Palembang:
Rencana
nama Presiden SBY yang akan digunakan untuk nama Stadion Gelora Sriwijaya
Jakabaring mendapat respon beragam dari berbagai pihak.
Bupati Empat Lawang H Budi Antoni Aljufri mengatakan,kalau
boleh memilih,nama stadion yang saat ini menjadi kandang Sriwijaya FC (SFC)
itu, diambil dari nama pahlawan atau tokoh yang berasal dari Sumsel sendiri.
Sebaiknya lebih baik nama (stadion) itu dari tokoh Sumsel. “Hal ini bukan kita mengabaikan tokoh nasional dan tidak setuju,” ujarnya.
Sementara itu.
Wali Kota Palembang H Eddy Santana Putra punya pendapata berbeda.
Menurutnya, meski semua usulan itu adalah kewenangan provinsi, semuanya
bergantung dengan SBY sendiri, yang namanya bakal diabadikan.
“Saya kira nama SBY layak menggantikan nama Jakabaring, terlebih dukungan beliau untuk kesuksesan Sea Games,” komentarnya.
Hanya, Eddy menyarankan, sebelum diusulkan pergantian
nama Gelora Sriwijaya menjadi Gelora SBY itu, sebaiknya diseminarkan dulu untuk
menyerap aspirasi masyarakat Sumsel, setelah itu baru diusulkan.
Anggota DPRD Sumsel
dari Partai Demokrat, Bihaqqi Soefyan mendukiung penggantian nama stadion
tersebut. Dirinya mengaku sangat mendukung jika ada rencana perubahan nama
Stadion Gelora Sriwijaya menjadi Gelora SBY.
”Ini merupakan
penghargaan sekaligus terima kasih kita kepada Presiden SBY yang telah
mempercayakan opening dan closing Sea Games serta pelaksanaan beberapa cabang
olahraga di daerah ini,” ujarnya terpisah.
Sementara
Gubernur Sumsel H Alex Noerdin punya sikap berbeda. Mantan Bupati Muba ini
tidak menolak dan juga tidak mendukung. Menurutnya, sebelum membicarakan dan
memikirkan tentang pergantian nama tersebut, masih ada hal yang lebih penting.
“Ya selesaikan
dulu venues dan selesaikan dulu SEA Games, baru berpikir bagaimana baiknya soal
nama,” jelas Alex seusai menghadiri rapat paripurna di Gedung DPRD Sumsel Selasa
(4/10).
Orang nomor satu di Sumsel ini mengatakan, untuk saat ini semua konsentrasi tercurah penuh pada penyelesaian pembangunan venuedan pelaksanaan SEA Games. Bahkan, seusai perhelatan event olahraga se-Asia Tenggara itu selesai,masih ada lagi yang akan dikerjakan.
Orang nomor satu di Sumsel ini mengatakan, untuk saat ini semua konsentrasi tercurah penuh pada penyelesaian pembangunan venuedan pelaksanaan SEA Games. Bahkan, seusai perhelatan event olahraga se-Asia Tenggara itu selesai,masih ada lagi yang akan dikerjakan.
Setelah
ini akan ada satu hal lagi, yakni (pembangunan) sport university yang terletak
di kawasan Jakabaring Sport City (JSC). Itu berstandar internasional dan itu
sudah mulai digarap. “Jadi, pemikiran kita seusai SEA Games nanti,langsung ke
masalah itu,”katanya.
Menurutnya,
pergantian nama itu bukan masalah urgent atau tidak urgent, tetapi barangkali, sebaiknya
sekarang ini fokus dulu soal venue.
”Barang nya saja belum jadi, mau dibuat nama, ya nggak lah. Kita, fokus dan selesaikan SEA Games dululah,” tegasnya.
”Barang nya saja belum jadi, mau dibuat nama, ya nggak lah. Kita, fokus dan selesaikan SEA Games dululah,” tegasnya.
Usulan pergantian nama stadion, sebelumnya didengungkan Ketua Koni Sumsel Muddai Madang. Awalnya, usulan itu muncul sebagai tanda terima kasih masyarakat Sumsel kepada Presiden SBY, yang sangat mendukung Sumsel sebagai penyelenggara SEA Games, terutama sebagai tempat pembukaan dan penutupan.
“Ini kepercayaan yang besar diberikan Presiden SBY kepada masyarakat Sumsel. Jadi, ini merupakan bentuk terima kasih kita. Tetapi ini baru usulan,” ungkap Muddai, seraya mengakui, bahwa usulan ini belum sampai ke Presiden SBY. (sir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar