Siapa yang tidak mau gratis. Pendidikan pun yang merupakan hak
warga negara, idealnya diterima secara gratis. Meski demikian, tentu tidak
semua biaya pendidikan itu gratis dan tidak semua orang bisa menikmati
fasilitas itu. Sumsel menerapkan ini, pendidikan gratis yang memang merupakan
’jualan’ pasangan H Alex Noerdin-H Eddy Yusuf ketika mencalon jadi Gubernur
Sumsel.
Di Sumsel, pendidikan
gratis tidak sekadar bagi siswa sekolah negeri dan pendidikan dasar. Pendidikan dasar hingga
SLTA, baik negeri maupun swasta.
Apakah ini bisa? Pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan
pemerintah kabupaten/kota bersinergi menganggarkan untuk program ini. Hasilnya,
sejak Maret 2009 pendidikan di Sumsel pun gratis. Artinya, ada beberapa komponen
pendidikan diambl alih tanggung jawabnya oleh negera dalam ini pemerintah
daerah. Sehingga orang tua hanya menyediakan biaya yang semestinya dia
keluarkan.
Dua program yang dilaksanakan Gubernur Sumsel H Alex Noerdin mendapat anugerah Museum Rekor Indonesia (MURI). Penyerahannya dilaksanakan bertepatan peluncuran Program Berobat Gratis.
Rekor MURI yang dianugerahkan kepada Gubernur Sumsel Alex Noerdin adalah program berobat gratis pertama di Indonesia dan pemberian Rekor MURI untuk pemenuhan janji politik yang tercepat dilakukan Gubernur Sumsel terpilih Alex Noerdin dalam 81 hari sejak dilantik, 7 November 2008.
Gubernur Sumsel Alex Noerdin mengatakan, bukan soal rekor MURI yang penting tetapi bahwa program berobat gratis adalah yang pertama kali dan ditujukan untuk meringankan beban masyarakat. Dan sekolah gratis yang dilaunching 26 Maret 2009.
Berbeda
Menteri Pendidikan
Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo menilai bahwa Program Pendidikan atau
Sekolah Gratis yang diterapkan Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) dan
dicanangkan Gubernur Sumsel, agak berbeda dengan program serupa diberlakukan di
daerah lain di Indonesia.
Program Sekolah
Gratis di Sumsel ini berlaku bagi semua siswa Sekolah Dasar (SD) hingga SMU
(SMA/SMK, Red) negeri dan swasta, sedangkan di daerah lain baru sebatas sekolah
negeri saja, kata Mendiknas, usai peresmian peluncuran Program Sekolah Gratis
itu, di Palembang, Rabu (26/3/2009).
Menurut Bambang,
pemberlakuan sekolah gratis secara nasional baru sebatas untuk sekolah SD
hingga SMU negeri saja, seperti berjalan pada enam provinsi yang sudah
memberlakukan program tersebut dalam waktu hampir bersamaan dengan Pemprov
Sumsel ini.
Keenam provinsi telah
memberlakukan sekolah gratis pada tahun 2009, antara lain Jawa Barat (Jabar),
Kalimantan Timur (Kaltim), dan termasuk Sumsel, kata dia lagi. Pada sambutan
peluncuran sekolah gratis di Palembang itu, Mendiknas mengingatkan pula,
pemberlakuan sekolah gratis hendaknya juga ditindaklanjuti dengan pembuatan
peraturan daerah (perda)-nya, sehingga memiliki payung kekuatan hukum.
Perda itu memngatur
batasan gratis termasuk pemberian sanksi bagi pihak sekolah yang melakukan
pelanggaran, baik sanksi administratif maupun unsur pidana, kata Bambang lagi.
Ia berharap, dengan pemberlakuan program sekolah gratis itu di Sumsel, di masa mendatang tidak ada alasan lagi bagi para orangtua yang karena kesulitan ekonomi tidak menyekolahkan anak-anaknya.
Ia berharap, dengan pemberlakuan program sekolah gratis itu di Sumsel, di masa mendatang tidak ada alasan lagi bagi para orangtua yang karena kesulitan ekonomi tidak menyekolahkan anak-anaknya.
Gubernur Sumsel, H
Alex Noerdin, mengatakan bahwa terlaksana progran sekolah gratis itu berkat
dukungan dan kerjasama semua bupati/walikota termasuk masyarakat luas di
daerahnya.
Program sekolah
gratis memang sudah menjadi komitmennya bersama wakilnya H Eddy Yusuf, ketika
berkampanye menjelang pilkada gubernur/wakil gubernur beberapa tahun lalu,
harus dituntaskan dalam waktu selama satu tahun memimpin. Ternyata hanya dalam
tempo empat bulan setelah terpilih bisa terlaksana. Awalnya direncnakan
launching bulan Juli, ternyata pada Maret bisa diluncurkan.
Peluncuran program
sekolah gratis yang dipusatkan di GOR Kampus, di Palembang itu, menjadi riuh
oleh gemuruh sambutan dan tepukan tangan puluhan ribu siswa SD hingga SMU yang
hadir, ketika Mendiknas membubuhkan tanda tangan di atas kanvas, dan menekan
tombol sirine tanda dimulai pemberlakukan belajar gratis di Sumsel. Hadir pada
peresmian program sekolah gratis itu, selain 11 bupati dan empat walikota
se-Sumsel, juga puluhan ribu siswa SD hingga SMU termasuk para guru
masing-masing sekolah.
Bagi Alex Noerdin Noerdin sendiri, pendidikan
gratis bukan lah hal baru. Dia telah menerapkan sejak menjadi Bupati Musi
Banyuasin. Karenanya, ia berani menjamin
pendidikan gratis tidak menurunkan mutu pendidikan. "Lima tahun lalu,
tidak ada lulusan SMA di Muba yang diterima di perguruan tinggi negeri (PTN).
Tapi tahun ini, setelah pendidikan gratis berlangsung tingkat kelulusan ujian
nasional saja 100 persen, dan ada SMA yang 85 persen siswanya diterima
PTN," ujarnya ketika itu di tahun 2007.
Dengan dialokasikannya anggaran pendidikan 26,5 persen, Muba yang pada 2002 masih daerah tertinggal, dengan angka pendidikan tingkat SD 40 persen, bahkan SMA hanya 20 persen, kini 100 persen anak usia sekolah di Muba lulus SD, 93 persen lulus SMP, dan SMA lebih dari 70 persen.
Menurutnya,
dialokasikannya anggaran untuk membuat pendidikan gratis, tidak akan mengganggu
pelaksanaan program-program pembangunan. 'Hal itu sudah dibuktikan dengan
kesuksesan beberapa pemerintah daerah menyelenggarakan pendidikan gratis. Untuk
menyelenggarakan pendidikan gratis, tidak tergantung pada besarnya APBD. Awal
dimulainya program pendidikan dan kesehatan gratis pada 2002, APBD Muba hanya
Rp 600 miliar. Baru pada 2005, APBD Muba meningkat jadi Rp 1,2 triliun.
Menurut Kepala Dinas
Pendidikan Sumsel, Ade Karyana, pelaksanaan sekolah gratis itu ditopang oleh
pemprov dan pemda kabupaten/kota yang bekerjasama memberikan bantuan dana
operasional sekolah, sehingga murid tidak lagi dibebani biaya sekolah.
Besaran dana bantuan operasional siswa untuk SD sebesar Rp10.000 per siswa per bulan, SMP Rp 15.000 per siswa per bulan, SMA Rp 80 .000 per siswa per bulan, dan SMK 90.000 per siswa per bulan.
Khusus untuk siswa SMA dan SMK mendapat bantuan lebih besar karena mereka tidak mendapatkan bantuan operasional sekolah (BOS) dari pemerintah pusat yang telah berjalan selama ini.
Dengan adanya bantuan tersebut, siswa di Sumsel tidak lagi dipungut biaya operasional sekolah atau dikenal dengan uang SPP.
Pengecualian hanya
pada sekolah standar nasional (SSN) dan rintisan sekolah berstandar
internasional (RSBI) yang masih diperbolehkan memungut biaya operasional. Dalam
program sekolah gratis, biaya pribadi peserta didik seperti ongkos transportasi
ke sekolah, seragam, uang saku, dan sebagainya tetap ditanggung oleh murid.
Sama dengan dana BOS,
subsidi pendidikan dari Pemprov Sumsel diberikan setiap triwulan. Dengan
program ini tidak ada alasan lagi orangtua untuk tidak menyekolahkan anaknya
karena tidak ada uang.
Sejak diberlakukannya program sekolah gratis oleh Gubernur Alex Noerdin sejak dua tahun lalu di Sumatera Selatan (Sumsel) jumlah anak yang bersekolah mengalami peningkatan. Kepada Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Sumsel Ade Karyana 2011 lalu mengatakan, tahun ajaran 2010/2011 di Sumatera Selatan terdapat 1.775.214 siswa yang belajar dan tersebar di 8.554 sekolah dengan 44.245 rombongan belajar yang diasuh oleh 109.877 orang guru.
Ade Karyana juga
menjelaskan, untuk angka partisipasi kasar (APK) Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) di Sumsel dari 33,65 persen tahun 2008 meningkat menjadi 45,60 persen
pda 2010. Sejak 2008, APK SD telah di atas 100 persen dengan APM (Angka
Partisipasi Murni) 95,14 persen dan angka putus sekolah sebesar Rp 0,38 persen.
Untuk menjalankan program
sekolah gratis sejak tingkat SD, SMP dan SMA, Pemerintah Provinsi Sumatera
Selatan mengalokasikan anggaran sekolah gratis sebesar Rp 383 miliar pada
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2011. "Alokasi APBD untuk
sekolah gratis tahun 2011 mengalami peningkatan dibanding anggaran tahun lalu.
Pada APBD 2011 anggaran untuk sekolah gratis sebesar Rp 383 miliar atau ada
kenaikan Rp 53 miliar dibanding APBD 2010 sebesar Rp 330 miliar.
Saat mengajukan RAPBD Sumsel tahun 2011 Gubernur Sumsel Alex Noerdin mengatakan program sekolah gratis diharapkan mampu menurunkan angka putus sekolah mulai jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK serta meningkatkan kesejahteraan guru.
Saat mengajukan RAPBD Sumsel tahun 2011 Gubernur Sumsel Alex Noerdin mengatakan program sekolah gratis diharapkan mampu menurunkan angka putus sekolah mulai jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK serta meningkatkan kesejahteraan guru.
Menurut Alex pada 2011
Pemerintah Provinsi Sumsel telah mengalokasikan anggaran sekolah gratis untuk
SD/MI sebanyak 1.017.349 siswa, SMP/MTs sebanyak 374.889 siswa dan SMA/MA/SMK
berjumlah 291.951 siswa. (inforial)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar