Selasa, 26 Oktober 2010

Alex Noerdin: SEA Games Hanya “Sasaran Antara”

Sinar Harapan, Senin, 25 Oktober 2010 13:27



Palembang – Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Alex Noerdin mencanangkan SEA Games hanyalah “sasaran antara”.




Sasaran utama Alex adalah menarik investor, menciptakan lapangan pekerjaan, mendatangkan pajak, dan mensejahterakan rakyat di wilayahnya. Caranya?
“Kita gelar 24 cabang SEA Games, plus upacara pembukaan dan penutupan di sini. Saya percaya, jika SEA Games sukses dan aman, investasi akan masuk. Jika investasi masuk, bayangkan berapa tenaga kerja yang akan terserap, berapa pajak yang akan masuk? Sumsel itu kaya sekali dan kami tidak bisa mengolahnya sendirian. Kami membutuhkan investor,” kata Alex di hadapan wartawan Jakarta yang ia undang ke Palembang untuk melihat pembangunan venues SEA Games.
Kekayaan alam Sumsel yang belum tergarap maksimal antara lain batu bara dan gas alam. Sumsel menyimpan cadangan batu bara dan gas alam terbesar di Indonesia.
Berkaitan dengan keamanan, Alex menyikapi ­penyerangan sebuah Polsek di Sumatera Utara yang menewaskan tiga polisi belum lama ini dengan menggandeng Polda Sumsel dan Pengda Perbakin Sumsel untuk melatih 3.800 anggota polisi Sumsel menembak reaksi. Pelatihan itu sudah dimulai September lalu dan kini telah 550 anggota polisi yang dilatih. Sisanya akan selesai pada Februari 2011.
“Keamanan itu penting. Kalau wilayah kita tidak aman, investor tak mau masuk,” ujar Alex, yang juga Ketua Pengda Perbakin Sumsel, dalam acara meninjau latihan para polisi di Lapangan Tembak Palembang, Jumat (22/10) lalu.
Meski kondisi sudah kondusif, Alex merasa memerlukan trigger, yang dapat menggairahkan masyarakat Sumsel untuk maju. Trigger itu adalah SEA Games. Untuk itu, ketika ditawari menjadi salah satu daerah tuan rumah SEA Games, Alex langsung mengajukan diri. Bagi Alex, inilah kesempatan Sumsel untuk menunjukkan ada dunia ­internasional bahwa Sumsel sudah maju, siap menampung investasi.
“Sekarang atau tidak sama sekali. Jika Sumsel tidak memanfaatkan kesempatan jadi tuan rumah, Sumsel akan kehilangan momentum dan harus menunggu 23 tahun lagi (terakhir, Indonesia menjadi tuan rumah SEA Games pada 1987 dan selalu digilir di kalangan anggota ASEAN),” kata Alex.
“Stainless Steel”
Dari 24 cabang yang dituan­rumahi Sumsel, delapan di antaranya memerlukan ­venues baru, termasuk cabang renang. Khusus untuk cabang ini, Pemprov Sumsel mem­bangun kolam renang yang bagian dasarnya terbuat dari stainlees steel (baja antikarat), yang dilengkapi ruang ­pemotretan bawah air.
“Ini merupakan kolam renang stainless steel pertama di Indonesia dan kedua di dunia setelah China,” kata Alex, yang juga mantan Bupati Musi Banyuasin (Muba) itu.
Kepala Dinas PU Cipta Karya Provinsi Sumsel Rizal Abdullah di Palembang, Sabtu (23/10), mengatakan, pemba­ngunan stainless steel itu harus diperhatikan secara khusus karena cukup rumit dan harus selesai tepat waktu. “Untuk membangun kolam renang ini, kami mendatangkan tenaga ahli dari luar negeri,” katanya.
Kolam renang itu membutuhkan tiang pancang sedikitnya seribu buah karena akan dibangun secara bertingkat.
Alex mengatakan, semua pembangunan fasilitas SEA Games bekerja sama pihak ketiga dan sama sekali tidak menggunakan dana APBD.
“Kami bekerja sama dengan pihak ketiga dengan pola Built Over Transfer, yang artinya kira-kira bangun, gunakan, transfer. Pihak ketiga yang membangun, pihak ketiga yang menggunakan, tetapi setelah masa kontraknya habis diserahkan kepada Pengprov. Tanpa keluar uang sedikit pun, aset Pengprov bertambah,” kata Alex, yang terobsesi ingin menjadikan Sumsel sebagai pusat perdagangan di Nusantara seperti zaman ke­emasan Sriwijaya di abad ke-8.
(Isyanto/Muhammad Nasir)

Tidak ada komentar: