Rabu, 12 Agustus 2009

pendidikan untuk guru terpencil




Sekolah terpencil di Muba, Sumsel. Para guru terpencil nantinya akan diberi pendidikan agar tak tertinggal.


Sumsel akan Buka Pendidikan Guru Terpencil


Palembang:
Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan segera membuka pendidikan untuk guru-guru di Sumsel agar kualitas mereka meningkat. Terutama guru di daerah terpencil.
Gubernur Sumatra Selatan Alex Noerdin, mengatakan pendidikan untuk guru ini bukan untuk menciptakan guru, namun pendidikan yang dikhusus untuk guru terutama mereka-mereka yang berada di daerah terpencil.
“Pendidikan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas para guru, dipilih guru-guru di daerah terpencil di Sumsel,”katanya saat menjadi pembicara di Seminar Sekolah Gratis untuk Semua di Hotel Swarna Dwipa, Selasa (11/8).
Pendidikan guru untuk meng upgrade pengetahuan guru-guru, waktunya bisa satu sampai tiga bulan dan guru-guru di asramakan.Sebab,kata Gubernur banyak guru di daerah terpencil yang tidak pernah keluar-keluar dari daerahnya.,bagaimana dia bisa mengenal metode belajar terbaru. Rencananya, kata Alex dana yang akan dipakai adalah dari APBD dan pihak sponsor.
Menurut Alex Noerdin, pendidikan untuk guru ini penting karena guru merupakan ujung tombak pendidikan.Tahap awal mungkin baru 100 guru yang akan didik
“Diharapkan tahun depan sudah bisa berjalan,”katanya.
Ade Karyana, Kepala Dinas Pendidikan Sumsel mengatakan akan segera merealiasikan pendidikan untuk guru ini dan diharapkan tahap pertama bisa berjalan dengan baik

Minta Dukungan

Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) H Alex Noerdin mengajak semua pihak untuk bersatu mendukung pelaksanaan program sekolah gratis di Sumsel yang sudah dimulai tahun ini.

Demikian dikatakan H Alex Noerdin dalam kesempatan yang sama. Selain Alex, seminar yang dihadiri ratusan praktisi pendidikan ini menghadirkan narasumber lain, antara lain Kepala Statistik Pendidikan Balitbang Depdiknas Ade Cahyana,pengamat pendidikan IAIN Raden Fatah Prof Siroji, Kepala SMAN Unggulan 2 Sekayu Wien Sukarsih, dan Wakil Kepala SMAN 20 Palembang Sukarno.

Menurut Alex,fakta menyebutkan, sebagian masyarakat Indonesia tidak sekolah dan kesulitan mengakses pendidikan karena keluarganya tidak mampu. ”Dengan program sekolah gratis,berarti kita sudah berinvestasi untuk masa depan anak-anak, bukan orang lain.

Tidak ada satu pun negara maju yang tidak memprioritaskan pendidikan,”ujar Alex. Hal inilah yang menurut dia menjadi motivator bagaimana mencerdaskan rakyat. ”Selama ini kita terlalu banyak wacana,tapi tidak ada tindakan riil,malah selalu ribut lantaran beda persepsi,” sindir Alex seraya menyebutkan,sebanyak 15 kabupaten/kota di Sumsel menyatakan dukungannya akan program ini.

Dengan demikian, sharing dana antara provinsi dan kabupaten/ kota akan semakin berimbang. ”Namun, biarlah rakyat yang menilai. Saya kembali mengajak untuk meninggalkan perbedaan dan menciptakan kesempatan untuk menggratiskan pendidikan,”imbaunya.

Sementara itu, Ketua Dewan Pertimbangan Pendidikan Sumsel Prof Siroji mengungkapkan, tantangan terbesar dalam pelaksa-naan sekolah gratis adalah menyamakan pandangan sehingga tumbuh idealisme dan bentuk kesadaran politik.

”Untuk mencapainya, pemprov perlu mengajak semua stakeholder untuk bermusyawarah agar persepsi sama,”katanya. Dia mengkritisi Perda dan Pergub Sekolah Gratis yang dalam implementasinya kurang tepat sasaran, seperti memisahkan skema dana bos yang ditetapkan Mendiknas dengan dana sharing dalam pemanfaatannya.

Selain itu, perlu ditinjau perbedaan kondisi kebutuhanantarasekolahswastadannegeri. ”Saat ini program terlihat masih terlalu top down,perlu lamban-lamban diubah menjadi bottom up. Misalnya, melibatkan ketua yayasan lebih awal,” ujarnya. Dengan melibatkan banyak stakeholder, program sekolah gratis akan berjalan lebih baik sehingga komponen yang tidak gratis dapat dicarikan pemecahannya. (sir)

http://www.sinarharapan.co.id/cetak/berita/read/pendidikan-untuk-guru-terpencil/

Tidak ada komentar: