Palembang:
General Manager Pemasaran PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang HM Romli mengaku optimistis pupuk urea bersubsidi di Sumsel akan terserap 100% tahun ini.
Menurutnya, hingga bulan ini, sudah 135.000 ton pupuk atau sekitar 64% pupuk telah terserap.
“Kalau dari sisi kebutuhan pupuk bersubsidi Sumsel per tahunnya mencapai 208.000 ton. Jadi sisa yang belum terserap sekitar 36% atau 73.000 ton pupuk. Kami yakin sisanya akan terserap di puncak musim tanam November dan Desember,”ujar Romli seusai melakukan rapat pembahasan pupuk bersubsidi dengan Pemprov Sumsel di ruang rapat Bina Praja Sumsel Selasa (26/10). Menurut Romli, penyerapan pupuk bersubsidi yang baru sebesar 64% sudah tergolong bagus dan tidak lamban.
Selain itu, bukan karena faktor cuaca yang terjadi di Sumsel. Penyalurannya pun tetap terawasi secara terus menerus, salah satunya oleh Komisi Pengawasan Pupuk dan Pes-tsida (KP3). “Kami sebagai operator di lapangan berterima kasih kepada Pemprov Sumsel dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan, dan Holtikultura (TPH) Provinsi Sumsel, karena di Sumsel ini KP3-nya aktif sekali. Sehingga semuanya berjalan lancar dan distribusi pupuk bersubsidi dapat sampai dengan petani di lapangan, kita berharap penyerapannya di 2010 ini nanti akan sampai 100 %,”ka-tanya.
Terkait masalah kenaikan harga yang terjadi April lalu, Romli menjelaskan, kenaikan tersebut sudah dihitung secara cermat dan melibatkan instansi terkait. Namun pihaknya menilai kenaikan masih dalam tahap wajar dan tidak menjadi masalah. “Karena pada dasarnya petani itu yang penting pupuknya tersedia, masalah harga ini sudah dihitung semua, termasuk dengan keekonomian pertanian,harga itu masih bagus tidak masalah, dan penyerapan pupuk juga tidak ada gangguan,”paparnya. Kepala Dinas Pertanian TPH Sumsel, Hj Nelly Rasdiana mengatakan, pihaknya telah melakukan rapat dengan PT Pusri dan KP3 membahasantisipasipermasalahan yang akan terjadi pada persediaan dan distribusi pupuk di Sumsel.
“Salah satu yang kita bahas bagaimana mengantisipasi kalau terjadi kelangkaan pupuk dan permasalahan lainnya,”ujarnya.
Langka
Sebelumknya, ratusan petani di Kecamatan Muara Sugihan,Kabupaten Banyuasin mengeluhkan terhentinya pasokan pupuk urea bersubsidi dari PT Pusri.
Hal tersebut mendorong para petani menyampaikan keluhannya kepada para wakilnya di parlemen. Akhir pekan lalu, perwakilan lima desa di Kecamatan Muara Sugihan yaitu Desa Titra Harja,Daya Kusuma, Hargo Mulyo,Cendana dan Mekarjaya mengadukan persoalan yang membelit mereka kepada Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Banyuasin.
Ketua Kelompok Tani Kecamatan Muara Sugihan, Supandi menerangkan, telah terjadi kelangkaan pupuk urea bersubsidi di Kecamatan Muara Sugihan.Hal itu menyebabkan banyak petani merugi karena akan terlambat tanam. “Selain keterlambatan tanam,karena pupuk terlambat, hasil produksi terancam tidak maksimal diperoleh.
Sementara itu, kami mengharapkan Dewan dan Pemerintah dapat mencarikan solusi kelangkaan pupuk yang terjadi,”ujarnya.
Menurut Supandi,proses distribusi 4.500 karung pupuk urea di Kecamatan Muara Sugihan terlambat datang.Sementara,kelompok tani telah membayar pesanan pupuk urea bersubsidi pada pihak distributor pupuk Rp74.000/karung. Ketua Komisi II DPRD Banyuasin, Ledi Risdianto mengatakan, kegelisahan petani juga ditambah karena distributor pupuk di tingkat Kecamatan Muara Sugihan,yakni CV Abadi Jaya telah mematok harga pupuk lebih tinggi, sebesar Rp78.000/karung.
“Kami telah memanggil Dinas Pertanian dan Perternakan sebagai tim Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida (Komppes) di kabupaten.Bersama mereka kami akan memeriksa kelangkaan pupuk di Muara Sugihan dan pihak distributor mengenai keterlambatan dan tingginya harga pupuk itu,”terang Ledi. Ledi mengungkapkan, permasalahan distributor pupuk bersubsidi memang harus mendapat perhatian serius dari dinas Pertanian dan Peternakan (Distannak) Kabupaten Banyuasin,sebagai tim pengawas distribusi. Mengingat, para petani sawah tadah hujan di Banyuasin sudah memasuki tahap tanam. “Ini penting diselidiki, karena kebutuhan pupuk untuk para petani sangat mendesak.
Jika terlambat dari jangka waktu yang ditentukan, tentunya mereka akan terlambat tanam dan merugi akan hasil produksi yang tidak maksimal,” terang Ledi. Menanggapi hal tersebut, Bupati Banyuasin,Amiruddin Inoed menjanjikan, secepatnya akan memanggil Distannak dan para distributor pupuk per Kecamatan di Banyuasin. Karena menurut Amiruddin, jika sudah sesuai dengan Rancangan Dasar Kebutuhan Pupuk (RDKP) kelompok tani per kecamatan, PT Pusri wajib mendistribusikan pupuk ke petani. (sir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar