Jumat, 27 April 2012

SFC Bakal Tundukkan PSMS


SFC Bakal Tundukkan PSMS

Palembang, Sinar Harapan
Kesebelasan Sriwijaya FC (SFC) menargetkan dapat menundukkan PSMS dalam derby Sumatera mala mini. Menjamu kesebelasan asal medan di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, SFC optimistis dapat mempertahankan rekor selalu dalam laga kandang.

 Sepuluh 10 pertandingan terakhir tanpa kalah, menambah keyakinan tim besutan Kas Hartadi ini dapat kembali mempersembahkan tiga angka kepada pendukungnya.
Dalam putaran pertama, kedua kesebelasan  bermain imbang tanpa gol saat kedua tim bertemu di Stadion Teladan,Medan. Sementara di dua pertemuan sebelumnya, SFC berhasil menang 1 kali saat bermain di kandang dan kalah 1 kali ketika bermain tandang.
Di pertandingan sebelumnya,mereka sama-sama sukses meraih hasil maksimal.SFC berhasil menumbangkan Mitra Kukar 1-0 melalui gol Hilton Moreira. Sementara PSMS menang atas Persidafon 1-0 lewat gol semata wayang Osas Marveluos melalui titik penalti. Jika menang,posisi SFC akan semakin aman di puncak klasemen sementara Indonesian Super League (ISL) dari kejaran Persipura yang terus menempel ketat di peringkat 2. Kedua tim saat ini sama-sama telah mengumpulkan poin 45.Namun, keunggulan produktivitas gol membuat Laskar Wong Kito lebih berhak menempati posisi teratas.
Sementara bagi PSMS, bila hanya bisa menahan imbang dan memperoleh satu angka,tim asuhan Pelatih Suharto ini tetap akan berada di posisi 11. Saat ini, mereka berbeda dua poin dengan PSPS yang bertengger di urutan 10. Namun, jika mereka sukses mencuri tiga angka, posisi tim berjuluk Ayam Kinantan ini akan langsung naik dua tingkat ke posisi 9 dan menggeser Persib.
Pelatih SFC Kas Hartadi mengungkapkan, jika ingin tetap menjaga asa merebut Trofi ISL dari Persipura musim ini, tidak ada cara lain bagi timnya selain menang atas PSMS.Laskar Wong Kito,menurut Kas,wajib menyapu bersih semua laga kandang di sisa putaran kedua ini. ”Sebab,pada pertandingan kandang seperti inilah kesempatan kami untuk bermain dengan sebaik mungkin.Kami juga tidak akan menyia-nyiakan dukungan penuh dari para suporter yang sudah datang ke stadion.Untuk itu,permainan menyerang akan menjadi pilihan agar kami bisa mengamankan tiga poin,”ujarnya.

Kas juga meyakinkan bahwa Keith ’Kayamba’ Gumbs dapat kembali memperlihatkan ketajamannya bersama Hilton Moreira. Meskipun, pemain paling senior di SFC itu sudah dua pertandingan terakhir ini seperti kehilangan sentuhannya. Dia belum bisa menambah pundi-pundi golnya dan masih tertahan di angka 15 gol. Untungnya,saat itu terjadi, tandemnya, Hilton ,justru trengginas.Striker asal Brasil itu dua kali menjadi penyelamat SFC saat menyarangkan masing-masing satu gol ke gawang Deltras dan Mitra Kukar.

Pelatih PSMS Suharto AD yakin timnya mampu mengimbangi permainan SFC.Bahkan dirinya menargetkan bisa membawa pulang minimal satu poin dari Palembang.
“Saya sudah mempelajari dan melihat bagaimana pola permainan SFC, saya tahu mereka memiliki pemain yang bagus dihampir setiap lini. Tetapi sebagus apapun tim pasti ada celahnya, itulah yang akan kami manfaatkan. Apalagi d ibeberapa pertandingan terakhir, para pemain terus menunjukkan peningkatan,” pungkasnya

Bebuyutan
Rivalitas kedua tim diawali saat keduanya bertemu di final Liga Indonesia edisi 2007-08 di Stadion si Jalak Harupat, Bandung, Jawa Barat.
Ketika itu, Laskar Wong Kito berhasil mengubur mimpi Ayam Kinantan untuk menjadi juara setelah menang dengan skor 3-1. Sejak itu, pertemuan kedua tim selalu berlangsung sengit, meskipun kedua tim sama-sama telah beberapa kali berganti pemain maupun pelatih. Pelatih SFC Kas Hartadi sangat memahami bagaimana persaingan ketat yang telah terjadi diantara kedua tim, untuk menjadi yang terbaik di Pulau Sumatera.Karena itu,dia telah mempersiapkan skuad terbaiknya dalam duel kali ini sehingga dapat memetik kemenangan dan memperpanjang rekor tak terkalahkan di kandang.
Pada pertemuan pertama lalu,kedua tim harus puas bermain imbang tanpa gol saat bertemu di Stadion Teladan, Medan.
Ini cukup membuktikan, walaupun tanpa diperkuat oleh para pemain bintang tetapi PSMS tetaplah sebuah tim yang kuat dan pantang menyerah. Bahkan sejak awal musim, tim berjuluk Ayam Kinantan ini sudah me-nerapkan pola permainan cantik dan mengandalkan kolektivitas tim sehingga pergerakan mereka sangat teratur saat menyerang maupun bertahan. Untuk itu kewaspadaan pemain harus ditingkatkan, terutama terhadap penyerang utamanya Osas Marvelous maupun gelandang Nastjah Ceh yang menjadi motor serangan serta para pemain lokal lainnya. (sir)

Unsri Kukuhkan Profesor ke-56


Unsri Kukuhkan Profesor ke-56

Palembang: Universitas Sriwijaya (Unsri) kembali menambah deretan panjang guru besarnya, dengan mengukuhkan Prof Dr Fakhili Gulo sebagai guru besar ke-56. Pengukuhan guru besar dari Jurusan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan (FKIP) itu dilakukan di Aula Gedung Pascasarjana Unsri, Bukit Besar, Palembang, kemarin.
Hadir dalam pengukuhan tersebut,Rektor Unsri Badia Parizade, Staf Ahli Gubernur Sumsel Bidang Pemerintahan Jhonson, berikut sivitas akademika Unsri. Prof Dr Fakhili Gulo dikukuhkan sebagai guru besar dengan orasi ilmiah berjudul “Perkembangan Kluster Niobium Oksiklorida Menuju Material Masa Depan”. Selain karya ilmiah itu,pria kelahiran Fadorohili, 9 Desember 1964 tersebut juga memiliki tiga hasil penelitian lagi yang belum dipublikasikan, salah satunya Pengembangan dan Penggunaan Multimedia Pembelajaran Kimia di Kelas X SMA Methodist I Palembang tahun 2005.

Menurut Rektor Unsri Badia Parizade, saat ini Unsri terus mendorong peningkatan jumlah guru besar di Unsri. Dia menargetkan,setidaknya Unsri memiliki lebih banyak guru besar ke depannya untuk memenuhi kebutuhan yang ideal sebuah universitas. Penambahan guru besar ini dinilai penting, karena turut memengaruhi kualitas sebuah universitas. “Unsri terus berupaya untuk itu. Karena penambahan ini jadi salah satu tolak ukur sebuah universitas yang diperhitungkan,” katanya.

Sementara itu,Staf Ahli Gubernur Sumsel Bidang Pemerintahan Jhonson menyatakan, saat ini jumlah peneliti di Sumsel memang masih kurang. Untuk itulah, pihaknya terus mendorong penambahan jumlah peneliti dengan mempermudah kebijakan menyekolahkan PNS.

“Sekarang ini di Sumsel baru ada sekitar 30 peneliti. Nah inilah yang kita dorong terus penambahannya. Salah satu caranya dengan menyekolahkan dan membuka kesempatan bagi PNS yang berjasa, untuk mendapatkan ilmu yang lebih lagi ke luar negeri,” pungkasnya. komalasari

Seputar Indonesia, Sabtu (28/4/2012)

Angelina Akhirnya Ditahan KPK


Angelina Akhirnya Ditahan KPK
Jakarta:
Sambil dijaga ketat oleh puluhan polisi,tersangka dugaan korupsi Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) ini terus berjalan menuju rumah tahanan (rutan) KPK cabang Salemba yang berada di bagian bawah gedung KPK di Jalan Rasuna Said,Jakarta Selatan. Kemarin KPK memutuskan menahan Angie - demikian anggota DPR dari Partai Demokrat itu biasa disapa- setelah melakukan pemeriksaan selama hampir tujuh jam sejak pukul 10.00 WIB.

Hampir tak ada perbedaan kondisi Angie ketika pertama datang ke KPK dengan saat dia keluar ruang pemeriksaan sekitar pukul 17.10 WIB. Mantan Putri Indonesia itu terus saja menebar senyum saat para wartawan berusaha memberondongnya dengan berbagai pertanyaan. “Saya lillahi ta'ala. Untuk semua keterangan dan komentar saya serahkan ke lawyer,” ujarnya.

Ditemani kuasa hukumnya Nasrullah dan adik iparnya, Mudjie Masaid, Angie menuju ruang tahanan yang berada yang berada di lantai bawah Gedung KPKdenganberjalankaki.Tidak lama kemudian, sekitar pukul 18.00 WIB tiga anaknya, yakni Zahwa,Aaliya dan Keanu datang menjenguk.Tampak anak Angie dari pernikahannya dengan Adjie Massaid,Keanu, yang berusia dua tahun digendong adik ipar Angie,Mudjie Massaid.Untuk diketahui,dua anak lainnya adalah buah pernikahan almarhum Adjie Massaid dengan Reza Artamevia.

Saat itu pemandangan begitu dramatis karena terlihat ketiganya menitikan air mata saat mengunjungi ibundanya di Rutan KPK. "Sedih lah. Siapa yang nggak sedih Bunda ditahan,” kata Zahwa dengan sesunggukan sambil menghapus air matanya saat keluar dari gedung KPK. Zahwa adalah anak sulung almarhum suami Angie Adjie Massaid dari istri terdahulu Reza Artamivea. Suasana kian mengharukan saat Keanu terus memanggil ibunya sambil menangis dan menitikan air mata.

Angie sendiri tetap tegar menghadapi cobaan hidup yang kini dilakoninya karena seluruh keluarga dekatnya memberikan dukungan penuh kepadanya. Kemarin, misalnya, Prof Dr Lefrand Winston Lucky Sondakh,ayah kandung Angie rela terbang dari Manado untuk mendampingi dan memberi dukungan moral kepada putri tercintanya.“Ayahnya kan harus mendampingi. Itulah the power of love untuknya,” ungkap Lucky yang juga mantan Rektor Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) ini.

Lucky mengaku sering berbicara dengan Angie terkait dengan kasus yang tengah dialaminya. Sebagai orangtua, dia selalu memberi nasihat kepada Angie untuk terus berdoa dan bekerja dengan ikhlas termasuk menghargai proses hukumnya. “Angie itu selalu berdiskusi dan selalu meminta dukungan. Kami sedikit khawatir. Tapi kami keluarga harus tenang dong, berdoa pastinya,”paparnya. Dia juga meminta kepada anak kelimanya yang lahir pada 28 Desember 1977 itu untuk tabah, berani, dan tidak perlu cemas menghadapi kasusnya.

Lucky dan istrinya Sjul Kartini Dotulong selalu menginginkan Angie menjadi sosok perempuan cantik yang memiliki kecerdasan, keberanian, dan kepahlawanan untuk kemaslahatan dan kepentingan masyarakat sekitar. “Enggak perlu ditakuti, enggak perlu cemas,jalani saja,”ujar Lucky. Mendengar ucapan sang ayah, Angie hanya tersenyum sambil memasuki kantor KPK kemarin.

Usai mengantar masuk Angie, Lucky menolak menanggapi pertanyaan terkait kasus yang membelit anaknya. “Saya kan bukan ahli hukum ya, no comment untuk itu,” elaknya.Dia pun menyerahkan anaknya pada proses hukum yang berlaku. “Kami menghormati dan mengikuti proses hukum yang ada. Saya memiliki keyakinan, maka saya tak khawatir,”tegasnya. Psikiater UI Mintarsih Latif mengungkapkan, sebagai single parent Angie pasti sangat terpukul atas penahanannya.

Perasaan terberat yang akan dialami Angie itu ialah tidak akan sempurna lagi merawat anaknya itu. Lantas dia akan merasa khawatir siapa yang akan menjaga anaknya tersebut. Kalaupun anaknya dijaga oleh keluarganya sendiri pasti akan terbersit rasa khawatir anaknya tidak akan dirawat dengan layak.“Perasaan itu akan kuat tumbuhnya. Apalagi ada anak kandung dimana ia baru merasakan bagaimana menjadi ibu yang sebenarnya,” katanya ketika dihubungi SINDO kemarin.

Menurut Mintarsih, masyarakat akan sulit menerka apa perasaan Angie sekarang karena sebagai public figure, Angie pintar menutupi perasaannya di hadapan umum. “Namun sebaiknya Angie tidak perlu berontak akan statusnya saat ini karena hanya akan menghabiskan energinya saja. Sebaiknya keluarga dekatnya juga perlu mendukung. Meskipun dengan penahanannya itu Angie terbukti melakukan kesalahan sebaiknya sang anak diberikan pengertian oleh keluarga bahwa Angie termasuk ibu yang sangat sayang dengan anak-anaknya,”tegasnya.

Sementara itu, Juru Bicara KPK Johan Budi SP mengatakan KPK memutuskan menahan Angie untuk 20 hari ke depan.“ Hari ini (kemarin) secara resmi KPK menahan Ibu AS (Angelina Sondakh). Kasus ini lanjutan dugaan suap pembangunan wisma atlet pada tersangka yang sebelumnya, yakni Sesmenpora dan ini ada kaitan dengan yang disidangnya M Nazarudin. Keputusan untuk menahan di Rutan KPK adalah keputusan KPK,” kata Johan di kantor KPK, Jakarta, kemarin.

Menurut Johan, Angie diduga kuat melakukan tindak pidana korupsi dengan menerima hadiah atau janji yang berkaitan pembahasan anggaran Wisma Atlet Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan proyek universitas milik Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) untuk tahun anggaran 2010-2011. Angie dijerat pasal 11 atau pasal 12 huruf a atau b dan pasal 5 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 31/ 1999 sebagimana telah dirubah dengan UU Nomor 20/2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo pasal 55 ayat (1) ke (1) KUHP dengan ancaman hukuman maksimal selama 20 tahun penjara dan denda Rp1 miliar.

 “KPK menemukan dua alat bukti untuk menetapkan penahanan kepada tersangka Ibu AS. Tersangka disangka melanggar Pasal 12 huruf (a) dan (b) dan pasal 5 ayat (2) UU No 31 tahun 1999 sebagaimana diubah dengan UU No 20 tahun 2001 junto pasal 55 ayat (1) ke (1) KUHP," bebernya. Selain itu, kata Johan, jabatan Angie selaku anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR sangat berkaitan erat dengan pembahasan anggaran proyek di dua kementerian yakni, Kemenpora dan Kemendiknas.

Sehingga dalam pengembangan dan pemeriksaan pertama Angie kemarin, KPK menemukan kasus bukan hanya terkait anggaran wisma atlet yang terkait di Kemenpora. Tapi juga pada pembahasan anggaran di universitas- universitas dibawah naungan Kemendiknas yang teletak di Pulau Jawa dan Sumetera. “Jadi, dalam kaitannya dengan ini (Wisma Atlet) KPK memang menemukan aliran dana yang masuk ke rekening Ibu AS. Jadi kasus yang disangkakan ke AS dalam kapasitas sebagai anggota DPR Banggar juga untuk kementerian berbeda (Kemendiknas). Detailnya nanti,”paparnya.

Kuasa hukum Angie,Teuku Nasrullah menilai penahanan kliennya terkesan terburuburu. Menurut dia, permasalahan yang diungkapkan dan disangkakan belum terlalu jelas. Pemeriksaan pertama bahkan hanya menanyakan 31 pertanyaan yang isinya hanya seputar tugas dan wewenang kliennya sebagai anggota Komisi X dan Banggar DPR. Dia pun menduga ada tekanan dan intervensi pihak lain.

“Saya berharap,semua aparat penegak hukum patuh kepada hukum.Tidak hanya mencari pencitraan-pencitraan. Aparat penegak hukum jangan terjebak dengan tekanan-tekanan publik dan berbagai pihak. Aparat penegak hukum konsisten patuh kepada sistem hukum dan aturan-aturan hukum. Itu yang saya harapkan,” paparnya. sabir laluhu/ rahmat sahid/ neneng z/ okezone
Seputar Indonesia, Jumat (28/4/2012)

Mahsiswi Korban Penculikan Dikebumikan

Ratusan warga nampak mengantarkan jenazah almarhumah Herna Sefiana binti Sariman ,21, di TPU Panaimakmur Kecamatan Semidangaji OKU, kemarin sekitar pukul 10.00 WIB. ??


Herna Sefianti merupakan mahasiswi Unbara yang ditemukan tewas mengenaskan di Stadion Patra Jaya Palembang. Herna adalah putri kedua buah pernikahan dari pasangan Sariman dan Rupinem. Saat pemakaman, tampak orang tua dan saudara almarhumah sangat tegar menerima cobaan yang dialaminya. Ibu korban tak henti-henti mela-falkan asma Allah.Perempuan paruh baya ini berusaha menguatkan puteri-puterinya agar mengikhlaskan kepergian almarhumah.

Begitu juga ayah korban, Sariman yang tampak tegar.Sariman berharap aparat penegak hukum memberikan hukuman setimpal bagi tersangka pembunuh putrinya tersebut. “Kita berharap tersangka diberikan sanksi seberat beratnya,” ujar Sariman. Humas Polres OKU AKP Maman Sumantri mengatakan jumat kemarin Polres OKU membawa para tersangka ke Polresta Palembang untuk pemeriksaan lanjutan. Hal tersebut kata Maman dilakukan karena TKP terjadi di Palembang. “Karena peristiwa (TKP) terjadi di Palembang,kita sudah bawa tersangka ke Palembang,” ungkap dia.

Sementara itu, tersangka Nyoman menuturkan Sabtu (21/4) lalu, korban dan tersangka bertemu dan keliling Kota Baturaja.Korban lalu mengajak tersangka Nyoman berangkat ke Palembang untuk membesuk teman akrabnya Aprilianti yang kecelakaan dan dirujuk di RSMH Palembang. Pada Senin (23/4) pukul 20.00 malam korban dan tersangka Nyoman berangkat ke Palembang dengan mengendarai sepeda motor milik teman tersangka Nyoman.

Turut serta Efentonius (teman satu bedeng) tersangka Nyoman, saat berangkat ke Palembang. Tersangka Nyoman berboncengan dengan korban sedangkan tersangka Efentonius mengendarai sepeda motor milik sendiri motor Honda BG 6696 FM. Selanjutnya, Selasa (24/4) pukul 02.30 WIB, korban dan tersangkasampaidiKotaPalembang ketiganya lalu nongkrong di Taman di bawah Jembatan Ampera lalu bergeser ke pinggir Sungai Musi. Pukul 04.00 dini hari ketiganya menuju Stadion Patra Jaya Plaju langsung duduk di tribun.

Di tempat inilah aksi pelaku dijalankan.Nyoman memeluk korban dari belakang dan tersangka Efen mencekik leher korban. Korban berontak dan berhasil melepaskan diri, lalu Efen yang memegangi tubuh korban dari belakang dan tersangka Nyoman yang mencekik leher korban. Korban terus melawan dan sempat mencakar muka tersangka Nyoman hingga luka cakar di pipi kiri.

Tersangka terus berusaha membunuh korban hingga akhirnya pingsan. Saat korban pingsan tersangka Nyoman mengaku tidak sanggup membunuh mantan kekasihnya ini.Akhirnya Herna dieksekusi Efe.

Seputar-Indonesia, Sabtu (28/4/2012)

Kamis, 26 April 2012

Perwira Polisi Terlibat Narkoba di Lapas Terancam Pecat


Perwira Polisi Terlibat Narkoba di Lapas Terancam Pecat

Palembang:


Seorang perwira polisi berpangkap Ipda di Satpolairud Sumsel terancam dipecat karena diduga terlibat peredaran narkoba yang dikendalikan dari lapas. Bandarnya, Sucai, termasuk jaringan internasional.


Pjs Kabid Humas Polda Sumsel AKBP R Djarod Padakova mengatakan jika Ipda Polisi Hary Wibowo terbukti terlibat jaringan narkoba Sucai maka yang bersangkutan terancam dipecat.


“Sekarang yang bersangkutan masih diperiksa secara intensif di Mabes Polri.Apakah benar terlibat atau tidak,” ungkapnya di Mapolda Sumsel kemarin. Djarod menuturkan sampai saat ini belum menerima laporan mengenai perkembangan pemeriksaan terhadap tersangka.” Semua ada mekanisme dan seusai prosedur yang berlaku. Kalau memang terbukti, ada tahapannya mulai dari sidang kode etik, sidang pidana sampai keputusan tetap apakah dia (tersangka) bersalah atau tidak,” pungkasnya.

Terpisah, Direktur Direktorat Pol Air Polda Sumsel,Kombes Pol Omad melalui Kabag Ops Pol Air, AKBP Achmad Iksan,belum dapat memastikan sampai kapan yang bersangkutan selesai diperiksa Bareskrim Mabes Polri.”Kita tidak tahu itu karena kewenangan penyidik disana (Mabes Polri). Yang jelas sampai sekarang belum kembali ke Palembang,” ungkapnya kemarin. Dia mengungkapkan tersangka sudah dua tahun bertugas di Direktorat Pol Air Polda Sumsel.

Namun karena tidak disiplin, maka tidak memiliki jabatan hingga akhirnya ditangkap. ”Dia (tersangka) perwira pertama di bagian Min Direktorat Pol Air Polda Sumsel. Beberapa bulan terakhir dinilai kurang disiplin saat bertugas.Terbukti, dari laporan yang saya terima setelah habis apel tersangka kerap menghilang dan tidak kembali ke kantor. Kadang datang pukul 09.00 WIB, beberapa jam di kantor langsung kabur dan tidak mengikuti apel sore. Besok pagi datang lagi, kadang tidak datang sama sekali,” paparnya.

Sementara itu, di mata yuniornya tersangka Ipda Hary Wibowo merupakan sosok yang pintar saat menempuh pendidikan di Sekolah Calon Perwira (Secapa), Bandung. ”Saya kaget ketika mendapat kabar yang bersangkutan ditangkap polisi gara-gara terlibat kasus ini (narkoba),” ungkap yunior berpangkat perwira pertama yang tidak ingin disebutkan namanya.

Dia menambahkan, Ipda Hary Wibowo merupakan alumnus Secapa angkatan 34 Tahun 2007.

”Kalau bintara polisinya alumus SPN Betung Tahun 1988. Setahu saya dia orangnya tidak neko-neko. Bahkan penampilannya rapi dan cara bicaranya santun. Karena penampilan yang rapi dan santun itu dia pernah dijadikan contoh perwira berpakaian terbaik di Polda Sumsel,” kenangnya.

Oknum

Kriminolog Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP) Sri Sulastri SH.MHum berharap polisi mengusut tuntas jaringan peredaran narkoba yang melibatkan bandar besar Widi Handoyo alias Sucai,44,narapidana (napi) Lapas Merah Mata. Termasuk menindak tegas oknum polisi yang terlibat.

“Seharusnya dia (tersangka) dipecat dari kesatuan kalau benar-benar terbukti. Selain itu,pemecatan juga bisa dilakukan jika dimuat dalam tuntutan jaksa sehingga putusan pemecatan bisa dilakukan di pengadilan masuk dalam pidana tambahan, atau langsung di kepolosian,” tuturnya.

Sementara itu,Ketua Badan Narkotika Provinsi (BNP) Sumsel Chozali Hanan menuturkan fenomena pemberantasan narkotika yang menyeret oknum aparat sangat memprihatinkan.

“Saat seminar atau penyuluhan saya sering ditanya soal ditangkapnya oknum aparat karena narkoba. Ibaratnya maling teriak maling. Kadang publik mempertanyakan sejauh mana keseriusan aparat kalau justru terlibat,” tukasnya. (***)

Gadis Korban Pembunuhan Ternyata Mahasiswa Unbara


Palembang:
Teka-teki jasad yang ditemukan di tribune Stadion Patra Jaya, Plaju Selasa (24/4) lalu, akhirnya kemarin terungkap. Korban adalah korban penculikan yang dibunuh pelaku karena orangtuanya tidak memenuhi tebusan yang diminta sebesar Rp 500 juta.


Korban diketahui bernama Herna Septiana (21), warga Desa Trans Ratu Kubai 1, Baturaja, OKU.  Terakhir, korban tercatat sebagai mahasiswa FKIP Universitas Baturaja (Unbara). Sementara pelaku adalah mantan pacarnya sendiri.


Kepastian tersebut didapat setelah Hengky (21), sepupu korban mengidentifikasi jasad yang sudah tiga hari tersimpan kamar jenazah Rumah Sakit dr Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang.

”Benar Pak, dia (korban) sepupu saya. Kami yakin dia sepupu saya,karena di perut bagian kanan ada bekas operasi serta tiga gigi depan korban tidak rata,” kata Hengky. 

 
Seperti diberitakan sebelumnya, sesosok mayat wanita tanpa identitas ditemukan tewas di tribune atas Stadion Patra Jaya, Plaju, sekitar pukul 10.00 WIB kemarin. Diduga gadis berkulit putih berusia sekitar 20 tahun ini korban pembunuhan.
 
Pasalnya, saat ditemukan, di dadanya masih tertancap pecahan kaca sedalam 4 inci. Selain itu, di bawah telinga kirinya juga terdapat luka robek berukuran 3 inci.Saat ini jasadnya masih berada di Kamar Mayat Rumah Sakit dr Mohammad Hoesin Palembang.
 
Penculikan

Menurut Hengky, korban hilang diculik sejak Minggu (22/4) pagi. Pelakunya, Nyoman (24) dan Efentonius,21 berhasil diamankan aparat Polres Ogan Komering Ulu (OKU) sekitar pukul 12.00 WIB kemarin.

Kedua pelaku penculikan,juga sempat memeras orang tua korban. “Senin (23/4) siang ibu korban sempat ditelepon seseorang menggunakan telepon seluler (ponsel) milik korban yang mengancam akan membunuh korban jika tidak memberikan tebusan sebesar Rp500 juta,” ungkap Hengky yang mulai melakukan pencarian sejak Minggu (22/4) atas perintah ibu korban.


Herna merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Sariman dan Supinem. Sariman, ayah korban menurut Hengky, adalah tauke karet. “Herna masih kuliah di Universitas Baturaja (Unbara) semester VI Fakultas FKIP TP. Semasa hidup korban selalu mengenakan jilbab saat keluar rumah dan jarang ke Palembang,” terangnya.

Jenazah Herna, menurut Hengky, akan dibawa dan dikebumikan di Baturaja.”Paman kami Mulyono dari Karang Indah Gelumbang Prabumulih yang akan membawa jenazah ke Baturaja,” pungkasnya.

Mantan Pacar

Kapolsekta Plaju,AKP Oskar Heuza mengungkapkan, dua pelaku penculik dan pembunuh Herna sudah ditangkap aparat Satuan Reskrim Polres OKU di Baturaja. Salah seorang pelaku diketahui bernama Nyoman, mantan pacar korban. “Satunya lagi teman Nyoman bernama Sinaga. Sinaga ini yang menusuk dada korban dengan kaca, kalau Nyoman hanya memegang,” ungkap Oskar.

Kapolres OKU AKBP Azis Saputra melalui Kasubag Humas AKP Maman Sumantri menjelaskan terungkapnya kasus ini diketahui setelah tersangka Nyoman mengirim SMS dengan nada ancaman kepada orangtua korban dengan menggunakan ponsel milik korban.

Isinya,”Kalau mau pemilik HP ini kembali dengan selamat, sediakan uang Rp500 juta saya tunggu sampai nanti sore uangnya harus ada. Kalau tidak maka nyawa gadis ini akan melayang. Jangan coba-coba lapor polisi atau pihak manapun kalau sampai saya mencium bau polisi maka saya tidak akan segan-segan membunuh gadis ini. Ingat kalau nanti sore uangnya belum ada maka saya akan mengirimkan salah satu organ tubuh gadis ini,nanti saya hubungi kembali.”


“Lantaran merasa resah dengan ancaman tersangka, orangtua korban langsung melaporkan hal tersebut ke polisi pada Rabu (25/4) dan kami langsung memanggil tersangka Nyoman dan Effen sebab orang tua korban mencurigai pelakunya mantan pacar korban yang tinggal di Bedeng 16 Kemelak Baturaja,” jelas Maman.

Sebelum menetapkan keduanya sebagai tersangka kemarin, polisi sebenarnya sudah sempat memanggil Nyoman dan Effen pada Rabu (25/4). Hal ini didasarkan kecurigaan orang tua korban terhadap Nyoman, mantan pacar korban. Karena tidak cukup bukti, keduanya dilepas. Baru setelah kemarin memastikan identitas korban, kedua pelaku dibekuk.

Sementara kepada penyidik Polres OKU,tersangka Nyoman mengatakan sudah menculik korban lalu meminta uang tebusan. Pasalnya, orang tua korban memang tauke karet yang cukup mapan di eks Trans Rantau Kumpai II Desa Panaimakmur Kecamatan Semidangaji Kabupaten OKU.

Karena permintaan uang tebusan tidak dipenuhi, mereka terpaksa membunuh korban. “Saya kalut, kalau tidak dibunuh mau disekap di mana? Saya juga takut tidak bisa minta uang dari keluarga korban,” kata Nyoman. (sir)

Buaya Mengganas di Sumsel, Manusia pun Dimangsa


Buaya Mengganas di Sumsel, Manusia pun Dimangsa

Palembang:

Buaya raksasa memangsa manusia, pernah menghebohkan beberapa tahun lalu. Namun itu hanya diketahui melalui VCD bajakan yang beredar di pasaran dan kejadiannya bukan di negeri kita. Di Sumsel, peristiwa ini ternyata sudah sering terjadi.
Terakhir, korbannya, Syafik bin Mahmud ( 48), warga Pemulutan OKI yang dimakan buaya muara di Sungai Tungal Desa Bentayan Banyuasin. Sisa tubuh korban  ditemukan Kamis (26/4)  sekitar pukul 05.00 WIB. Kondisinya menenaskan. Tubuh korban ditemukan tinggal setengah, dengan kondisi sudah membengkak dan seluruh isi perut sudah tidak utuh.
Kapolsek Pulau Rimau AKP Diesli mengatakan, penemuan jasad korban pertama kali oleh salah seorang warga desa yang hendak menyeberang sungai. Tubuh korban yang tinggal setengah berada sekitar 50 meter dari lokasi kejadian. Tubuh korban menyangkut di sekitar akar-akar tanaman rawa.
Oleh warga yang menemukan, hal tersebut dilaporkan ke Polsek Pulau Rimau. Mendengar kabar itu,keempat teman korban, Kemis, Joni, Mamad dan Bastari, kesemuanya warga Ogan Ilir (OI), yang menginap di salah satu rumah warga, langsung menuju ke lokasi penemuan jasad korban Syafik. Bersama dengan anggota Polsek Pulau Rimau dan warga, jasad korban langsung dievakuasi dan dibawa ke keluarga korban di OI.
“Kondisi korban sudah tewas, dengan tubuh yang sudah tidak utuh. Kedua tangan, kedua kaki dan tubuh bagian pinggang sudah tidak ada. Isi perut sudah tidak sempurna,” kata Diesli kemarin. Atas penemuan itu, Kapolsek berharap agar warga yang berada di lokasi yang memang rawan keberadaan buaya muara untuk lebih berhati-hati. “Keberadaan buaya tidak bisa diduga pasti.Karena itu,warga lebih baik berhati-hati dan tidak mengusik buaya,” ujarnya.
Kabid Perlindungan, dan Prasarana Dinas Kehutanan dan Perkebunan Fahmi Rofiq mengatakan, pihaknya sudah memasang plang tanda-tanda kawasan rawan akan keberadaan buaya di seputaran anak Sungai Musi di Banyuasin.
Pencari Kayu
Pekan ini, buaya muara di Banyuasin kembali memangsa manusia. Rabu (25/4), hewan melata  yang dilindungi itu memangsa Syafik bin Mahmud.
Warga Pemulutan Kabupaten OI ini dimangsa buaya saat mencari kayu gelam di wilayah Sungai Tungkal Desa Bentayan, Banyuasin. Hingga  sore tubuh korban belum ditemukan.
Korban diketahui mencari kayu gelam di lokasi kejadian bersama keempat rekannya, masing-masing Kemis, Joni, Mamad dan Bastari, kesemuanya warga OKI.Kelimanya menyusuri Sungai Tungkal dengan mendayung perahu.
Korban duduk di bagian depan perahu. Sedangkan keempat temannya duduk di belakang. Merasa aman dengan kondisi air sungai yang banyak ditumbuhi pohon-pohon gelam, korban menjuntaikan kedua kaki ke dalam air. Tak berapa lama, tanpa terduga sebelumnya, di sungai yang cukup tenang itu muncul buaya muara sepanjang 7 meter. Sang buaya berwarna kecoklatan itu langsung menerkam kaki korban hingga ke bagian paha.
Mengetahui kejadian tersebut, rekan korban kaget dan berusaha untuk menolong. Hanya saja, kegesitan buaya muara ini tak mampu tertandingi. Tubuh korban terjatuh ke sungai dan langsung tenggelam ditarik buaya.
“Buaya muncul tiba-tiba dan menangkap kaki korban. Bahkan,dari keterangan saksi, buaya menimbul-tenggelamkan tubuh korban. Hingga akhirnya menghilang dan tak muncul lagi. Sampai sekarang, tubuh korban belum ditemukan. Petugas dibantu warga sekitar masih melakukan pencarian,”kata Kepala Desa Bentayan Mirjawawi .
Pulun Buaya
Korban kali ini berasal dari Pemulutan. Daerah Pemulutan, selama ini dikenal sebagai daerah yang dipenuhi legenda buaya. Lambang kecamatan ini pun, buaya. Mereka sangat percaya dengan legenda-legenda mengenai buaya.
"Sebagian besar warga Pemulutan percaya, nenek moyang mereka adalah buaya. Sebab ilmu buaya, misalnya menjadi pawang buaya, banyak dikuasai masyarakat Pemulutan," kata Koharuddin (62), warga Kertapati.
Koharuddin menambahkan, banyak warga Pemulutan yang dapat berubah menjadi buaya jika masuk ke dalam sungai atau rawa.
Di masyarakat Palembang juga ada kisah menarik dari abad ke-16. Saat itu raja Palembang bingung bagaimana mengatasi buaya-buaya yang berada di Sungai Musi.
Buaya-buaya itu ganas dan dapat membuat warga terancam nyawanya. Lalu, sang raja mendatangkan seorang pawang buaya dari India. Dengan janji akan memberikan banyak hadiah, sang raja meminta si pawang menjinakkan buaya-buaya di sungai Musi. Buaya-buaya itu pun jinak. Si pawang pun menerima banyak hadiah.
Kemudian raja mengajak sang pawang ke daerah pedalaman yang banyak buayanya. Kembali pawang itu menaklukkan buaya-buaya menjadi jinak. "Coba kau buat buaya-buaya itu kembali menjadi ganas. Aku mau tahu bagaimana kehebatan ilmumu?" kata sang raja.
Pawang yang sudah mabuk pujian itu kemudian membuat buaya-buaya itu menjadi ganas. Ayam dan ternak yang dilempar ke sungai dengan cepat dimakan buaya. Dan, ketika si pawang lengah, seorang prajurit kerajaan Palembang mendorong pawang ke gerombolan buaya. Tak ayal si pawang itu mati dimakan buaya. Lokasi terbunuhnya pawang itu diperkirakan di pesisir timur Sumatera Selatan, seperti Pulaurimau, atau di kawasan Pemulutan.
Belum jelas, ada kaitan atau tidak antara warga Pemulutan yang kali ini kemudian menjadi korban dimangsa buaya di wilayah Pulaurimau. Seperti terdapat dalam kisah di atas.
Berkali-kali
Buaya memangsa manusia memang bukan baru kali ini. Untuk peristiwa di Pulaurimau, Banyuasin, berdasarkan catatan Sinar Harapan ternyata sudah terjadi berkali-kali. Sejak tahun 2008 lalu saja, sudah lebih dari  lima kali dan korbannya pun cukup banyak.
Korban buaya yang diketahui, Trisnawati (25) yang sedang mandi pada Rabu (5/3/2008). Korban selamat berkat perjuangan ibunya yang berada di dekat tempat kejadian. Ketika itu, Rohima (40) yang melihat putrinya diterkam buaya di Sungai Batanghari, Desa Mukut, Kecamatan Pulaurimau, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, langsung menolong terjun ke sungai. Rohima pun turut terseret dan bergelut dengan buaya ke tengah sungai.  Usahanya membuahkan hasil. Kaki trisnawati yang terkoyak berhasil dilepaskan.Trisnawati akhirnya selamat, namun kedua kakinya terluka cukup parah. Wanita muda ini pun harus menjalani 50 jahitan di Rumah Sakit Umum Banyuasin.
Lalu di tahun yang sama, buaya  kembali memangsa manusia di Sungai Lalan, Kecamatan Pualu Rimau, Banyuasin. Tepatnya 12 November 2008.  Saat itu yang menjadi korban, Sudirman (23), warga Desa Sri Menanti, Kecamatan Tanjung Lago.
Peristiwa yang menewaskan Sudirman terjadi pada Rabu (12/11/2008) sekitar pukul 10.00 WIB. Saat itu korban bersama rekannya Bambang, Darwin dan David tengah menambatkan perahunya di Sungai Lalan, Kecamatan Pulau Rimau. Secara tiba-tiba muncul seekor buaya sepanjang tujuh meter langsung menerkam korban dan membawanya ke dalam sungai.
Sekitar pukul 22.00 WIB, tubuh korban Sudirman  ditemukan di Sungai Lalan, Kecamatan Pulau Rimau dalam kondisi tak utuh. Bagian pinggang ke atas hilang dimangsa buaya. Demikian juga kaki sebelah kiri. Yang ada hanya kaki sebelah kanan dan paha kiri hingga terputus sampai lutut. Bagian tubuh korban ditemukan oleh keluarganya tak jauh dari lokasi kejadian, setelah sebelumnya keluarga korban dibantu petugas Polsek Pulau Rimau menyisir Sungai Lalan.

Korban berikutnya, Rusli (40), warga Karang Agung Ilir Kecamatan Pulau Rimau, Banyuasin. Peristiwa ini terjadi Senin (8/12/2008) sekitar pukul 18.30 WIB.
Serangan buaya yang di perkirakan mencapai 4 meter tersebut tak merenggut nyawa. Nelayan itu mengalami luka di sekujur tubuh akibat serangan binatang yang terkenal buas tersebut.

Informasi yang didapat, sepanjang 2008 ini, reptil raksasa yang bisa mencapai panjang tujuh meter ini sudah memakan sembilan korban, delapan orang di antaranya tewas mengenaskan. Bahkan, tujuh korban hingga kini belum ditemukan.
Salah satu korban yang selamat dari keganasan buaya di aliran Sungai Lalan, Kecamatan Pulau Rimau, Juma’in (17), warga Desa Sri Menanti. Juma’in selamat lantaran buaya yang menerkam dirinya berlari ke darat. Oleh teman-teman dan orangtuanya, kepala buaya tersebut langsung dipukul dan akhirnya buaya tersebut melepaskan Juma’in dan kembali masuk ke dalam sungai.(muhamad nasir)




Rabu, 25 April 2012

Periksa Pasien Via Telpon, Dokter Digugat Rp 1,2 M


Periksa Pasien Via Telpon, Dokter Digugat Rp 1,2 M

SRIPOKU.COM, PALEMBANG-Lantaran anaknya meninggal dunia setelah menjalani perawatan, Fahmiwati (40), ibu rumah tangga, menggugat dokter dan rumah sakit di tempat anaknya dirawat.

Fahmawati menggugat dr Silvia dan RSRK Charitas, dalam sidang gugatan perdata di Pengadilan Negeri (PN) Klas IA Palembang, Rabu (25/4/2012).

Dijelaskan Fahmiwati sebagai penggugat, bahwa tergugat dr Silvia memeriksa anaknya bernama Derbi (2) melalui telpon yang dilanjutkan perawat jaga. Begitu juga ketika memerintahkan perawat untuk memberikan suntikan infus.

Didampingi kuasa hukum Alamsyah Hanafiah SH, Fahmawati menggugat dr Silvia dan RSRSK Charitas materiel sebesar Rp4.734.200 sebagai ganti pengobatan dan pemakaman anaknya. Sedangkan imateriel sebesar Rp1,2 miliar.

“Intinya dalam perawatan anak penggugat hingga meninggal, adanya kegiatan malpratek. Jadi kepada majelis hakim kami minta dikabulkan permohonan gugatan kami ini. Dalam sidang dijeaksana saksi bahwa dokter memeriksa pasiennya lewat telepon, apakah hal ini bisa dilakukan,” ujar Alamsyah.

Sementara menurut Dindin Suudin SH selaku kuasa hukum dr Silvia dan RS RK Charitas, terkiat dituduh adanya kegiatan malpraketk itu sama sekali tidak benar. DIkarenakan perawat yang merawat pasien sudah sesuai prosedur.

“Intinya tidak ada malpratek. Pasien merupakan rujukan dari dokter, jadi diagnosa penyakit sudah ada,” ujar Dindin.

Berdasarkan dalam berkas gugatan, Derbi (2), anak Fahwati meninggal dunia ketika menjalani perawatan di RSRK Charitas pada Kamis 24 November 2011. Derb masuk rumah sakit sehari sebelum meninggal yang belum mendapatkan perawatan dari seorang dokter tapi sudah di infus.

Penulis : Welly Hadinata
Editor : Hendra Kusuma
Sripoku.com, Kamis (26/4/12)
http://palembang.tribunnews.com/2012/04/25/diperiksa-lewat-telpon-dokter-digugat

Plt Direktur RS Erba Segera Diganti


Plt Direktur RS Erba Segera Diganti

Palembang:

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan memastikan inspektorat telah melakukan penyelidikan terkait tuntutan mundur terhadap Pelaksana tugas (Plt) Direktur RS Ernaldi Bahar (Erba), Dr Latifah.

Bahkan, Pemprov telah menyiapkan pengganti jika berdasarkan pemeriksaan diketahui terdapat kesalahan. Hal ini buntut dari aksi demonstrasi ratusan pegawai RS Erba di halaman RS hingga Kantor Gubernur Sumsel,Selasa (24/4) lalu. Asisten I Mukti Sulaiman mengatakan, Pemprov Sumsel benar-benar serius menangani kasus yang menimpa RS Erba ini. Tujuannya tentu demi kelancaran operasional dan pelayanan kesehatan bagi pasien di RS plat merah tersebut.

“Sekarang lagi dibahas dan diselidiki Inspektorat Provinsi Sumsel,mudah-mudahan pekan depan sudah bisa diputuskan hasilnya,”ujar Mukti Sulaiman,di Pemprov Sumsel,kemarin. Terkait hasil sementara penyelidikan yang dilakukan Pemprov Sumsel melalui Badan Inspektorat Provinsi Sumsel, menurut Mukti, belum dapat dibeberkan sekarang. Sebab, masih harus melalui penggodokan dan pembahasan yang matang serta mendengarkan pernyataan dari semua pihak.

Jika dalam penyelidikan nanti, imbuh Mukti, ditemukan kesalahan dari Plt Direktur saat ini,Pemprov Sumsel memastikan akan mengambil sikap tegas dengan melakukan pergantian kepemimpinan struktural RS tersebut. Hal ini untuk me-neruskan roda organisasi yang baik serta tidak menimbulkan keresahan bagi pegawai maupun pasien. “Kalau memang harus diganti, kita siapkan penggantinya. Tapi,jangan dulu bicara soal ganti-mengganti, karena hasilnya saja belum diketahui.Saya belum bisa berkomentar banyak soal temuan awal sekarang, arahnya kemana nanti tunggu saja hasilnya,”tukas Mukti.

Diberitakan sebelumnya, perwakilan pegawai RS Erba Hendri menyebutkan, pada intinya para pegawai RS Erba merasa tak lagi sejalan dengan gaya kepemimpinan Plt Direktur, Dr Latifah yang dinilai kerap bersikap arogan,tak mengayomi, serta tak bisa bekerja sama dengan seluruh pegawai mulai dari pejabat struktural hingga fungsional.

“Plt Direktur (RS Erba) sering mencari-cari kesalahan bawahan,termasuk mengada- ada kesalahan fiktif di beberapa bangsal (ruang rawat inap), dan jika ada kejadian pegawai yang di justifikasi bersalah menurut versi direktur,maka akan diancam mutasi, termasuk mengintimidasi memutus tunjangan jasa yang menjadi hak pegawai,” ujar Hendri.

Seputar-Indonesia (kamis, 26/4/2012)

Tersangka korupsi Alat Laboratorium dan Meubelair Unsri Diperiksa Tim Kejagung


Tersangka korupsi alat laboratorium dan meubelair Unsri Diperiksa Tim Kejagung

Palembang:

Tim penyidik pada Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung (Kejagung) yang dikoordinatori Andar Perdana Widiastono, memeriksa dua tersangka kasus dugaan korupsi alat laboratorium dan meubelair pada Universitas Sriwijaya (Unsri) Tahun 2010, senilai Rp49 miliar.

Tersangka Indra Darmawan selaku Ketua Panitia Pengadaan Pekerjaan yang ditetapkan tersangka oleh Kejagung berdasarkan surat perintah penyidikan (Sprindik) Nomor Print-23/F.2/- Fd.1/03/2012 tertanggal 5 Maret 2012, secara kooperatif memenuhi panggilan pemeriksaan di Kejati Sumsel, kemarin.

Dia diperiksa sejak pukul 09.00 WIB,dengan didampingi kuasa hukumnya M Sidik Latuconsina SH dkk. Sama halnya dengan tersangka Hendra Marta Yudha selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang ditetapkan tersangka berdasarkan Sprindik Nomor Print-22/- F.2/Fd.1/03/2012 tertanggal 5 Maret 2012, juga hadir di tempat yang sama, sejak pagi hari. Masing-masing tersangka dicecar penyidik sekitar 47 pertanyaan Proses pemeriksaan yang dilakukan hampir selama tujuh jam tersebut berlangsung tertutup.

Nampak kedua tersangka diperiksa oleh dua orang jaksa penyidik dari Jampidsus, di ruang Penyidikan Pidsus lantai dua.Keduanya diperiksa dalam ruang tertutup dan didampingi kuasa hukum masing-masing.Namun, pada saat jam makan siang dan salat Zuhur, tersangka diperkenankan untuk makan dan salat di musala Kejati Sumsel,yang terletak di lantai dasar dengan didampingi kuasa hukumnya.

Kepala Seksi Penkum dan Humas Kejati Sumsel Ikeu Bahtiar membenarkan penyidikan perkara yang dilakukan Kejagung dilanjutkanke kantor Kejati Sumsel.Bukan hanya duat ersangka yang diperiksa, namun 14 saksi dari pihak Unsri ikut dimintai keterangan terkait kasus ini.“Dua tersangka memang sudah ditetapkan oleh Kejagung belum lama ini,namun pemeriksaannya dilakukan di sini (Kejati Sumsel),”katanya.

Bahtiar menyatakan,dengan terus dilakukannya penyidikan yang dilakukan oleh Tim Jampidsus Kejagung tersebut,tidak menutup kemungkinan bakal ada tersangka baru.Namun sejauh ini,dia mengaku belum mengetahui angka kerugian negara yang diakibatkan dalam kasus ini. “Pemeriksaan akan terus berlanjut, baik saksi dan tersangka masih akan terus diperiksa,” imbuhnya.

Sementara itu,kuasa hukum dari tersangka Indra Darmawan, yakni Sidik Latuconsina SH mengatakan, dalam proses penentuan tersangka yang dilakukan jaksa itu harus menggunakan asas praduga tak bersalah.Sebab,kata Sidik,seseorang boleh ditetapkan sebagai tersangka jika dalam komposisi perbuatannya terpenuhi unsur sikap dan perbuatan.

“Kalau orang korupsi itu,dia punya niat, maksud, dan kehendak untuk menguntungkan diri sendiri dan orang lain,dengan sejumlah uang negara.Namun, klien saya dijadikan tumbal dan telah dizalimi. Karena,yang dia lakukan sudah sesuai prosedur dan tak mengambil keuntungan untuk dirinya sendiri dalam program itu,”tukasnya.

Sementara itu,14 saksi yang dimintai keterangan selama sepekan ini, yakni sekretaris panitia pengadaan alat laboratorium dan meubelair, kepala unit layanan pengadaan, hingga para panitia pengadaan dan penerimaan pengadaan.

Seputar Indonesia, Kamis (26/4/2012)

Bandar Narkoba di LP Mata Merah LIbatkan Perwira Polisi


Bandar Narkoba di LP Mata Merah LIbatkan Perwira Polisi

Palembang:

Kasus narkoba yang melibatkan Widi Handoyo alias Sucai, 44, narapidana (napi) Lapas Merah Mata, terus bergulir, bahkan menyeret seorang oknum perwira pertama (Pama) di Direktorat Pol Air Daerah Sumsel.

Direktur Direktorat Pol Air Daerah Sumsel Komisaris Besar (Kombes) Pol Omad dikonfirmasi SINDO kemarin, membenarkan salah satu oknum pama di lingkungannya, diduga terlibat jaringan narkoba internasional kelompok Sucai,napi tahanan LP Merah Mata yang ditangkap tim gabungan Direktorat Reserse Narkoba Mabes Polri, pada 24 Maret 2012 lalu. Oknum pama itu sendiri, kata Omad, diringkus anggota Bareskrim Mabes Polri bekerjasama dengan Direktorat Pol Air Daerah Sumsel dan Direktorat Reserse Narkoba Polda Sumsel, belum lama ini.

Dari tangan sang oknum yang diketahui bernisial Ipda HW ini, berhasil disita barang bukti 3 kg sabu dan 3.000 ineks kelas satu,yang siap dipasarkan di wilayah Sumsel khususnya Palembang. ”Habis ditangkap tersangka langsung dibawa ke Mabes Polri, untuk diperiksa lebih lanjut. Jadi, yang menangani kasus ini tim dari Bareskrim Mabes Polri. Kita (Polda Sumsel) hanya membantu saja,” ungkap Omad.

Perwira dengan melati tiga ini melanjutkan,selain barang bukti narkoba,dari tangan tersangka juga diamankan beberapa lembar uang palsu.”Jumlahnya saya tidak tahu, yang jelas akan dikembangkan juga kasus penemuan uang palsu itu,”pungkasnya. Sekedar mengingatkan, bandar besar narkoba, Sucai, kembali diciduk polisi atas kasus kepemilikan narkoba. Sucai sendiri dicokok dari dalam sel-nya di Lapas Merah Mata, Banyuasin, oleh aparat tim khusus Direktorat Narkoba Bareskrim Mabes Polri, atas dugaan mengendalikan jaringan narkoba Jakarta-Palembang- Malaysia.

Bersamaan dengan itu, polisi juga mengamankan beberapa tersangka lain, dan barang bukti berupa ekstasi sebanyak 80.000 butir. Kembali tertangkapnya Sucai atas kasus narkoba,menambah daftar panjang catatan hitam bandar narkoba ini. Sucai sendiri sudah begitu ‘melegenda’ di Sumsel. Bahkan, jauh sebelumnya, Sucai yang pernah ditangkap karena kepemilikan ekstasi, sempat kabur dari rumahnya di Jalan Linggis, Kelurahan 20 Ilir,Kecamatan Ilir Timur I Palembang,pada November 2001 silam.

Saat itu, dia hendak diserahkan ke kejaksaan setempat. Parahnya lagi, buronnya Sucai ternyata melibatkan seorang perwira menengah dan tiga anggota Poltabes Palembang. Tak ayal, keempat polisi tersebut pun langsung dicopot dari jabatannya. Setelah sempat buron selama empat bulan, pada 27 April 2002 Sucai ditangkap di kawasan Jakarta Barat. Selanjutnya, pada 23 Mei 2002, Sucai mulai disidangkan di Pengadilan Negeri (PN) Palembang.

Dalam dakwaan yang dibacakan Jaksa Penuntut Umum Istawari,dia hukuman 4- 15 tahun penjara dengan denda paling rendah Rp150 juta,dan paling tinggi Rp 750 juta. Herannya, walaupun sudah di sel rutan,Sucai ternyata masih menyimpan beberapa jenis narkoba, di dalam kamar No 13,Blok IV,Rutan Merdeka,Palembang.

Barang bukti yang diperoleh aparat saat melakukan sidak di sel yang dihuni Sucai itu,berupa sabu-sabu seberat 38,84 gram (satu bungkus besar) dan ekstasi warna merah muda dengan logo ’S’ sebanyak 349,5 butir. Untuk kasus yang terakhir ini,Sucai divonis dengan hukuman 8 tahun penjara.

Seputar Indonesia, Kamis (25/4/2012)

Guru Perkosa Murid, Terancam Dipecat


Guru Perkosa Murid, Terancam Dipecat

Palembang:

Sanksi pemecatan dari pegawai negeri sipil (PNS) bakal dijatuhkan terhadap oknum guru olah raga berinisial GK, 49, jika yang bersangkutan terbukti memerkosa muridnya berinisial Chs,16.


“Akan dicek lagi, kita belum tahu oknum ini dari mana. Sejauh ini, saya belum mendapatkan laporan terkait masalah ini. Jika memang (berstatus) PNS bisa diberhentikan,” tegas Wali Kota Palembang H Eddy Santana Putra, usai menghadiri acara peringatan hari otonomi di BKB,kemarin. Sementara itu,sejumlah kalangan DPRD Kota Palembang segera memanggil Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora),terkait diciduknya oknum guru SMA yang memerkosa muridnya ini.

Ketua Komisi IV Agus Tridasa mengatakan, terungkapnya kasus pencabulan yang dilakukan oleh tenaga pendidik dinilai sangat merusak dunia pendidikan.“Hal ini butuh ketegasan pemerintah,karena dapat membahayakan dunia pendidikan kita,”ujar Agus kepada SINDO, kemarin. Dia berharap, hal-hal yang merusak pendidikan seperti ini tidak terulang lagi ke depannya. “Selasa atau Rabu pekan depan, kita pastikan akan memanggil Disdikpora Kota Palembang.Kita harapkan ada penjelasan dan penyelesaiannya,” kata Agus.

Disinggung soal kasus ini dapat merusak mental anak didik yang menjadi korban, Agus menekankan, akan meminta Disdikpora untuk lebih menyosialisasikan nilai-nilai moral dan kebaikan kepada pihak sekolah sebagai penyelenggara pendidikan. “Bila perlu, kita minta pihak psikolog turut membantu permasalahan ini, karena sudah menyangkut psikologis anak didik dan harapannya di masa depan,”tukasnya.

Dihubungi terpisah,Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kota Palembang Adi Sangadi menyatakan, untuk memulihkan mental siswa yang menjadi korban pemerkosaan tersebut, perlu pendekatan khusus dari orang tua dan orang-orang terdekat korban. Bila psikologis anak sudah parah, maka akan lebih memerlukan terapi dari psikolog atau psikiater. “Kita pun berharap, identitas korban ini dapat dirahasiakan sesuai UU No 23/2002 tentang Perlindungan Anak. Kita mintakan juga semua pihak membantu mengayomi dan tidak mempublikasikan masalah ini,karena dapat berpengaruh pada mental korban ke depannya,” imbuh Adi.

Dalam kesempatan itu,Adi juga menyesalkan tindakan aparat kepolisian, yang melakukan penangkapan terhadap oknum guru ini, saat bertugas mengawasi Ujian Nasional (UN). Tindakan itu, kata dia, dapat berpengaruh pada mental siswa didik. “Tindakan itu bisa saja dibenarkan, bila si guru memang mempunyai niat untuk melarikan diri, dan ini bisa menjadi masalah baru,”katanya.

Adi pun mengimbau, kepada pemerintah untuk memperbaiki mentalitas guru dengan menggelar psikotes ulang,agar didapat standar guru berkualitas, dan moral guru bisa lebih baik, sabar, dan tidak mengandalkan emosi dalam mendidik siswanya. “Dari pantauan KPAID sendiri, diketahui bahwa tindak buruk guru kepada siswa didik masih banyak terjadi,” tukas Adi.

 Dititip di Rutan Pakjo

Kasi Pidum Kejaksaan negeri (Kejari) Palembang Aji Kalbu Pribadi menyebutkan, saat ini tersangka guru cabul telah dititipkan ke Rutan Kelas IA Pakjo Palembang. “Selasa (24/4) sore,penyidik dari Polda Sumsel telah melimpahkan berkas kasus ini beserta tersangkanya ke JPU. Sekarang, tersangka resmi tahanan kita, dan sudah kita titipkan di sel tahanan Rutan Pakjo Palembang, sambil menunggu persiapan JPU menyusun berkasnya sebelum diserahkan ke pengadilan untuk disidang,” ungkap Aji kepada SINDO,kemarin.

Disinggung kapan berkas kasusinidiajukanke Pengadilan Negeri (PN) Palembang, Aji mengatakan dalam waktu dekat ini.”Sekarang JPU-nya sedang mempersiapkan,kita targetkan secepatnya (diajukan ke PN), biar kasus ini cepat selesai,dan dapat diketahui hasil sidangnya nanti,”katanya. Terpisah,Direskrimum Polda SumselKombesPol AchmadNurdin melalui Kasubdit IV AKBP M Zulkarnain mengatakan, tugas mereka sudah selesai dan berkas kasus ini semuanya sudah ditangani Kejari Palembang.

 ”Setelah tersangka beserta berkasnya kita limpahkan (ke Kejari Palembang), tugas kita selesai dan kita sama-sama menunggu bagaimana hasil sidang di pengadilan negeri nanti, silakan teman-teman wartawan pantau di pengadilan,” pungkas Zulkarnain.

Seputar Indonesia, Kamis (26/4/2012)

Guru Olahraga Perkosa Murid di Ruang UKS


Guru Olahraga Perkosa Murid di Ruang UKS

Palembang:

Perbuatan tidak terpuji dilakukan oknum guru olahraga, GK, 49, yang memerkosa muridnya Chs, 16, sebanyak tiga kali di ruang unit kesehatan sekolah (UKS) SMA swasta di kawasan Sukabangun 2, Kecamatan Sukarami, Palembang, pada Desember 2011.

Tersangka, selain sebagai guru olahraga honorer di SMA swasta di wilayah Sukabangun, juga tercatat sebagai PNS guru SMPN di Kota Palembang.Tersangka diamankan Subdit 4 Direskrimum Polda Sumsel, kemarin sekitar pukul 09.00 WIB, saat sedang mengawas ujian nasional (UN) di salah satu SMP di Kota Palembang. Direskrimum Polda Sumsel Kombes Pol Ahmad Nurdin melalui Kasubdit IV AKBP M Zulkarnain membenarkan penangkapan tersebut. 

“Sebenarnya kasus ini sudah lama terjadi pada Desember 2010 dan baru dilaporkan keluarga korban ke Polda Sumsel pada April 2011,” ungkap Zulkarnain di Polda Sumsel kemarin. Namun,pihaknya baru beberapa bulan terakhir dapat melengkapi berkas kasus atau P21 setelah mendapatkan buktibukti baru yang kuat menyatakan bahwa tersangka pelakunya.“ Kami sudah dua kali mengajukan berkas ke Jaksa Penuntut Umum (JPU),”katanya. “Tapi JPU beberapa kali menilai berkas ini belum lengkap atau P19,”jelasnya.

Karena belum dinyatakan lengkap, pihaknya harus mencari alat bukti baru,mulai melakukan tes DNA hingga lainnya.“ Untuk saksi,sudah enam orang diperiksa, dua sebagai saksi kunci, termasuk kita menemukan barang bukti baru, seperti bekas sperma dan pakaian bekas sperma di tempat kejadian perkara (TKP),” tuturnya. Setelah pengajuan alat bukti baru, JPU menyatakan bahwa berkas yang diajukan penyidik P21 sehingga tersangka dapat diamankan. “Silakan tersangka membantah tidak melakukan perbuatan itu.

Namun, kita memiliki alat bukti lengkap dan nanti akan dibuktikan di pengadilan,”katanya. Zulkarnain mengungkapkan, aksi yang dilakukan tersangka terhadap korban sangat licik.“Saat jam sekolah pagi hari atau saat tersangka selesai mengajar pelajaran olahraga, korban dipanggil tersangka ke ruang UKS. Di ruang itu tersangka mengiming-imingi akan memberi nilai bagus kepada korban jika mau melayani nafsu bejatnya,”paparnya. 

Korban yang diduga sedikit mengalami ketergangguan mental itu langsung diperkosa tersangka. Ironisnya, perbuatan tersangka dilakukan tiga kali dengan waktu berbeda. “Perbuatan tersangka baru diketahui orang tua korban awal 2011 karena orang tua korban curiga melihat perilaku korban berubah, tapi korban tidak hamil,”ujarnya.

Tersangka, kata dia, dijerat Undang-undang (UU) Perlindungan Anak dengan ancaman 15 tahun ke atas.“Karena korban masih di bawah umur, jadi kita jerat dengan UU Perlindungan Anak.Dengan telah diamankannya tersangka, kita akan langsung serahkan yang bersangkutan ke JPU,”pungkasnya.

Sementara itu, tersangka GK membantah telah memerkosa korban di ruang UKS.“Itu semua fitnah.Nanti pengacara saya yang akan memberi keterangan resmi,”katanya di Ruang Renata Polda Sumsel kemarin. Terpisah,Kadiknas Kota Palembang Riza Fahlevi mengaku belum mendapatkan laporan mengenai oknum guru tersebut. Namun,jika hal tersebut terbukti,akan menjadi aib dalam dunia pendidikan.“Kita belum ada laporan jelas mengenai hal tersebut, ”tuturnya. 

Riza mengatakan, perbuatan tersebut belum pasti dan sifatnya masih dugaan.Namun, apabila penyelidikan polisi menemukan unsur pidana,Dinkas Kota Palembang tidak akan mencampuri karena itu masalah hukum. “Jika memang ada tindak pidana, silakan diproses. Apabila terbukti secara hukum, kita juga akan mengambil tindakan tegas sesuai peraturan. Guru yang melakukan itu adalah guru yang tidak bermoral dan tidak patut menjadi contoh bagi siapa pun,” pungkasnya.

Sementara itu, kriminolog Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP), Sri Sulastri, menyesali jika terbukti seorang guru memerkosa anak muridnya.“Tersangka bisa dikenakan UU Perlindungan Anak.Apalagi,seorang guru sebagai pelaku yang seharusnya menjalankan kewajiban membimbing, mendidik, dan melindungi anak didik,”ujarnya. Menurut dosen Fakultas Hukum UMP ini, jika ditemukan alat bukti yang menunjukkan tersangka melakukan aksi bejatnya,maka harus dihukum seberat-beratnya.

“Dengan banyaknya kasus seperti ini, perlu menjadi perhatian pemerintah bagaimana harus melakukan rekrutmen secara baik dan selektif terhadap guru. Sebab, guru bukan merupakan pekerjaan, melainkan sebuah profesi terhormat,”tuturnya. ade satia pratama/ cr2/retno.

Seputar Indonesia, Rabu (24/4/2012)

Mayat Gadis Ditemukan di Stadion Patra Jaya


Mayat Gadis Ditemukan di Patra Jaya

PALEMBANG– Sesosok mayat wanita tanpa identitas ditemukan tewas di tribune atas Stadion Patra Jaya, Plaju, sekitar pukul 10.00 WIB kemarin. Diduga gadis berkulit putih berusia sekitar 20 tahun ini korban pembunuhan.
Pasalnya, saat ditemukan, di dadanya masih tertancap pecahan kaca sedalam 4 inci. Selain itu, di bawah telinga kirinya juga terdapat luka robek berukuran 3 inci.Saat ini jasadnya masih berada di Kamar Mayat Rumah Sakit dr Mohammad Hoesin Palembang setelah sebelumnya divisum. “Saat ini kita masih melakukan visum,” ungkap dr Indra, dokter forensik RSMH Palembang siang kemarin.

Kapolsekta Plaju AKP Oskar Heuza mengetahui penemuan jasad tersebut setelah menerima laporan warga sekitar tempat kejadian perkara (TKP). “Mendapat laporan, kita menuju TKP dan melakukan olah TKP,”ungkap Oskar di Kamar Mayat RSMH Palembang ,kemarin. Mayat wanita ini pertama kali ditemukan seorang siswa SMP.

Saat ditemukan,di tubuh korban masih melekat baju bercorak lingkaran dan celana kain hitam. “Pagi itu saksi bernama Siti Farida, siswi SMP di Plaju, sedang mencari temannya di sana. Saat itulah saksi melihat korban sudah tergeletak di TKP,” ujarnya. Selanjutnya, Siti Farida melaporkan penemuan mayat itu ke warga sekitar. Kesimpulan sementara polisi berdasarkan hasil olah TKP, korban tewas setelah sebelumnya dianiaya.

Diduga kuat pelakunya lebih dari satu orang. “Sebelum ditusuk pakai pecahan kaca di dada dan di bawah telinga kirinya, korban dicekik terlebih dahulu.Hal itu terlihat dari hasil visum sementara dokter RSMH yang menemukan tanda cekikan di leher korban,”bebernya. Pelaku,menurut Oskar, diduga kuat mengenal dan dikenal korban. Sementara, motif yang melatarbelakangi pembunuhan adalah upaya perkosaan.

”Sebab, saat ditemukan, posisi celana depan korban terbuka sedikit.Mungkin lantaran korban sedang menstruasi dengan ditandai ada pembalut di kemaluan korban, jadi pelaku urung memerkosa korban di TKP,” ucapnya. Oskar mengaku kesulitan mengungkap jati diri korban. Pasalnya, tidak ditemukan satu pun tanda pengenal di pakaiannya.

Untuk membantu mengungkap identitas korban, Oskar mengimbau warga Kota Palembang atau daerah lain yang merasa kehilangan anak wanitanya dapat mengeceknya di Kamar Mayat RSMH Palembang.

“Kita kesulitan korban ini tinggal di mana, karena di seputaran TKP tidak kita temukan dompet atau identitas korban, mudah-mudahan dengan adanya pemberitaan di media cetak dan elektronik, keluarga korban dapat tahu,” pungkasnya.

Seputar Indonesia, Rabu (24/4/2012)

Tak Lolos Verifikasi CPNS, Ratusan Guru Honorer Demo


Tak Lolos Verifikasi CPNS, Ratusan Guru Honorer Demo

Kayu Agung,
Ratusan guru honorer yang menagjar di beberapa sekolah di kecamatan dalam Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Selasa (24/4) menndatangi Kantor Bupati OKI. Mereka mempertanyakan status mereka yang tak lolos verifikasi untuk bisa diangkat menjadi CPNS.
Padahal, mereka umumnya telah mengabdi selama belasan tahun. Karenanya, mereka  mempertanyakan kejelasan status dan menginginkan diangkat menjadi calon pegawai negeri sipil (CPNS).
 Pantauan di lapangan, ratusan guru honorer ini mendatangi kantor bupati dengan puluhan unit sepeda motor. Selanjutnya, mereka ditemui Kasat Pol PP Pemkab OKI Pratama Suryadi SP dan berdialog mengenai tujuan kedatangan mereka tersebut.
Karena alasan mereka mempertanyakan status dan menginginkan diangkat menjadi CPNS, selanjutnya mereka diarahkan bertemu Asisten IV Sekda OKI Athosi Ali Umar di ruang kerjanya.
Nur Aini, salah satu perwakilan  guru honorer,mengatakan, dia dan guru honorer lainnya merasa tidak puas dengan hasil verifikasi Badan Kepegawaian Nasional (BKN). Sebab, kebanyakan yang lulus verifikasi adalah mereka yang masa tugasnya jauh di bawah ratusan guru honorer ini.
Mereka mengungkapkan, hanya ingin memperjuangkan nasib.  Sebab, rata-rata semua yang datang ke kantor bupati ini telah mengabdi selama belasan tahun. “Saya sendiri sudah 17 tahun mengabdi di salah satu sekolah di Kecamatan Tulung Selapan,”kata dia.
Nuraini sengaja datang dari Tulung Selapan ke Kantor Pemkab OKI di Kayuagung hanya untuk memperjuangkan nasibnya. “Jika memang verifikasi yang dilakukan BKN pusat sesuai peraturan yang ada, tidak mungkin tenaga honorer yang sudah mengabdi belasan tahun tidak menjadi prioritas. Kami hanya menyampaikan apa yang seharusnya menjadi hak, bukan mengharapkan apa yang bukan hak,” ungkap dia.
Asisten IV Setda OKI Athosi Ali Umar mengatakan, pemerintah daerah akan menampung semua keluhan tenaga honorer.Namun, pihaknya belum bisa memberikan keputusan karena penentuan verifikasi dilakukan BKN pusat. (sir)

Selasa, 24 April 2012

Gubernur Bagikan Helm Ber-SNI


Gubernur Bagikan
Helm Ber-SNI

Gubernur Sumatra Selatan H Alex Noerdin Selasa (24/4) bersama kepala dinas Perhubungan komunikasi dan informasi provinsi sumsel Ir H Sarimuda MT membagikan 2300 helm yang sudah memiliki segel SNI ( Standard Nasional Indonesia) kepada masyarakat yang ada di sumatra selatan.
 ”Acara ini murni adalah ide dari Bapak Gubernur Sumatra Selatan Bapak H Alex Noerdin dengan  tujuan masyarakat sadar dan bersedia menegakkan disiplin tingkat nasional dan safety ridding dalam berkendaraan khususnya di Provinsi Sumatra Selatan” ujar Sarimuda di hadapan awak media.
 Ditambahkan oleh Sarimuda, saat ini memang berdisiplin lalu lintas di kalangan masyarakat memang harus lebih ditingkatkan, masih banyak masyarakat yang kurang menyadari manfaat dari disiplin dalam berkendara serta berkendara aman itu sendiri. kemacetan yang terjadi di jalan raya banyak juga dipengaruhi oleh ketidak disiplinan masyarakat di jalan.
 Meskipun acara pembagian helm SNI ini berlangsung hujan rintik sejak pagi hari, tidak sedikitpun mengurangi semangat dari gubernur serta kadishubkominfo dalam menjalankan program pembagian helm ini. Bahkan disaat membagikan helm kepada pengendara motor yang ada di jalan gubernur sempat berpesan langsung langsung kepada penerima Helm tersebut ” pak helm bapak ini tidak standard, kalau terjadi apa – apa bisa bahaya” ujar Gubernur Sumsel H Alex Noerdin pada saat acara berlangsung.
 Selanjutnya kepada Wartawan Gubernur H alex Noerdin mengatakan“ Banyak masyarakat yang menggunakan helm namun umumnya masih banyak yang tidak standard terkadang helm yang digunakan hanya helm koboi yang tidak ada logo SNI” ujar Gubernur sumsel yang penuh prestasi ini. Lebih lanjut beliau menuturkan, penggunaan helm yang tidak standard akan sangat berbahaya jika terjadi benturan, mudah – mudahan setelah adanya acara ini ke sadaran ke depannya akan semakin baik lagi, tidak ada lagi yang bermotor dengan cara tidak aman.
 Selain berharap kepada masyarakat agar ke depannya lebih baik lagi dalam berkendara serta lebih menjaga keamanan, terakhir Gubernur sumsel juga tidak lupa untuk mengajak bupati dan walikota yang ada di sumsel untuk menggalakan hal yang sama yang digalakan oleh pemeritah provinsi sumsel di daerah merak masing – masing (**)

Senin, 23 April 2012

Alex Noerdin Peduli Film Nasional

Alex Noerdin Peduli Film Nasional


*Siapkan Film Kolosal Sriwijaya

Film Pengejar Angin yang mengambil setting keindahan alam Sumatera Selatan kembali mendapatkan penghargaan dari insan perfilman di tanah air. Setelah meraih Piala Citra pada Festival Film Indonesia 2011 lalu, kali ini film yang digarap oleh Pemprov Sumsel bekerjasama dengan Putaar Production ini meraih nominasi terbanyak pada Festival Film Bandung, 12 Mei mendatang.
Sutradara Pengejar Angin, Hanung Bramantyo menjelaskan kesuksesan film yang dibesutnya tersebut berkat dukungan penuh dari seluruh masyarakat Sumsel. "Apresiasi dan penghargaan juga kami berikan kepada bapak Gubernur Sumsel, H Alex Noerdin. Jarang ada pejabat atau pimpinan yang memeliki kepedulian untuk membuat sebuah produk kebudayaan," ungkapnya di Jakarta (23/4).

Hanung menjelaskan sejauh ini respon masyarakat terhadap film Pengejar Angin sangatlah tinggi. "Memang untuk di kelas cinema 21 belum sesuai harapan kami, tapi yang cukup mengagetkan kani adalah antusias masyarakat di bioskop-bioskop rakyat dan justru di luar Sumsel," ujarnya.
Film yang juga dibuat untuk menyambut pelaksanaan SEA Games XXVI lalu ini dinilai berhasil mematahkan anggapan bahwa film yang menggunakan bahasa daerah tidak bisa bersaing. "Kami memutarnya di Blora, Temanggung, Brebes dan berbarengan dengan film Tendangan Dari Langit. Pengejar Angin mendapatkan respon yang lebih baik. Padahal selama ini ada kekhawatiram film yang tidak menggunakan bahasa Indonesia atau Jakarta tidak mungkin laku," urainya.
Dalam waktu dekat pihaknya juga sudah mendapatkan permintaan dari daerah lainnya seperti Bangka dan Kepri agar film Pengejar Angin juga dapat diputar secara massal.
Kesuksesan film Pengejar Angin juga membuat dirinya tertantang untuk kembali membuat film daerah yang berlatar belakang kebudayaan Sumsel. "Semua orang tahu bahwa Sumsel merupakan pusat salah satu kerajaan besar di Indonesia yakni Sriwijaya. Sekarang kami masih mengadakan riset dan penelitian, namun bentuknya nanti adalah film kolosal dan kembali melibatkan masyarakat Sumsel," bebernya.
Jika saat pembuatan film Pengejar Angin pihaknya masih menggunakan separuh tenaga profesional dari Jakarta, maka di film kedua nanti porsi untuk seniman daerah Sumsel akan lebih diperbanyak. "Dalam waktu dekat kami akan berkumpul dengan seniman Sumsel untuk membahas persiapan film ini, kami juga akan melibatkan sanggar-sanggar serta teater di Sumsel," pungkasnya.
Gubernur Sumsel, H Alex Noerdin menyambut baik keberhasilan film Pengejar Angin dan menyatakan dukungannya untuk kemajuan film nasional. "Saya berharap film Indonesia mampu menjadi tuan rumah su negeri sendiri. Tentunya film yang ditampilkan haruslah berkualitas," jelas Alex. Calon Gubernur DKI dari partai Golkar ini menjelaskan dirinya sengaja meminta Hanung Bramantyo untuk membuat sebuah film yang menonjolkan kebudayaan Sumsel dan berisi kearifan lokal. "Piala Citra yang sudah diraih semoga menjadi pemacu bagi kami untuk terus menghasilkan karya seni yang berkualitas. Banyak yang bertanya dimana lokasi film tersebut, karena memang sangat indah namun memang belum pernah terekspos secara maksimal, lokasinya di Semendo Lahat yang memang jarang dikunjungi wisatawan, saya berharap di film-film berikutnya potensi wisata Sumsel yang lainnya juga mampu diperkenalkan," harapnya.
 Mathias Muchus yang meraih penghargaan Piala Citra untuk kategori pemeran pembantu pria terbaik dalan Festival Film Indonesia 2011 mengaku masyarakat Sumsel-lah yang berhak mendapatkan gelar bergengsi tersebut. " Piala Citra ini lebih layak diterima oleh bapak Gubernur Sumsel, H Alex Noerdin, seorang figur pejabat yang bersih, tanpa basa-basi dan sangat peduli serta mengerti bahwa seni dan kebudayaan memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari," pujinya

Kasus dugaan korupsi alat laboratorium dan mebeler Unsri senilai Rp49 miliar Disidik

Koordinator pada Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung (Kejagung) Andar Perdana Widiastono kemarin memimpin langsung proses pemeriksaan kasus dugaan korupsi alat laboratorium dan mebeler pada Universitas Sriwijaya (Unsri) tahun 2010 senilai Rp49 miliar di Kantor Kejati Sumsel.


Tim berjumlah lima penyidik Jampidsus sengaja memeriksa 14 saksi dan 2 tersangka terhitung mulai Senin (23/4) hingga Jumat (27/4). “Melanjutkan penyidikan kasus ini, kami sengaja melakukan di Kejati Sumsel untuk mempercepat dan mempermudah penyidikan kasus karena mereka berdomisili di Sumsel,” ujar Andar kepada SINDO di Ruang Pidsus Kejati Sumsel kemarin. Kasus dugaan korupsi yang menyeret dua tersangka berinisial HM dan ID, kata dia, tidak menutup kemungkinan akan ada tersangka baru karena perkara tersebut terus di sidik dengan menghadirkan saksi-saksi berkompeten.

“Para saksi yang dimintai keterangan hari ini (kemarin) merupakan sekretaris panitia pengadaan alat laboratorium dan mebeler,kepala unit layanan pengadaan, hingga para panitia pengadaan dan penerimaan pengadaan. Sementara, tersangka diperiksa pada Rabu (25/4) nanti,”tuturnya. Andar mengungkapkan, terbongkarnya perkara tersebut atas laporan masyarakat. Namun, dia belum dapat menyebutkan berapa besar kerugian negara yang diakibatkan dalam perkara tersebut.

“Diduga ada penggelembungan dana dalam pengadaannya.Kasus ini melibatkan orang-orang Unsri dan rekanan di Jakarta. Kejagung berkoordinasi dengan KPK dalam penyidikan, di mana KPK menyidik pihak ketiga atau perusahaan, sementara Kejagung memeriksa PNS-nya,”tuturnya. Andar menyatakan, peranan tersangka ID selaku ketua panitia pengadaan pekerjaan dan tersangka HM selaku pejabat pembuat komitmen pada pekerjaan.

Adapun sebelumnya Kejagung sudah memeriksa puluhan saksi untuk memberikan kelengkapan dan kevalidan alat bukti.“Besok (hari ini) terus dilakukan pemeriksaan hingga Jumat nanti. Namun, terus terang sampai kini kita masih mencari seberapa besar kerugian negara yang sebenarnya dari program senilai Rp49 miliar. Kita terus berkoordinasi dengan KPK,” paparnya.

Sementara itu, seorang penyidik yang tidak ingin disebutkan namanya menyebutkan, program tersebut dilaksanakan di Unsri dan empat kampus lain di Indonesia.“Selain Unsri,program pengadaan juga dilakukan di Universitas Sultan Agung Tirtayasa Banten yang tengah diusut Kejari Banten, Universitas Negeri Jakarta yang ditangani Kejagung,Universitas Malang yang ditangani Kejari Surabaya,Unsri (Kejagung) dan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) yang ditangani Kejari Purwokerto,”tuturnya. Sedangkan, saksi yang diperiksa kemarin yakni Sekretaris Panitia Pengadaan berinisial PS, anggota panitia pengadaan berinisial AK,N, dan E.

Sementara, Kepala Unit Layanan Pengadaan berinisial AW, dan anggota panitia penerimaan pengadaan berinisial W. Semua saksi secara kooperatif memenuhi panggilan Kejati Sumsel sejak pukul 09.00–16.00 WIB. retno palupi
Seputar Indonesia, Selasa 24 April 2012

Minggu, 22 April 2012

Jazz Terbakar, Korban Dijaga Ketat Polisi


Jazz Terbakar, Korban Dijaga Ketat Polisi

Palembang, Sinar Harapan 

Honda Jazz  merah bernomor polisi B 1874 TFE  terbakar seusai mengisi bahan bakar di SPBU di Jalan Kol H Barlian, Minggu sore (22/4). D ua wanita penumpang mobil naas itu mengalami luka bakar cukup serius di bagian wajah dan badan. Anehnya, kedua korban dijaga ketat pihak kepolisian saat dirawat di RS.

Pengemudi mobil seorang pria, tidak mengalami luka apa-apa. Saat ini, kedua korban yang indentitasnya belum  diketahui masih dirawat intensif di Rumah Sakit Myrya Palembang. Barang bukti (BB) mobil Honda Jazz dengan stiker lambang Propam Polisi saat ini sudah diamankan di Mapolsekta Sukarami, Palembang dengan kondisi kaca depan nyaris pecah seribu dan body depan kanan mobil kempot dan diduga memiliki tabung tanki modifikasi.
Menurut keterangan Mawan (29), tukang ojek yang mangkal tidak jauh dari tempat kejadian peristiwa (TKP), sebelum kejadian mobil Honda Jazz warna merah tersebut masuk ke SPBU.”Mungkin mengisi minyak di SPBU. Sewaktu habis mengisi dan sudah keluar beberapa meter dari SPBU, kami mendengar suara ledakan besar sekali. Pas kami lihat, ternyata berasal dari mobil Honda Jazz itu,”ungkapnya di TKP, kemarin.
Dia dan teman-temannya langsung mendekati mobil dan melihat kedua korban wanita menangis kesakitan dengan wajah dan badannya mengalami luka bakar serius. ”Beberapa menit kemudian datanglah keluarga korban, ada polisi, ada warga sipil, langsung melarikan korban ke Rumah Sakit Myrya,”tuturnya.
Ketika para wartawan hendak mengkonfirmasi nama atau kejadian ini kepada keluarga korban di Rumah Sakit Myrya, salah satu petugas Satpam Rumah sakit Myrya bernama FX Sugiono menyatakan atas permintaan pihak keluarga korban yang diduga anggota kepolisian, keluarga korban tidak bisa diwawancarai.
”Jangankan saya pak, pak polisi Polsekta Sukarami Palembang saja yang minta data tidak dikasih. Sekarang dua korban wanita masih dirawat di lantai empat dengan dijaga kedua keluarga korban memakai pakaian dinas polisi,” ungkap FX di halaman Rumah Sakit Myrya.
Kapolsketa Sukarami Palembang Kompol Trie Aprianto melalui Kanit Reskrim Iptu Hanys Pamungkas Subandrio membenarkan adanya kejadian itu. ”BB mobil sudah kami amankan, sedangkan korban masih dirawat di Rumah Sakit Myrya. Kami akan selidiki lebih lanjut penyebab meledaknya mobil itu,” ujarnya tanpa menyebut identitas korban.  (sir)

UN Jangan Dipolitisasi


UN Jangan Dipolitisasi


Pengamat pendidikan Dr H Syarwani Ahmad mengemukakan, pelaksanaan UN semata-mata untuk mengukur keberhasilana belajar siswa. Karenanya, jangan sampai dipolitisasi sehingga bisa berdampak negative bagi perkembangan dunia pendidikan.
“Harus dipisahkan antara ranah politik dan ranah pendidikan, Jangan sampai anak didik yang menjadi korban,” ujar Syarwani yang juga Ketua DPD PGRI Sumsel.
Menurut Rektor Universitas PGRI ini, siswa tidak tahu apa-apa soal politik. Mereka hanya mengikuti aturan yang ditetapkan. Karena saat ini pemerintah menetapkan UN dilaksanakan, mereka pun mengikuti itu.

Terpisah, pengamat pendidikan sekaligus Ketua Dewan Pendidikan Sumsel M Sirozi mengemukakan, berbagai dugaan kecurangan dalam pelaksanaan UN  perlu mndapat perhatian.
Menurut dia, jika UN masih dipolitisasi, hasil UN sulit objektif,apalagi masalah yang muncul dalam pelaksanaan UN sudah sangat terstruktur.
Saat ini,kata dia,kekurangan soal dan LJK hanyalah bersifat teknis dan bisa dengan mudah diantisipasi. Namun, yang justru perlu diperhatikan adalah akuntabilitas UN itu sendiri. Belum lagi, hasil UN sangat diragukan, karena banyak kepentingan segelintir maupun sekelompok orang atas hasil UN itu. “Jadi, sekarang ini UN bukan lagi masa depan siswa,tapi juga masa depan gubernur, wali kota, bupati, kepala dinas dan kepala sekolah,” tuturnya.
Menurut dia, UN tidak bisa lagi objektif, jika semua orang sudah beranggapan bahwa tingkat kelulusan UN akan memberikan dampak positif dalam karier seseorang. Jika itu terjadi,semua pihak yang berkepentingan tentu akan melakukan segala cara agar hasil UN ini dapat mencapai target yang ditetapkan. Dia pun menyampaikan, kesalahan UN seharusnya bukan lagi disasarkan kepada siswa, tapi lebih kepada sumber masalahnya yakni pengelolaan soal.
“Tidak mungkin siswa berani, kalau tidak dapat bocoran. Yang perlu dicari tahu itu bocorannya dari mana,”tukasnya. Lebih jauh dia menyatakan, sebagai salah satu instrument untuk mencapai pendidikan berstandar nasional, UNiniterkesan dipaksakan. Sebab, masih banyak sekolah ataupun madrasah yang belum memiliki standar nasional,yang dipaksakan ikut melaksanakan UN.
Harusnya, kata dia,UN ini hanya diikuti sekolah- sekolah yang sudah berstandar RSBI atau SSN. “Walaupun pemerintah mengatakan UN ini baik, tapi kenyataan di lapangan tidak bisa dibantah. Ketika ada target tingkat kelulusan harus tinggi, tentu segala cara akan ditempuh, termasuk dengan melakukan dugaan-dugaan kecurangan. (sir)

118.000 Pelajar SMP Ikut UN


118.000 Pelajar SMP Ikut UN

Palembang, Sinar Harapan

Ujian Nasional (UN) tingkat SMP/MTs sederajat, hari ini digelar serentak dan diikuti sekitar 118.000 peserta di Provinsi Sumsel. Beredarnya isu bocoran kunci jawaban, siswa diminta tidak percaya karena itu dinilai menyesatkan.

 Ketua UN Sumsel Bonny Syafrian, mengemukakan,  bocoran kunci jawaban sulit terjadi. Untuk mengantisipasi kebocoran, panitia telah menyiapkan lima paket soal yang berbeda.
Sehingga, jika siswa percaya dengan adanya dugaan bocoran kunci jawaban justru akan berakibat fatal pada hasil akhir. Apalagi, dalam setiap ruang kelas ujian, hanya terdapat empat siswa yang memiliki soal dengan kode yang sama. “Itu menyesatkan dan tidak ada yang bisa bertanggung jawab. Kalau seandainya salah paket, itu fatal.Percaya saja dengan diri sendiri. Nilai 5,5 itu tidak terlalu tinggi kok,”ujarnya, Minggu (22/4).
Bonny menyatakan,pelaksanaan UN tidak seharusnya didramatisir sehingga membuat para siswa menjadi gelisah, apalagi sampai mempercayai dugaan kunci jawaban yang beredar. Siswa, kata dia, sebaiknya percaya saja dengan kemampuan yang sudah didapatnya selama tiga tahun menjalani pendidikan.

Sampai kemarin,jelas dia, persiapan distribusi soal sudah rampung dilakukan pihaknya.  Sebanyak 2.543 koli soal sudah didistribusikan ke 14 kabupaten/ kota,termasuk untuk Kota Palembang. “Persiapan sudah 90%, sisanya tinggal pendistribusiansoalpadahariH. Semuanya sudah siap,mudah-mudahan lancar,”harapnya.
Padaharipertamaini,peserta ujian akan menjalani UN mata pelajaran Bahasa Indonesia. Sama  seperti UN SMA,ujian ini juga akan digelar selama empat hari berturut-turut, hingga 27 April mendatang. Sementara untuk UN susulannya baru akan digelar Senin depan,30 April. Belajar dari UN SMA, dia berharap, penyelenggaraan UN kali ini lebih lancar dan tidak ada kekurangan soal atau LJK. Dengan begitu, peserta dapat lebih berkonsentrasi menjalankan ujian dengan waktu yang telah disediakan.
Susulan UN SMA
Selain UN SMP, hari ini juga akan digelar UN susulan untuk tingkat SMA. UN susulan itu rencananya akan digelar di SMA Negeri 1 Palembang. “Berapa jumlahnya (jumlah siswa SMA yang ikut UN susulan), itu kabupaten yang tahu.Belum ada laporan ke kita soalnya,”urainya. Di tempat terpisah, Kasi Pengembangan Kurikulum Bidang SMA/sederajat Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Palembang Nur Syamsu mengatakan, untuk di Kota Palembang,ada lima siswa dari berbagai sekolah swasta dan negeri yang dipastikan akan mengkuti UN susulan tingkat SMA sederajat.  (sir)