kami bisa mengembangkan permainan. Di babak kedua kami berhasil keluar dari tekanan sehingga mampu mencetak satu gol,” tandasnya. (sir)

Jumat, 09 Desember 2011

Warga Rusak Rumah Tersangka Pemerkosa



Palembang:

Rumah M Farid (44), tersangka kasus perkosaan disertai pembunuhan terhadap Novi Fajar Wati, 11, di Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Yaqin, dirusak ratusan warga sekitar pukul 01.00 WIB Jumat (9/12).

Aksi perusakan dilakukan massa terhadap rumah Kepala Desa Tanjung Atap Barat M Fadil, kakak Farid,dan anaknya,Faqih, 17, yang turut membantu melakukan pembunuhan. Sementara, rumah Fadil yang letaknya hanya berjarak sekitar 10 meter dari rumah Farid tidak luput dari aksi massa.

Akibatnya,kedua rumah tersebut hancur,termasuk perabot rumah tangga, seperti kursi dan lemari. Dugaan kuat aksi perusakan yang dilakukan massa yang berjumlah sekitar 300 orang, karena emosi dengan sikap keluarga tersangka yang menjelekkan masyarakat Desa Tanjung Atap Barat dan warga Desa Tanjung Atap.

Sebab, sejak sepekan terakhir, beredar rekaman pembicaraan lewat telepon seluler (ponsel) dari suara Huriah, yakni bibi Faqih, dengan salah seorang warga didesa. Peristiwa perusakan terjadi dimulai sekitar pukul 21.00 WIB, Kamis (8/12),hingga Jumat (9/12) sekitar pukul 01.00 WIB.Semula massa yang berjumlah ratusan orang itu merobohkan bekas warung fotokopi milik keluarga Farid dan tembok di belakang rumahnya.

Begitu tembok dan warung dapat dirobohkan,massa terus bergerak dengan menghancurkan dinding rumah serta memecahkan kaca bagian depan hingga terbuka. Setelah pintu terbuka,massa yang mulai beringas mengeluarkan semua perabot rumah tangga,seperi lemari dan kursi, lalu dirusak.Tidak sampai di situ saja,warga yang terus berdatangan mulai melirik rumah Faqih yang bersebelahan dengan rumah Farid.

Bahkan, rumah Faqih ini sempat terbakar akibat ulah massa.Namun, secepatnya dipadamkan warga lainnya karena takut menjalar ke rumah penduduk sekitar. Kapolsek Tanjung Batu AKP Edhi Suratno mengatakan, pihaknya telah mengeluarkan instruksi kepada masyarakat desa setempat untuk tidak mengulangi lagi perusakan.

“Saya sudah mengimbau seusai salat Jumat tadi di masjid kepada warga untuk tidak melakukan perusakan lagi,”ujarnya. Selanjutnya,Kapolsek Tanjung Batu mengatakan,dengan dibantu anggota Polres OI,telah memasang police line di sekitar rumah tersangka dan menutup semua pintu masuk Ponpes Nurul Yaqin agar warga tidak memasuki halaman rumah atau merusak fasilitas ponpes. (sir)

Menghilang 1,5 Bulan, Mahasiswa Unsri Ditemukan




Palembang:

Wenny Rahmayana (21), mahasiswi semester IX FKIP Jurusan Bahasa Indonesia Universitas Sriwijaya (Unsri) yang hilang sejak 25 Oktober lalu akhirnya ditemukan.


Warga Desa Muara Gula Baru, Kecamatan Ujan Mas, Muaraenim, yang mengontrak di Jalan Muhajirin Inderalaya, Ogan Ilir (OI),ditemukan keluarganya pada Sabtu (26/11) sekitar pukul 18.30 WIB di rumah singgah Raden Pusaka Ilahi Ningrat alias Ajisaka alias Dedek di Talang Kerangga, Palembang. Saat ditemukan, kondisi Wenny dalam keadaan lemah dan seperti orang yang kehilangan kesadarannya.


Sementara, Dedek yang bersama Wenny selama pelarian tidak ada di lokasi tersebut. Diduga dia sudah melarikan diri setelah mengetahui keluarga Wenny datang. Mulyana, ibu Wenny, mengungkapkan, Wenny ditemukan setelah dia menerima informasi dari warga yang mengaku melihat Wenny di lokasi tersebut. “Ada orang yang melihat Wenny bersama Dedek di salah satu rumah di daerah Talang Kerangga,” tuturnya kepada SINDO kemarin.

Mendapatkan informasi tersebut, dia dan anggota keluarga lainnya langsung menuju lokasi yang diinformasikan. Benar saja, setelah tiba di rumah yang dimaksud, mereka menemukan Wenny di dalamnya. Ketika itu,Wenny sempat terkejut dengan kedatangan mereka saat itu. Namun, kondisinya seperti orang kebingungan.

“Saat bertemu, Wenny hanya mengenakan baju tidur dan berjilbab serta dalam keadaan lemah dan Dedek hingga kini tidak diketahui keberadaannya,” ujarnya. Secara fisik, tutur dia,Wenny masih sehat. Saat diperiksa bidan di tempat tinggalnya, tidak ditemukan tanda penyiksaan maupun kekerasan pada tubuhnya, hanya jiwanya yang terganggu.

“Wenny seperti orang linglung, tidak mau berinteraksi dengan seseorang. Kalau diajak bicara hanya diam dan seperti pikirannya kosong. Saya tidak tahu penyebabnya,” tuturnya. Untuk memulihkan kondisi kesehatannya,Wenny sementara tidak diperkenankan kuliah sebelum kondisinya benarbenar pulih.

Sementara itu, Dekan FKIP Unsri Prof Tatang Suhery melalui PD II FKIP Unsri Made Sukaryawan mengaku bersyukur atas kembalinya Wenny setelah sempat menghilang beberapa waktu lalu. ”Kejadian ini harus menjadi pelajaran bagi semua,khususnya mahasiswa,untuk tidak mudah percaya kepada orang,” tuturnya.

Menurutnya, saat ini banyak komunitas bermunculan, yang kalau tidak pandai memilah, dapat membuat mahasiswa terperosok,apalagi kalau mendengar informasi saat ditemukan mahasiswanya tersebut dalam keadaan linglung. “Ya, semoga cepat sembuhlah dan segera bergabung kembali. Apalagi Wenny ini saya dengar sedang menyelesaikan skripsinya,” ucapnya. (sir)

Gedung SPC Bermasalah, Pemprov dan Pemkot Saling Klaim



Palembang:


Pemprov Sumsel memastikan, hingga kini kepemilikan Gedung Sriwijaya Promotion Centre (SPC) eks venue sepak takraw pada SEA Games XXVI di Jakabaring, Palembang, masih status quo. Sementara Pemkot Palembang berencana menjadikannya kantor.


Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumsel Eppy Mirza menjelaskan, pihaknya telah mengirimkan surat No 011/3424/ Disperindag/ 2011 tertanggal 8 Desember 2011, yang ditandatangani langsung Gubernur Sumsel Alex Noerdin ke Wali Kota Palembang Eddy Santana Putra.

Isinya antara lain menjelaskan keberadaan Gedung SPC sesuai Surat Menteri Koperasi dan UKM tertanggal 7 Juli 2008 No 223/Dep.4/VII/2008, bahwa pembangunan gedung SPC dimaksudkan untuk program pengembangan dan promosi, berbagai produk serta potensi daerah yang ada di Sumsel.

Karena itulah, dana untuk membangun gedung yang belakangan, ingin ditempati Pemkot Palembang tersebut, di-sharing tiga pihak, masing-masing dari Menkop dan UKM sebesar Rp6 miliar; Pemprov Sumsel sebesar Rp27 miliar; dan Pemkot Palembang Rp16 miliar.“Karenanya, hingga terbentuk tim terpadu nantinya,kepemilikan Gedung SPC ini masih status quo,” ujar Eppy Mirza di ruang kerjanya Jumat (9/12).
 

Untuk itu, Eppy mewakili Pemprov Sumsel secara tegas menolak rencana Pemkot Palembang untuk menempati gedung tersebut dengan alasan apa pun.Sebab, tak sesuai filosofi awal pembangunan gedung tersebut. Gedung itu (SPC) dibangun untuk kepentingan promosi potensi 15 kabupaten/kota di Sumsel. Artinya,akan menjadi pusat promosi, bukan untuk kantor dinas (SKPD), apalagi Pemkot Palembang,”tandas Eppy.

Ke depan, dengan dibentuknya tim terpadu, pengelola SPC yang terdiri atas gabungan komponen di jajaran Pemprov Sumsel dan Pemkot Palembang tersebut, akan menentukan sistem pengelolaan SPC. Apakah akan dibentuk yayasan terpisah, untuk mengelola gedung 2 lantai itu atau didirikan semacam badan usaha bersama dan sejenisnya.

Setelahnya, barulah akan dibuka secara resmi sebagai tempat bagi seluruh kabupaten/kota di Sumsel untuk mempromosikan produk unggulan atau potensi daerahnya masingmasing secara gratis di SPC. “Bisa dalam bentuk bazar, pameran,atau kegiatan serupa lokakarya dan seminar yang digelar tanpa dipungut bayaran,” tandas Eppy.

Intinya,Pemprov Sumsel secara tegas menolak rencana Pemkot Palembang untuk menjadikan gedung SPC sebagai kantor salah satu satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di lingkungan Pemkot Palembang. Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Sumsel Robbi Kurniawan menambahkan, pembangunan Gedung SPC menggunakan dana dari tiga lembaga berbeda yang saling melengkapi.


“Jadi,sebelum ada keputusan resmi, melalui kesepakatan bersama,siapa yang berhak mengelola gedung itu, belum boleh salah satu pihak mengklaimnya,” ujar Robbi di ruang kerjanya kemarin.Robbi menjelaskan, pada dasarnya, SPC dibangun sebagai tempat untuk mempromosikan kebudayaan, pariwisata, dan perekonomian,bukan untuk perkantoran. (sir)

Ditolak RS, Bayi Itupun Lahir Alami

http://www.sinarharapan.co.id/content/read/ditolak-rs-bayi-itu-terlahir-alami/
bekas lecet-lecet masih membekas di kepala bayi Lina Auliasari




Palembang:
Bayi itu, tidur dengan nyenyak. Tak terdengar tangisan. Kalaupun dia merengek, sang ibu Ny Ani segera menggendongnya dan ASI pun diberikan. Masih terlihat bekas lecet-lecet yang telah mengering di kepalanya. Masih merah, bayi ini memang terlihat tegar. Lahirnya pun alami, karena ibunya ditolak mendapat layanan medis karena sal kelas III untuk pasien Jamsoskesmas penuh.

Bayi bersama ibu dan neneknya di kediamannya, Lr Mataram, Kemas Rindo, Palembang
Menolak dirujuk ke RS lain, sang ayah pun mencoba mencari sendiri RS lain karena kondisi  ibu memang terlihat akan melahirkan. Belum sempat meghidupkan sepeda motor, sang ibu keburu melahirkan bayi dengan berat 2500 gram dan panjang 45 cm. Karena alami dan di lantai, kepala sang bayi pun lecet-lecet. Meskipun kini terlihat sehat dan telah berada di rumahnya.
Udara panas di Jalan Mataram, Kelurahan kemas Rindo, Palembang seakan tak dirasakan bayi itu yang diberi nama Lina Aulisari. Usai menikmati ASI dia kembali tertidur. Sang ibu kembali meletakkan putri keduanya itu di atas kasur kecil yang dipagari guling kecl di samping kiri kanannya.
Baik kasur kecil yang biasa disebut lihap, seprei, maupun bantal dan gulingnya, bukanlah barang baru. Dari warna dan bentuknya jelas bukan baru dibeli dari toko perlengkapan bayi. Seperti biasanya dipersiapkan orang tua ketika menyambut bayinya lahir.
Pasangan Dedi dan Asni yang menikah 16 April 2006 bukankalh pasangan yang menunjukkan sukacitanya dengan mempersiapkan semua kebutuhan  bayinya yang bakal lahir. Tapi, bukan berarti, mereka tak bahagia menyambut putrinya tersebut.
keterangan dari lurah yang menjelaskan bahwa keluarga ini tak mampu
Kondisi ekonomilah yang memaksa keduanya maupun keluarga besarnya ‘biasa-biasa’  saja ketika sang bayi bakal lahir. Tetapi, mereka tetap menunjukkan bahagianya dengan memeriksakan bayinya ke dokter sejak umur kandungan 6 bulan.
Dengan kartu Jaminan Sosial Kesehatan Masyarakat (Jamsoskesmas) Semesta Sumsel, dilengkapi surat pengantar dari RT dan kelurahan serta kecamata plus rujukan dari Puskesmas 1 Ulu, rutin tiap bulan kandungannya diperiksakan di Rumah Sakit Muhamadyah Palembang (RSMP).
Memang, dengan pelayanankesehatan gratis itu, mereka bisa mendapatkan layanan standar. “Paling tidak, kami tahu kondisi kesehatan ibu dan anak tidak bermasalah,” ujar sang ayah yang sehari-harinya hanya kerja serabutan sebagai tukang bangunan.
Tak tamat SD, Dedy memang tak cukup penghasilan kalau harus membawa istrinya ke dokter spesialis kandungan yang praktik pribadi. Tetapi, paling tidak, dia sudah menunjukkan perhatian dengan membawa istriya dan calon jabang bayinya ke dokter. Dokter Tin namanya, di RSMP.
Meskipun, keduanya mengaku tak tahu apa jenis kelamin bayi yang bakal lahir tersebut. “Entah ya, dokter juga tak banyak cerita. Kami juga tak banyak tanya, paling-paling kalau periksa, diperiksatekanan  darah, diperiksa kandungan, lalu diberi resep obat yang diambil di apotik rumah sakit’, ujar lelaki kelahiran 2 Desember 1988 ini .
Dedi mengaku ingin juga mengetahui jenis kelamin bayinya, seperti dia dengar-dengar dari banyak orang yang terkadang dua bulan ataupun bahkan tiga bulan sebelum lahir, sudah tahu jenis kelamin bayinya. Memang selama periksa tak pernah dia melihat dokter tersebut memeriksa kandungan istrinya menggunakan alat yang bisa dilihat di layar monitor.
Dedy, sang ayah di rumahnya.
“Yang penting, sudah diperiksapun sangat terima kasih,” ujarnya polos. Karenanya, ketika istrinya terlihat kesakitan, berbekal rujukan dari Puskesmas serta surat tak mampu dari Kelurahan Kemas Rindo, Kecamatan Kertapati, dia pun berboncengan sepeda motor dengan mertua dan istrinya pergi ke RSMP.
Namun sesampai di sana, petugas yang bernama Yanti menyatakan bahwa kamar kelas III penuh. Karena berdasarkan pemeriksaan Ani Masitoh baru bukaan tiga, mereka pun dirujuk ke RSPK Muhamadyah di Plaju.
Namun melihat kondisi Ani yang sepertinya bakal melahirkan, Dedi dan mertuanya, Arsan bersikeras meminta agar mereka dibantu melahirkan di RSMP saja.
akhirnya Dedy pun membawa istrinya keluar. Dia besiap-siap menghidupkan sepeda motornya. Saat di luar inilah, kontraksi di perut Ani makin terasa. Tiba-tiba dia terguling. Saat itu Dedy reflex membantu, dan lahirlah bayi dari rahim Ani. Dedy dan sang mertua tentu saja panik. Spontan, banyak orang yang menyaksikan proses kelahiran tanpa bantuan medis itu.
Karena melahirkannya di tempat keras, kepala bayi pun terlihat lecet-lecet. Tak lama kemudian, baru petugas dari RSMP datang   Lalu ibu dan bayi itu dibawa ke ruangan rumah sakit.
“Aneh kan, ternyata tempat tidur dan ruangan tersedia,” kata Dedy.
Sudah Pulang
Lahir Rabu malam (7/12) sekitar pukul 23.00 WIB , putra Dedi ini pun pada Jumat (9/12) siang sekitar pukul 11.00 sdh diperbolehkan pulang.
Perkampungan tempat tinggal keluarga Dedy
Sinar Harapan yang mencoba menumui keluarga ini di ruang B-II, RSMP Palembang pada Jumat pukul 14.00 sempat tak diperkenankan. Harus seizin Humas  rumah sakit yang terletak di Jl A Yani Palembang, dalam kompleks Universitas Muhamadyah Palembang. Karena waktu bezoek mulai pukul 16.00 WIB.
 Humas sendiri, Kholil Azis, tak ada di tempat. Sementara Direktur Adminsirasi dan Keuangan, Amidi, kletika ditemui tampak sibuk dan repot serta tidak bersahabat. “Maaf. Itu bukan urusan saya, saya mau rapat. Silakan hubungi Humas saja,” katanya ta acuh sambil bergegas pergi.
Baru pukul 15.00 WIB, Humas berada di RSMP. Tampak bersahabat, KHolil Azis mempersilakan untuk melihat bayi dan ibunya.
 “Dia sudah kami beri pelayanan. Hanya memang sedikit terjadi miskomunikasi dengan perawat  sehingga bay itu pun lahir tanpa sempat mendapat layanan medis,” ujarnya sembari mendampingi menuju sal kebidanan.
Ternyata, Humas pun tak paham  kalau bayi dan keluarganya sudah pulang ke rumahnya. Petugas Satpam yang mejaga sal kebidanan menyatakan bahwa sang bayi yang sempat ditolak karena kelas III di RSMP tempat pasien Jamsoske, penuh, ternyata sudah pulang empat jam sebelumnya.
Berbekal alamat yang didapat dari pihak RSMH, SH pun mencoba meneluri kawasan Jl Mataram. Sekitar 5 km dari RSMP.
Masuk Lorong Mataram, bedeng tujuh pintu yang terletak di RT 06 Rw 02 itu tak sulit ditemukan. “Oh, itu di belakang SMPN 12 Palembang, belok ke kanan. Paling ujung, batas jalan  semen ini”, ujar seorang tetangga Dedy menjelaskan posisi rumah Dedy..

jembatan kayu menuju bedeng tempat tinggal keluarga Dedy
 Di ujung jalan semen itu, setelah meniti jalan setapak bedeng yang ditempati keluarga Dedy pun terlihat. Dari jalan setapak,  ada jembatan kayu yang bergoyang-goyang kalau dilewati.
Keluarga Dedi menempati bedeng nomor ketiga. Di rumah itu ada Dedy dan istrinya Ani Masitoh, lalu  ada mertuanya, Murni tampak menyaksikan sang bayi yang tertidur. Bangunan itu seluas 2 x 6, terdiri dari kayu. Dindingnyanya dilapisi kertas dan tempelan Koran. Di ruang tamu, hanya ada lemari plastik tempat menyimpan pakaian. Aksesoris yang ada, televise hitam putih dan  kasur kecil lengkap dengan sang bayi. Lalu di bagian belakang, ada ruangan yang sepertinya  untuk dapur. Di sini pun tak ada rak piring, kecuali tempat kompor dan meja papan untuk meletakkan piring dan gelas.
Pandangan di pintu belakang menyisakan rawa-rawa dan tempat untuk mandi terbuka. Dedy sendiri tampak masih kegerahan dengan stelan celana pendek dan jaket kulit aslinya tanpa penutup.
Bayi Kembar
Sebelumnya ternyata, Dedi sudah punya putri kembar yang lahir  9 Maret 2007. Saat itu menggunakan kartu Askeskin. Istrinya melahirkan di Rumah Sakit Umum (Rumah Sakit Muhamad Husin, RSMH). Masuk pukul 12.00, tiga jam kemudian putri kembarnya pun lahir.
Sayang, putri kembarnya itu hanya satu yang selamat. Sementara  satunya lagi meninggal saat lahir. Sehingga tak sempat diberi namanya. Kini sang kembar yang diberi nama Dini Aminarti sudah berumur 4,8 tahun Mestinya, dia sudah sekolah di TK. Tapi, karena tak mampu, kini dia hanya bermain di rumah.

Mengalami sendiri layanan yang tak memadai bahkan ditolak, Dedy mengaku sangat kecewa.“Kami periksa rutin di rumah sakit itu, istri saya sudah terlihat akan melahirkan malah dirujuk ke rumah sakit lain. Terus terang ketika itu, saya sangat bingung. Belum tau mau dibawa kemana, tiba-tiba istri saya terguling.,” ujarnya.
Rujukan Jamsoskesmas ke RSMP, oleh perawat pun sudah dilepas karena menurutnya tak perlu lagi. Otomatis kalaupun mau dibawa ke rumah sakit lain, akan lebih sulit lagi administrasinya. Sementara mau dibawa ke rumah sakit swasta, dia tak mengantongi uang. “Saya benar-benar blank ketika it. Apalagi istri saya sepertinya mau melahirkan,” ujarnya mengenang proses lahirnya putrid keduanya  itu.
Karenanya, usai anaknya lahir tanpa dibantu pihak rumah sakit, sang mertua pun melapor ke Polsek Seberang Ulu (SU) I. Petugas dari Polsek sudah mendatangi RSMP. “Namun belum jelas juga bagaimana proses selanjutnya,” kata Dedy.
Yang jelas, kini Dedy berencana akan menggugat RSMP Palembang yang menelantarkan istri dan bayinya. “Bayangkan, tak lama setelah bayi lahir, hujan deras. Bagaimana kalau kami sudah jalan dan di jalan hujan deras lalu istri saya melahirkan,” ujarnya membayangkan kondisi yang mungkin terjadi.
Apa gugatan dan tuntutan, Dedy pun memang belum mengerti. Yang jelas, kini dia sudah punya tanggungan tambahan. Ditanya soal rencana ke depan, dia mengaku pasrah dan akan menjalani saja. “Kita tidak tahu nasib anak, kalau sekolah, mudah-mudahan bisa, karena pemerintah ada program sekolah gratis. Yang penting, jangan seperti saya yang SD pun tak tamat,” ujar putra bungsu pasangan Murni dan Arsan ini . Selepas dari RSMP, dia memang tak dibebani biaya apapun. Tapi itu tak menutup kecewanya. (sh/muhamad nasir)