Minggu, 31 Agustus 2008

pilgub dijudikan



Kepsen: Foto 1: Pasangan mantan Gubernur Sumsel H Syahrial Oesman dan Raja Kuis Helmy Yahya (Sohe)
Foto2: Pasangan mantan Bupati Muba H Alex Noerdin dan mantan Bupati OKU H Eddy Yusuf (Aldy)
Pilgub pun Dijadikan Taruhan


Palembang:

Hasil penghitungan Pilgub Sumsel yang diikuti dua pasang calon . Alex Noerdin-Eddy Yusuf (Aldy) dan Syahrial Oesman-Helmy Yahya (Sohe) ternyata tidak hanya ditunggu warga Sumsel yang mengharapkan terpilihnya gubernur pilihan rakyat.


Ternyata ada juga sebagian warga yang mengharapkan hasil Pilgub bias diketahui cepat untuk memastikan apakah mereka jadi pemenang atau pecundang. Mereka inilah yang menjadikan Pilgub Sumsel sebagai ajang taruhan.


Nilai taruhannya, tak tanggung-tanggung, bahkan mencapai miliaran rupiah. Berbentuk uang tunai maupun barang mewah lainnya.


Jumlah daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 5.058.827 di 14.576 TPS merupakan objek taruhan. Berapa banyak pemiik suara itu memilih Aldy dan berapa banyak yang memilih Sohe. Tidak hanya pertandingan sepak bola yang ditaruhkan, ajang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumatera Selatan (Sumsel) pun tidak luput menjadi bidikan para petaruh di Palembang.
Penghitungan beberapa lembaga survey dijadikan patokan para petaruh ini untuk menetakan jagonya. Tipisnya selisih penghitungan cepat sejumlah lembaga independen membuat Pilgub Sumsel menarik untuk dijadikan ajang bertaruh bagi kedua pendukung pasangan calon Aldy dan Sohe. Pada empat hari menjelang pencoblosan, bursa taruhan antar pendukung makin menggila. Pilgub sendiri dijadwalkan pada 4 September 2008.
Kalau awal kampanye penggemar taruhan hanya mempertaruhkan uang dan barang tidak lebih dari Rp5 juta, kini semakin menggila. Bahkan tidak tanggungtanggung, ada warga yang rela mempertaruhkan mobil Toyota Altis dan uang Rp5 juta. Menurut seorang tauke karet Salim Mat Bol (disamarkan Salam) (37), awalnya dia hanya ikut-ikutan teman-temannya melakukan taruhan. Pemilik beberapa toko elektronik di kawasan Pasar 16 Ilir,Palembang,ini menilai peta kekuatan dua pasangan calon relatif imbang. “Saya tak punya jago, tapi ada kawan ngajak taruhan. Dia bahkan menyatakan mobilnya Altis dan uang Rp5 juta, ya saya terima saja dan kami sepakat,” tuturnya.

Sementara di beberapa tempat, modus taruhan meng-gunakan sistem bandar. Mekanismenya, masing-masing pihak yang hendak bertaruh mendaftarkan diri dan menyerahkan sejumlah uang sebagai taruhan kepada seorang bandar. Nilai taruhan yang dibayar bervariasi dan sang bandar mendapatkan komisi dengan persentase tertentu dari nilai taruhan. Modusnya sedikit mirip dengan judi toto gelap (togel). Dalam sistem ini, sang bandar akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari komisi yang diterima,meski pasangan mana pun yang akan menang dalam pilgub nanti. Menurut informasi, untuk kalangan tertentu, taruhan uang mencapai ratusan juta rupiah. Seperti yang dilakukan para pengusaha keturunan dan tauke di Palembang dan Sumsel pada umumnya. Menurut mereka, kedua pasangan memiliki kekuatan yang sama. Hasil jajak pendapat sebuah koran nasional, pasangan calon memiliki dukungan yang sama. Aldy unggul 0,4% dari pasangan Sohe. “Ada sampling error sekitar 4,2%.Artinya,kekuatan keduanya sama dan memiliki peluang menang. Ini yang menarik untuk ditaruhkan,” ujar Amran Ceng (45), salah satu kontraktor di Palembang. Sementara itu, salah seorang bandar yang menolak namanya disebutkan mengaku telah mengumpulkan taruhan dari 18 penjudi, baik berupa uang tunai maupun barang. “Kalau dihitung nilainya mungkin miliaran. Ada 3 mobil mewah,9 sepeda motor, dan uang puluhan juta,”ucap dia. Beberapa lembaga memang menunjukkan hasil yang variatif. Lembaga survei Maestra Strategos merilis hasil survei yang menunjukkan bahwa Cagub pasangan nomor urut 1 Alex Noerdin- Eddy Yusuf (Aldy) unggul atas pesaingnya, Syahrial Oesman-HelmiYahya (Sohe).
Direktur Maestra Strategos Adman Nursal menyebutkan, berdasarkan survei yang dilakukan pada 18–24 Agustus 2008,menunjukkan bahwa pasangan Aldy mengumpulkan dukungan 46,30% suara dan Sohe 34,40% suara. Dia mengatakan, bila bertolak dari hasil survei seminggu sebelum kampanye resmi, pasangan Sohe unggul 5%, sedangkan pada saat kampanye resmi berjalan, Aldy telah berada di atas angin. Menurut Adman, saat ini dinamika pertarungan secara statistik tidak ada lagi perbedaan popularitas, karena kedua pasangan sudah dikenal masyarakat. Sementara itu, anggota Tim Sukses Pasangan Sohe Ibnu Hajar Dewantara menyatakan, hasil survei merupakan pendekatan ilmiah yang harus dilawan secara ilmiah juga dengan hasil survei. Dia menambahkan, dari berbagai hasil survei, seperti Lembaga Survei Indonesia (LSI) dan Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskabtis), Sohe tetap unggul.
Siapapun yang menang, bagi warga Sumsel tentu tak masalah. Tetapi bagi petaruh, akan ada yang manyun. Masih ada waktu untuk membatalkan taruhan.(muhamad nasir)

Tidak ada komentar: