Senin, 27 Juni 2011

Tentang Meriam





Meriam atau kanon (atau "Lela" dalam Bahasa Melayu) adalah sejenis artileri, yang umumnya berukuran besar dan berbentuk tabung, yang menggunakan bubuk mesiu atau bahan pendorong lainnya untuk menembakkan proyektil. Meriam memiliki bermacam-macam ukuran kaliber, jangkauan, sudut tembak, dan daya tembak. Lebih dari satu jenis meriam umumnya digunakan dalam medan pertempuran.


Meriam pertama kali digunakan di Tiongkok, sebagai artileri mesiu paling tua, yang menggantikan persenjataan seperti mesin serbu. Meriam genggam pertama kali muncul pada pertempuran Ain Jalut, antara Mesir dengan Mongol di Timur Tengah. Penggunaan pertama meriam di Eropa diperkirakan terjadi di Iberia, pada saat Reconquista antara Kristen dengan Islam pada abad ke-13. Di Inggris, meriam pertama kali digunakan dalam Perang Seratus Tahun, pada pertempuran Crecy tahun 1346. Pada Abad Pertengahan inilah meriam menjadi senjata standar perang, yang efektif terhadap infanteri dan bangunan. Setelah masa Abad Pertengahan, meriam-meriam berukuran besar mulai ditinggalkan, digantikan dengan meriam ringan yang lebih banyak dan mudah digerakkan. Selain itu, teknologi dan taktik-taktik baru juga dikembangkan, dan membuat benteng-benteng pertahanan menjadi tidak berguna. Akibatnya, dikembangkan juga teknologi benteng bintang, yang khusus dibuat untuk menahan serangan dari meriam.
Teknologi meriam juga mengubah peperangan laut. Angkatan Laut Britania Raya pada masa itu termasuk pihak yang mulai menggunakan kekuatan meriam. Dengan kembangkannya laras melingkar, tingkat keakuratan meriam menjadi semakin tinggi, membuatnya semakin mematikan, khususnya terhadap infanteri. Pada Perang Dunia I, mayoritas kematian disebabkan oleh meriam. Meriam juga banyak digunakan pada Perang Dunia II.
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Sejarah
o 1.1 Tiongkok
o 1.2 Dunia Islam
o 1.3 Abad Pertengahan Eropa
o 1.4 Meriam di nusantara
o 1.5 Awal masa modern
o 1.6 Abad ke-18 dan ke-19
o 1.7 Abad ke-20 dan ke-21
 1.7.1 Artileri
 1.7.2 Meriam otomatis
• 2 Meriam dalam musik
• 3 Lihat pula
• 4 Catatan kaki
• 5 Daftar pustaka
• 6 Pranala luar

[sunting] Sejarah
[sunting] Tiongkok


Ilustrasi tertua yang menggambarkan senjata api (sebuah tombak api) dan granat tangan, di Dunhuang, abad ke-10.[1]
Meriam pertama diketahui dibuat oleh Ctesibius dari Alexandria pada abad ke-3 SM. Hanya sedikit informasi yang diketahui mengenai temuan primitif ini, dikarenakan sebagian besar karya Ctesibius hilang. Namun tercatat oleh Philo dari Bizantium bahwa meriam Ctesibius menembak menggunakan tekanan udara.[2] Salah satu meriam pertama yang digunakan dalam pertempuran adalah tombak api, tabung yang diisi dengan bubuk mesiu, dipasang pada ujung tombak, dan digunakan seperti pelontar api.[3] Serpihan juga kadang-kadang dimasukkan ke dalam tabung tersebut, agar terlempar bersama api.[4] Pada akhirnya, kertas dan bambu yang membentuk laras tombak api mulai diganti dengan logam.[5] Gambaran senjata api paling tua yang diketahui adalah sebuah patung di sebuah goa di Sichuan, yang diperkirakan dibuat pada abad ke-12. Patung ini menggambarkan seseorang membawa meriam berbentuk vas yang menembakkan api dan bola meriam.[5][6] Senjata api tertua, yang diperkirakan dibuat pada 1288, memiliki diameter laras sebesar 2,5 cm; senjata api kedua tertua, tahun 1332, memiliki diameter 10,5 cm.[3]
Pertempuran menggunakan artileri mesiu yang pertama kali didokumentasikan terjadi pada 28 Januari 1132, ketika Jenderal Dinasti Song, Han Shizhong, menggunakan huochong untuk merebut sebuah kota di Fujian. Ilustrasi meriam pertama diperkirakan dibuat pada 1326.[7] Pada 1341, dalam puisi yang ditulis oleh Xian Zhang berjudul Masalah Meriam Besi, tertulis bahwa bola meriam yang ditembakkan dapat "menembus jantung atau perut manusia atau kuda, bahkan dapat menembus lebih dari satu orang sekaligus."[8]


Meriam Raksasa Turki yang digunakan pada masa Kesultanan Utsmaniyah.
[sunting] Dunia Islam
Meriam genggam (bahasa Arab "midfa") pertama kali digunakan oleh Mesir untuk menangkal serang Mongol pada pertempuran Ain Jalut tahun 1260, lagi pada 1304.[9][10] Komposisi bubuk mesiu yang dipakai pada pertempuran ini tercatat dalam beberapa tulisan sejarah, yang ditulis pada awal abad ke-14. Ada empat jenis campuran bubuk. Bubuk yang daya ledaknya paling tinggi memiliki komposisi (74% potasium nitrat, 11% sulfur, 15% karbon) yang hampir serupa dengan bubuk mesiu modern (75% potasium nitrat, 10% sulfur, 15% karbon). Campuran ini memiliki kekuatan yang lebih besar daripada bubuk mesiu yang di Tiongkok dan Eropa pada masa itu.[9][10] Pertempuran Ain Jalut juga menjadi pertama kali dipakainya peluru bubuk mesiu, yang digunakan Mesir pada tombak api dan meriam genggam.[9]
Senjata lain yang pertama kali dikembangkan oleh Dunia Muslim adalah meriam otomatis, yang khusus dibuat untuk membunuh infanteri. Senjata ini ditemukan pada abad ke-16 oleh Fathullah Shirazi, seorang cendikiawan dan insinyur mesin Persia-India, yang bekerja untuk Akbar yang Agung di Kekaisaran Mughal. Berbeda dengan polybolos Yunani Kuno dan chu-ko-nu Tiongkok, meriam otomatis Shirazi memiliki banyak laras.[11]
[sunting] Abad Pertengahan Eropa



Gambar tertua yang memperlihatkan meriam Eropa, "De Nobilitatibus Sapientii Et Prudentiis Regum," Walter de Milemete, 1326.
Di Eropa, tulisan tertua mengenai komposisi mesiu muncul pada "De nullitate magiæ" karya Roger Bacon di Oxford, yang diterbitkan pada 1216.[12] Penggunaan bubuk mesiu pertama di Eropa adalah meriam Moor yang digunakan oleh Andalusia di Iberia pada pengepungan Seville tahun 1248, dan pengepungan Niebla pada 1262.[9][13] Diperkirakan pada masa ini meriam genggam sudah digunakan, karena scopettieri, atau "pembawa senjata api", dituliskan tergabung bersama pembawa busur salib pada tahun 1281. Pada masa yang sama, tertulis bahwa para "master artileri pertama tanjung Iberia" mulai dipekerjakan.[14]
Meriam logam pertama Eropa adalah pot-de-fer. Meriam ini diisi dengan semacam panah yang dibungkus dengan kulit, dan dinyalakan dengan kawat panas. Senjata jenis ini digunakan oleh Perancis dan Inggris pada Perang Seratus Tahun, pada saat inilah meriam mulai digunakan di medan perang Eropa.[13] Pada masa peperangan ini meriam semakin banyak dipakai. "Ribaldis", yang menembakkan panah besar dan peluru anggur pertama kali disebutkan dipakai pada pertempuran Crécy, antara tahun 1345 sampai 1346.[15] Florentine Giovanni Villani menuliskan tentang daya hancur senjata ini, dengan menyebutkan bahwa pada akhir pertempuran, "seluruh lapangan dipenuhi tentara yang mati terkena panah dan bola meriam."[15] Meriam-meriam serupa juga digunakan pada pengepungan Calais pada tahun yang sama, dan pada tahun 1380-an meriam "ribaudekin" mulai diberi roda.[15]
[sunting] Meriam di nusantara
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Meriam kecil


Lela Melayu bermoncong Naga.
Dalam era Kesultanan Melayu abad ke-17 dan ke-18 di nusantara yang kerap berdagang dan berperang, digunakan meriam putar berdesain unik yang disebut "lela" (Bahasa Melayu) dan juga "rentaka", versinya yang lebih kecil dan lebih mudah dipindahkan. Lela yang digunakan oleh Kesultanan-kesultanan Melayu dikenal dengan desainnya yang tidak mengikuti desain meriam Eropa, karena pola-pola ukiran, moncongnya yang mengembang atau membentuk mulut naga, dan bagian belakangnya yang berekor (disebut "Ekor lotong"). Meriam-meriam putar tersebut digunakan di atas kapal-kapal dagang atau pun kapal perang kerajaan untuk menghalau bajak laut dan juga dalam perang maritim. [16]


Berbagai jenis meriam abad ke-16.
[sunting] Awal masa modern
Pada tahun 1500-an, meriam mulai dibuat dengan panjang dan diameter yang sangat bervariasi, dengan aturan utama bahwa semakin panjang laras, semakin jauh jangkauan meriam. Beberapa meriam yang dibuat pada masa ini memiliki panjang lebih dari 3 meter dan berat sampai 9.100 kg. Akibatnya, mesiu dalam jumlah yang besar dibutuhkan untuk menembakkannya.[17] Pada pertengahan abad, kerajaan-kerajaan di Eropa mulai mengklasifikasikan jenis-jenis meriam agar tidak membingungkan. Henry II dari Perancis menggunakan enam jenis ukuran meriam,[18] tapi kerajaan lain memiliki lebih banyak jenis: Spanyol menggunakan 12 jenis ukuran, dan Inggris 16.[19][20] Bubuk mesiu yang lebih baik juga telah dikembangkan pada masa ini. Sebelumnya, bubuk mesiu dihaluskan menjadi butiran kecil, namun ini digantikan dengan butiran besar seukuran biji jagung. Bubuk yang lebih kasar ini memiliki udara di antara butiran-butirannya, yang membuat api bisa lebih cepat menyebar.[21]


Meriam Tsar Cannon, howitzer terbesar yang pernah dibuat, dibuat oleh Andrey Chokhov.[22]
Pada akhir abad ke-15, beberapa teknologi baru dikembangkan untuk membuat meriam menjadi lebih mudah digerakkan. Kereta meriam beroda dan trunnion menjadi banyak digunakan, dan ditemukannya limber semakin memudahkan transportasi artileri.[23] Akibatnya muncul adanya artileri medan, yang mulai digunakan bersama dengan meriam besar yang biasa digunakan dalam pengepungan.[24][23] Perkembangan bubuk mesiu, peluru meriam, dan adanya standarisasi kaliber membuat meriam ringan pun jadi sangat mematikan.[23] Dalam The Art of War, Niccolò Machiavelli mengamati bahwa "benar kalau arquebus dan artileri kecil lebih berbahaya dari artileri berat."[25] Pengamatan ini terealisasikan pada pertempuran Flodden Field pada 1513, saat meriam medan Inggris mengalahkan artileri pengepungan Skotlandia, dengan menembak dua sampai tiga kali lebih cepat.[26] Walaupun meriam menjadi lebih mudah bergerak, meriam tetap jauh lebih lambat dari tentara: meriam Inggris yang besar membutuhkan 23 kuda untuk menariknya, dan sebuah culverin membutuhkan sembilan. Dengan ditarik kuda, meriam tetap hanya bergerak secepat kecepatan berjalan kaki manusia.
Inovasi meriam terus berlanjut, salah satu inovasi penting adalah mortir yang dikembangkan oleh Jerman. Mortar merupakan meriam yang pendek dan tebal yang menembak ke atas dengan sudut yang tinggi. Mortar menjadi berguna dalam pengepungan, karena dapat ditembakkan melewati atas tembok dan pertahanan lain.[27] Mortar dikembangkan lebih lanjut oleh Belanda, yang menemukan cara untuk menembakkan peluru meriam berisi bahan peledak yang menggunakan sumbu.


HMS Victory pada tahun 1884, satu-satunya kapal garis yang masih ada sampai sekarang.
[sunting] Abad ke-18 dan ke-19
Pada abad ke-17, kapal kelas rendah Inggris, kapal garis, umumnya dipersenjatai dengan meriam-demi, yaitu meriam seberat 1.500 kg yang menembakkan peluru padat seberat 15 kg.[28] Meriam-demi dapat menembakkan peluru logam ini dengan kekuatan yang luar biasa, sampai dapat menembus kayu setebal satu meter dari jarak 90 m (300 kaki), dan dari jarak dekat dapat menghancurkan tiang layar kapal-kapal terbesarpun.[29] Meriam asli menembakkan peluru seberat 19 kg, namun meriam jenis ini sudah tidak dipakai pada abad ke-18, karena ukurannya yang menyulitkan. Pada akhir abad ke-18, Angkatan Laut Britania Raya mengadopsi meriam berdasarkan prinsip-prinsip dan pengalaman yang sudah dikembangkan di daratan Eropa. Di Amerika, Angkatan Laut Amerika Serikat menguji meriam dengan menembakkannya dua sampai tiga kali, kemudian melihat apakah penembakan mengakibatkan kebocoran di kapal.[30]
Meriam carronade mulai dipakai Angkatan Laut Britania Raya pada 1779. Meriam ini menembak peluru meriam dengan kecepan yang lebih rendah, dengan tujuan menghasilkan serpihan kayu lebih banyak ketika terkena kapal, serpihan ini juga dipercaya dapat mematikan.[31] Meriam carronade jauh lebih pendek dan beratnya hanya sepertiga atau seperempat dari meriam panjang. Karena itulah meriam carronade lebih mudah dioperasikan dan membutuhkan bubuk mesiu yang lebih sedikit, serta dapat dijalankan oleh lebih sedikit kru.[32] Meriam carronade dibuat dalam kaliber angkatan laut umum,[33] tapi tidak dihitung dalam daftar meriam kapal garis. Akibatnya, klasifikasi kapal Angkatan Laut Britania Raya masa itu sedikit tidak akurat, karena kapal membawa lebih banyak meriam dari yang terdaftarkan.
Pada tahun 1810-an dan 1820-an, keakuratan dan jarak jangkau meriam lebih diutamakan dari faktor berat. Meriam carronade akhirnya berhenti dipakai oleh Angkatan Laut Britania Raya pada tahun 1850-an, setelah dikembangkannya meriam baja berjaket oleh William George Armstrong dan Joseph Whitworth. Namun, carronade tetap dipakai pada Perang Saudara Amerika Serikat.[34][31]
[sunting] Abad ke-20 dan ke-21
[sunting] Artileri


Artileri Britania Raya pada Perang Dunia I.
Pada awal abad ke-20, senjata infanteri sudah semakin kuat dan akurat, membuat artileri harus dijauhkan dari garis depan medan perang. Perubahan kepada tembakan tidak langsung ini ternyata tetap efektif pada Perang Dunia I, menyebabkan 75% dari jumlah semua kematian.[35] Karena adanya peperangan parit pada awal Perang Dunia I, howitzer semakin banyak dipakai, karena howitzer menembak dengan sudut yang tinggi, cocok untuk mengenai target di dalam parit. Selain itu, pelurunya juga dapat berisi bahan peledak dengan jumlah lebih banyak. Jerman menyadari hal ini dan memulai perang dengan howitzer yang lebih banyak dari Perancis.[36] Perang Dunia I juga ditandai dengan adanya Meriam Paris, meriam terjauh yang pernah ditembakkan. Meriam berkaliber 200 mm ini digunakan Jerman untuk menembak ke Paris, dan mampu menembak ke target yang jauhnya 122 km.[37]


Meriam 88 mm Jerman era Perang Dunia II.
Perang Dunia II mencetuskan perkembangan baru dalam teknologi meriam, antara lain peluru sabot, proyektil bahan peledak hampa, dan sumbu berjarak, semuanya cukup penting.[38] Sumbu berjarak mulai dipakai di medan perang Eropa pada akhir Desember 1944.[39] Teknologi ini kemudian dikenal sebagai "hadiah Natal" untuk tentara Jerman, dan banyak dipakai di Pertempuran Bulge. Sumbu berjarak efektif dipakai melawan infanteri Jerman di ruang terbuka, dan digunakan untuk menghentikan serangan. Teknologi ini juga dipakai pada proyektil anti pesawat, dan digunakan di medan perang Eropa dan Pasifik untuk menghadapi peluru kendali V-1 dan pesawat kamikaze.[40] Meriam anti tank dan meriam tank juga sangat berkembang pada perang ini. Misalnya, Panzer III yang awalnya dirancang untuk menggunakan meriam 37 mm, diproduksi dengan meriam 50 mm.[41] Pada tahun 1944, KwK 43 8,8 cm—dan berbagai variasinya—mulai dipakai oleh Wehrmacht, dan digunakan sebagai meriam tank dan meriam anti tank PaK 43.[42][43] Meriam ini menjadi salah satu meriam paling kuat pada Perang Dunia II, yang mampu menghancurkan tank Sekutu apapun dari jarak jauh.[44][45]


Meriam Mark 45 pada kapal jelajah.
Perkembangan ke arah meriam yang lebih besar berubah pada masa kini. Misalnya pada Angkatan Darat Amerika Serikat, yang menggantikan meriam-meriam lamanya dengan meriam yang lebih ringan dan mudah bergerak. Howitzer M198 dipilih untuk menggantikan meriam-meriam era Perang Dunia II mereka pada tahun 1979.[46] Walau sampai sekarang masih dipakai, M198 mulai secara bertahap digantikan oleh howitzer M777 Ultralightweight, yang beratnya hanya setengahnya M198, dan bisa ditransportasikan menggunakan helikopter. Sedangkan M198, membutuhkan pesawat C-5 atau C-17 untuk transportasi udara.[46][47] Selain artileri darat seperti M198, artileri laut juga menjadi semakin ringan, dan ada yang digantikan oleh peluru kendali jelajah.[48] Walaupun begitu, meriam tetap menjadi bagian penting dari persenjataan Angkatan Laut Amerika Serikat, dikarenakan penggunaanya jauh lebih murah dari pemakaian peluru kendali.[48]
[sunting] Meriam otomatis
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Meriam otomatis
Meriam otomatis adalah meriam yang memiliki kemampuan untuk menembak secara otomatis, seperti sebuah senapan mesin. Meriam ini memiliki mekanisme yang secara otomatis mengisi amunisi, sehingga dapat menembak jauh dan lebih cepat daripada artileri, hampir secepat—bahkan pada senapan Gatling lebih cepat—dari sebuah senapan mesin.[49] Umumnya kaliber meriam otomatis lebih besar dari senapan mesin, dan sejak Perang Dunia II, umumnya berkaliber di atas 20 mm.


Meriam otomatis GAU-8/A Avenger.
Banyak negara yang menggunakan meriam otomatis ini pada kendaraan lapis baja ringan, menggantikan meriam yang lebih berat dan kuat tapi lambat, yaitu meriam tank. Contoh meriam otomatis yang sering digunakan adalah meriam rantai "Bushmaster" 25 mm yang dipakai pada kendaraan tempur infanteri LAV-25 dan M2 Bradley.[50]
Meriam otomatis juga sering ditemukan pada pesawat udara, untuk mendukung atau bahkan menggantikan senapan mesin tradisional, sekaligus memberikan daya tembak yang lebih besar.[51] Meriam udara pertama kali dipakai pada Perang Dunia II, namun satu pesawat hanya bisa membawa satu atau dua, karena beratnya yang lebih besar dari senapan mesin. Dikarenakan sedikitnya jumlah meriam per pesawat, pesawat pada Perang Dunia II tetap dipersenjatai dengan senapan mesin.[51] Kini, hampur semua pesawat tempur modern dipersenjatai dengan meriam otomatis yang dikembangkan dari Perang Dunia II.[51] Meriam otomatis udara paling besar, berat, dan kuat yang digunakan oleh militer Amerika Serikat adalah meriam tipe Gatling GAU-8/A Avenger,[52] yang besarnya hanya dikalahkan oleh meriam artileri udara khusus yang dipakai pada pesawat AC-130.[53]
[sunting] Meriam dalam musik


1812 Overture dimainkan lengkap dengan meriam dan kembang api pada 2005 Classical Spectacular, Melbourne.
Meriam kadang-kadang digunakan dalam musik klasik yang bertema militer. Giuseppe Sarti dikenal sebagai komposer pertama yang menggunakan meriam dalam karya musik. Lagu Te Deum Sarti merayakan kemenangan Rusia pada Pengepungan Ochakov (1789) dengan ditembakkannya meriam dan digunakannya kembang api, untuk menambah efek musik.
Salah satu contoh paling terkenal lainnya adalah karya Pyotr Ilyich Tchaikovsky, juga dari Rusia, yang bernama 1812 Overture.[54] Overture ini ditampilkan dengan sebuah seksi artileri bersama dengan orkestra, yang membuat pada musisi harus menggunakan penutup telinga.[55] Tembakkan meriam pada lagu ini mensimulasikan meriam Rusia pada Pertempuran Borodino, sebuah pertempuran penting pada invasi Napoleon ke Rusia, yang kegagalannya dirayakan oleh lagu ini.[55] Ketika overture ini pertama kali ditampilkan, meriam ditembakkan menggunkan arus listrik yang dinyalakan oleh dirigen.[56] Tembakan meriam juga sering digunakan ketika 1812 ditampilkan setiap tahun pada Hari Kemerdekaan Amerika Serikat, sebuah tradisi yang dimulai oleh Arthur Fiedler dari Boston Pops pada 1974.[57][55]
Grup musik AC/DC juga menggunakan meriam pada lagu "For Those About to Rock (We Salute You)" mereka.[58] Album For Those About to Rock We Salute You juga menampilkan meriam pada sampulnya.[59] Pada pertunjukan, mereka juga menggunakan meriam asli.[58]
[sunting] Lihat pula
• Meriam kecil atau Meriam putar.
[sunting] Catatan kaki
1. ^ Temple, Robert. The Genius of China: 3,000 Years of Science, Discovery and Invention. Prion Books. hlm. p. 242. ISBN 1-85375-292-4.
2. ^ Reymond, Arnold (1963). History of the Sciences in Greco-Roman Antiquity. Biblo & Tannen Publishers. hlm. p. 79. ISBN 0819601284. http://books.google.com/books?id=yt7qsvmmXdQC&printsec=frontcover#PPA79,M1. Diakses pada 26 Mei 2008.
3. ^ a b Needham, Joseph (1987). Science & Civilisation in China, volume 7: The Gunpowder Epic. Cambridge University Press. hlm. pp. 263–275. ISBN 0521303583.
4. ^ Crosby, Alfred W. (2002). Throwing Fire: Projectile Technology Through History. Cambridge University Press. hlm. p. 99. ISBN 0521791588. http://books.google.com/books?id=vyFxldb2GJQC&printsec=frontcover.
5. ^ a b Chase (2003). Firearms: A Global History to 1700. Cambridge University Press. hlm. p. 31–32. ISBN 0521822742. http://books.google.com/books?id=esnWJkYRCJ4C&printsec=frontcover.
6. ^ Gwei-Djen, Lu (July 1988). "The Oldest Representation of a Bombard". Technology and Culture (Johns Hopkins University Press) 29 (3): 594–605. doi:10.2307/3105275.
7. ^ Harding, David (1990). Weapons: An International Encyclopedia from 5000 B.C. to 2000 A.D.. Diane Publishing Company. hlm. p. 111. ISBN 0756784360. http://books.google.com/books?id=LeYSxhK62wUC&printsec=frontcover#PPA111,M1.
8. ^ Norris, John (2003). Early Gunpowder Artillery: 1300–1600. Marlborough: The Crowood Press. hlm. p. 11. ISBN 1861266154.
9. ^ a b c d Hassan, Ahmad Y. "Gunpowder Composition for Rockets and Cannon in Arabic Military Treatises In Thirteenth and Fourteenth Centuries". Ahmad Y Hassan. http://www.history-science-technology.com/Articles/articles%202.htm. Diakses pada 8 Juni 2008.
10. ^ a b Hassan, Ahmad Y. "Technology Transfer in the Chemical Industries". Ahmad Y Hassan. http://www.history-science-technology.com/Articles/articles%2072.htm. Diakses pada 26 Mei 2008.
11. ^ Bag, A. K. (2005). Fathullah Shirazi: Cannon, Multi-barrel Gun and Yarghu. Indian Journal of History of Science. pp. p. 431–436.
12. ^ "Gunpowder". Encyclopedia Britannica. London. 28 Juni 1771. "frier Bacon, our countryman, mentions the compoſition in expreſs terms, in his treatiſe De nullitate magiæ, publiſhed at Oxford, in the year 1216."; Note the Long s.
13. ^ a b Manucy, Albert (1994). Artillery Through the Ages: A Short Illustrated History of Cannon, Emphasizing Types Used in America. Diane publishing. hlm. p. 3. ISBN 0788107453. http://books.google.com/books?id=yYupSOK0BgIC&printsec=frontcover#PPA3,M1. Diakses pada 26 Mei 2008.
14. ^ Hoffmeyer, Ada Bruhn de (1972). Arms and Armour in Spain. Madrid: Instituto do Estudios sobre Armas Antiguas, Consejo Superior de Investigaciones Científicas, Patronato Menendez y Pelayo. hlm. p. 217. ISBN 0435–029x.
15. ^ a b c Nicolle, David (2000). Crécy 1346: Triumph of the Longbow. Osprey Publishing. hlm. p. 21. ISBN 9781855329669.
16. ^ (Inggris) "Cannons of the Malay Archipelago" - Artikel tentang "Meriam-meriam Kepulauan Melayu", oleh Don Davie. Diakses 7 April 2010.
17. ^ Krebs, Robert E. (2004). Groundbreaking Scientific Experiments, Inventions, and Discoveries of the Middle Ages and the Renaissance. hlm. p. 270. ISBN 0313324336. http://books.google.com/books?id=MTXdplfiz-cC&printsec=frontcover#PPA270,M1.
18. ^ The six sizes are, in order from largest to smallest: the cannon, great culverin, bastard culverin, "legitimate" culverin, falcon, and falconet.
19. ^ They are, from largest to smallest: the cannon royal, cannon, cannon serpentine, bastard cannon, demicannon, pedrero, culverin, basilisk, demiculverin, bastard culverin, saker, minion, falcon, falconet, serpentine, and rabinet.
20. ^ Tunis, Edwin (1999). Weapons: A Pictorial History. Baltimore, Maryland: Johns Hopkins University Press. hlm. p. 89. ISBN 0-8018-6229-9. http://books.google.com/books?id=sCnyIzibmywC&printsec=frontcover#PPA89,M1.
21. ^ Tunis, p. 88.
22. ^ (dalam bahasa Swedish) Guinness Rekordbok. 28 Juni 1996. hlm. p. 204. ISBN 91-37-10723-2.
23. ^ a b c Manucy, p. 5.
24. ^ Sadler, John (2006). Flodden 1513: Scotland's Greatest Defeat. Osprey Publishing. hlm. pp. 22–23. ISBN 9781841769592. http://books.google.com/books?id=ZXX1SrxKTg0C&printsec=frontcover#PPA23,M1.
25. ^ Machiavelli, Niccolò. The Art of War. hlm. p. 74. ISBN 0226500462.
26. ^ Sadler, p. 60.
27. ^ "Encyclopedia Britannica Online - Mortar". http://www.britannica.com/eb/article-9053839/mortar. Diakses pada 13 Maret 2008.
28. ^ Stone, George Cameron (1999). A Glossary of the Construction, Decoration, and Use of Arms and Armor in All Countries and in All Times. Courier Dover Publications. hlm. p. 162. ISBN 0486407268. http://books.google.com/books?id=J5PgapzD6FoC&printsec=frontcover#PPA162,M1.
29. ^ Heath, Byron (2005). Discovering the Great South Land. Kenthurst: Rosenberg Publishing. hlm. p. 127. ISBN 1-877058-31-9. http://books.google.com/books?id=yOWLaNm6c7sC&pg=PA127&dq=demi-cannon+solid+oak&as_brr=0&ei=rPnjR5bsBZGgygTu7uTLBA&sig=Tl7TY3AGuZdd1X4cKAGxXCLUVhA.
30. ^ Knox, Dudley W. (1939). Naval Documents related to the United Stats Wars with the Barbary Powers, Volume I. Washington, D.C.: United States Government Printing Office.
31. ^ a b Manigault, Edward (1996). Siege Train: The Journal of a Confederate Artilleryman in the Defense of Charleston. Charleston, South Carolina: University of South Carolina Press. hlm. p. 83. ISBN 1570031274. http://books.google.com/books?id=dS4yZLvS0soC&printsec=frontcover#PPA83,M1.
32. ^ "The Historical Maritime Society". The Historical Maritime Society. 28 Juni 2001. http://www.hms.org.uk/nelsonsnavycarronade.htm. Diakses pada 26 Mei 2008.
33. ^ 12, 18, 24, 32, and 42 pounders, but 6 pounder and 68 pounder versions are known.
34. ^ "Carronade". The Historical Maritime Society. http://www.hms.org.uk/nelsonsnavycarronade.htm. Diakses pada 6 Maret 2008.
35. ^ Manucy, p. 20.
36. ^ Gudmundsson, Bruce I. (1993). On Artillery. Greenwood Publishing Group. hlm. p. 43. ISBN 0275940470. http://books.google.com/books?id=O_-0w2WUDd0C&printsec=frontcover#PPP1,M1.
37. ^ Young, p. 113.
38. ^ McCamley, Nicholas J. (2004). Disasters Underground. Pen & Sword Military. ISBN 1844150224.
39. ^ "Radio Proximity (VT) Fuzes". 20 Maret 2000. http://www.history.navy.mil/faqs/faq96-1.htm. Diakses pada 26 Mei 2008.
40. ^ "Variable Time Fuse Contributed to the Victory of United Nations". Smithsonian Institution. 28 Juni 2007. http://scienceservice.si.edu/pages/102001.htm. Diakses pada 5 Oktober 2007.
41. ^ Green, Michael (2000). German Tanks of World War II in Color. Zenith Imprint. hlm. p. 46. ISBN 0760306710. http://books.google.com/books?id=DZwQkZr0VrQC&printsec=frontcover#PPA46,M1. Diakses pada 26 Mei 2008.
42. ^ Bradford, George (2007). German Early War Armored Fighting Vehicles. Mechanicsburg, Pennsylvania: Stackpole Books. hlm. p. 3. ISBN 0811733416.
43. ^ Playfair, Ian S. O.. The Mediterranean and Middle East. HMSO. hlm. p. 257. ISBN 0116309466.
44. ^ McCarthy, Peter (2003). Panzerkrieg: The Rise and Fall of Hitler's Tank Divisions. Carroll & Graf Publishers. hlm. p. 239. ISBN 0786712643. http://books.google.com/books?id=LwqhCwNAjSYC&printsec=frontcover#PRA1-PA239,M1. Diakses pada 26 Mei 2008.
45. ^ Jarymowycz, Roman Johann (2001). Tank Tactics: From Normandy to Lorraine. Lynne Rienner Publishers. hlm. p. 115. ISBN 1555879500. http://books.google.com/books?id=-PXQYVjbp6MC&printsec=frontcover#PPA115,M1. Diakses pada 26 Mei 2008.
46. ^ a b "M198 information". Military.com. http://tech.military.com/equipment/view/146534/m198-155mm-towed-howitzer.html. Diakses pada 26 Mei 2008.
47. ^ "M777 information". Military.com. http://www.military.com/soldiertech/0,14632,Soldiertech_M777,,00.html. Diakses pada 26 Mei 2008.
48. ^ a b "Affordable precision". National Defense Magazine. http://www.nationaldefensemagazine.org/issues/2001/Mar/Naval_Guns.htm. Diakses pada 26 Mei 2008.
49. ^ Williams, Anthony G. (2000). Rapid Fire. Shrewsbury: Airlife Publishing Ltd.. hlm. p. 241. ISBN 1-84037-435-7.
50. ^ "Army Technology - Bradley M2/M3 - Tracked Armoured Fighting Vehicles". Army Technology.com. http://www.army-technology.com/projects/bradley/. Diakses pada 26 Mei 2008.
51. ^ a b c Dr. Carlo Kopp. "Aircraft cannon". Strike Publications. http://www.defencenews.com.au/article-archive.cfm?ID=513¤tpage=2&detail=yes&thiscatid=0. Diakses pada 26 Mei 2008.
52. ^ "GAU-8/A". 442nd Fighter Wing. http://www.442fw.afrc.af.mil/news/story.asp?id=123055695. Diakses pada 26 Mei 2008.
53. ^ "Information on the GAU-8/A". The Language of Weaponry. http://www.123exp-warfare.com/t/03804237449/. Diakses pada 26 Mei 2008.
54. ^ Lampson, Dave. ""1812" Overture in E Flat Major Op. 49 (1880)". Classical Net. Diarsipkan dari yang asli pada 28 Agustus 2007. http://web.archive.org/web/20070828153345/http://www.classical.net/music/comp.lst/works/tchaikov/1812.html. Diakses pada 26 Mei 2008.
55. ^ a b c Druckenbrod, Andrew, "How a rousing Russian tune took over our July 4th", Pittsburgh Post-Gazette, 4 Agustus 2003. Diakses pada 26 Mei 2008.
56. ^ Lee, Ernest Markham (28 Juni 1906). Tchaikovsky. Harvard University: G. Bell & sons. hlm. p. 21. http://books.google.com/books?id=x60NAAAAYAAJ&printsec=titlepage. Diakses pada 26 Mei 2008.
57. ^ "Classical Net - Tchaikovsky - 1812 Overture". Diarsipkan dari yang asli pada 28 Agustus 2007. http://web.archive.org/web/20070828153345/http://www.classical.net/music/comp.lst/works/tchaikov/1812.html. Diakses pada 26 Mei 2008.
58. ^ a b "For Those About to Rock We Salute You". All Music Guide. http://www.allmusic.com/song/t1014039. Diakses pada 26 Mei 2008.
59. ^ "For Those About to Rock We Salute You". All Music Guide. http://www.allmusic.com/album/r85. Diakses pada 26 Mei 2008.
[sunting] Daftar pustaka
• (PDF) AAP-6 NATO Glossary of Terms and Definitions. North Atlantic Treaty Organization. 28 Juni 2007. http://www.nato.int/docu/stanag/aap006/aap-6-2007.pdf.
• Archer, Christon I. (2002). World History of Warfare. University of Nebraska Press. ISBN 0803244231. http://books.google.com/books?id=nLM1Kolw_vMC&printsec=frontcover.
• Asprey, Robert B. (2000). The Rise of Napoleon Bonaparte. Basic Books. ISBN 0465048811. http://books.google.com/books?id=UqkSyhUcZ0kC&printsec=frontcover.
• Bastable, Marshall J. (2004). Arms and the State: Sir William Armstrong and the Remaking of British Naval Power, 1854-1914. Ashgate Publishing, Ltd.. ISBN 0754634043. http://books.google.com/books?id=6ybDCEqsWrUC&printsec=frontcover.
• Baynes, Thomas S. (1888). The Encyclopaedia Britannica A Dictionary of Arts, Sciences, Literature and General Information, volume 2. http://books.google.com/books?id=hakMAAAAYAAJ&printsec=titlepage.
• Bradbury, Jim (1992). The Medieval Siege. Rochester, New York: Boydell & Brewer. ISBN 0-85115-312-7. http://books.google.com/books?id=xVCRpsfwkiUC&printsec=frontcover.
• Bradford, George (2007). German Early War Armored Fighting Vehicles. Mechanicsburg, Pennsylvania: Stackpole Books. ISBN 0811733416.
• Braun, Wernher Von (1967). History of Rocketry & Space Travel. Thomas Y. Crowell Co.. ISBN 0690005881.
• Chartrand, René (29 Agustus 2006). Spanish Main 1492–1800. Random House. ISBN 1-84603-005-6. http://books.google.com/books?id=cvcBWivXlekC&printsec=frontcover.
• Chase, Kenneth (2003). Firearms: A Global History to 1700. New York: Cambridge University Press. ISBN 0-521-82274-2. http://books.google.com/books?id=esnWJkYRCJ4C&printsec=frontcover.
• Chandler, David G. (1995). The Campaigns of Napoleon. New York City: Simon & Schuster. ISBN 0-02-523660-1.
• Conner, Susan P. (2004). The Age of Napoleon. Greenwood Publishing Group. ISBN 0313320144. http://books.google.com/books?id=WPkgXITA09EC&printsec=frontcover.
• Craik, George L. (1884). The Pictorial History of England during the Reign of George the Third: Being a History of the People, as well as a History of the Kingdom, volume 2. London: Charles Knight. http://books.google.com/books?id=A-0GAAAAYAAJ&printsec=titlepage.
• Crosby, Alfred W. (2002). Throwing Fire: Projectile Technology Through History. Cambridge University Press. ISBN 0521791588. http://books.google.com/books?id=vyFxldb2GJQC&printsec=frontcover.
• Dickens, Charles (April 22, 1859). All the Year Round: A Weekly Journal. http://books.google.com/books?id=o-4RAAAAYAAJ&printsec=titlepage.
• Gat, Azar (2006). War in Human Civilization. New York City: Oxford University Press. ISBN 0199262136. http://books.google.com/books?id=y4aXo_125REC&printsec=frontcover.
• Green, Michael (2000). German Tanks of World War II in Color. Zenith Imprint. ISBN 0760306710. http://books.google.com/books?id=DZwQkZr0VrQC&printsec=frontcover.
• Griffith, Paddy (2006). The Vauban Fortifications of France. Osprey Publishing. ISBN 9781841768755. http://books.google.com/books?id=eH1NtNGWQZ8C&printsec=frontcover.
• Gudmundsson, Bruce I. (1993). On Artillery. Greenwood Publishing Group. ISBN 0275940470. http://books.google.com/books?id=O_-0w2WUDd0C&printsec=frontcover.
• Halberstadt, Hans (2002). The World's Great Artillery: From the Middle Ages to the Present Day. Barnes & Noble. ISBN 0-7607-3303-1.
• Harding, David (1990). Weapons: An International Encyclopedia from 5000 B.C. to 2000 A.D.. Diane Publishing Company. ISBN 0756784360. http://books.google.com/books?id=LeYSxhK62wUC&printsec=frontcover.
• Hazlett, James C. (2004). Field Artillery Weapons of the American Civil War (edisi ke-5th edition). Champaign, Illinois: University of Illinois Press. ISBN 0-252-07210-3. http://books.google.com/books?id=twcQGSi1F7QC&printsec=frontcover.
• Heath, Byron (2005). Discovering the Great South Land. Kenthurst, New South Wales: Rosenberg Publishing. ISBN 1-877058-31-9. http://books.google.com/books?id=yOWLaNm6c7sC&printsec=frontcover.
• Hoffmeyer, Ada Bruhn de. (1972). Arms and Amour in Spain: A Short Survey. Madrid: Instituto de Estudios sobre Armas Antiguas.
• Hogg, Ian V. (1978). Naval Gun. Blandford Press. ISBN 0713709057.
• Holmes, Richard (2002). Redcoat: the British Soldier in the age of Horse and Musket. W. W. Norton & Company. ISBN 0393052117. http://books.google.com/books?id=p5XamBYUu0AC&printsec=frontcover.
• Jarymowycz, Roman Johann (2001). Tank Tactics: From Normandy to Lorraine. Lynne Rienner Publishers. ISBN 1555879500. http://books.google.com/books?id=-PXQYVjbp6MC&printsec=frontcover.
• Keegan, John (2000). World War II: A Visual Encyclopedia. Sterling Publishing Company, Inc.. ISBN 1855858789. http://books.google.com/books?id=4IYXxrcx1_0C&printsec=frontcover.
• Knox, Dudley W. (1939). Naval Documents related to the United Stats Wars with the Barbary Powers, Volume I. Washington: United States Government Printing Office.
• Krebs, Robert E. (2004). Groundbreaking Scientific Experiments, Inventions, and Discoveries of the Middle Ages and the Renaissance. ISBN 0313324336. http://books.google.com/books?id=MTXdplfiz-cC&printsec=frontcover.
• Lee, Ernest Markham (1906). Tchaikovsky. Harvard University: G. Bell & sons. http://books.google.com/books?id=x60NAAAAYAAJ&printsec=titlepage.
• Manigault, Edward (1996). Siege Train: The Journal of a Confederate Artilleryman in the Defense of Charleston. Charleston, South Carolina: University of South Carolina Press. ISBN 1570031274. http://books.google.com/books?id=dS4yZLvS0soC&printsec=frontcover.
• Manucy, Albert (1994). Artillery Through the Ages: A Short Illustrated History of Cannon, Emphasising Types Used in America. Diane Publishing. ISBN 0788107453. http://www.nps.gov/history/history/online_books/source/is3/is3toc.htm.
• McCamley, Nicholas J. (2004). Disasters Underground. Pen & Sword Military. ISBN 1844150224.
• McCarthy, Peter (2003). Panzerkrieg: The Rise and Fall of Hitler's Tank Divisions. Carroll & Graf Publishers. ISBN 0786712643. http://books.google.com/books?id=LwqhCwNAjSYC&printsec=frontcover.
• Needham, Joseph (1987). Science & Civilisation in China: Volume 7, The Gunpowder Epic. Cambridge University Press. ISBN 0521303583.
• Needham, Joseph (1986). Science and Civilization in China: Volume 4, Part 3. Taipei: Caves Books, Ltd.. ISBN 9780521070607.
• Nicolle, David (2000). Crécy 1346: Triumph of the Longbow. Osprey Publishing. ISBN 9781855329669. http://books.google.com/books?id=lujfZqpd2JoC&printsec=frontcover.
• Norris, John (2003). Early Gunpowder Artillery: 1300–1600. Marlborough: The Crowood Press. ISBN 978-1861266156.
• Nossov, Konstantin (2007). Medieval Russian Fortresses AD 862–1480. Osprey Publishing. ISBN 9781846030932. http://books.google.com/books?id=Pyo5bKLO-0oC&printsec=frontcover.
• Nossov, Konstantin (2006). Russian Fortresses, 1480–1682. Osprey Publishing. ISBN 1841769169. http://books.google.com/books?id=fzftK0dlZg8C&printsec=frontcover.
• Pacey, Arnold (1990). Technology in World Civilization: A Thousand-Year History. MIT Press. ISBN 0262660725. http://books.google.com/books?id=X7e8rHL1lf4C&printsec=frontcover.
• Playfair, Ian S. O.. The Mediterranean and Middle East. HMSO. ISBN 0116309466.
• Sadler, John (2006). Flodden 1513: Scotland's Greatest Defeat. Osprey Publishing. ISBN 9781841769592. http://books.google.com/books?id=ZXX1SrxKTg0C&printsec=frontcover.
• Reymond, Arnold (1963). History of the Sciences in Greco-Roman Antiquity. Biblo & Tannen Publishers. ISBN 0819601284. http://books.google.com/books?id=yt7qsvmmXdQC&printsec=frontcover.
• Russ, Martin (1999). Breakout: The Chosin Reservoir Campaign, Korea 1950. Penguin Books. ISBN 0-14-029259-4.
• Shakespeare, William (1598). Henry IV, Part 1.
• Stone, George Cameron (1999). A Glossary of the Construction, Decoration, and Use of Arms and Armor in All Countries and in All Times. Courier Dover Publications. ISBN 0486407268. http://books.google.com/books?id=J5PgapzD6FoC&printsec=frontcover.
• Temple, Robert. The Genius of China: 3,000 Years of Science, Discovery and Invention. Prion Books. ISBN 1-85375-292-4.
• Tunis, Edwin (1999). Weapons: A Pictorial History. Baltimore, Maryland: Johns Hopkins University Press. ISBN 0-8018-6229-9. http://books.google.com/books?id=sCnyIzibmywC&printsec=frontcover.
• Turnbull, Stephen (2004). The Walls of Constantinople AD 413–1453. Osprey Publishing. ISBN 1-84176-759-X. http://books.google.com/books?id=sVnXSObRUYIC&printsec=frontcover.
• Wallechinsky, David (1975). The People's Almanac. Doubleday. ISBN 0385041861.
• Wilkinson, Philip (Kesalahan: waktu tidak valid). Castles. Dorling Kindersley. ISBN 978-0789420473.
• Wilkinson-Latham, Robert (1975). Napoleon's Artillery. France: Osprey Publishing. ISBN 0850452473. http://books.google.com/books?id=W7ngGaRS6nkC&printsec=frontcover.
• Williams, Anthony G. (2000). Rapid Fire. Shrewsbury: Airlife Publishing Ltd.. ISBN 1-84037-435-7.
• Young, Mark C. Guinness Book of World Records (edisi ke-2002). ISBN 978-0553583786.
• Zetterling, Niklas (2000). Kursk 1943: A Statistical Analysis. Routledge. ISBN 0714650528. http://books.google.com/books?id=Xa6HLAhSzBAC&printsec=frontcover.
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Meriam

Lomba Menulis Pramuka


*Jamnas Teluk Gelam, OKI

Lomba Menulis Artikel Tentang Pramuka

Dalam rangka kegiatan Jambore Nasional Pramuka Penggalang yang akan diselenggarakan tanggal 2-9 Juli 2011 di Teluk Gelam, Ogan Komiring Ilir (OKI), Provinsi Sumatera Selatan, Kementrian Komunikasi dan Informatika RI turut berpartisipasi dengan mengadakan Lomba Menulis Artikel di Blog dengan tema “AKU, PRAMUKA DAN INTERNET”.
Selain itu akan dilaksanakan Sosilisasi Internet Sehat dan Aman (INSAN) pada tanggal 6 Juli 2011 setelah kegiatan Lomba Menulis Artikel di Blog berlangsung. Dimohon agar setiap Kwarda yang mengirimkan peserta Lomba Menulis Artikel di Blog juga mengikuti acara Sisoalisasi INSAN tersebut.
Tujuan dari penyelenggaraan lomba ini adalah untuk mengapresiasi para anggota Pramuka Penggalang yang berkontribusi mengisis konten positif di internet melalui blog yang mereka kelola. Diharapkan dengan diselenggarakannya lomba Blogger ini para anggota Pramuka khususnya Penggalang terpacu untuk dapat menciptakan konten-konten lokal yang bermuatan posisif sehingga memperkaya konten berbahasa Indonesia di internet.
Diharapkan setiap Kwarda untuk mengikuti lomba tersebut dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Peserta yang diperbolehkan mengikuti lomba ini adalah anggota Pramuka Penggalang yang mengikuti Jambore Nasional Pramuka Penggalang tanggal 2-9 Juli 2011 di Teluk Gelam, Ogan Komiring Ilir (OKI), Provinsi Sumatera Selatan
2. Peserta membuat artikel dan di posting di blog pribadi/organisasinya sesuai dengan tema lomba diatas (AKU, PRAMUKA dan INTERNET) dengan judul postingan bebas.
3. Artikel tersebut ditulis dengan Bahasa Indonesia, formal maupun informal, dengan jumlah kata maksimal 1000 kata.
4. Aplikasi Blog yang digunakan bebas, misalnya: Blogdetik, Blogger, WordPress, Multiply, dan lain-lain.
5. Artikel tidak sekedar copy-paste dari sumber lain (jika berupa saduran diperbolehkan asal tetap menyebutkan sumbernya)
6. Artikel tidak menyinggung unsur SARA
7. Setelah melakukan posting di blognya masing-masing maka peserta mendaftarkan diri dengan mengirimkan email ke : pemtel@gmail.comdengan melampirkan data-data sebagai berikut:
a. Nama :
b. Jenis Kelamin :
c. Tempat/Tanggal Lahir :
d. Kota/Provinsi :
e. Judul Artikel :
f. Alamat URL artikel :
g. Alamat e-mail :
8. Email pendaftaran paling lambat dikirimkan pada tanggal 27 Juni 2011
9. Dari jumlah peserta yang mendaftar, Panitia akan menilai dan meneteapkan 10 (sepuluh) terbaik. 10 peserta terbaik tersebut harus dapat mempresentasikan hasil yang dibuat kepada dewan juri pada tanggal 6 Juli 2011 pada kegiatan Jambore Nasional Pramuka Penggalang di Teluk Gelam Ogan Komiring Ilir (OKI), Provinsi Sumatera Selatan. Untuk keterangan tempat lebih lanjut akan diumumkan kemudian oleh panitia.
10. Pengumuman pemenang Lomba Menulis Artikel di Blog akan dilaksanakan pada tanggal 8 Juli 2011

Gubernur Sumsel Didata









Petugas Pendataan Penduduk, Jum'at (1/7) mendata Keluarga Gubernur Sumsel H Alex
Noerdin di Griya Agung Palembang

Foto : Untung Sarwono/Humas Pemprov Sumsel

Oknum TNI dan Polisi Lakukan Pembalakan Liar

Palembang:


Anggota Kopassus yang tergabung dalam Tim Ekspedisi Bukit Barisan 2011 wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) memergoki oknum anggota polisi dan TNI, terlibat melakukan pembalakan liar (Illegal logging), kemarin.

Wali Kota Pagaralam H Djazuli Kuris,untuk menanggulangi maraknya terjadi pembalakan liar terutama kawasan hutan lindung di daerah itu,pihak pemerintah kota(Pemkot) meminta bantuan dari Komando Distrik Militer (Kodim) 0405/Lahat untuk membantu memberantas aksi pencurian kayu, pengrusakan hutan dan illegal logging yang masih marak terjadi di kawasan hutan lindung GunungDempo,Bukit Batokdan Bukit Dingin.

Dandin 0405/Lahat Letkol Ifn Fathur Rahman, menyatakan, pihaknya siap untuk membantu Pemkot, dalam memerangi pelaku pembalakan liar.


Akibat ulah oknum-oknum tersebut menyebabkan rusaknya ekosistem hutan lindung,Kota Pagaralam, Kabupaten Lahat dan Kabupaten Empatlawang. “Kami memergoki oknum aparat saat mengangkut kayu yang sudahberbentukbahanbangunan seperti papan dan balok hasil penebangan liar dilakukan warga setempat dengan melibatkan petugas baik oknum polisi dan militer,” kata Komandan Sub Tim Ekspedisi Bukit Barisan, wilayah Sumsel, Mayor Inf Donny Pramono,kemarin.

Menurut dia, para pelaku pembalakan liar biasanya memilih daerah perambahan hutan ditempat tempat-tempat yang sulit dipantau petugas dan jauh dari pemukiman, termasuk letak kayu yang diinginkan.

“Hasil pendataan dan penelitian kami terdapat sejumlah daerah baik kawasan Gunung Dempo Kota Pagaralam, Jarai, Kota Agung,Pajarbulan, Kabupaten Lahat dan Ulumusi,Pendopo, Lintang,Kabupaten Empatlawang, sudah mencapai ribuan hektare hutan lindung dirambah atau mengalami kerusakan,” jelasnya.

Sebetulnya, kata perwira lulusan Akabritahun1999itu,tim ekspedisi bukan bertugas mendata kerusakan hutan atau menangkap pelaku perambahan, akan tetapi karena ditemukan saatberadadilapanganmakaperlu juga dijadikan bahan laporan kepada Panglima TNI nantinya. (sir)


http://www.sinarharapan.co.id/content/read/anggota-tni-dan-polisi-lakukan-pembalakan-liar/

RS Siloam Ditolak

HTI Demo Tolak RS Siloam

Palembang:

Puluhan anggota Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Sumsel melakuan aksi unjukrasa menolak pembangunan RS Siloam (Siloam Hospital). Mereka berorasi di halaman Kantor Gubernur Sumsel Selasa (28/6).

Asisten III, dr Aidit Aziz didampingi Yulizar Dinoto, menerima pernyataan sikap yang disampaikan Ketua DPD HTI Sumsel Mahmud Jamhur.

Dalam orasinya, mzahmud Jamhur mengemukakan bahwa dengan alasan mendukung Sea Games XXVI, Pemprov Sumsel bekerja sama dengan Grup Lippo berencana mendirikan RS Siloam di areal Parkir Stadion Bumi Sriwijaya dengan sistem BGS (bangun, guna, dan serah) selama 30 tahun.

Menurut Mahmud, pembangunan RS Siloam merupakan salah satu program kristenisasi di Indonesia yang dijalankan Grup Lippo pimpinan James T Riady. “Mereka menyebarkan agama dengan kedok bisnis, lembaga donor dan konsultasi. Prgoram atau proyek ini berpusat di Lippo Cikarang di bawah naungan Gospel Overseas (GO). Dalam bidang kesehatan, salah satunya mendirikan RS Siloam Gleneagles di kawasan Lippo yang sering menyediakan pelayanan doa bagi pasien, termasuk apsien yag beragama Islam,” ujarnya.
Ditambahkannya, RS Siloam di Palembang juga menjadi bagian dari missi pemurtadan Grup Lippo.
Sehubungan itu, menurut Mahmud Jamhur, HTI Sumsel mengajukan empat pernyataan.
Pertama, meminta kepada Pemerintah pemprov untuk menghentikan rencana pendirian RS Siloam di Palembang karena mengandung misi pemurtadan berkedok bisnis di bidang kesehatan/pengobatan.
Kedua, RS Siloam merupakan salah satu bukti kapitalisasi bidang kesehatan. Dalam sistem kspitalisasi saat ini, semua urusan yang menyangkut hidup rakyat termasuk, urusan kesehatan diserahkan kepada mekanisme pasar dan swasta. Hasilnya, pengobatan menjadi barang mewah dan hanya kalangan atas saja yang berhak mendapatkan pengobatan yang layak. Hal ini menjadi celah bagi upaya pemurtadan umat islam. Orang miskin yang beragama Islam, bisa saja ditawari pengobatan gratis di rumah sakit kristen dengan sayarat berpindah agama.
Berbeda dengan Islam yang menjadikan urusan kesehatan dan pengobatan sebagai tanggung jawab negara (khalifah). Khalifah akan menyediakan layanaqn kesehatan secara Cuma-Cuma kepada seluruh rakyat termasuk non muslim. Dan non muslim pun tidak akan dibujuk/dipaksa untuk masuk Islam.
Ketiga, menyerukan kepada umat Islam agar mewasapadai upaya pemurtadan dengan berbagai kedok yang dilakukan orang-orang kafir sebagai bentuk kebencian mereka terhadap Islam.
Keempat, menerukan kepada seluruh umat Islam untuk bersama-sama berjuang bagi tegaknya masyarakat Islam, yakni masyarakat di mana di dalamnya diterapkan syariah dalam seluruh aspek kehidupan di bawah naungan khilafah. Hanya dengan syariah saja, semua masalah, termasuk masalah kemiskinan dan pemurtadan bisa diatasi dengan tuntas sehingga Indonesia benar-benar bisa sejahtera.
Rencana pembangunan RS Siloam ini memang cukup kontroversi. Aksi demo mendukugn dan menolak dilakukan silih berganti. Seminggu sebelumnya, beberapa elemen masyarakat justru melakukan aksi unujuk rasa mendukung agar pembangunan RS Siloam tetap dilaksanakan.
Karena mereka menilai RS Siloam dibangun dengan dasar bisnis semata. Karenanya, perl;u didukung demi kemajuan daerah ini.
Gubernur Sumsel Ir H Alex Noerdin menegaskan bahwa sebelumnya pembangunan RS Siloam di beberapa kota besar lainnya tidak mendapat penolakan dari umat Islam. Sementara pembangunan nya di Sumsel justru mendapat kecaman. “Karenanya, saya justru mempertanyakan. Ada apa sebenarnya dengan penolakan tersebut,” ujar Gubernur. (***)

Minggu, 26 Juni 2011

Garap Film Dapunta, Pemprov Sumsel Gunakan APBD




Palembang,

Pemprov Sumsel menggarap film dokumenter menyambut SEA Games (SEAG) XXVI yang menghabiskan dana APBD sebesar Rp9,2 miliar.

Gubernur Sumsel Alex Noerdin akhir pekan lalu mengungkapkan, dana pembuatan film berjudul Dapunta ditanggung Pemprov Sumsel melalui dana APBD.

”Kami optimistis dana itu kembali lagi ke kita karena film ini dikemas dan dipromosikan tim promo profesional,” katanya saat pengukuhan 10 pemain film Dapunta asal Sumsel di Hotel Aryadutha, Palembang.

Alex menargetkan, film yang disutradarai Hanung Bramantyo itu dijadwalkan tayang pada 1 November atau sebelum pembukaan SEAG XXVI di Palembang Sumsel.


”Film ini pertama kali dibuat Pemprov Sumsel dan bekerja sama dengan sutradara Hanung Bramantyo. Nantinya film ini memberikan pesan-pesan perjuangan pembangunan di Sumsel, tapi dikemas komersial sehingga memiliki daya tarik bagi penonton di seluruh Indonesia,” ungkap mantan Bupati Muba ini.


Pembuatan film ini, kata Alex,untuk memperkenalkan Provinsi Sumsel ke dunia luar dan memberikan ruang gerak kepada seniman Sumsel sehingga tercipta lapangan pekerjaan baru di dunia film.”Sebagaimana laporan sutradara, antusias warga Sumsel mengikuti casting figuran atau pemain dalam film ini cukup besar.


Ada sekitar 500 orang lebih dan setelah melalui tahapan seleksi, akhirnya 10 yang dinilai pantas bergabung dalam film ini,”paparnya. Alex melanjutkan, ke depan Pemprov Sumsel akan membuat film khas Sumsel yang dikemas secara komersial.


Untuk mewujudkan itu, dalam waktu dekat, dia akan berangkat ke India dalam rangka pertemuan dengan produser film Bollywood terkait pembangunan jalur kereta api double track khusus kawasan utara.


”Saya ingin ajak investor film di sana (India) untuk membangun pusat perfilman Bollywood kawasan Asia di Sumsel.Ke depan, kalau bisa seluruh warga Sumsel yang ingin menjadi bintang film atau artis tidak usah lagi mengadu nasib di Jakarta, tapi cukup di Sumsel,” katanya.

Sementara itu, Sutradara Hanung Bramantyo memuji semangat warga Sumsel mengikuti audisi menjadi pemeran film Dapunta. ”Kami tidak menyangka ternyata peminat warga Sumsel menjadi pemain di film ini cukup besar,sekitar 500 orang lebih yang ikut casting. Setelah melalui tahapan seleksi ketat, akhirnya kami meloloskan 10 pemain yang akan bergabung dengan beberapa aktor Ibu Kota,” ungkap Hanung.


Hanung mengungkapkan, film Dapunta mengisahkan kehidupan masyarakat Sumsel yang selalu dekat dengan sungai dalam kesehariannya. Adapun persiapan film Dapunta dilakukan selama tiga bulan untuk mematangkan skenario, riset, pembuatan konsep, rekrutmen crew, pemilihan pemain dan lainnya.



”Mengenai lokasi, rencananya bertempat di atas dan pinggiran Jembatan Ampera. Kemudian, satu lokasi lagi di pedesaan yang masih kita cari dan mudah-mudahan dalam waktu dekat ini sudah didapat. Ditargetkan 1 November film ini sudah tayang di bioskop seluruh Indonesia,” ujarnya.

Film ini, menurut Hanung dikeas sedemikan rupa sehingga diwarnai percintaan dan komedi. Pean-pesan disampaikan secara implicit. “Masyarakat yang sudah merogoh kocek enagih produser dan sutradara serta pemain untuk bisa memberikan hiburan. Mereka sudah berkorban banyak. Waktu, uang, dan tenaga untuk hadir di depan layar biskop. Karenanya, ya harus diberi hiburan. Film Dapunta ini diusahakan bisa memuasan penonton,” ujarnya.
Diakuinya, mmang cukup berat untuk bias mengembalikan dana Rp 9,2 M. Tetapi, Hanug yakin dia bahan bisa memberikan keuntungan bagi Pemprov sumsel. Sehingga nantinya produksi film menggunakan dana APBD ini bias terus bergulir.
Pemeran utama film ini, memang belum ditentukan. Tetapi di bulan Juli saat mulai produksi, peain utamanya akan ditetapkan shingga bias bergabung dengan para pemain hasil casting di Palembang. (sir)

Bertempat di Ballroom Hotel Aryaduta Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (25/6/2011), Hanung Bramantyo (sutradara) bersama Gubernur Sumsel H Alex Noerdin, dan Dhoni Ramadhan (produser) film Dapunta menggelar konferensi pers pra produksi.

Burung Wagub Raih Juara I



PALEMBANG-Burung perkutut milik Wakil Gubernur (Wagub) Sumsel, H Eddy Yusuf yang
diberi nama Adipati berhasil meraih juara pertama dalam event perlombaan burung
perkutut tingkat nasional Sriwijaya Cup 2011 di Palembang, Minggu (26/6).
Adipati berhasil menyisihkan 199 pesaingnya di tingkat lomba seni
suara alam burung perkutut kelas dewasa senior yang diikuti seluruh perwakilan
Korwil Persatuan Pelestarian Perkutut Seluruh Indonesia (P3SI) se tanah air.
Sedangkan diposisi kedua diraih Beauty dari Bekasi Provinsi Jabar dan ketiga
diraih perwakilan dari DKI Jakarta.
Ketua umum P3SI, Mayjend Pur Zainuri Hasyim mengatakan, event ini
masuk dalam agenda tahunan dari P3SI dan bagian dari kejuaraan tingkat
nasional.”Kebetulan untuk seri keenam ini tuan rumahnya Palembang atau Sumsel,
sebelumnya kerjunas yang sama sudah diadakan di Bali dan Bandung. Nanti finalnya
juga akan diadakan di Sumsel pada 5 Desember mendatang,”ungkap Zainuri yang
menghadiri acara perlombaan burung perkutut kemarin di lapangan Radja Bird Farm
Palembang.
Mantan Pangdam Siliwangi ini menambahkan, event nasional burung
perkutut ini diikuti sebanyak 300 peserta yang dibagi dua kategori kelas junior
dan senior.”kalau kelas junior diikuti sekitar 100 peserta dan kelas senior 200
peserta. Adapun pesertanya perwakilan dari seluruh korwil P3SI, seperti dari
Provinsi Jabar, Jati, DKI Jakarta, Bali, Pekan Baru, Lampung, Sumsel dan
lainnya,”tandasnya.
Sedangkan juri dalam perlombaan ini adalah juri yang sudah memiliki
standar nasional.”Penilaian yang dilakukan juri mulai dari suara kicauan dan
kemerduan suara burung itu. Dalam event ini, Burung perkutut milik Wagub Sumsel
berhasil meraih juara pertama, namun yang jelas penilaian juri mutlak melihat
dari kemampuan si burung dan saya pun menilai kualitas burung milik Pak Wagub
Eddy Yusuf memang luar biasa dan bukan hanya menang disina saja tapi diluar
Sumatera, burung Adipati itu juga pernah menang,”katanya.
Disinggung mengenai hadiah bagi pemenang lomba, Zainuri mengatakan,
hanya diberikan piala saja, namun bagi pemilik burung perkutut bukanlah piala
atau hadiah dalam lomba yang mereka inginkan, tapi poin yang diaih dalam lomba
itu.”Semakin banyak si burung juara pertama, semakin banyak pula di amertaih
poin atau sertifikat juara, maka secara otomatis langsung akan menaikan harga
jual burung yang mereka miliki,”ujarnya sembari menambahkan rata-rata burung
yang diperlombakan di setiap event nasional ini memiliki harga juta mulai dari
Rp 100-500 juta.


Lebih lanjut dia mengatakan, setelah sukses menggelar event-event
lomba tingkat nasional, dia dan pengurus lainnya siap menggelar ebent loma
tingkat internasional atau ASEAN.”Kita masih jajaki kerjasama dengan Tahailand,
Malaysia dan lainnya sehingga nanti jika sudah ada kesepakatan baik dari segi
penilaian dan lainnya, maka saya kira Sumsel bisa jadi tuan rumah, saya lihat
lapangan milik Sumsel ini sangat layak dan sudah berkelas,”katanya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Sumsel H Eddy Yusuf mengaku bangga
burung miliknya Adipati berhasil meraih juara pertama dalam event
nasional.”Alhamdullilah Adipati juara lagi,”ungkap Eddy sambil tersenyum.
Ketika ditanya kapan mulai hobi memelihara burung perkutut, mantan
Bupati OKU ini menjelaskan, sejak bertugas di Kabupaten OKU sekitar tahun 1980
atau sebelum menjadi Bupati OKU.”Mungkin saya ini keturunan ayah saya, yang dulu
juga hobi memelihara burung perkutut, dari semua anaknya cuman saya yang hobi
memelihara perkutut,”paparnya.
Orang nomor dua di Pemprov Sumsel ini menambahkan, dari hobinya
itulah dia mulai memelihara satu persatu burung perkutut hingga akhirnya
sekarang memiliki 160 lebih burung perkutut termasuk
penangkarannya.”Alhamdulilah burung perkutut saya sudah banyak, dari memelihara
burung inilah saya bisa mempekerjakan sejumlah orang dan membuka lapangan
pekerjaan bagi mereka,”katanya.
Disinggung berapa harga burung perkutut miliknya yang berhasil
menjadi juara dalam setiap perlombaan, Dia mengatakan, untuk Adipati bisa
mencapai Rp 500 juta, sedangkan anak Adipati bisa dijual Rp 40-50 juta
sepasangnya.”Dari sanalah saya bisa menghidupi keluarga saya dan para pekerja
saya dan yang jelas peminat burung ini banyak sampai ke tingkat Asean seperti
Thailand dan lainnya,”tandasnya.
Ketika ditanya bagaimana peminat warga Sumsel dalam memelihara serta
mengikuti lomba burung perkutut tingkat nasional, Eddy melihat cukup besar
terbukti yang kerap mengikuti lomba burung perkutut saat ni bukan hanya para
pejabat, mantan pejabat saja, tapi mulai dari pedagang, pejual sate dan
lainnya.”Jadi sudah perlombaan ini sudah merakyat,”ujar seraya berharap Sumsel
siap ditunjuk menjadi tuan rumah loma burung perkutut tingkat ASEAN nantinya.




Foto : Untung Sarwono/Humas Pemprov Sumsel

Wagub Sumsel H Eddy Yusuf menerima Tropy atas kemenangan Adipati burung miliknya
dari Ketua P3SI Mayjen TNI (Purn) Zainuri Hasyim

Kamis, 23 Juni 2011

Gubernur Soroti Listrik Jamnas





Gubernur Sumsel Ir H Alex Noerdin memberi penekanan cukup keras terhadap
lima hal utama yang harus diperhatikan pada pelaksanaan Jambore Nasional
(Jamnas) di Bumi Perkemahan Danau Teluk Gelam Kabupaten OKI.
Dalam rapat persiapan Jamnas di areal perkemahan Danau Teluk Gelam, Rabu (22/6),
Gubernur H Alex Noerdin mengatakan, kelima hal tersebut adalah air bersih,
listrik, kebersihan, keamanan, dan logistik.


“Saya sudah berkeliling meninjau persiapan di bumi perkemahan ini. Dan
saya pastikan lima hal pokok yang harus benar-benar diperhatikan yakni air
bersih, kebersihan, listrik keamanan serta persoalan makanan. Tapi di antaranya
tiga yang pertama paling diutamakan,’’ tegasnya.
Ditambahkan Alex, dirinya sudah melihat keran air bersih yang nantinya
dipergunakan peserta. Begitu dibuka, air langsung mengucur deras dengan kualitas
bagus.
“Masalahnya, bagaimana jika peserta nanti lupa mematikan keran, atau
kerannya jebol. Selain banjir tentunya air kita terbuang percuma,” ingatnya.
Karenanya itu, menurut Alex, harus ada petugas khusus untuk mengurus kebersihan
WC. Harus ada maintenance management yang bertugas mengawasi kebersihan kamar
mandi sekaligus melakukan perawatan bilamana terjadi keruskan.

“Maintenance juga harus punya stok keran air, bola lampu dan sebagainya,’’
terang Alex seraya menyoal persiapan septictank yang menurutnya harus ada
petugas standbye bila mana ada septictank jebol.
Kemudian, Gubernur menyoroti kesiapan PLN. Sebelumnya kepala PLN
Kayuagung memaparkan bahwa pihaknya sudah siap dan segala kesiapan sudah
rampung.

“Saya minta jaminannya bukan hanya tidak padam, melainkan tidak
berkedip,’’ ujar Alex.

Sayangnya, begitu gubernur menyebut jangan berkedip, tiba-tiba listrik di
lokasi rapat padam hingga soundystem yang dipakai tidak berfungsi.

Tentu saja kondisi ini langsung ditertawakan peserta rapat. Di saat
jaminan tidak padam, tak tahunya listrik justru padam.

Untunglah insiden padamnya listrik tak berlangsung lama dan acara tetap
berlanjut.
Hal lain yang juga sempat diperiksa gubernur adalah tiang bendera di depan
gedung A.

Menurut Alex, tiang-tiang tersebut harus diganti yang lebih besar dan
bukan dari bambu atau pipa ledeng, selain itu bendera yang dipasang harus yang
baru termasuk memasang bendera Seagames.

“Yang jelas, saya ingin kesiapan benar-benar matang. Tanggal 27 saya akan
rapat terakhir di Jakarta dan tanggal 28 saya ingin kita rapat terakhir di sini.
Dan saya pastikan areal Jamnas Teluk Gelam mini akan dijadikan bumi perkemahan
permanen tingkat nasional yang akan dibiayai dengan dana APBD dan akan digunakan
untuk event-even kepramukaan nasional sehingga aset ini tidak akan mubazir,’’
tegasnya.
Sementara itu, Bupati OKI H Ishak Mekki menyatakan, terus menyempurnakan
persiapan Jamnas termasuk teknis penyambutan kepala Negara. “Kita akan
berupaya supaya even ini terselenggara dengan sukses,’’ katanya.




Gubernur Sumsel H Alex Noerdin didampingi Bupati OKI H Ishak Mekki dan Ketua
Kwarda Gerakan Prtamuka Sumsel H Abdul Shobur, Rabu (22/6) meninjau Lokasi
Persiapan Jamnas Pramuka di Kawasan Teluk Gelam OKI

Foto : Untung Sarwono/Humas Pemprov Sumsel

Jamnas OKI Siap




Gubernur Sumsel H Alex Noerdin didampingi Bupati OKI H Ishak Mekki dan Ketua
Kwarda Gerakan Prtamuka Sumsel H Abdul Shobur, Rabu (22/6) meninjau Lokasi
Persiapan Jamnas Pramuka di Kawasan Teluk Gelam OKI

Foto : Untung Sarwono/Humas Pemprov Sumsel

Senin, 20 Juni 2011

FLP Gelar Lomba Karya Tulis SEA Games

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/406406/


Seputar Indonesia, Friday, 17 June 2011

PALEMBANG– Forum Lintas Profesi (FLP) mengadakan lomba karya tulis SEA Games XXVI kategori siswa SMA dan mahasiswa se-Sumsel.

Lomba ini dimaksudkan untuk menyerap masukan dan aspirasi pelajar dan mahasiswa terhadap event SEA Games di Sumsel November mendatang. Hal itu diungkapkan Ketua Forum Lintas Profesi (FLP) Sumsel Prof Dr Ratu Wardarita MPd didampingi Sekretaris M Nasir SPd dan Wakil Ketua Taufik Usman, Bagian Humas dan Publikasi Ir Hj Tri Widayatsih MSi kemarin. Prof Ratu men-jelaskan, lomba karya tulis ini merupakan upaya sosialisasi pelaksanaan SEA Games 2011 di Sumsel sekaligus memberikan gambaran tujuan dan manfaat terselenggaranya SEA Games di daerah ini.

“Melalui lomba ini, diharapkan masukan dan apresiasi para siswa dan mahasiswa di Sumsel sekaligus sosialisasi SEA Games. Ditargetkan peserta lomba karya tulis ilmiah ini akan diikuti sekitar 1.000 peserta,” ujar Prof Ratu yang juga Asisten Direktur Pascasarjana PGRI Palembang ini. Sementara itu, Pihak Pemprov Sumsel sebelumnya melalui Asisten III dr H Aidit Azis menyambut baik kegiatan lomba karya tulis ilmiah SEA Games bagi kalangan pelajar dan mahasiswa. Apalagi, dewasa ini budaya membaca dan menulis di kalangan pelajar dan mahasiswa dirasakan masih kurang.

Diharapkan, melalui event ini dapat menggugah minat baca dan menulis sekaligus upaya sosialisasi kepada kalangan pelajar dan mahasiswa di Sumsel. “Pemprov Sumsel mendukung event ini dan para pemenang tulisan ini akan diikutkan dalam berbagai event resmi Pemprov Sumsel,” ungkap Aidit. Diketahui FLP Sumsel mengadakan lomba karya tulis ilmiah pelajar dan mahasiswa dengan tema SEA Games XXVI dan Kemajuan Sumsel.

Sementara subtema “SEA Games dan Implikasinya bagi Pertumbuhan Ekonomi, SEA Games XXVI dan Peningkatan Prestasi Olahraga, Peran berbagai Stakeholder bagi Suksesnya SEA Games 2011, Dampak SEA Games bagi Lingkungan, dan SEA Games 2011 dan Sosial Budaya Masyarakat”. Seluruh tulisan dapat dikirim ke PO BOX 1193 atau email forumlintasprofesi@yahoo. com paling lambat berli zulkanediakhir Juli 2011.

Dukung Sea Games, FLP Gelar Lomba Karya Tulis Pelajar-Mahasiswa




Palembang: Forum Lintas Profesi (FLP) mengadakan lomba karya tulis SEA Games untuk kategori siswa SMA dan mahasiswa se-Sumsel. Lomba ini dimaksudkan untuk menyerap masukan dan aspirasi pelajar dan mahasiswa terhadap even SEA Games di Sumsel November mendatang.


Hal itu diungkapkan Ketua Forum Lintas Profesi (FLP) Sumsel, Prof Dr Ratu Wardarita MPd didampingi Sekretaris M Nasir SPd dan Wakil Ketua Taufik Usman, serta Bagian Humas dan Publikasi Ir Hj Tri Widayatsih Msi, kemarin.


Prof Ratu menjelaskan, lomba karya tulis ini merupakan upaya sosialisasi pelaksanaan Sea Games 2011 di Sumsel sekaligus memberikan gambaran tujuan dan manfaat terselenggaranya SEA Games di daerah ini.


“Melalui lomba ini diharapkan masukan dan aprersiasi dari para siswa dan mahasiswa di Sumsel sekaligus sosialisasi Sea Games. Ditargetkan peserta lomba karya tulis ilmiah ini akan diikuti sekitar 1.000 peserta,” ujar Prof Ratu yang juga Asisten Direktur Pasasarjana PGRI Palembang ini.


Sementara itu pihak Pemprov Sumsel sebelumnya melalui Asisten III dr H Aidit
Azis menyambut baik kegiatan lomba karya tulis ilmiah SEA Games bagi kalangan pelajar dan mahasiswa. Apalagi dewasa ini budaya membaca dan menulis di kalangan
pelajar dan mahasiswa dirasakan masih kurang.


Diharapkan, melalui even ini dapat menggugah minat baca dan menulis sekaligus
upaya sosialisasi kepada kalangan pelajar dan mahasiswa di Sumsel.

"Pemprov Sumsel mendukung even ini dan para pemenang tulisan ini akan diikutkan
dalam berbagai even resmi Pemprov Sumsel,” ungkap Aidit.


Diketahui, FLP Sumsel mengadakan lomba karya tulis ilmiah pelajar dan mahasiswa
dengan tema, SEA Games XXVI dan Kemajuan Sumsel.


Sementara subtema, SEA Games dan Implikasinya bagi Pertumbuhan Ekonomi, SEA Games XXVI dan Peningkatan Prestasi Olahraga, Peran berbagai Stake holder bagi Suksesnya SEA Games 2011, Dampak Sea Games bagi Lingkungan, dan Sea Games 2011 dan Sosial Budaya Masyarakat.


Seluruh tulisan dapat dikirim ke PO BOX 1193 atau email forumlintasprofesi@yahoo.com paling lambat akhir Juli 2011.

Para pemenang ada 2 kategori pelajar dan mahasiswa masing-masing akan mendapat hadiah bagi juara 1 sebesar Rp 2,5 juta, juara 2 Rp 1,5 juta dan juara 3 Rp 1 juta. Sementara ada 3 pemenang harapan juga mendapat hadiah dari sponsor.

Lomba ini hasil kerja sama FLP antara lain dengan Pemerintah Provinsi Sumsel, Pemkab Ogan KOmering Ilir, Pemkot Lubuklinggau, Pemkab Empat Lawang, Banyuasin, PT BA, dan PT Pusri. Serta beberapa pihak lainnya.

Selain itu, perlombaan ini juga dimaksudkan mengisi liburan bagipara siswa SLTA/sederajat maupun mahasiswa. "Sehingga, selama liburan, para pelajar dan
mahasiswa bisa tetap beraktivitas mengembangkan kemampuan dan keterampilannya
menulis." tambah Prof Ratu.

Minggu, 19 Juni 2011

Gubernur Bantu Korban Kebakaran



Gubernur Bantu Korban Kebakaran 3/4 Ulu

Pemprov Sumsel khususnya Gubernur Sumsel, H Alex Noerdin melalui Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Yulizar Dinoto, memberikan bantuan korban kebakaran di Lorong Prajurit Nangyu RT 05 Kelurahan 3/4 Ulu Kecamatan Seberang Ulu I.
Bantuan diserahkan langsung Kepala BPBD Sumsel, didampingi Kepala Dinas Sosial Provinsi Sumsel, Hj Ratnawati, Koordinator Tagana Sumsel, HM Sumarwan dan unsur Dinsos serta Tagana lainnya, kemarin, Jumat (17/6). Adapun bantuan yang diserahkan kemarin seprti 50 paket makanan siap saji, 48 bungkus minyak goreng, 144 botol sambal, 144 botol kecap, 180 kaleng sardin, 50 selimut, pakaian SD untuk anak laki-laki 25 stel, pakaian SD untuk anak perempuan 25 stel, family kit yang berisikan popok, handuk pembalut wanita, dan juga terpal yang dapat digunakan untuk membuat atap penampungan sementara.

Penyerahan bantuan dilakukan langsung Kepala Dinsos Sumsel dan Kepala BPBD Sumsel kepada Lurah dan Ketua RT 05 yang juga menjadi ahli musibah.
Dalam sambutannya, Lurah 3/4 Ulu, M Akmal SH MH menyampaikan, kejadian kebakaran yang menimpa warganya terjadi sekitar pukul 10.00 pagi, musibah kebakaran menghanguskan 25 bangunan rumah, bedeng termasuk mushola. Warga yang tertimpa musibah kebakaran ini jumlahnya 44 KK atau total 122 jiwa. “Kami berterima kasih atas bantuan dari pak Gubernur melalui BPBD Sumsel dan Dinsos Sumsel, yang sangat tanggap dengan musibah yang menimpa warga kami,” katanya.
Sementara itu, Gubernur Sumsel, H Alex Noerdin melalui Kepala BPBD Sumsel, H Yulizar Dinoto mengatakan, musibah yang menimpa warga 3/4 ulu juga merupakan duka pemerintah, ia cukup senang, meski ditimpa musibah para warga yang tertimpa musibah terlihat tabah dan tetap terlihat sehat.
“Kami datang ke sini untuk menyampaikan bantuan dari Gubernur Sumsel, H Alex Noerdin yang tidak sempat menyampaikan langsung, bantuan yang kami berikan ini untuk tanggap darurat dan mengatasi kebutuhan korban kebakaran paling tidak untuk satu minggu ke depan,” jelasnya yang akrab disapa Noto ini.
Noto melanjutkan, Gubernur tak lupa menyampaikan rasa prihatin atas musibah yang terjadi, dan mengajak semua masyarakat mendoakan agar para korban kebakaran tetap tabah, namun juga berhati-hati agar kejadian serupa tidak terjadi lagi ke depan.
“Berhati-hatilah terhadap api, jangan membakar sampah sembarangan, membuang puntung rokok sembarangan, meninggalkan kompor yang menyala saat bepergian ke luar rumah, waspada arus listrik, mematikan peralatan listrik yang tidak perlu dan lainnya, agar musibah tidak terjadi lagi. Semua kejadian ini pasti ada hikmahnya semoga ke depan kita dapat menata hidup lebih baik lagi,” pintanya.
Pasalnya sambung Noto, beberapa waktu lalu juga banyak kejadian kebakaran khususnya di Palembang, seperti di Kelurahan Ogan Baru Kertapati, juga yang paling baru di Jalan Radial.
“Kami berharap, agar bantuan yang diberikan ini segera disalurkan kepada korban kebakaran sehingga langsung dapat digunakan, dan Senin nanti bantuan sisanya akan menyusul,” katanya.




Foto : Untung Sarwono/Humas Pemprov Sumsel Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Yulizar Dinoto didampingi Kepala Dinas Sosial Sumsel Ratnawati atas nama Gubernur Sumsel, Jum'at (17/6) menyerahkan bantuan untuk korban kebakaran di keluarahan 3-4 Ulu Kecamatan Seberang Ulu I Palembang

Senin, 13 Juni 2011

KEBERADAAN BIROKRAT UNTUK MELAYANI BUKAN DILAYANI


Foto : Untung Sarwono/Humas Pemprov Sumsel


Kehadiran Aparat Birokrasi adalah sebagai Abdi Negara dan Abdi masyarakat yang berarti tugas pokoknya adalah melayani masyarakat bukan dilayani masyarakat.
Oleh karena itu Pemimpin Daerah harus selalu berupaya melakukan perubahan fundamental perilaku aparat birokrasi yang efektif, efisien dan professional
serta transparan.
Hal itu dikemukakan Wakil Gubernur Sumatera Selatan H Eddy Yusuf, Minggu (12/6) malam di Griya Agung Palembang ketika menerima peserta Orientasi Kepemimpinan dan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah bagi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
yang akan melakukan Observasi lapangan di Sumatera Selatan.
Selanjutnya dikatakan kunci keberhasilan pelaksanaan penyelenggaraan pemerintah adalah dengan strategi pencapaian program melalui pendekatan Koordinasi, Integrasi dan Sinkronisasi serta Simpplifikasi (KISS) dan dibarengi semangat Reorientas, Reposisi dan Revitalisasi.
Masih menurut Wagub, dalam rangka memacu agar Kabupaten Kota di Sumatera Selatan dapat berkembang lebih baik maka Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsinya secara rutin melakukan koordinasi, pembinaan dan pengawasan (Korbinwas) terhadap
Pelaksanaan Pembangunan khususnya jika itu menyangkut linas Kabupaten Kota. Pada bagina lain Wagub Eddy Yusuf juga menjelaskan saat ini yang tengah mendapatkan perhatian dari Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan bersama
Kabupaten Kota adalah bagaimana memanfaatkan potensi sumber daya alam khususnya batubara agar dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tanpa merusak lingkungan yang ada.
Disamping itu juga pemanfaatan sumber daya alam lainnya seperti pengembangan perkebunan sawit dan karet. Dalam kesempatan ini Wagub juga berpesan dengan peserta orientasi untuk memanfaatkan waktu yang ada selama di Sumsel agar dapat memperoleh hasil yang maksimal sebagai bahan kajian dari hasil kunjunganya. Wagub Sumsel H Eddy Yusuf juga menyerahkan daftar nama peserta Observasi lapangan kepada Wabup OKI Engga Dewata dan kepada perwakilan Kota palembang serta Perwakilan Kabupaten Banyuasin.
Sementara itu mewakili Kepala Badan Diklat Kementrian Dalam Negeri Suhatmansyah mengatakan peserta orientasi ke 4 ini akan melakukan Observasi Lapangan di Sumsel selama 2 hari dengan dibagi dalam 3 kelompok dengan melakukan kunjungan ke 3 Kabupaten dan Kota masing masing Kota Palembang untuk mempelajari masalah penanganan kebersihan, Kabupaten Banyuasin untuk perkebunan dan Kabupaten Ogan Komering Ilir Untuk masalah perikanan. Peserta orientsi yang berjumlah 23 orang ini terdiri dari Bupati, Wakil Bupati dan Wakil Walikota dari sejumlah daerah di Indonesia ini sebelumnya mendapat pembekalan selama 2 Minggu di Jakarta.
Diharapkan dari hasil observasi ini para peserta akan mendapatkan pemahaman yang konprehensif antara teori, konsep dan prinsip kepemimpinan dan penyelenggaraan pemerintahan daerah daerah dengan mengacu pada Undang undang nomor 32 tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah dan berbagai peraturan perundangan lainya.

Senin, 06 Juni 2011

Sosialisasi rumah Kaca di Sumsel


Wagub Sumsel H Eddy Yusuf, Rabu (8/6) membuka Sosialisasi rencana Aksi Gas Rumah
kaca di Hotel Horison Palembang

Foto : Untung Sarwono/Humas Pemprov Sumsel

Ponpes Bukan Basis Radikalisme




Ponpes Bukan Basis Radikalisme

Suryadharma Ali ajak pimpinan ponpes jaga kerukunan

Maraknya isu paham radikalisme yang disebarkan dari pondok persantren (Ponpes) dibantah keras Menteri Agama Suryadharma Ali, bahkan dari hasil penelitian yang dilakukan kementerian agama (Kemenag) RI penyebaran radikalisme dari ponpes atau lembaga pendidikan agama yang mengacu pada kurikulum pendidikan kemenag.

Selain itu, Suryadharma Ali saat menghadiri Haflatul Kubro Ponpes Sabilul Hasanah Ke XVI di Desa Porwosari Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin, Minggu (29/5) sekitar pukul 14.00 mengingatkan para pimpinan ponpes, pemerintah daerah untuk selalu menjaga kerukunan antar umat beragama sebab, berkembangnya isu radikalisme hanya untuk menjatuhkan peran ponpes dalam mengembangkan pendidikan agama

“bahkan ada yang mengatakan jika kurikulum pendidikan agama, memicu radikalisme di ponpes dan madrasyah jelas ini sangat menyesatkan, dan saya tegaskan tidak akan merubah kurikulum pendidikan agama karena tidak ada yang salah dan kurikulum pendidikan tersebut tidak ada kaitannya dengan paham radikalisme, namun kita akan merubah kurikulum untuk meningkatkan kualitas pendidikan agama kearah yang lebih baik,” tegas Suryadharma Ali



Dikatakannya untuk mengantisipasi penyebaran radikalisme di kalangan ponpes dan madrasyah dibutuhkan peran aktif para kyai, pengajar ponpes dan juga kepala daerah untuk selalu berkoordinasi mengatasi penyebaran paham radikalisme

“Peran ponpes sudah sangat jelas, bahkan dari sebelum kemerdekaan Negara kita hingga setelah meredeka ponpes selalu memberikan sumbangsi pengajaran bagi masyarakat, bayangkan dulu Negara kita tidak ada anggaran pendidikan tapi dengan bantuan para ulama berdiri lembaga pendidikan yang mengajarkan putra-putra bangsa tanpa pungutan biaya,”ungkapnya

Di jelaskan Suryadharma Ali yang juga Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan pihaknya akan terus melakukan pembinaan terhadap ponpes termasuk berusaha memberikan pendidikan gratis di tingat madrasyah ibtidaiyah (MI), Madrasyah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasyah Aliah (MA) se Indonesia

“Dari Rp 33 Triliun anggaran pemerintah pusat hampir 90 persen kembali ke dunia pendidikan, sehingga Kemenag berusaha mewujudkan pendidikan gratis di madrasyah-madrasyah,” ucap Suryadharma seraya mengatakan banga terhadap kepemimpina gubernur sumatera selatan yang berhasil mewujudkan pendidikan gratis termasuk di Madrasyah

Sedang gubernur sumatera selatan Ir Alex Noerdin menyakini ponpes di sumatera selatan merupakan lembaga pendidikan agama yang akan mencetak generasi muda Islami yang dibekali ilmu pengetahuan dan iman ke Islaman “Hafla ke XVI Ponpes Sabilul Hasanah ini merupakan bukti perjuangan ulama dalam penyebaran agama, karena beberapa tahun silam lokasi ponpes ini merupakan perkebunan karet namun sekarang menjelma menjadi ponpes maju,” ungkap Alex

Menurut Alex, selain Haflatul Kubro pertemuan para ulama, kiyai dan pimpinan ponpes dapat memberikan kedamaian bagi masyarakat dalam menjaga kerukunan umat beragama “Kita bersyukur di Sumatera Selatan hingga saat ini terbina kerukunan umat beragama yang harmonis, tanpa adanya gesekan,” pungkasnya



Foto-foto: Untung Sarwono/Humas Pemprov Sumsel

Sementara pimpinan ponpes sabilul hasanah KH Mudaris mengatakan hingga saat ini terdapat 1432 orang santri, 354 merupakan santri MA, 322 MTs, 554 MI dan sisanya santri tahfizul quran dan santri yang hanya menuntut ilmu agama

“Ponpes kita juga dibekali keterampilan termasuk bantuan Rp 150 juta menteri Koperasi dan UKM saat di jabat Bapak Suryadharma Ali kini koperasi yang membidangi keterampilan ukiran kayu bagi santri beromzet Rp 1 milyar,” ujarnya.

Gubernur Sumsel H Alex Noerdin,sebelum mengunjungi Ponpes Sabilul
Hasanah di Banyuasin terlebih dahulu mengunjungi Ponpes Raudatul Qur'an di
Simpang Sender OKUS. Kunjungan Gubernur ditempat dalam Rangka menghadiri Haflah
Ponpes Raudatul Qur'an dan Wisuda Santri. Gubernur disambut Pimpinan Ponpes
Ustadz Ali Fuad dan Unsur Muspida didaerah ini. Gubernur juga berkesempatan
menyerahkan Tanda Tamat Belajar kepada Santiwan dan Satriwati.

Musi Pos: Lomba Menulis Seribu Puisi

Musi Pos: Lomba Menulis Seribu Puisi

Jumat, 03 Juni 2011

Lomba Menulis Seribu Puisi


Bagi yang jago bikin puisi di facebook, ditunggu partisipasinya

dalam event MENULIS SERIBU PUISI



"Semua orang bisa nulis puisi, gak cuma penyair"





PERSYARATAN

1. Puisi karya sendiri
2. Tema dan aliran puisi bebas, asal tidak menyinggung SARA
3. Puisi dalam bentuk print out, diketik rapi, font Times New Roman ukuran 12 spasi 1,5 kertas A4, dikirim ke PENERBIT DRAMATA, Jl. Padat Karya, Lrg. Rintisan No. ... Lihat Selengkapnya4491, Sukabangun 2, Palembang 30151 4. Puisi dalam bentuk digital, diformat dalam bentuk PDF, dikirim ke email: dramata_medi@yahoo.com. Lampiran fotokopi bukti transfer pendaftaran dikirim ke alamat penerbit; atau dikirim ke email penerbit dalam bentuk JPEG. 5. Bagi yang membeli buku di toko buku atau agen resmi Dramata di Palembang dan sekitarnya, harus melampirkan nota/kuitansi pembelian (berlaku 1 Juni-1 Juli 2011). 6. Peserta terbuka untuk umum, dengan kontribusi Rp30.000/orang (mendapat 1 buku Kaya dengan Menulis Karya Sastra) 7. Pendaftaran 1 Juni – 1 Juli 2011, setiap hari dan jam kerja 8. Pengumuman pemenang 24 Juli 2011, saat penutupan acara The Miracle of Palembang tanggal 24 Juli 2011, serta diumumkan melalui media publik atau jejaring sosial di internet. 9. Karya yang masuk jadi milik panitia 10. Seribu puisi nominasi akan diterbitkan menjadi buku 11. Buku Seribu Puisi akan diterbitkan tanpa royalti bagi penulis HADIAH(Trofi, Sertifikat, Uang Tunai) Juara I Rp 2.500.000,- Juara II Rp 1.500.000,-Juara III Rp 1.000.000,-(pajak ditanggung pemenang) Hubungi contact persons panitia di 083177432090 – 085273315147 - 07118384838

http://www.facebook.com/profile.php?id=100000417025817#!/photo.php?fbid=225823217430821&set=a.100207949992349.259.100000094324408&type=1&theater