Rabu, 29 Desember 2010

Nonton Bareng Telkomsel Leg II, Membludak










Telkomsel menggelar nonton bareng Timnas vs Malaysia Leg II, Rabu (29/12) di Benteng Kuto Besak Palembang. Tak kurang 7.000 warga Palembang mendukug Timnas yang akhirnya unggul 2-1, meskipun dengan hasil itu Timnas harus puas sebagai runner up Piala AFF 2010. Berbagai hadiah dibagi-bagikan selama nonton bareng. Dipandu MC Darwin Syarkowi dan Riki, acar berlangsung meriah. Manager Graphari Palembang Riki Agustiawan dan pejabat lainnya, seperti Samsu rizal, tiga HP pun diserahkan kepada penonton yang telah membeli kupon seharga Rp 2.000. Meriahnnya nonton bareng bisa disaksikan dalam parade foto berikut:
























organize by: Km.O-Organiser

Selasa, 28 Desember 2010

Nonton Bareng Telkomsel Meriah




Asyiknya, Pak Riki juga sibuk mengajak pelanggan Telkomsel untuk nonton bareng.

Suasana nonton bareng
Untuk dapat hadiah, harus belu kupon nih
Wah, asyiknya yang beruntung bisa dapat hadiah handphone, selamat ya, kata Samsurizal dari Telkomsel Grapari Palembang

Meski Timnas mengalami kekalahan, nonton bareng bersama Telkomsel Minggu (26/12) bersama telkomsel di Raja Sport Centre Kompleks PTC berlangsung meriah. Penonton tetap memberikan dukungan kepada Timnas.....

Bubar nonton, pelanggan Telkomsel tampak ceriah karena berbagai hadiah mereka dapat....





Organize by: Km.O-Organiser

Kamis, 23 Desember 2010

Tim Futsal SMA YKPP Jawara Turnamen Esia

Tim Futsal SMA YKPP A juara pertama




Palembang,

Menundukkan tim futsal SMAN 5 Palembang dengan skor tipis 1-O, tim YKPP akhirnya menjadi jawara Esia Smart Futsal Turnamen antar pelajar 2010.

Final turnamen yang diikuti 74 tim futsal pelajar SLTA se-Sumsel

ini berlangsung cukup ketat. Kedua tim memiliki kemampuan seimbang. Turnamen yang digelar di Raja Sport Centra kompleks PTC, Senin (27/12) ini cukup menegangkan. Hingga pertandingan berakhir, SMA YKPP hanya menyarangkan 1 gol.


Tim Futsal SMAN 5 , runner up


Dengan hasil ini, tim SMA YKPP Mengantongi hadiah uang pembinaan sebesar Rp 2 juta, trofi, dan handphone Esia.SMAN 5 yang menjadi juara kedua mendapat trofi dan uang pembinaan Rp 1 juta.

Sementara tim futsal SMA Muhamadyah 1 Palembang yang menundukkan SMAN 18 Palembang dengan skor 6-3, menjadi juara ketiga. Mendapat hadia pembinaan dan trofi.

Hendri Kesuma, manajemen Esia Sumbagsel, usai penutupan menyatakan bahwa even ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan brtanding bagi pelajar SLTA, mengisi waktu libur, dan menyemarakkan tutup tahun 2010.

Tim Futsal SMA Muhamadyah 1, juara ketiga


"Dengan ini, diharapkan akan muncul atlet dan tim futsal yang tangguh," ujarnya.

Darwin Syarkowi dari Smart FM Palembang menambahkan bahwa even ini akan dijadwalkan dan diagendakan rutin setiap tahun. Apalagi mengingat animo masyarakat terhadap futsal cukup tinggi.



The best player....


Even ini sendiri berlangsung selama dua hari. Menggunakan sistem gugur, dan memakai lapangan indoor maupun outdor. (pr)




organize by: Km.0-Organiser

Telkomsel Ajak Palembang Dukung Elloco cs



PALEMBANG--Telkomsel mengajak masyarakat Palembang mendukung Timnas yang akan menghadapi Malaysia pada partai final Piala AFF di Bukit Jalil, Minggu (26/12) dengan menggelar nonton bareng di dua tempat yakni, pelataran parkir Raja Sport Center Palembang dan pelataran Benteng Kuto Besak (BKB).


SRIPO/HENDRA KUSUMA
Dari kiri Riki Agustiawan Manajer Telkomsel Palembang, Syamsul Manajer Community Telkomsel Palembang dan Taufik Usman




"Kita menyiapkan layar lebar berukuran 3 x 4 meter di Raja Futsal dan BKB, menghimbau agar masyarakat Palembang datang untuk memberikan dukungan kepada Timnas," kata Manajer Branch Telkomsel Palembang, Riki Agustiawan, Kamis (23/12).

Menurut Riki, acara ini digelar secara terbuka untuk umum pada Minggu (26/12) dan Rabu (29/12). Puncaknya digelar pada Rabu mendatang di BKB."Khusus untuk pelaksanaan di BKB akan digelar pada final leg kedua Rabu (29/12). Tujuannya lebih kepada mengapresiasi dan mendukung Timnas, menyalurkan hoby masyarakat," jelasnya.
Ditambahkan Syamsul Rizal, Manajer Departeman Communitiy Telkomsel Palembang format acara nonton bareng ini bersifat hiburan, makanya pihak Telkomsel menyedikan terompet dan hadiah menarik seperti ponsel dan voncher."Hadiahnya kita siapkan 2 unit hp dan ratusan voucher, serta 20 lembar kaos Timnas original," jelas Syamsul.
Dijelaskan pihak panitia Taufik Usman, khusus yang berminat mendapatkan hadiah, bisa mengambil kupon di Raja Futsal sejak Jumat (24/12) pagi, kupon ini seharga Rp2 ribu rupiah plus kartu perdana As."Ini bagi yang berminat untuk mengikuti undian, bagi tidak tetap bisa mengikuti nonton bareng dengan langsung datang ke Raja Futsal dan BKB," jelasnya.

Hendra Kusuma

Kamis, 16 Desember 2010

LO Festival Keraton Nusantara Belum Terima Honor

http://www.sinarharapan.co.id/berita/content/read/lo-festival-keraton-nusantara-belum-terima-honor-1





Palembang - Sedikitnya 50 tenaga Liasion Officer (LO) Festival Keraton Nusantara (FKN) VII yang dilaksanakan 26-28 November lalu hingga Rabu (15/12) mengeluh belum terima honor.
Mereka menuntut kalau memang ada kompensasi dari kerja yang telah dilakukan, dapat segera direa¬lisasikan oleh panitia atau Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin. ”Padahal, kami sudah melaksanakan tugas selama hari H festival. Bahkan sebelumnya juga sudah melakukan aktivitas,” ujar Robby Wijaya, seorang LO kepada SH, Rabu.
Sementara itu, Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin ketika dikonfirmasi menyatakan bahwa memang keberadaan mereka (para LO) tak jelas. ”Mereka sepertinya tertipu oleh pihak yang tak bertanggung jawab. Masa jumlahnya sempat mencapai 400 orang. Lalu ada lagi LO yang jumlahnya juga mencapai 50 orang. Tapi, semuanya sudah diselesaikan,” ujarnya ketika dikonfirmasi, Rabu malam. (sir)

My coloring book.mp4

Rabu, 15 Desember 2010

Isi Waktu Libur, Smart-Esia Gelar Turnamen Futsal Antarpelajar SLTA



Palembang: Mengisi waktu libur dan menyemarakkan tutup tahun 2010, Radio Smart FM bekerja sama dengan Operator Selular Esia, menggelar turnamen futsal pelajar SLTA.

Untuk memberikan daya tarik, menurut Pjs Manager Marketing Esia Area Sumbagsel, Hendry Hadikesuma, juga disediakan hadiah dengan total jutaan rupiah dan handphone bagi pememang dan the best player.

“Kegiatan ini dilaksanakan di Raja Sport Centre, di Kompleks PTC Palembang Pada Minggu dan Senin (26-27 Desember 2010),” tambah Hendry didampingi PR Regional Sumbagsel Ade Rosalina.

Ditambahkan Area Manager Smart FM Palembang Darwin Syarkowi, olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani yang dilakukan dengan maksud untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot–otot tubuh. Kegiatan ini dalam perkembangannya dapat dilakukan sebagai kegiatan yang menghibur, menyenangkan atau juga dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi.


“Seiring dengan hal itu, kami menilai dunia olahraga di Kota Palembang dan Sumsel umumnya telah mengalami perkembangan yang sangat pesat khususnya pada olahraga Futsal. Potensi-potensi muda telah bermunculan seiring dengan banyaknya dukungan, peran serta dan binaan dari beberapa pihak-pihak terkait,” tambahnya.

Pemerintah Palembang maupun Sumsel ebagai fasilitator yang consern terhadap perkembangan olahraga di kota Palembang maupun Sumsel bersama stake holder lainnya telah memberikan dukungan dan ruang kepada para pelajar SLTA untuk mengaktualisasikan kreativitas dan sportivitas mereka dalam banyak hal. Dan akan lebih baik kiranya jika potensi-potensi pelajar yang telah ada dan akan muncul dibekali juga dengan pengalaman bertanding untuk menambah kemampuan mereka dalam olahraga Futsal itu sendiri.


“Karenanya, kami yakin, melalui even ini akan mampu membuat olahraga futsal di kota Palembang dan Sumsel umumnya mampu “berbicara” di tingkat Nasional bahkan Internasional kedepannya,” jelas Darwin Syarkowi.

Dengan semangat mengisi waktu libur pelajar dan menyemarakkan tutup tahun 2010, Turnamen Futsal Antarpelajar SLTA ini dilaksanakan. Tujuannya, memberikan pengalaman bertanding yang perlu dimiliki oleh para pelajar SLTA di kota Palembang maupun Sumsel umumnya. Selain itu, melalui turnamen diharapkan semakin terasahnya kemampuan teknik, fisik dan mental para pelajar SLTA.

Ditargetkan sedikitnya 100 tim akan berlaga dalam even ini. Pendaftaran dapat dilakukan di Raja Sport Centre, Kompleks PTC. Masing-masing sekolah boleh mengirimkan lebih dari satu tim. Biaya pendaftaran Rp 160.000/tim dengan 10 atlet per tim. (*)

Contact Person

Robi (0711 9283636)

Raja Sport Centre (07117796318)

Rabu, 08 Desember 2010

buku antik

buku antik bisa di klik di sini:


http://warungbarangantik.blogspot.com/search/label/Buku%20Antik

diantaranya

Kamis, 25 November 2010

Aura Musi, Satukan Perupa Nusantara dan Musi




Palembang:

Musi, sebagai sungai bukan sekadar memberikan inspirasi yang bisa ditorehkan di atas kanvas. Lebih dari itu, sungai yang juga merupakan bagian dari aliran batanghari sembilan itu telah melahirkan seniman yang kemudian di kenal di nusantara. Sebut saja, Amri Yahya yang disusul oleh seniman lainnya.

Bagaimana jika seniman nusantara dan perupa di aliran Musi dipadukan dalam satu panggung?

Ini bisa dinikmati di Pameran bertajuk ”Aura Musi” yang digagas Galeri Nasional sejak Senin (21/11) hingga Sabtu (27/11) mendatang di Hall Ida Bayumi, Kampus Universitas IBA Palembang.

Meski tak seramai pasar malam, pameran ini paling tidak menyampaikan pesan-pesan dari seniman yang lahir dan berkarya di sepanjang Musi dan Batanghari Sembilan. Gambaran lokal ini bukan hanya ditampilkan seniman lokal tetapi juga mereka yang sudah lebih dahulu ’naik daun’ seperti Amri Yahya. Tetapi juga perupa-perupa muda seperti Edo Pop, Syahrizal Pahlevi, Ronald Aprian, Askanadni, dan lain-lain. Tercatat ada 25 seniman muda memamerkan karyanya.


M Agus Burhan, kurator Galeri Nasional dalam ’buku suci pameran’ menulis bahwa even ini bermaksud menghadirkan wajah seni lukis modern indonesia sekaligus membangkitkan potensi seni rupa modern di daerah setempat. Palembang, merupakan daerah kesekian setelah Medan, Manado, Balikpapan, dan Ambon yang dihampiri.

Melalui pameran ini, menurutnya, seniman nasional yang selama ini hanya dikenal lewat buku, media massa, dan informasi dunia maya, kini benar-benar bisa disapa secara langsung.

Supaya energi kreatifnya menular ke daerah, maka dipadupadankanlah karya menasional yang monumental dengan karya seniman di aliran Musi. Sehingga nantinya, nusantara dan Musi saling bersinergi, saling menularkan auranya.
Masyarakat lah nanti yang akan merasakan auranya. Maka, tak heran kalau pengunjung pun banyak yang mengabadikan diri mereka bersama karya-karya di arena pameran. Bukan hanya lukisan-lukisan yang telah berumur dan dikenal, tetapi juga lukisan-lukisan yang muncul kemudian.

Memang ada sedikitnya 80 lukisan dipamerkan. Baik koleksi pilihan galeri nasional maupun karya para perupa Sumsel.

Di dinding sebelah kiri dekat pintu masuk ada tiga lukisan karya pelukis terkenal tanah air. Lukisan pertama berjudul “Kakak dan Adik” karya almarhum Basoeki Abdullah. Lukisan cat minyak pada kanvas berukuran 65 x 79 cm itu, memperlihatkan sang kakak mendukung adiknya, begitu hidup dan seolah nyata. Pada keterangan lukisan tertera, tahun pembuatan 1978. Di sebelahnya, ada lukisan berjudul “Ibu Menjahit “ karya pelukis S Sudjojono.
Lukisan yang telah berumur 75 tahun ini diabadikan di atas kanvas 55,5 x 71 cm. Dengan cat minyaknya, S Sudjojono melukiskan sosok seorang ibu sedang duduk di atas sebuah kursi dan fokus menjahit. Ciri yang menandakan jaman dulu terlihat jelas, dimana sang ibu rambutnya disanggul, mengenakan kain dan kebaya.
Di sisinya dipajang karya Affandi “Bunga Matahari I”. Cukup besar, 100 x 170 cm, dibuat tahun 1974 dengan cat minyak dan dominasi warna kuning. Sementara, di dinding kanan depan, ada lukisan “Potret Diri” karya Haryadi Selobinangun berukuran 120 x 90 cm yang dibuat tahun 1962.
Perupa Sumsel, misalnya Amri Yahya, karya yang dipilih dari koleksi Galeri Nasional cukup tua bertahun 1963, dengan judul Lebak. Lukisan cat minyak. Karya almarhum kelahiran Ogan Ilir yang 2001 lalu mendapat honor causa dari Universitas Negeri Yogyakarta cukup menarik perhatian.

Begitu juga karya-karya lainnya dengan objek yang bervariasi. Mulai dari objek manusia yag ditangkap dan dialihkan ke kanvas, seperti “Menunggu I” karya D’maah yang menggambar sosok lelaki di aliran Sungai Musi dengan latar rumah rakit. Armada Ms, dengan lukisan Mei 98 yang menggambarkan realitas wajah memelas di balik sobekan kain yang berdarah. Lalu ada Heru Andriansyah yang menggoreskan suasana di kesultanan dalam lukisan berjudul Mengatur Strategi. Yulis Armita, dengan kreativitasnya menorehkan pena di atas kertas berupa tubuh dengan darah di dadanya berjudul ”Kesia-siaan” dan ”My First Baby” berupa rahim yang digambarkan berupa lingkaran berisi calon putrinya.
Gambaran kehidupan Palembang juga dipatrikan pelukis lainnya, seperti Rahman R hambour yang merekam kondisi banjir yang sudah biasa di kota Palembang berjudul ”Banjir Bukan Penghalang” sepasang bocah pelajar SD mengangkat celana pendek dan roknya ketika melintas banjir. Seragam putih merahnya begitu hidup. Lalu Fariz Fahlevi Akbar mengabadikan kebiasaan masyarakat menjadikan Musi sebagai MCK (mandi cuci dan kakus). Pelajar SMAN 8 Palembang ini memberi judul lukisannya ”Tak Lagi di Musi”.
Unsur budaya dan tradisi juga direkam perupa Musi, seperti Halimatus Sa’diyah yang memberi judul ”Misteri Pulau Kemaro” atas lukisannya menggunakan akrilik yang menggambarkan suasana Pulau Kemaro yang memang penuh legenda. Bersama Suparman S, memang siswa SMA Sampoerna ini berhasil mengabadikan pulau kemarau. Meski sudut pandangnya berbeda.
Lalu ada Emielson Saparudin yang memajang lukisan kehidupan Musi lengkap dengan rumah rakit dan Jembatan Ampera. Judulnya tegas, ”Permukiman Pinggiran”. Tempat ibadah di tepi Sungai bisa dinikmati dalam lukisan Nawir Mc Pitt bertitel Mesjid di tepi Batanghari”. Ada mesjid lalu ada perahu ketek berwarna hitam-putih..
Lukisan abstrak juga terlihat meramaikan even ini. Misalnya Muhamad Natsir dengan ”Deja Vu”-nya, Askanadi melalui ”Untitle”, Ronald Apriyan melalui ciptaannya berjudul Lonely Judge” berupa sebatang palu. Lalu ada ”Sungaiku yang Hilang” karya Rudi Maryanto, Edy Fahyuni dengan ”Bahayo Nang#1”. Fajar Agustono memberi judul lukisannya ”Satu Kita kalah, Bersatu kita Menang”, M Azizi Al Majid ”Di Bawah Jembatan Ampera” dan Baharizki Talibrata dengan ”Ikan-Ikan I” nya.
Amrul Hiban cukup berbeda melalui lukisan berjudul ”Kebiasaan di Dusun”. Ada ’sehekap’ alat penangkap ikan terbuat dari rotan, ada kotak-kotak hitam bak papan catur, ada manusia menaiki tangga, lalu ada buah dadu.

Bagi mereka yang berkesempatan hadir di pameran ini, memang akan cukup puas. “Kami bawa 25 lukisasaann karya pelukis Indonesia yang menjadi karya pilihan Galeri Nasional,”ungkap Kepala Galeri Nasional Indonesia, Tubagus Andre Sukmana.
A Erwan Suryanegara, selaku pendamping kurator mengatakan, dalam pameran ada 25 perupa Sumsel yang ikut ambil bagian. Setiap perupa menampilkan minimal satu dan maksimal tiga karya senirupa yang lulus seleksi. Hingga 27 November mendatang, ada beberapa rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan memeriahkan pameran ini. Tiara Putri Utami, pelajar SMAN Sumsel melengkapi pameran dengan karyanya tiga uit perahu kajang yang dibuat dari batang pohon kelapa
Musi terus mengalir, auranya bisa diabadikan di atas kanvas. Pelukis akan terus berkarya seiring arus Musi yang akan berlabuh ke laut yang luas. (sh/muhamad nasir)

Minggu, 21 November 2010

Fun Mountea Digelar di Palembang

Palembang:
Mountea sebagai salah satu merek produk minuman unggulan dari GarudaFood, kembali akan menggelar roadshow Mountea Fruition di Palembang setelah sebelumnya sukses diselenggarakan di kota Semarang (10/10), Banjarmasin (17/10), Makassar (24/10), Yogyakarta (31/10), Bali (7/11) dan Surabaya (14/11). Event ini akan dilaksanakan pada Minggu, 21 November 2010 di Lapangan Parkir Palembang Trade Centre (PTC) mulai pukul 06.30 WIB dan akan dimeriahkan oleh band Vierra selaku Brand Ambassador Mountea.

Palembang merupakan kota ke-tujuh dari total 8 kota roadshow dan selanjutnya, event serupa juga akan digelar di Bandung pada tanggal 28 November 2010. Event Mountea Fruition ini akan diawali dengan kegiatan Jalan Sehat oleh seribu peserta, dilanjutkan dengan lomba mewarnai untuk tingkat TK hingga SD, serta pentas seni dan unjuk bakat dari remaja SLTP dan SMA. Di penghujung acara, akan ada prosesi launching/peluncuran produk Mountea Starfruit dan berakhir dengan penampilan dari Kevin Aprilio, Widy Soediro Nichlany, Raka Cyril Damar, Satryanda Widjanarko serta Deryansha Azhary.

“Mountea rasa buah Belimbing merupakan yang pertama di Indonesia, kami yakin konsumen kami akan mendapatkan pengalaman berbeda yang eksotis, dengan varian baru Mountea ini”, ujar Senior Brand Manager Mountea Erwin Panigoro dengan penuh optimis.

Mountea Fruition merupakan salah satu bentuk apresiasi Mountea kepada pedagang, baik grosir, semi grosir maupun retail yang telah mempromosikan dan menjual produk Mountea sehingga bisa dijangkau oleh konsumen. Juga tidak ketinggalan, para konsumen loyal Mountea yang meliputi anak-anak, remaja dan dewasa.


Untuk setiap penjualan Mountea nilai tertentu yang dilakukan oleh grosir, semi grosir dan retail, baik pedagang maupun konsumen akan mendapatkan kupon yang akan diundi pada acara Mountea Fruition yang diadakan di 8 kota tersebut. Pada event ini juga akan diluncurkan produk Mountea cup dengan promo gosok-gosok yang memperebutkan hadiah menarik dengan total ratusan juta rupiah. Promo ini digelar oleh Mountea secara nasional untuk item tertentu sampai dengan bulan Juli 2011.

Mountea merupakan salah satu merek produk minuman unggulan dari GarudaFood, sebuah perusahaan industri makanan dan minuman terkemuka di Indonesia. Mountea merupakan pionir sekaligus market leader dalam kategori minuman teh dalam kemasan dengan rasa buah yang sangat disukai konsumen dari pelbagai kelompok umur dan status sosial. Sejak diluncurkan lima tahun silam, kini Mountea telah hadir dalam beragam varian rasa yang terbukti begitu disukai konsumen, antara lain : Mountea rasa apel, blackcurrant, guava, stroberi, leci, buah persik dan teh manis.

Keseriusan GarudaFood menggarap pasar minuman teh dalam kemasan mendapat pengakuan antara lain dari : Indonesian Best Brand Award (IBBA) empat tahun berturut-turut (2007-2010) dari MARS & Majalah SWA, Top Brand Award dari Frontier Marketing Research & Majalah Marketing, serta Word of Mouth Marketing Award (WOMM) dari majalah SWA (Juni 2010).

Kamis, 11 November 2010

108 Kesultanan Hadiri Festival Kesultanan Nusantara di Palembang


Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin dari Keraton Palembang Kamis (11/11) memberikan pengarahan kepada para 400 laskar keraton Kesultanan Palembang Darusalam yang akan turut menyukseskan Festival Keraton Nusantara (FKN) VII di Palembang, 26-28 November mendatang.


Palembang:

Sedikitnya 108 keraton/kesultanan memastikan menghadiri dan meramaikan Festival
Keraton Nusantara (FKN) VII di Palembang, Jumat– Minggu (26–28/11).

Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin Kamis (11/11) mengungkapkan, selain berasal dari keraton di nusantara, beberapa keraton/kesultanan dari negara tetangga seperti Kesultanan Sulu (Filipina), Kesultanan Serawak (Malaysia), dan Kesultanan Brunei Darussalam juga akan ambil bagian pada even kali ini.

“Panitia sudah mendapat komitmen mereka akan hadir pada FKN di Palembang.
Mengusung tema “Revitalisasi Peran Keraton dan Lembaga Adat Nusantara dalam Memperkokoh Ketahanan Budaya Bangsa”, ajang pertemuan keraton se- Nusantara kali ini akan mem-fokuskan pembahasan bagaimana mengembalikan nilai-nilai luhur bangsa ini yang mulai meluntur.

“Begitu banyak permasalahan muncul di negeri ini sekarang. Tawuran dan aksi anarkis setiap hari terjadi. Kekompakan, gotong royong, kesetiakawanan, dan kebersamaan yang menjadi nilai luhur bangsa ini seolah menghilang ditelan globalisasi. Itulah yang ingin diperbaiki bersama melalui lembaga adat ini,”tukasnya.



Dirikan Koperasi

Sultan Iskandar menambahkan, pada musyawarah besar (mubes) juga akan dibahas pembentukan wadah tunggal dari forum keraton dan lembaga adat yang tersebar di nusantara ini. Selain itu akan dibahas pula pembentukan koperasi raja/sultan nusantara untuk menggerakkan ekonomi kerakyatan.

Berbagai persoalan lainnya, menurut Ketua Panitia Ismet Nur Asni, akan dibahas dalam festival ini. Di antaranya peran keraton dan lembaga adat dalam memperkokoh ketahanan budaya bangsa dan menetapkan tuan rumah FKN VIII.

Untuk meramaikan festival ini, sebanyak 3.000 prajurit keraton se-Nusantara akan mengikuti even yang bakal digelar di Palembang, Jumat– Minggu (26–28/11).

FKN nanti akan dipusatkan di Plasa Benteng Kuto Besak (BKB) dan Museum Sultan Mahmud Badaruddin II. Festival ini menurut dia, terbuka untuk umum. Saat festival berlangsung akan ditampilkan berbagai keunikan budaya yang dimiliki masing-masing keraton.

“Akan ada pameran benda pusaka masing-masing keraton. Nanti juga akan ada kirab agung prajurit keraton lengkap dengan atribut dan ciri khas masing-masing keraton pada 27 November,” katanya.

Diungkapkan Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin, masyarakat Palembang patut berbangga dengan adanya even ini. Pasalnya, FKN VII ini baru pertama kali dilaksanakan di pulau Sumatera. “Kesultanan Palembang sudah lebih dari 183 tahun vakum karena berbagai permasalahan. Namun saat ini kami berusaha bangkit dan alhamdulillah, bisa muncul kembali dan membangun kembali tatanan adat istiadat dan kebudayaan di Palembang. Kesuksesan kami menjadi tuan rumah yang baik nantinya, tentu tidak lepas dari peran serta masyarakat Palembang,” tutur Sultan Iskandar.

Berbagai persoalan lainnya, menurut Ketua Panitia Ismet Nur Asni, akan dibahas dalam festival ini. Di antaranya peran keratin dan lembaga adapt dalam memperkokoh ketahanan budaya bangsa, deklarasi persaudaraan raja/sultan dan lembaga adat nusantara menjadi wadah tunggal yang bernama Persaudaraan raja/sultan adat nusantara. (sir)

Selasa, 09 November 2010

Dualisme Plh Bupati Muba Gubernur: Masak Bupati Ngangkat Bupati

Palembang:

Polemik dualisme Pelaksana Harian (Plh) Bupati Muba saat bupati dan wakil bupati definitif naik haji ditanggapi dingin oleh Gubernur Sumsel, H Alex Noerdin.

Menurut mantan Bupati Muba ini, ”Kan aneh, masak bupati kok bisa ngangkat bupati. Itu saja,” ujarnya singkat ketika ditemui usai melepas pengiriman bantuan untuk bencana Merapi, Selasa pagi (10/9) di Halaman Kantor Gubernur Sumsel.


Sebelumnya, Wagub H Eddy Yusuf menilai langkah yang diambil Bupati Musi Banyuasin (Muba) H Pahri Azhari yang mengeluarkan surat keputusan (SK) No 820/2195/BKD. Diklat/ 2010 terkait penunjukkan Asisten III Setda Muba Yuliansyah sebagai pelaksana harian (Plh) Bupati Muba menyalahi prosedur.

”Kalau penunjukkan Plh Bupati yang berhak menunjuk adalah Gubernur, bukan bupatinya. Sudah jelas aturannya dalam administrasi pemerintah bahwa Gubernur itu wakil dari pemerintah pusat di daerah.Gubernur bisa menunjuk langsung Plh bupati yang diketahui Mendagri atau pemerintah pusat,” ungkap Eddy Yusuf di ruang kerjanya kemarin.

Eddy menegaskan, saat ini Plh yang benar adalah sesuai SK Gubernur Sumsel H Alex Noerdin dan tidak ada dualisme kepemimpinan Plh di Pemkab Muba. Untuk itu, Eddy mengimbau jajaran Pemkab Muba mematuhi aturan yang berlaku.

”Kita semua tahu bahwa Bupati dan Wakil Bupati Muba pergi haji. Seharusnya bupati sebelum pergi haji lapor atau mengusulkan nama Plh.Apakah Plh Sekda-nya atau siapa. Nanti menyetujui atau mengeluarkan SK penetapan Plh Bupati Muba kembali ke Gubernur Sumsel,”tandasnya.

Hal senada disampaikan PltSekda Provinsi Sumsel Yusri Effendi Ibrahim. Menurutnya, Plh Bupati Muba yang sah adalah Ikhwanuddin sesuai surat keputusan Gubernur Sumsel. ”Kalau secara aturan, jika bupati menunaikan haji maka wabup menjadi Plh bupati.Gubernur Sumsel merupakan perpanjangan tangan pemerintah pusat berhak memiliki kewenangan mengeluarkan SK penunjukkan Plh Bupati Muba,” tandasnya kemarin.

Benar

Sementara itu, Ketua DPRD Muba Uzer Effendi mengakui surat keputusan(SK) Bupati Muba H Pahri Azhari yang menunjuk H Yulianyah (Asisten III) sebagai Plh Bupati Muba.”SK yang dikeluarkan Bupati Muba dasar pembuatannya jelasdan sesuai petunjuk Kemendagri. Artinya SK yang dikeluarkan bupati ada dasarnya.Tidak harus gubernur yang menunjuk Plh Bupati, cukup Bupati saja,”ujarnya kemarin Menurutnya, penunjukkan Ikhwanudin yang dilakukan Gubernur Sumsel Alex Noerdin sebagai Plh Bupati Muba dianggap bermasalah. Pasalnya, Ikhwanudin merupakan pegawai Pemkab Muba yang dianggap bermasalah sehingga ditugaskan di Pemprov Sumsel oleh Gubernur.

”Jadi saat ditarik ke Pemprov Sumsel,Ikhwanudin tidak melalui prosedur administrasi. Artinya ketika ditunjuk menjadi Plh Bupati Muba dianggap bermasalah,” jelas Uzer. Sedangkan Plh Bupati Muba Ikhwanudin yang ditunjuk Gubernur Sumsel, hingga kemarin tetap berkantor di lingkungan Pemkab Muba.Hanya saja, dia tidak memiliki ruang kerja layaknya pejabat Pemkab Muba.

Berdasarkan informasi, Ikhawanuddin, kemarin melakukan kunjungan kerja(Kunker) ke Desa Sarake Kecamatan Babat Toman Kabupaten Muba untuk melihat langsung kondisi jalan yang putus yang menghubungkan Muba dengan Lubuk Linggau. Hanya saja kunker yang dilakukan Ikhwanudin tanpa diikuti pejabat Pemkab Muba. (sir)

Dua Plh Bupati di Muba, Saat Bupati Naik Haji

Palembang:
Kapal, tak boleh ada dua nakhoda. Di pemerintahan pun, tak boleh ada dua pemimpin, staf dan rakyat bias bingung. Itulah yang terjadi di Musibanyuasin, Sumsel. Saat bupati dan wakil bupati melaksanakan ibadah haji, ada dua pengganti bupati.
Yang satu, bekerja atas dasar penunjukan Bupati Muba H Pahri Azahri. Sementara yang lainnya, berpegangan pada SK yang dikeluarkan Gubernur Sumsel, H Alex Nurdin.
Bupati Muba Pahri Azhari menunjuk Plh, dalam hal ini Asisten III Setda Muba Yuliansyah sesuai SK Bupati Muba No 820/2195/BKD.Diklat/2010.

Sementara Gubernur Sumsel Alex Noerdin menunjuk Ikhwanuddin sebagai Plh Bupati Muba seperti yang tertuang dalam radiogram No 800/ 192/BKD. II/2010 tanggal 2 November 2010.

Yuliansyah informasinya terlihat hadir dalam rapat dengar pendapat di DPRD Muba Senin (8/11) selaku Plh Bupati Muba. Sebelumnya, dalam apel pagi di halaman Pemkab Muba, Plt Sekda Muba Muchamad Hanafi juga dengan tegas menyatakan, Plh Bupati Muba adalah Yuliansyah sesuai SK Bupati Muba.

Siang harinya, sekitar 400 orang menggelar aksi menolak kehadiran Plh yang direkomendasikan Gubernur Sumsel Alex Noerdin. Demonstran yang mengatasnamakan Rakyat Muba 11 Kecamatan itu membuat pernyataan berisi penolakan terhadap Plh Bupati Muba yang ditunjuk Gubernur Sumsel, dan menerima siapa pun Plh bupati yang ditunjuk H Pahri Azhari.Pernyataan ini diserahkan kepada Ketua Komisi I DPRD Muba Anwar Hasan.

Sementara Ikhwanuddin kemarin memberitahukan radiogram penunjukan Plh Bupati Muba dari Gubernur Sumsel ke Pemkab Muba. Dia berharap agar penunjukan dirinya tidak disikapi secara politis.

Sebab, Plh bupati ditunjuk agar tidak terjadi kekosongan pemerintahan. Dia juga meminta warga dan pegawai Muba tidak bingung.

Kedatangan Ikhwanuddin ke Kantor Bupati Muba sendiri tidak disambut satu pejabat pun.Dia terlihat duduk di ruang tunggu Asisten I hingga bel tanda jam kerja berbunyi. Tak lama bel berbunyi, Asisten I Sohan Madjid datang ke ruangannya. Jadi, Ikhwanuddin bisa memberitahukan perihal penunjukan dirinya sebagai Plh Bupati Muba kepada Sohan Madjid. Dia bersikeras tetap akan berkantor di Muba selaku Plh Bupati Muba hingga masa tugasnya berakhir.

Dalam radiogram yang dipegangnya, disebutkan tugasnya akan berakhir hingga Bupati dan Wakil Bupati Muba selesai menjalankan ibadah haji. Untuk urusan rumah tinggal atau rumah dinas selama dirinya menjadi Plh Bupati Muba, Ikhwanuddin tak ambil pusing.

Beginilah, kalau ada dua pemimpin. Meskipun tugasnya tak prinsip, entah bagaimana pembagian kerja di kala mereka harus menghadiri acara yang sama. Atau, apa yang harus dilakukan staf tatkala keduanya memberikan perintah yang berbeda, misalnya. (muhamad nasir)

Senin, 08 November 2010

Tiang Ampera Ditambah

Palembang:

Menyusul kebakaran di bawah Jembatan Ampera beberapa waktu lalu, Pemerintah menambah dua tiang baru penyangga jembatan yang membelah Sungai Musi tersebut.

Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Pesertasi Jembatan Ampera,Rusman akhir pekan lalu mengatakan, penambahan tiang penyangga dimaksudkan untuk menambah kekuatan struktur jembatan. Keputusan penambahan ini sendiri merupakan rekomendasi dari hasil penelitian tim Kementerian Pekerjaan Umum (PU), setelah mengecek kondisi jembatan yang dibangun 1960 lalu ini.

“Tiang tambahan itu telah dipasang di antara pasang di antara baris tiang beton ke 6 dan ke 7 bila dihitung dari arah Sungai Musi. Pondasinya sudah selesai, tinggal buat konstruksinya,” ujar Rusman.. Konstruksi tiang tambahan ini, diperkirakan baru akan selesai pekan depan. Pasalnya saat ini, kata Rusman, pihaknya masih menunggu pengiriman kelengkapan bahan kontruksi tiang.

Setelah tiang penyangga selesai dibangun, lanjut Rusman, akan dilakukan loading test (tes ketahanan) untuk mengukur kemampuan jembatan menerima beban. “Jika hasilnya, bagus tidak perlu ada penambahan tiang lagi,” imbuhnya.

Rusman mengatakan, selain membuat tiang penyangga, saat ini pekerjaan pemeliharaan jembatan Ampera terus dilakukan. Berupa perbaikan dimensi dengan melakukan injeksi anti gravitasi pada diafragma jembatan dan melakukan perbaikan struktur pada tiang penyangga jembatan yang berada di bawah bagian jembatan eks kebakaran pasar 7 Ulu.

Sementara itu, pakar struktur beton dan baja Unsri, Dr. Anis Saggaf mengatakan penambahan tiang penyangga di bawah jembatan Ampera harus memperhatikan konstruksi jembatan, apakah terbuat dari baja atau plat beton. Jika struktur jembatan terbuat dari baja, dia menilai penambahan tiang tersebut akan berjalan efektif. “Tapi kalau dari plat beton harus dilihat lagi pembesiannya,” ujarnya.

Dijelaskan dia, jika pembesian jembatan Ampera terbuat dari plat beton harus ditinjau apakah pembesianya ganda atas dan bawah atau hanya pembesian tarik saja. Menurutnya, kalau sistem pembesian jembatan hanya tarik maka penambahan tersebut justru akan berbahaya. “Sistem tarik tekan harus dipertimbangkan dan untuk mengetahuinya dapat dengan cara melihat gambar pembesian jembatan,” paparnya. (sir)

Minggu, 07 November 2010

Mobil Dinas Wawako Palembang Salahi Aturan

Seputar Indonesia, Monday, 08 November 2010

PALEMBANG– Anggota Komisi I DPRD Kota Palembang,Fatahillah Chan menilai mobil dinas (mobnas) yang digunakan Wakil Wali Kota (Wawako) Palembang,Romi Herton melanggar dua aturan,yakni Permendagri 7/2006 dan Keppres 80/2003.

Menurut Fatahillah, dalam lampiran pasal 14 permendagri 7/ 2006 ditegaskan mobnas yang digunakan wali kota berkapasitas 2.500 cc untuk kendaraan jenis sedan dan 3.200 cc untuk jenis jeep. Sedangkan wakil wali kota atau wakil bupati kapasitas silindernya maksimal 2.200 cc untuk jenis sedan dan 2.500 cc untuk jenis jeep. “Sementara yang digunakan beliau (wakil wali kota) selama ini Pajero Sport berkapasitas 3.300 cc, di sini saja sudah jelas pelanggarannya,” ujar Fatahillah di Palembang, kemarin.

Fatahillah lantas mempertanyakan dari nama asal dan siapa yang memberikan kewenangan Wawako untuk menggunakan kendaraan tersebut.Terlebih lagi dirinya mendapatkan laporan bahwa,pembelian kendaraan ter sebut dilakukan saat pengadaannya belum ditenderkan serta anggaran yang ada belum disahkan. “Proses pengadaan ini juga telah menyalahi aturan. Khusus pengadaan mobnas sesuai dengan Keppres No 80 tahun 2003 tentang pengadaan barang dan jasa harus dilakukan secara tender.

Makanya itu, kita pertanyakan siapa yang mengesahkannya, dari mana asalnya dan anggarannya,” sesal Fatahillah. Sementara untuk mobnas yang digunakan wali kota, menurut Fatahillah tidak bermasalah. Meskipun menggunakan mobil jenis minibus Toyota Alphard, kapasitas silinder mobnas wali kota, masih sesuai ketentuan, yakni sekitar 2.500 cc. “Kita tidak mempersoalkan itu.Sebab beliau (wako) sudah sesuai dengan peraturan,”katanya.

Melihat kondisi tersebut, selaku wakil rakyat, dirinya meminta aparat berwenang untuk memantau setiap anggaran yang digunakan pejabat di lingkungan pemkot setempat. Bahkan jika memang menyalahi peraturan, dirinya mendesak kepada pihak yang berkompeten untuk melakukan pengusutan. “Kalau memang terbukti menyalahi hukum tentunya harus diproses. Jangan dibiarkan seperti itu.Kita minta kepada pejabat untuk bertindak,”tegasnya.

Hingga berita ini diturunkan, belum berhasil diperoleh konfirmasi langsung dari wakil wali kota, Romi Herton. Berulangkali berusaha menghubungi, telepon selular Romi dalam keadaan tidak aktif. Hal yang sama terjadi dengan telepon genggam milik sekretaris daerah (sekda), Husni Thamrin. SINDO pun mencoba untuk menggali informasi tentang mobnas ini ke Kepala Bagian (Kabag) Keuangan, Hoyien.

Kendati mengetahui keberadaan mobnas tersebut saat ini tengah digunakan Romi, namun Hoyien mengaku tidak mengetahui secara persis terkait mobil tersebut. “Untuk urusan (mobnas) ini, kita ada bagian masing-masing.Silahkan konfirmasi langsung ke Bagian Perlengkapan,” ujar Hoyien singkat. Sayangnya saat mencoba menghubungi Kepala Bagian (Kabag) Aset Perlengkapan dan PAD Setda Kota Palembang, Faizal AR yang bersangkutan tengan melaksanakan ibadah haji di tanah suci Mekkah. (andhiko tungga alam)

Jumat, 05 November 2010

Sumsel untuk Mentawai







Gubernur Sumsel H Alex Noerdin, Minggu (31/10) melepas bantuan untuk Korban
Tsunami Mentawai di Halam Badan Penanggulangan Bencana Nasional Sumatera Selatan
(BPBN-Sumsel)

Foto : Dok Humas Pemprov Sumsel/Untun

SUMSEL RAIH Pelayanan Terpadu Satu Pintu AWARD


Gubernur Sumsel H alex Noerdin menerima penghargaan PTSP dari BKPM diserahkan oleh Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Kamis (4/11) di Jakarta. (foto humas pemprov sumsel: untung)





Sumatera Selatan, Kamis (4/11) ditetapkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sebagai Provinsi terbaik kedua Nasional setelah Jawa Timur dalam program Pelayanan Terpadu Satu pintu (PTSP) Bidang Pelayanan dan Perizinan Penanaman Modal.

Penetapan itu berlangsung di Kantor BKPM Jalan Gatot Subroto Jakarta pada acara penganugerahan PTSP Award.

Hadir dalam Kesempatan itu selain Kepala BKPM Gita Wiryawan juga Menko
Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Perindustrian MS Hidayat, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan dan Menteri Negara Pemberdayaan aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) EE Mangindaan.

Untuk Penghargaan itu sendiri diserahkan Menko Perekonomian Hatta Rajasa kepada Gubernur Sumsel H Alex Noerdin disaksikan Kepala BKPM Gita Wiryawan.

Menurut Menko Perekonomian Hatta Rajasa dalam sambutanya mengatakan pihaknya memberikan apresiasi yang tinggi kepada BKPM dan para Gubernur, walikota dan Bupati Penerima Penghargaan. Karena Menurutnya ini adalah hasil kerja keras para Kepala Daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya pada sektor penanaman modal dan investasi,Karena Investasi akan mendorong laju pembangunan di daerah.

Selanjutnya dikatakan Hatta selama ini masih ada sebagian masyarakat yang menganggap usaha Pemerintah dalam melaksanakan pembangunan belum maksimal bahkan tidak berhasil itu tidak benar. Karena menurutnya indikator keberhasilan pembangunan sudah jelas diantaranya dengan tingkat pengangguran dan kemiskinan yang semakin berkurang dan daya beli
masyarakat yang terus mengalami peningkatan.

"Jadi saya rasa tidak benar kalau dikatakan pemerintah tidak berhasil dalam
melaksanakan pembangunan, karena indikator keberhasilan itu jelas sekali"ujar
Hatta. Oleh karena itu Pemerintah akan terus mendorong iklim investasi yang sehat, yang akhirnya akan bermuara pada peningkatan ekonomi rakyat sehingga daya beli masyarakat pun akan meningkat.

Sementara itu Gubernur Sumsel H Alex Noerdin melalui kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Sumsel Permana mengatakan Penghargaan ini milik Sumatera Selatan dan dengan penghargaan ini kiranya kedepan diharapkan sistem pelayanan Publik di Sumsel akan lebih meningkat tentunya dengan terus memperbaiki Sumber Daya Manusia (SDM) dengan memperbanyak personil yang mampu berbahasa Inggris dan melengkapi sarana dan prasarana seperti gedung yang mudah dijangkau oleh masyarakat maupun kalangan usaha serta melengkapi IT yang sudah ada.
Selanjutnya masih menurut Permana pihaknya juga merencanakan untuk
memiliki satu unit mobil Pelayanan Terpadu Satu Pintu untuk sistem pelayanan Mobile.
"Jadi kita bisa langsung ke masyarakat istilahnya jemput bola' tukas
Permana. Sementara itu walikota Palembang dalam kesempatan itu juga menerima penghargaan berupa Piagam Penghargaan 10 besar PTSP Kategori Kota se Indonesia.




Gubernur Sumsel H Alex Noerdin dan wako palembang Eddy Santana Putra usai menerima penghargaan. (foto humas pemprov sumsel: untung)

Kamis, 04 November 2010

1.600 Honorer Pemkot Belum Gajian

Palembang:

Sebanyak 1.600 tenaga honorer di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang sejak dua bulan terakhir belum menerima gaji bulanan.


Sebelumnya, honor sebesar Rp600.000 tersebut diterima rutin setiap bulan. Meski demikian, para honorer ini tak berani mempertanyakan .

Seorang tenaga honorer yang tidak ingin disebutkan namanya mengakui, gaji tersebut belum diterima sejak September lalu. Dia dan teman-temannya mengaku tidak berani mempertanyakan hal itu. ”Kami sudah menunggu pada September,tapi ternyata hingga Oktober gaji tersebut belum cair. Kami harap pemerintah segera mencairkannya,” kata dia di Palembang Kamis (4/11).

Walikota Plembang H Eddy Santanaputra mengakui belum dibayarkannya tenaga honorer tersebut. Menurutnya, belum dibayarkannya gaji honorer tersebut hanya persoalan teknis. Masih dibahas di DPRD. ”Kalau sudah disetujui akan langsung dibayar,” tegasnya.

Kepala Bagian (Kabag) Keuangan Setda Kota Palembang M Hoyin beralasan, tertundanya pembayaran tersebut karena belum disahkannya Anggaran Belanja Tambahan (ABT) 2010. Dia berjanji pembayaran gaji honorer akan dilakukan setelah ABT disahkan. Menurut Hoyin, gaji yang belum dibayar tersebut tetap akan dirapelkan bersamaan dengan pembayaran gaji bulan berikutnya.(sir)

Ribuan Rumah Warga Terendam Banjir

Palembang

Ribuan rumah di berbagai wilayah di Palembang Kamis (4/11) terendam banjir akibat hujan deras yang turun cukup lebat sebelumnya. Hingga Jumat pagi, banjir masih merendam rumah warga.

Hujan deras yang disertai petir yang turun sepanjang Rabu (3/11) hingga Kamis pagi menimbulkan kawasan Sekip, Lorok Pakjo,Pahlawan,Lorong Muhajirin V,Jalan POM IX,dan kawasan lain di Ilir Barat I dan Ilir Timur I kembali terendam. Bahkan,banjir yang terjadi kemarin memaksa pengelola SD Negeri 178 di Mayor Salim Batubara meliburkan sebagian siswanya.

Seorang guru SD Negeri 178 yang tak mau disebutkan namanya mengatakan, kebijakan tersebut diambil karena ruang belajar yang berada di lantai dasar digenangi air setinggi lutut anak-anak.

Dikhawatirkan, kondisi tersebut akan mengganggu kenyamanan dan mengancam kesehatan siswa. “Murid yang diliburkan ini khusus untuk mereka yang berada di ruang bawah,mulai kelas 1 hingga 3. sementara murid yang belajar di kelas atas (lantai II) tetap belajar sebagaimana mestinya,” ujar guru tersebut.

Banjir juga merendam pasar dan pemukiman warga di kawasan Kebun Semai, Sekip.Di kawasan itu, genangan air sudah setinggi lutut orang dewa-sa. Rohman (25), seorang warga, mengatakan,banjir mulai terjadi sekitar pukul 04.30 WIB kemarin. Banjir tersebut diduga disebabkan luapan air Sungai Bendung yang tak mampu menampung air dalam jumlah besar. “Jam setengah lima, air sudah mulai masuk, untung kami sudah siap, sebelum air masuk, barang-barang sudah dipindah ke lantai dua atau diganjal,” ujar Rohman

Sekretaris Camat Ilir Barat (IB) I H Gia Vermascu mengungkapkan, pihaknya sudah menerima laporan langsung dari lurah di wilayahnya terkait banjir yang melanda. Untuk melakukan pengecekan, petugas kecamatan juga telah diterjunkan langsung untuk meninjau lokasi banjir. Dengan begitu, pihaknya dapat segera meng-update perkembangan informasi banjir yang terjadi di pemukiman warga tersebut.

“Kami menerima banyak laporan seperti dari Lurah. Bukit Baru, Lorok Pakjo, Bukit Lama, dan Demang Lebar Daun. Sedangkan satu kelurahan yakni Siring Agung belum ada laporannya. Laporan tersebut terkait banyaknya titik-titik lokasi banjir,” jelasnya.

Kepala Dinas PU Bina Marga dan PSDA Kota Palembang Kira Tarigan mengatakan, untuk mengatasi banjir,pihaknya telah melakukan pembersihan anak sungai.

Pihaknya juga akan memasang kembali tujuh pompa air di daerah muara sungai untuk menambah kinerja lima unit pompa air yang sudah dipasang yang tersebar di beberapa titik. “Kelima pompa tersebut masih tergolong kurang meskipun dapat menyusutkan banjir dalam waktu satu jam,” ujar Kira belum lama ini.



Kepala Seksi (Kasi) Observasi dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) SMB II Agus Santosa mengimbau masyarakat yang tinggal di daerah hilir seperti Palembang, Lahat, Muara Enim, Musi Rawas (Mura), Musi Banyuasin (Muba) dan OKI agar lebih waspada dan bersiap menghadapi banjir. Pasalnya, dari perkiraan cuaca,mulai November 2010–Januari 2011, intensitas hujan di daerah tersebut cukup tinggi,rata-rata 102 mm per hari. “Intensitas hujan juga mulai merata, mulai sedang, tinggi, hingga rendah.

Untuk itulah, diharapkan masyarakat untuk waspada terutama di daerah yang intensitasnya hujan tinggi,” papar Agus. Tingginya curah hujan telah membuat beberapa daerah banjir, seperti di kawasan Ilir Timur I Palembang, Lahat, Gunung Megang, Talang Ubi, Babat Toman, Muara Lakitan, Muara Kuang. Apalagi, hujan yang mengguyur daerah tersebut kemarin malam intensitasnya juga sangat tinggi. Selain intensitas hujan tinggi, juga disebabkan daerah tersebut melimpahnya air sungai. (sir)

Menipu 76 CPNS, PNS Prabumulih Ditangkap

Palembang:
Seorang PNS Prabumulih yang diduga menipu sedikitnya 76 CPNS ditangkap polisi. Kerugian yang diderita korbannya mencapai Rp 2 milyar.

PNS yang diamankan itu, Drs Harison (40),warga Kelurahan 1 Ulu,Kecamatan Seberang Ulu (SU) I,Palembang.
Kini tersangka Harison ditahan penyidik dari Satuan Pidana Ekonomi (Pidek) Direktorat Reskrim Polda Sumsel. Berdasarkan data, sudah ada 67 korban yang ditipu tersangka, dengan total kerugian korban mencapai Rp2 miliar.

Kabid Humas Polda Sumsel AKBP Sabarudin Ginting Rabu (3/11) menjelaskan, Harison ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penipuan dan penggelapan dengan korban honorer dan CPNS.

“Modus yang dipakai tersangka mengaku bisa menolong korban menjadi PNS di lingkungan Pemkot Prabumulih, tetapi dia minta uang pelicin. Janjinya, kalau korban tidak lulus PNS uang akan dikembalikan. Ternyata, uang korban tidak dikembalikan,” ujar Ginting di ruang Perwira Pejabat Informasi dan Dokumentasi (PPID) Polda Sumsel.

Dia mengungkapkan, sudah ada 67 orang korban yang ditipu tersangka. Korban berasal dari daerah Muaraenim, Prabumulih, Lahat,dan Palembang.

“Walaupun dia telah terbukti, pengembangan penyidikan terus kami lakukan. Sebab, diduga masih banyak lagi korban yang belum terdata oleh penyidik. Sampai saat ini tersangka masih terus dimintai keterangan oleh penyidik dari Sat Pidek, Dit Reskrim Polda Sumsel,”katanya. Korban yang sudah melapor di antaranya yakni, Bilser Siregar, warga Prabumulih, melapor ke Siaga Ops pada 12 Agustus 2009. Kemudian Tejo Purwadi, melapor pada 4 Maret 2010.

Kedua korban menjelaskan, modus tersangka saat itu yakni menawari korban bahwa dirinya bisa memasukkan anak korban jadi PNS di Pemko Prabumulih. Namun, ternyata anaknya tidak diterima, sementara uang untuk pelicin yang diserahkan secara bertahap sudah diterima tersangka dan tidak dikembalikan. Akibat ulah tersangka, Bilser menderita kerugian Rp70 juta,sedangkan Tejo sebesar Rp70 juta. Kabid Humas Polda Sumsel AKBP Sabarudin Ginting menambahkan, pihak penyidik juga telah melakukan penahanan terhadap tersangka Harison.

“Barang bukti yang kita sita mobil Avanza hasil penipuan, uang Rp45 juta, cap Pemkot Prabumulih,dan surat keputusan Wali Kota Prabumulih untuk mengangkat salah satu korban jadi PNS. Surat itu dibuat sendiri atau palsu,” katanya. (sir)

Selasa, 26 Oktober 2010

Urea Terserap 100%

Palembang:


General Manager Pemasaran PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang HM Romli mengaku optimistis pupuk urea bersubsidi di Sumsel akan terserap 100% tahun ini.


Menurutnya, hingga bulan ini, sudah 135.000 ton pupuk atau sekitar 64% pupuk telah terserap.

“Kalau dari sisi kebutuhan pupuk bersubsidi Sumsel per tahunnya mencapai 208.000 ton. Jadi sisa yang belum terserap sekitar 36% atau 73.000 ton pupuk. Kami yakin sisanya akan terserap di puncak musim tanam November dan Desember,”ujar Romli seusai melakukan rapat pembahasan pupuk bersubsidi dengan Pemprov Sumsel di ruang rapat Bina Praja Sumsel Selasa (26/10). Menurut Romli, penyerapan pupuk bersubsidi yang baru sebesar 64% sudah tergolong bagus dan tidak lamban.

Selain itu, bukan karena faktor cuaca yang terjadi di Sumsel. Penyalurannya pun tetap terawasi secara terus menerus, salah satunya oleh Komisi Pengawasan Pupuk dan Pes-tsida (KP3). “Kami sebagai operator di lapangan berterima kasih kepada Pemprov Sumsel dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan, dan Holtikultura (TPH) Provinsi Sumsel, karena di Sumsel ini KP3-nya aktif sekali. Sehingga semuanya berjalan lancar dan distribusi pupuk bersubsidi dapat sampai dengan petani di lapangan, kita berharap penyerapannya di 2010 ini nanti akan sampai 100 %,”ka-tanya.

Terkait masalah kenaikan harga yang terjadi April lalu, Romli menjelaskan, kenaikan tersebut sudah dihitung secara cermat dan melibatkan instansi terkait. Namun pihaknya menilai kenaikan masih dalam tahap wajar dan tidak menjadi masalah. “Karena pada dasarnya petani itu yang penting pupuknya tersedia, masalah harga ini sudah dihitung semua, termasuk dengan keekonomian pertanian,harga itu masih bagus tidak masalah, dan penyerapan pupuk juga tidak ada gangguan,”paparnya. Kepala Dinas Pertanian TPH Sumsel, Hj Nelly Rasdiana mengatakan, pihaknya telah melakukan rapat dengan PT Pusri dan KP3 membahasantisipasipermasalahan yang akan terjadi pada persediaan dan distribusi pupuk di Sumsel.

“Salah satu yang kita bahas bagaimana mengantisipasi kalau terjadi kelangkaan pupuk dan permasalahan lainnya,”ujarnya.

Langka
Sebelumknya, ratusan petani di Kecamatan Muara Sugihan,Kabupaten Banyuasin mengeluhkan terhentinya pasokan pupuk urea bersubsidi dari PT Pusri.


Hal tersebut mendorong para petani menyampaikan keluhannya kepada para wakilnya di parlemen. Akhir pekan lalu, perwakilan lima desa di Kecamatan Muara Sugihan yaitu Desa Titra Harja,Daya Kusuma, Hargo Mulyo,Cendana dan Mekarjaya mengadukan persoalan yang membelit mereka kepada Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Banyuasin.

Ketua Kelompok Tani Kecamatan Muara Sugihan, Supandi menerangkan, telah terjadi kelangkaan pupuk urea bersubsidi di Kecamatan Muara Sugihan.Hal itu menyebabkan banyak petani merugi karena akan terlambat tanam. “Selain keterlambatan tanam,karena pupuk terlambat, hasil produksi terancam tidak maksimal diperoleh.

Sementara itu, kami mengharapkan Dewan dan Pemerintah dapat mencarikan solusi kelangkaan pupuk yang terjadi,”ujarnya.

Menurut Supandi,proses distribusi 4.500 karung pupuk urea di Kecamatan Muara Sugihan terlambat datang.Sementara,kelompok tani telah membayar pesanan pupuk urea bersubsidi pada pihak distributor pupuk Rp74.000/karung. Ketua Komisi II DPRD Banyuasin, Ledi Risdianto mengatakan, kegelisahan petani juga ditambah karena distributor pupuk di tingkat Kecamatan Muara Sugihan,yakni CV Abadi Jaya telah mematok harga pupuk lebih tinggi, sebesar Rp78.000/karung.

“Kami telah memanggil Dinas Pertanian dan Perternakan sebagai tim Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida (Komppes) di kabupaten.Bersama mereka kami akan memeriksa kelangkaan pupuk di Muara Sugihan dan pihak distributor mengenai keterlambatan dan tingginya harga pupuk itu,”terang Ledi. Ledi mengungkapkan, permasalahan distributor pupuk bersubsidi memang harus mendapat perhatian serius dari dinas Pertanian dan Peternakan (Distannak) Kabupaten Banyuasin,sebagai tim pengawas distribusi. Mengingat, para petani sawah tadah hujan di Banyuasin sudah memasuki tahap tanam. “Ini penting diselidiki, karena kebutuhan pupuk untuk para petani sangat mendesak.

Jika terlambat dari jangka waktu yang ditentukan, tentunya mereka akan terlambat tanam dan merugi akan hasil produksi yang tidak maksimal,” terang Ledi. Menanggapi hal tersebut, Bupati Banyuasin,Amiruddin Inoed menjanjikan, secepatnya akan memanggil Distannak dan para distributor pupuk per Kecamatan di Banyuasin. Karena menurut Amiruddin, jika sudah sesuai dengan Rancangan Dasar Kebutuhan Pupuk (RDKP) kelompok tani per kecamatan, PT Pusri wajib mendistribusikan pupuk ke petani. (sir)

Pasca Terbakar, Jembara Ampera Diperbaiki

Palembang:
Pascakebakaran di bawah Jembatan Ampera beberapa waktu Lalu, kini kerusakan bagian bawah Jembatan Ampera mulai diperbaiki.

Meski sempat dikhawatirkan akan roboh, pasca kebakaran hebat, pemerintah memastikan kondisi Jembatan Ampera masih sangat kokoh.

Dirjen Bintek Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Purnomo mengatakan, dari hasil pe-elitian, saat ini kualitas beton Ampera hanya menurun sekitar 20 %. “Ampera masih kuat, jadi jangan khawatir akan ambruk. Karena hasil penelitian kami kualitas beton yang ada hanya turun 20%. Ini akan kami perbaiki, sehingga kekuatan Ampera akan lebih baik lagi,” jelas Purnomo saat dihubungi melalui ponselnya.

Meskipun begitu, untuk menjaga ketahanan jembatan, tetap harus dilakukan perbaikan pada bagian-bagian yang rusak. Perbaikan tersebut akan dilakukan mulai pekan ini,dengan memberi lapisan baja (steel bonding) atau serat fiber carbon pada bagian yang terbakar.

Kepala Satuan Non Vertikal Tertentu (SNVT) Jalan dan Jembatan Dinas PU Cipta Karya Sumsel, Aidil Fiqri mengatakan, kondisi jembatan Ampera masih bisa bertahan lama. Sebab, bantalan (bearing) yang menghubungkan antara rangka jembatan dan jalanan terbuat dari baja sehingga tidak mengalami pe-muaian.

Pemprov Sumsel menunjuk PT Hutama Buana Internusa untuk memperbaiki Landmark Kota Palembang ini. Untuk tahap awal, perbaikan dilakukan dengan mengelupasi plafon di bawah jembatan yang sudah mulai keropos. Selanjutnya, kontraktor menyuntik dinding dan plafon yang retak, dengan cairan khusus.

Pelaksana Lapangan PT Hutama Buana Internusa, Budianto mengatakan,proses injeksi tersebut lebih diprioritaskan di pangkal bawah jembatan hingga tiang kedua yang menjadi pusat titik terjadinya kebakaran beberapa waktu lalu. Proses ini diperkirakan akan memakan waktu sekitar satu bulan.

“Rentang plafon mulai pangkal bawah jembatan hingga tiang kedua itu sekitar 30 meter.
Di areal inilah, lapisan plafon yang mulai mengelupas akan kita lepaskan untuk diberikan injeksi cairan,” kata Budi di sela proses perbaikan, Selasa (26/10).

Karena plafon jembatan cukup tinggi, yakni sekitar tiga meter dari permukaan tanah, lanjut Budi, pihaknya terlebih dahulu akan memasang penyangga bagi para pekerja menggunakan batang besi. Besi ini kemudian dicor ke tanah hingga akhirnya berdiri menopang bagian bawah jembatan. “Jumlah besinya ada delapan buah.Pekerja bisa berdiri di besi-besi tersebut. Kami tetap mengutamakan keselamatan para pekerja,”paparnya. (sir)

Guru di Banyuasin Belum Terima Tunjangan Sertifikasi

Palembang:

Puluhan guru dari banyusain mengadukan nasibnya ke DPRD Sumsel. Mereka mengadukan seputar kejelasan tunjangan profesi ribuan guru di Banyuasin yang belum diterima merekaselamasepuluhbulan.

”Ada ribuan guru belum terima tunjangan profesi.Kami kecewa belum ada kepastian dari Diknas Banyuasin. Padahal kami sudah mendatangi mereka,namun tidak ada kejelasan kapan dicairkan,” ujar A Rosen, salah satu perwakilan guru dari SMP 2 di Kecamatan Banyuasin III saat rapat di Komisi V DPRD Sumsl yang dihadiri Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Sumsel Seni n (25/10).

Rosen mengatakan, sejak bulan Januari – Oktober 2010, tunjangan belum mereka terima yang totalnya sebesar Rp25 juta per guru.

Pihaknya,ungkap dia,sudah mempertanyakan persoalan tersebut dan tak ada respon positif dari pemerintah setempat. ”Kabupaten lain sudah menerima seperti Muba,Lahat dan lainnya. Namun kenapa kami belum padahal sudah 10 bulan.Apalagi kami telah lulus sertifikasi sejak tahun 2007.Mau kemana lagi kami mengadu. Ribuan guru di Banyuasin diperkirakan belum menerima tunjangan sertifikasi untuk tahun 2010,”ungkapnya.

Kepala Bidang (Kabid) Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) Disdikpora Sumsel, Romzid Muhir mengatakan, terkait tunjangan sertifikasi guru untuk lulusan sertifikasi 2006-2008 diluar kewenangannya. ”Diknas Sumsel hanya berwenang membayar tunjangan sertifikasi untuk guru non PNS dan guru PNS yang lulus sertifikasi tahun 2009 ke atas.

Kalau soal belum cairnya dana para guru itu seharusnya menjadi kewenangan pembayaran tunjangan pada Diknas kabupaten/kota yang bersangkutan,”tegasnya. Romzid menyebutkan bahwa mekanisme pembayaran tunjangan profesi guru yang lulus sertifikasi 2009 kebawah seharusnya dilakukan Diknas kabupaten/kota bersangkutan.

”Dalam kebijakan pusat atau Dirjen PPMTK Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), dana tunjangan sertifikasi untuk lulusan 2006-2008 sebenarnya ditransfer langsung ke kas daerah masing-masing.Apabila belum dibayarkan sampai 10 bulan maka harus dipertanyakan pada mereka,” tandasnya.

Ketua Komisi V DPRD Sumsel Bihaqqie Soefyan menyatakan,kewenangan pembayaran tunjangan sertifikasi untuk ribuan guru di Banyuasin yang lulus tahun 2006- 2008, bukan kewenangan Diknas Provinsi Sumsel. ”Kami memanggil Disdikpora Sumsel supaya tahu sebenarnya dana itu bermasalah atau nyangkut dimana. Karena ini masalah kejelasan soal tunjangan profesi guru yang belum dibayarkan sepuluh bulan,”tandasnya.

Bihaqqi mengatakan, berdasarkan penjelasan Disdikpora Sumsel, pembayaran tunjangan profesi guru lulusan tahun 2006- 2008 merupakan kewenangan Diknas kabupaten/kota, sedangkan lulusan tahun 2009 dan guru non PNS pembayarannya merupakan kewenangan provinsi.

”Makanya Komisi V tidak bisa intervensi ke DPRD setempat maupun Diknas setempat.Kami hanya bisa mendorong dan mengkoordinasikan persoalan itu ke komisi terkait di DPRD Banyuasin.Mudah-mudahan DPRD Banyuasin segera memanggil Diknas Banyuasin untuk menjelaskan persoalan tersebut,” jelasnya. (sir)

Bas Musik Gema Suara Bertahan dengan Peralatan Tua

OLEH: ISYANTO/MUHAMMAD NASIR

Palembang - Di ­te­ngah laju pemba­ngun­an Kota Palembang dan Sumatera Selatan yang demikian pesat, Bas Musik Gema Suara justru berjalan tertatih-tatih.

Kelompok musik yang mengandalkan bas, drum, dan terompet ini memang usianya telah cukup tua, 80 tahun. Peralatan musik mereka yang tidak mengilap cukup membuktikan bahwa bas musik (sebagian orang Palembang menyebutkan musik “jidor”) sudah tidak muda lagi. Terompet, saksofon, bas gitar, dan alat tiup lainnya sudah tampak tua, bahkan beberapa bagian sudah terlepas dan terpaksa diikat dengan tali rafia agar tidak terlepas.
BM Gema Suara didirikan pada 1930. Beryukur, mereka masih bisa bertahan sampai sekarang. Resepnya adalah mengikuti perkembangan zaman. Pada zaman jayanya Miss Ribut, mereka membawakan lagu-lagu Miss Ribut. Zaman kejayaan Ida Laila, Sam Saimun, P Ramlee, dan Mashabi, mereka membawakan lagu-lagu Melayu. Pada zaman jayanya dangdut, mereka membawakan lagu Rhoma Irama, Elvie Sukaesih, dan pada zaman kejayaan Inul, Iis Dahlia, Megi Z, Imam S Arifin, dan Mansyur S, mereka masih bisa juga mengikutinya.
Namun, kini di zaman kejayaan Trio Macan, Julia Perez, Kucing Garong, dan Belah Duren, mereka makin keteter mengikutinya. Maklumlah, irama musik Kucing Garong dan Belah Duren sangat cepat. Padahal, para personel BM Gema Suara sudah berusia tua. Anggota termuda BM Gema Suara adalah Andy Sahrial, itu pun usianya sudah 35 tahun. Anggota lainnya rata-rata berusia 50 atau 60 tahun. Ketuanya, Ki Agus Kailani, bahkan sudah berusia 70 tahun.
“Saya adalah generasi ketiga yang diwarisi grup musik ini oleh ayah saya,” kata pemimpin BM Gema Suara saat ini, Ki Agus Udjang Kailani (70), di sela-sela acara pemancangan tiang pertama renovasi GOR Sriwijaya di Palembang oleh Gubernur Sumsel, Alex Noedin, Jumat (22/10) lalu.
Untuk mempertahankan hidup, BM Gema Suara dituntut pandai-pandai mengikuti permintaan pasar. Untuk acara pemancangan tiang seperti di atas, ia menggandeng penyanyi Melayu Neneng bin Binti Salim. Neneng pada acara pemancangan tiang siang itu dengan fasih membawakan lagu Melayu “Fatwa Pujangga” dan “Semalam di Malaysia”.
Untuk acara Imlek atau ulang tahun kelenteng (rumah ibadah umat Buddha atau Kong Hu Cu), BMGS menggandeng penyanyi Mei Fan, yang jago membawakan lagu-lagu gambang kromong dan Mandarin. Untuk acara yang agak ngepop, BMGS menggandeng penyanyi bar bernama Yuli.
“Kami hanya pengiring saja, penyanyinya kami sewa dari luar, tapi tinggalnya tidak jauh dari kami di 14 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu 2. Umumnya, pemain kami masih bersaudara. Saya tidak pernah jemu meminta mereka untuk melestarikan musik keluarga ini,,” kata Udjang.
Menurut Udhang, sebagian besar dari 12 anggotanya bisa membaca not balok karena mereka pernah ikut pendidikan musik. Udjang sendiri kerap membeli keping CD yang berisi musik dan menuliskan not baloknya. Lagu tersebut dibangun ulang sesuai kemampuan personel BM GS.
Honor yang diterima BMGS dari satu kali pementasan Rp 1 juta. Uang tersebut harus dibagi 12, termasuk penyanyi. “Satu orang kira-kira mendapat Rp 80.000. Lumayan untuk menopang kehidupan personel saya yang sehari-hari bekerja sebagai tukang las, tukang cat atau buruh kasar,” ujar kakek dari 22 cucu dan buyut dari 4 cicit itu.
Kendala yang dihadapi Udjang saat ini adalah peralatannya yang sudah tua. Ia kesulitan memperbarui peralatannya karena tidak punya uang. “Kalaupun uangnya ada, mungkin peralatannya sudah tidak ada lagi di toko. Pasalnya, peralatan kami sudah jadul banget, ha ha ha,” kata Udjang berseloroh. n

Alex Noerdin: SEA Games Hanya “Sasaran Antara”

Sinar Harapan, Senin, 25 Oktober 2010 13:27



Palembang – Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Alex Noerdin mencanangkan SEA Games hanyalah “sasaran antara”.




Sasaran utama Alex adalah menarik investor, menciptakan lapangan pekerjaan, mendatangkan pajak, dan mensejahterakan rakyat di wilayahnya. Caranya?
“Kita gelar 24 cabang SEA Games, plus upacara pembukaan dan penutupan di sini. Saya percaya, jika SEA Games sukses dan aman, investasi akan masuk. Jika investasi masuk, bayangkan berapa tenaga kerja yang akan terserap, berapa pajak yang akan masuk? Sumsel itu kaya sekali dan kami tidak bisa mengolahnya sendirian. Kami membutuhkan investor,” kata Alex di hadapan wartawan Jakarta yang ia undang ke Palembang untuk melihat pembangunan venues SEA Games.
Kekayaan alam Sumsel yang belum tergarap maksimal antara lain batu bara dan gas alam. Sumsel menyimpan cadangan batu bara dan gas alam terbesar di Indonesia.
Berkaitan dengan keamanan, Alex menyikapi ­penyerangan sebuah Polsek di Sumatera Utara yang menewaskan tiga polisi belum lama ini dengan menggandeng Polda Sumsel dan Pengda Perbakin Sumsel untuk melatih 3.800 anggota polisi Sumsel menembak reaksi. Pelatihan itu sudah dimulai September lalu dan kini telah 550 anggota polisi yang dilatih. Sisanya akan selesai pada Februari 2011.
“Keamanan itu penting. Kalau wilayah kita tidak aman, investor tak mau masuk,” ujar Alex, yang juga Ketua Pengda Perbakin Sumsel, dalam acara meninjau latihan para polisi di Lapangan Tembak Palembang, Jumat (22/10) lalu.
Meski kondisi sudah kondusif, Alex merasa memerlukan trigger, yang dapat menggairahkan masyarakat Sumsel untuk maju. Trigger itu adalah SEA Games. Untuk itu, ketika ditawari menjadi salah satu daerah tuan rumah SEA Games, Alex langsung mengajukan diri. Bagi Alex, inilah kesempatan Sumsel untuk menunjukkan ada dunia ­internasional bahwa Sumsel sudah maju, siap menampung investasi.
“Sekarang atau tidak sama sekali. Jika Sumsel tidak memanfaatkan kesempatan jadi tuan rumah, Sumsel akan kehilangan momentum dan harus menunggu 23 tahun lagi (terakhir, Indonesia menjadi tuan rumah SEA Games pada 1987 dan selalu digilir di kalangan anggota ASEAN),” kata Alex.
“Stainless Steel”
Dari 24 cabang yang dituan­rumahi Sumsel, delapan di antaranya memerlukan ­venues baru, termasuk cabang renang. Khusus untuk cabang ini, Pemprov Sumsel mem­bangun kolam renang yang bagian dasarnya terbuat dari stainlees steel (baja antikarat), yang dilengkapi ruang ­pemotretan bawah air.
“Ini merupakan kolam renang stainless steel pertama di Indonesia dan kedua di dunia setelah China,” kata Alex, yang juga mantan Bupati Musi Banyuasin (Muba) itu.
Kepala Dinas PU Cipta Karya Provinsi Sumsel Rizal Abdullah di Palembang, Sabtu (23/10), mengatakan, pemba­ngunan stainless steel itu harus diperhatikan secara khusus karena cukup rumit dan harus selesai tepat waktu. “Untuk membangun kolam renang ini, kami mendatangkan tenaga ahli dari luar negeri,” katanya.
Kolam renang itu membutuhkan tiang pancang sedikitnya seribu buah karena akan dibangun secara bertingkat.
Alex mengatakan, semua pembangunan fasilitas SEA Games bekerja sama pihak ketiga dan sama sekali tidak menggunakan dana APBD.
“Kami bekerja sama dengan pihak ketiga dengan pola Built Over Transfer, yang artinya kira-kira bangun, gunakan, transfer. Pihak ketiga yang membangun, pihak ketiga yang menggunakan, tetapi setelah masa kontraknya habis diserahkan kepada Pengprov. Tanpa keluar uang sedikit pun, aset Pengprov bertambah,” kata Alex, yang terobsesi ingin menjadikan Sumsel sebagai pusat perdagangan di Nusantara seperti zaman ke­emasan Sriwijaya di abad ke-8.
(Isyanto/Muhammad Nasir)

Ditemukan, Janin Membatu dalam Rahim

Sinar Harapan, Kamis, 23 April 2009



Oleh
Muhamad Nasir

Palembang - Tim Dokter Rumah Sakit Dr Noesmir DKT Baturaja mengungkap misteri hilangnya kandungan Rainah (48) yang telah berusia tujuh bulan pada 1984. Ternyata, janin itu telah membatu di rahim sang ibu. Penemuan ini dalam istilah kedokteran disebut lithopedion.

Terkuaknya kejadian misterius calon anak pertama yang telah diidam-idamkan warga Belitang BK XVI, Kabupaten OKU Timur itu saat menjalani operasi tumor rahim yang dilakukan tim medis Rumah Sakit Dr Noesmir DKT Baturaja.
Operasi itu dipimpin dr Hafiz Usman SpOG. Saat operasi berlangsung tim medis menemukan sebongkah batu seukuran kepalan tangan orang dewasa berada di luar dinding rahim Rainah. Saat diperiksa, ternyata sebongkah batu tersebut adalah janin bayi yang telah mengalami pengapuran.
Organ tubuh janin tersebut masih tampak jelas, terdiri dari kepala, rangka kedua tangan, kaki, tulang iga dan tulang belakang. Diperkirakan janin “batu” itu memiliki panjang sekitar 14 cm dengan dengan berat sekitar 300-400 gr.
Kepala janin menyatu dengan pangkal paha. Selain menemukan janin “batu”, tim medis juga menemukan sebongkah batu berukuran lebih kecil yang awalnya diduga plasenta.
Janin yang mengalami pengapuran ini diduga merupakan janin bayi yang dikandung Rainah pada 1984 silam. Saat itu usia kandungan Rainah sudah berjalan tujuh bulan dan mendadak hilang.
Ketua Tim Dokter Operasi dr Hafiz Usman SpOG mengaku terkejut dengan ini. Awalnya, pihaknya hanya melakukan operasi pengangkatan rahim saja. Pasien mengalami kehamilan ekstra uterine atau intra abidol minal. Pasien sempat hamil tujuh bulan terus hilang, disebabkan janin bayi meninggal namun tidak membusuk dan tidak bisa keluar.
”Terjadilah proses klasifikasi atau pengapuran,” tandasnya. Hafiz menambahkan, sebelumnya Rainah hanya mengeluhkan pendarahan atau haid selama dua bulan tanpa henti.
Setelah diteliti dan dilakukan USG, pasien positif memiliki tumor jinak atau mioma uteri. ”Dalam USG tersebut awalnya saya juga lihat ada gambar klasifikasi yang kurang jelas di luar rahim. Kendati demikian, kita awalnya masih fokus pada mioma uteri itu,” tandas dia. Menurut Hafiz, penemuan janin menjadi batu ini diketahui saat operasi berlangsung.
Menurut Hafiz, kalau operasi pengangkatan rahim saja biasanya hanya 45 menit. Karena sekalian membersihkan ini, mereka menghabiskan waktu 1 jam 25 menit dengan penambahan darah sebanyak dua kantong. n







Copyright © Sinar Harapan 2008

Modifikasi Moge Andalkan Barang Bekas

Sabtu, 17 April 2010 11:37

Muhamad Harun Karidin


OLEH: MUHAMAD NASIR



Palembang - Hobi motor gede (moge) membawa rezeki tersendiri bagi Muhamad Harun Karidin. Uniknya, dia justru mengan­dalkan barang-barang bekas untuk memoles kreativitasnya menciptakan duplikat moge Harley.




Kemampuannya menyulap sepeda motor jenis apa pun menjadi moge membuatnya menafkahi keluarganya hingga sekarang. Usaha ini ditekuninya sejak tahun 1900-an.
Oleh para penggemar moge di Palembang, Harun yang biasa dipanggil Wak Harun Chopper, dikenal cukup piawai dalam membuat motor chopper yang bentang roda depan dan belakang mencapai 3 meter. Seperti diketahui, model ini cukup membuat pengguna jalan berpaling, karena selain suara knalpotnya yang besar, juga modelnya yang unik.
Kemampuan memodifikasi motor ini dimiliki Wak Harun secara otodidak. Pendidikan formalnya hanya sampai SMP, tetapi untuk dunia motor sudah digelutinya sejak remaja. Sejak bergelut di usaha ini, Wak Harun sudah menghasilkan modifikasi moge yang umumnya dari Binter Merzy. Dan kalau dijumlah mulai dari mulai sampai sekarang, karya yang dihasilkannya mencapai puluhan.
Sejak berkiprah sampai sekarang bengkelnya tidak pernah pindah, tetap di Pasar Cinde. ”Di sini, saya mudah mendapatkan bahan-bahan bekas berupa besi atau pipa untuk sasis motor,” ujarnya.
Untuk membuat moge, kata dia, butuh waktu setidaknya dua bulan. ”Yang paling sulit dalam membuat moge adalah bagian rangka sasis, stang depan, dan pelek,” ujarnya.
Untuk membuat Rangka sasis, Wak Harun memanfaatkan besi dan pipa bekas yang ukurannya disesuaikan. Tingkat kesulitannya ditentukan juga oleh mode sasis dan bentuk jok. Sementara untuk stang, menggunakan besi bekas dan per (shock) di bagian atas. Mode chopper terutama yang ekstrem memang biasanya panjang di bagian stang. Oleh karena pembuatannya manual, pengerjaannya harus teliti dan cermat.
Begitu pun bagian pelek, kalau menggunakan pelek asli harganya lumayan mahal mencapai Rp 6 juta. Jadi, biasanya diakali dengan menggabungkan tiga pelek sepeda motor biasa yang disesuaikan dengan ukur­an ban. Cukup dengan dana minim hanya berkisar Rp 2 juta.
Ban menggunakan ban eks superbike yang didapat dari Jambi. Dengan harga yang miring berkisar Rp 300 ribu, pemilik bisa menunggangi moge imitasi.

Cukup Rp 15 Juta
Pelanggan Wak Harun umumnya tergabung dalam Sriwijaya Merzy Owner Club (SMOC). Bila ingin mendapatkan moge ala Wak Harun, Anda tak perlu menarik kantong dalam-dalam dibanding membeli moge aslinya. Dengan biaya Rp 15 juta, di tangan Wak Harun Chopper sepeda motor apa pun bisa menjadi moge. ”Tapi, itu belum termasuk tahap penyelesaian. Bagian penyelesaian, rezeki orang lain, biarlah kita berbagi,” katanya saat ditemui SH di bengkelnya beberapa waktu lalu.
Dia sendiri punya satu moge chopper yang digunakan sebagai alat transportasi sekaligus digunakan untuk turing. Bagi Wak Harun, dunia moge memberikan nuansa tersendiri. Bisa berkumpul dengan banyak orang dari berbagai profesi yang punya hobi sama.
Suasana biasanya akan lebih meriah bila ada pejabat yang ikut nimbrung. Hanya, mereka umumnya bergabung di IMBI dengan motor ber-CC mencapai 500 sampai 1.000. Dulu, misalnya, ada Sjachrudin ZP yang pernah menjabat Kapoltabes Palembang, Kapolda Sumsel, dan kini terpilih menjadi Gubernur Lampung. n

Sekolah Gratis, Kok Bayar Jutaan Rupiah?

Sinar Harapan, 22 Juli 2009


OLEH: MUHAMAD NASIR




SH/Muhammad Nasir

Palembang – Gencarnya iklan sekolah gratis oleh pemerintah menjelang pemilu lalu, cukup berhasil menyedot perhatian masyarakat, karena di depan mata sudah terbayang enaknya biaya pendidikan gratis. Namun, soal fakta di lapangan yang ternyata banyak pungutan, itu adalah perkara lain lagi.

Di Sumatera Selatan (Sumsel), program sekolah gratis untuk semua jenjang dan tingkat pendidikan, baik swasta maupun negeri mulai dilaksanakan tahun ajaran baru 2009/2010 ini. Hanya saja, meski namanya gratis, ternyata untuk masuk, orang tua siswa tetap harus merogoh kocek hingga jutaan rupiah.
Oleh karenanya, para orang tua pun banyak mengeluhkan persoalan ini. “Katanya program sekolah gratis sudah diluncurkan, kok masih bayar? Ini mah, namanya gratis, tapi bayar,” ujar Ida Sahrul, orang tua siswa yang anaknya tidak lolos di sekolah negeri dan harus masuk ke sekolah swasta, SMA Bina Warga Palembang.
Tidak tanggung-tanggung, dia harus merogoh kocek mencapai Rp 2,4 juta untuk biaya seragam sekolah, kaos olahraga, dan sepatu serta uang pembangunan. Sementara itu anaknya yang lain yang duduk di kelas X untuk daftar ulang juga membayar Rp 940.000.
Untuk sekolah unggulan, yakni SMAN 17, SMAN 6, dan SMAN 5, biaya yang dikeluarkan justru lebih besar lagi. SMAN 17 misalnya, uang sumbangan minimal Rp 10 juta dan SPP per bulan Rp 500.000 . Begitupun SMAN 5 dan SMAN 6 yang baru tahun ini ditetapkan sebagai sekolah unggulan, uang sumbangan bervariasi antara Rp 3 juta hingga Rp 5 juta dengan SPP per bulan mencapai Rp 450.000.

Tidak Dibebankan ke Sekolah
Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Kota Palembang Drs Somat menjelaskan, dalam Peraturan Gubernur No 31 Tahun 2009 diatur bahwa biaya personal seperti stelan pakaian olahraga, pakaian seragam khas sekolah, termasuk atribut, sama sekali tidak dibebankan pada pihak sekolah.
Menurutnya, itu menjadi tanggung jawab siswa bersangkutan.Somat, yang juga kepala SMAN 13 mencontohkan, di sekolahnya total biaya personal Rp 375.000. Angka tersebut sama dengan tahun ajaran lalu.

“Besaran pungutan itu baru ditetapkan nanti dalam rapat komite sekolah. Bakal kita musyawarahkan dengan wali siswa. Kemungkinan naik atau tidaknya, tergantung kesepakatan nanti,” tegas Somat. Sumbangan personal juga bakal dilakukan oleh SMAN 2 Palembang. “Kisarannya antara Rp 300.000-375.000. Tidak dipaksakan. Semua kita serahkan kepada wali siswa dan masih akan dibicarakan lagi,” ungkap Dra Hj Amiziah. Ia memerinci biaya personal tersebut mencakup seragam sekolah (batik), pakaian olahraga, pakaian muslim, buku persiapan masa orientasi siswa (MOS), kartu perpustakaan, asuransi, dan kartu pelajar. “Untuk biaya operasional, sesuai dengan yang diatur Pergub. Non-SSN Rp 80.000 per siswa. Uang itu, diambilkan dari sharing pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota. Bagi sekolah, sudah SSN bisa menarik selisihnya dengan syarat ada persetujuan kepala daerah setempat,” beber Amiziah. Umumnya, pungutan juga masih tinggi. SMA Arinda misalnya, biaya daftar ulang bagi siswa yang naik ke kelas II sebesar Rp 900.000. Sementara itu, siswa yang naik ke kelas III mencapai Rp 1.020.000. “Kalau siswa baru, biaya masuknya Rp1.560.000” ungkap Efi, wali salah seorang siswa baru di SMA tersebut. Sedikit berbeda di SMA Tri Dharma. Biaya daftar ulang yang dikenakan kepada siswa kelas dua dan tiga sama, sebesar Rp125.000. Khusus siswa baru Rp 345.000. Naik Status Yang lebih membingungkan masyarakat lagi, sebagian besar sekolah di Sumsel ternyata telah naik status sehingga mereka diperbolehkan memungut biaya di luar subsidi yang diberikan pemerintah dengan syarat ada kesepakatan dengan orang tua siswa. SMAN 13 dan SMAN 2 misalnya. Saat ini, bersama 15 SMAN lain di Palembang, statusnya sudah disetujui Gubernur Alex Noerdin untuk menjadi Sekolah Standar Nasional (SSN). Persetujuan tertuang dalam Keputusan Gubernur Sumsel tentang Penetapan SSN, RSBI (rintisan sekolah bertaraf internasional), dan SBI (sekolah bertaraf internasional). “Se-Sumsel, dari total sebanyak 610 SMA/MA/SMK, negeri dan swasta, sebanyak 195 sekolah di antaranya mengajukan diri untuk mendapatkan predikat baik SSN, SBI, maupun RSBI. Gubernur pun sudah menyetujui,” ujar Widodo MPd, Kabid Pembinaan Pendidikan Menengah dan Perguruan Tinggi (Dikmenti) Disdik Sumsel. Ia memerinci, untuk SSN sebanyak 178 sekolah, SBI ada 11 sekolah, dan RSBI enam sekolah. “Setelah disetujui, semester pertama tahun ajaran 2009/2010 ini, kami bakal verifikasi lagi usulan tersebut hingga Desember mendatang. Bila tak lolos verifikasi, sekolah yang bersangkutan takkan kita terbitkan sertifikatnya. Mereka wajib mematuhi aturan program sekolah gratis,” ungkap Widodo lagi. Sementara itu, tingkat SMP/MTs (negeri dan swasta) baru 39 dari total 906 sekolah se-Sumsel yang disetujui, yakni SSN ada 32 sekolah, RSBI 3 sekolah, dan SBI 4 sekolah. Tingkat SD/MI dari 3.981 sebanyak 84 telah disetujui. Masing-masing, SSN 88 sekolah dan RSBI 4 sekolah. ”Khusus sekolah dasar belum ada yang berstatus SBI,” tutur Widodo. Kalau sekolah SSN, SBI, dan RSBI diperkenankan memberlakukan pungutan di luar ketentuan, kata Widodo. Sekolah yang Non-SSN, Non-SBI, dan Non-RSBI tidak diperkenankan. Untuk memantau, pihaknya segera mengecek langsung ke lapangan dengan melibatkan Tim Asesor. “Kalau soal sanksi, sekolah bersangkutan bakal kita beri teguran sekaligus pembinaan. Masih juga baru kita terapkan sanksi, tapi sesuai PP No 30 Tahun 1980 tentang PNS. Itu yang bisa kita lakukan sementara ini,” tegas Widodo. Di lapangan, diketahui beberapa sekolah ini memberlakukan berbagai cara menyiasati subsidi pemerintah yang diberikan sebesar Rp 50.000 untuk SD, Rp 60.000 untuk SMP, dan Rp 80.000 untuk SMA. Gubernur Berang Di SMA Nurul Iman, Sekip Palembang, misalnya, sudah menaikkan SPP di awal tahun ajaran baru sehingga kalaupun mereka menerima subsidi Rp 80.000 per bulan per siswa, orang tua siswa tetap harus membayar Rp 60.000 per bulan. ”Soalnya, SPP saat ini naik menjadi Rp 140.000 . Kata pihak sekolah, mereka memang disubsidi Rp 80.000, tetapi itu tidak cukup sehingga SPP dinaikkan menjadi Rp 140.000. Kami hanya membayar selisihnya saja, Rp 60.000, karena saat ini subsidi belum cair, kami bayar penuh. Nanti, jika subsidi cair baru akan dikembalikan,” ujar orang tua siswa yang minta namanya tidak disebut. Gubernur Sumsel H Alex Noerdin ketika dikonfirmasi soal ini terlihat berang. Menurutnya, dia sudah mendapatkan banyak laporan soal pelaksanaan sekolah gratis di lapangan. Untuk itu, pihaknya akan melakukan audit terhadap sekolah-sekolah dimaksud, termasuk memverifikasi sekolah yang kini naik menjadi SSN, RSBI, dan SBI. Alex menuturkan, permasalahan yang paling menonjol saat ini adalah menyangkut banyak SMA di Palembang yang mengaku berstatus SSN, RSBI, dan SBI untuk menghindari Program Sekolah Gratis sehingga boleh melakukan pungutan