Senin, 27 Juni 2011

RS Siloam Ditolak

HTI Demo Tolak RS Siloam

Palembang:

Puluhan anggota Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Sumsel melakuan aksi unjukrasa menolak pembangunan RS Siloam (Siloam Hospital). Mereka berorasi di halaman Kantor Gubernur Sumsel Selasa (28/6).

Asisten III, dr Aidit Aziz didampingi Yulizar Dinoto, menerima pernyataan sikap yang disampaikan Ketua DPD HTI Sumsel Mahmud Jamhur.

Dalam orasinya, mzahmud Jamhur mengemukakan bahwa dengan alasan mendukung Sea Games XXVI, Pemprov Sumsel bekerja sama dengan Grup Lippo berencana mendirikan RS Siloam di areal Parkir Stadion Bumi Sriwijaya dengan sistem BGS (bangun, guna, dan serah) selama 30 tahun.

Menurut Mahmud, pembangunan RS Siloam merupakan salah satu program kristenisasi di Indonesia yang dijalankan Grup Lippo pimpinan James T Riady. “Mereka menyebarkan agama dengan kedok bisnis, lembaga donor dan konsultasi. Prgoram atau proyek ini berpusat di Lippo Cikarang di bawah naungan Gospel Overseas (GO). Dalam bidang kesehatan, salah satunya mendirikan RS Siloam Gleneagles di kawasan Lippo yang sering menyediakan pelayanan doa bagi pasien, termasuk apsien yag beragama Islam,” ujarnya.
Ditambahkannya, RS Siloam di Palembang juga menjadi bagian dari missi pemurtadan Grup Lippo.
Sehubungan itu, menurut Mahmud Jamhur, HTI Sumsel mengajukan empat pernyataan.
Pertama, meminta kepada Pemerintah pemprov untuk menghentikan rencana pendirian RS Siloam di Palembang karena mengandung misi pemurtadan berkedok bisnis di bidang kesehatan/pengobatan.
Kedua, RS Siloam merupakan salah satu bukti kapitalisasi bidang kesehatan. Dalam sistem kspitalisasi saat ini, semua urusan yang menyangkut hidup rakyat termasuk, urusan kesehatan diserahkan kepada mekanisme pasar dan swasta. Hasilnya, pengobatan menjadi barang mewah dan hanya kalangan atas saja yang berhak mendapatkan pengobatan yang layak. Hal ini menjadi celah bagi upaya pemurtadan umat islam. Orang miskin yang beragama Islam, bisa saja ditawari pengobatan gratis di rumah sakit kristen dengan sayarat berpindah agama.
Berbeda dengan Islam yang menjadikan urusan kesehatan dan pengobatan sebagai tanggung jawab negara (khalifah). Khalifah akan menyediakan layanaqn kesehatan secara Cuma-Cuma kepada seluruh rakyat termasuk non muslim. Dan non muslim pun tidak akan dibujuk/dipaksa untuk masuk Islam.
Ketiga, menyerukan kepada umat Islam agar mewasapadai upaya pemurtadan dengan berbagai kedok yang dilakukan orang-orang kafir sebagai bentuk kebencian mereka terhadap Islam.
Keempat, menerukan kepada seluruh umat Islam untuk bersama-sama berjuang bagi tegaknya masyarakat Islam, yakni masyarakat di mana di dalamnya diterapkan syariah dalam seluruh aspek kehidupan di bawah naungan khilafah. Hanya dengan syariah saja, semua masalah, termasuk masalah kemiskinan dan pemurtadan bisa diatasi dengan tuntas sehingga Indonesia benar-benar bisa sejahtera.
Rencana pembangunan RS Siloam ini memang cukup kontroversi. Aksi demo mendukugn dan menolak dilakukan silih berganti. Seminggu sebelumnya, beberapa elemen masyarakat justru melakukan aksi unujuk rasa mendukung agar pembangunan RS Siloam tetap dilaksanakan.
Karena mereka menilai RS Siloam dibangun dengan dasar bisnis semata. Karenanya, perl;u didukung demi kemajuan daerah ini.
Gubernur Sumsel Ir H Alex Noerdin menegaskan bahwa sebelumnya pembangunan RS Siloam di beberapa kota besar lainnya tidak mendapat penolakan dari umat Islam. Sementara pembangunan nya di Sumsel justru mendapat kecaman. “Karenanya, saya justru mempertanyakan. Ada apa sebenarnya dengan penolakan tersebut,” ujar Gubernur. (***)

Tidak ada komentar: