Minggu, 02 Januari 2011

Pusri Untung Rp 1 Trilyun



Palembang:

Meski produksi urea tahun ini tak capai target, PT Pusri mengantongi keuntungan tak kurang dari Rp 1 trilyun.

Demikian diungkapkan Dirut PT Pusri Arifin Tasrif saat pengantongan akhir tahun dan produksi perdana 2011, Jumat (31/12).

“Alhamdulillah, tahun ini Pusri berhasil membukukan profit bersih sebesar Rp1 triliun. Dengan meningkatnya target produksi pupuk 2011,otomatis target gross profit pada 2011 juga akan meningkat, yakni mencapai Rp1,4 triliun,”tutur Arnya. Ifin Tasrif.

Di tempat yang sama, Gubernur Sumsel Alex Noerdin menambahkan, jika melihat profit yang dibukukan Pusri mencapai Rp1 triliun, selama lima tahun Pusri bisa membangun satu pabrik pupuk. “Memang diakui gas banyak disuplai ke Banten dan Singapura. Sementara industri tidak begitu diprioritaskan. Mungkin dengan adanya pembangunan jalur kereta api yang menghubungkan Tanjung Enim hingga Tanjung Api-Api yang mengangkut batu bara akan menjawab masalah yang dihadapi Pusri,” katanya. Dia menilai, saat ini Sumsel mencari lirikan para dunia investor untuk berinvestasi. Syarat sebuah investasi tersebut meliputi keamanan yang stabil, komitmen penuh dari rakyat dan pemerintah untuk membangun Sumsel, serta infrastruktur yang cukup, mulai jalan, air, telekomunikasi, hingga listrik.

Lampaui Target
Rata-rata produksi pupuk 2010 PT Pusri (Persero) melampaui target yang ditetapkan. Produksi amoniak terealisasi 1.356.700 ton dari rencana sebesar 1.330.000 ton (102%).

Sementara urea hanya terealisasi 2.031.700 ton dari target 2.035.000 ton (99,84%).“Tidak tercapainya realisasi produksi urea itu lantaran adanya kerusakan teknikal pada pabrik yang ada. Namun, kerusakan tidak berlangsung lama dan secepatnya diperbaiki.

Sementara, produksi pupuk yang lain melampaui dari target yang ditetapkan,” kata GM Operasi PT Pusri (Persero) Bob Indiarto di sela-sela pengantongan pupuk terakhir 2010 dan pertama pada 2011 di Pabrik PT Pusri Palembang,

Menurut dia, produksi amoniak sebesar 1.356.700 ton tersebut diproduksi di beberapa pabrik,dengan rincian pabrik Pusri IB merealisasikan produksi 429.120 ton dari target 423.700 ton, pabrik Pusri II merealisasikan produksi sekitar 214.050 ton dari target 214.000 ton, pabrik Pusri III merealisasikan produksi amoniak sekitar 363.346 ton dari target 358.350 ton,dan dari pabrik Pusri IV juga mampu merealisasikan 350.154 ton dari target 333.950 ton.

“Secara keseluruhan, total kapasitas pabrik untuk produksi amoniak sekitar 1.324.000 ton.Produksi pabrik pupuk organik mampu merealisasikan sekitar 1.200.000 ton dari target sekitar 1.303.000 ton atau mencapai 108.56%,”ujarnya. Dia menyebutkan, tiap tahun realisasi produksi amoniak maupun urea senantiasa meningkat. Pada 2011, target produksi amoniak maupun urea berdasarkan RKAP ditingkatkan.

Target produksi amoniak menjadi 1.340.000 ton per tahun dan target produksi urea menjadi 2.050.000 ton.

Spin Off

Direktur Utama PT Pusri (Persero) Arifin Tasrif menambahkan, tugas yang diemban PT Pusri (Persero) ke depan semakin berat.Apalagi, telah dilakukannya restrukturisasi Pusri menjadi PT Pusri Palembang.

“Restrukturisasi Pusri (Persero) menjadi PT Pusri Palembang ini adalah upaya untuk peningkatan kinerja dan value perusahaan. Dengan spin off ini, PT Pusri holding akan lebih fokus dalam pengelolaan sinergi operasional korporasi di antara sesama anak perusahaan. Ya, PT Pusri Palembang kini dikelola oleh direksi terpisah dari PT Pusri Holding,” paparnya. Pihaknya dalam program jangka pendek ini akan melakukan revitalisasi Pusri II dengan terus berupaya menyiapkan suplai bahan bakar gas (BBG) yang akan diperoleh 2015 dengan kontrak kerja sama selama 10 tahun hingga 2025.

Begitu juga untuk pabrik III, pihaknya juga akan menekankan kepada program revitalisasi pabrik III dengan energi berbahan baku berbasis batubara. “Pabrik produksi Pusri ini sudah beroperasi sejak lama. Jaminan untuk suplai industri ini sangat diperlukan.Apalagi mengingat cadangan batu bara Sumsel sangat melimpah hingga memiliki cadangan mencapai Rp6 miliar,”tandasnya.

Ke depan, pihaknya berupaya menjadikan industri ini sebagai salah satu pilar pangan.Implementasinya, dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan penandatanganan bersama atau memorandum of understanding (MoU) dengan perusahaan di Jawa Tengah untuk membangun pabrik industri.

Dengan demikian, kapasitas produksi pabrik pupuk yang ada dari 2 ton akan meningkat menjadi 4 ton, seiring akan dilakukannya pembangunan pabrik pupuk di daerah Jawa Tengah. (sir)

Tidak ada komentar: