Kamis, 25 November 2010

Aura Musi, Satukan Perupa Nusantara dan Musi




Palembang:

Musi, sebagai sungai bukan sekadar memberikan inspirasi yang bisa ditorehkan di atas kanvas. Lebih dari itu, sungai yang juga merupakan bagian dari aliran batanghari sembilan itu telah melahirkan seniman yang kemudian di kenal di nusantara. Sebut saja, Amri Yahya yang disusul oleh seniman lainnya.

Bagaimana jika seniman nusantara dan perupa di aliran Musi dipadukan dalam satu panggung?

Ini bisa dinikmati di Pameran bertajuk ”Aura Musi” yang digagas Galeri Nasional sejak Senin (21/11) hingga Sabtu (27/11) mendatang di Hall Ida Bayumi, Kampus Universitas IBA Palembang.

Meski tak seramai pasar malam, pameran ini paling tidak menyampaikan pesan-pesan dari seniman yang lahir dan berkarya di sepanjang Musi dan Batanghari Sembilan. Gambaran lokal ini bukan hanya ditampilkan seniman lokal tetapi juga mereka yang sudah lebih dahulu ’naik daun’ seperti Amri Yahya. Tetapi juga perupa-perupa muda seperti Edo Pop, Syahrizal Pahlevi, Ronald Aprian, Askanadni, dan lain-lain. Tercatat ada 25 seniman muda memamerkan karyanya.


M Agus Burhan, kurator Galeri Nasional dalam ’buku suci pameran’ menulis bahwa even ini bermaksud menghadirkan wajah seni lukis modern indonesia sekaligus membangkitkan potensi seni rupa modern di daerah setempat. Palembang, merupakan daerah kesekian setelah Medan, Manado, Balikpapan, dan Ambon yang dihampiri.

Melalui pameran ini, menurutnya, seniman nasional yang selama ini hanya dikenal lewat buku, media massa, dan informasi dunia maya, kini benar-benar bisa disapa secara langsung.

Supaya energi kreatifnya menular ke daerah, maka dipadupadankanlah karya menasional yang monumental dengan karya seniman di aliran Musi. Sehingga nantinya, nusantara dan Musi saling bersinergi, saling menularkan auranya.
Masyarakat lah nanti yang akan merasakan auranya. Maka, tak heran kalau pengunjung pun banyak yang mengabadikan diri mereka bersama karya-karya di arena pameran. Bukan hanya lukisan-lukisan yang telah berumur dan dikenal, tetapi juga lukisan-lukisan yang muncul kemudian.

Memang ada sedikitnya 80 lukisan dipamerkan. Baik koleksi pilihan galeri nasional maupun karya para perupa Sumsel.

Di dinding sebelah kiri dekat pintu masuk ada tiga lukisan karya pelukis terkenal tanah air. Lukisan pertama berjudul “Kakak dan Adik” karya almarhum Basoeki Abdullah. Lukisan cat minyak pada kanvas berukuran 65 x 79 cm itu, memperlihatkan sang kakak mendukung adiknya, begitu hidup dan seolah nyata. Pada keterangan lukisan tertera, tahun pembuatan 1978. Di sebelahnya, ada lukisan berjudul “Ibu Menjahit “ karya pelukis S Sudjojono.
Lukisan yang telah berumur 75 tahun ini diabadikan di atas kanvas 55,5 x 71 cm. Dengan cat minyaknya, S Sudjojono melukiskan sosok seorang ibu sedang duduk di atas sebuah kursi dan fokus menjahit. Ciri yang menandakan jaman dulu terlihat jelas, dimana sang ibu rambutnya disanggul, mengenakan kain dan kebaya.
Di sisinya dipajang karya Affandi “Bunga Matahari I”. Cukup besar, 100 x 170 cm, dibuat tahun 1974 dengan cat minyak dan dominasi warna kuning. Sementara, di dinding kanan depan, ada lukisan “Potret Diri” karya Haryadi Selobinangun berukuran 120 x 90 cm yang dibuat tahun 1962.
Perupa Sumsel, misalnya Amri Yahya, karya yang dipilih dari koleksi Galeri Nasional cukup tua bertahun 1963, dengan judul Lebak. Lukisan cat minyak. Karya almarhum kelahiran Ogan Ilir yang 2001 lalu mendapat honor causa dari Universitas Negeri Yogyakarta cukup menarik perhatian.

Begitu juga karya-karya lainnya dengan objek yang bervariasi. Mulai dari objek manusia yag ditangkap dan dialihkan ke kanvas, seperti “Menunggu I” karya D’maah yang menggambar sosok lelaki di aliran Sungai Musi dengan latar rumah rakit. Armada Ms, dengan lukisan Mei 98 yang menggambarkan realitas wajah memelas di balik sobekan kain yang berdarah. Lalu ada Heru Andriansyah yang menggoreskan suasana di kesultanan dalam lukisan berjudul Mengatur Strategi. Yulis Armita, dengan kreativitasnya menorehkan pena di atas kertas berupa tubuh dengan darah di dadanya berjudul ”Kesia-siaan” dan ”My First Baby” berupa rahim yang digambarkan berupa lingkaran berisi calon putrinya.
Gambaran kehidupan Palembang juga dipatrikan pelukis lainnya, seperti Rahman R hambour yang merekam kondisi banjir yang sudah biasa di kota Palembang berjudul ”Banjir Bukan Penghalang” sepasang bocah pelajar SD mengangkat celana pendek dan roknya ketika melintas banjir. Seragam putih merahnya begitu hidup. Lalu Fariz Fahlevi Akbar mengabadikan kebiasaan masyarakat menjadikan Musi sebagai MCK (mandi cuci dan kakus). Pelajar SMAN 8 Palembang ini memberi judul lukisannya ”Tak Lagi di Musi”.
Unsur budaya dan tradisi juga direkam perupa Musi, seperti Halimatus Sa’diyah yang memberi judul ”Misteri Pulau Kemaro” atas lukisannya menggunakan akrilik yang menggambarkan suasana Pulau Kemaro yang memang penuh legenda. Bersama Suparman S, memang siswa SMA Sampoerna ini berhasil mengabadikan pulau kemarau. Meski sudut pandangnya berbeda.
Lalu ada Emielson Saparudin yang memajang lukisan kehidupan Musi lengkap dengan rumah rakit dan Jembatan Ampera. Judulnya tegas, ”Permukiman Pinggiran”. Tempat ibadah di tepi Sungai bisa dinikmati dalam lukisan Nawir Mc Pitt bertitel Mesjid di tepi Batanghari”. Ada mesjid lalu ada perahu ketek berwarna hitam-putih..
Lukisan abstrak juga terlihat meramaikan even ini. Misalnya Muhamad Natsir dengan ”Deja Vu”-nya, Askanadi melalui ”Untitle”, Ronald Apriyan melalui ciptaannya berjudul Lonely Judge” berupa sebatang palu. Lalu ada ”Sungaiku yang Hilang” karya Rudi Maryanto, Edy Fahyuni dengan ”Bahayo Nang#1”. Fajar Agustono memberi judul lukisannya ”Satu Kita kalah, Bersatu kita Menang”, M Azizi Al Majid ”Di Bawah Jembatan Ampera” dan Baharizki Talibrata dengan ”Ikan-Ikan I” nya.
Amrul Hiban cukup berbeda melalui lukisan berjudul ”Kebiasaan di Dusun”. Ada ’sehekap’ alat penangkap ikan terbuat dari rotan, ada kotak-kotak hitam bak papan catur, ada manusia menaiki tangga, lalu ada buah dadu.

Bagi mereka yang berkesempatan hadir di pameran ini, memang akan cukup puas. “Kami bawa 25 lukisasaann karya pelukis Indonesia yang menjadi karya pilihan Galeri Nasional,”ungkap Kepala Galeri Nasional Indonesia, Tubagus Andre Sukmana.
A Erwan Suryanegara, selaku pendamping kurator mengatakan, dalam pameran ada 25 perupa Sumsel yang ikut ambil bagian. Setiap perupa menampilkan minimal satu dan maksimal tiga karya senirupa yang lulus seleksi. Hingga 27 November mendatang, ada beberapa rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan memeriahkan pameran ini. Tiara Putri Utami, pelajar SMAN Sumsel melengkapi pameran dengan karyanya tiga uit perahu kajang yang dibuat dari batang pohon kelapa
Musi terus mengalir, auranya bisa diabadikan di atas kanvas. Pelukis akan terus berkarya seiring arus Musi yang akan berlabuh ke laut yang luas. (sh/muhamad nasir)

Minggu, 21 November 2010

Fun Mountea Digelar di Palembang

Palembang:
Mountea sebagai salah satu merek produk minuman unggulan dari GarudaFood, kembali akan menggelar roadshow Mountea Fruition di Palembang setelah sebelumnya sukses diselenggarakan di kota Semarang (10/10), Banjarmasin (17/10), Makassar (24/10), Yogyakarta (31/10), Bali (7/11) dan Surabaya (14/11). Event ini akan dilaksanakan pada Minggu, 21 November 2010 di Lapangan Parkir Palembang Trade Centre (PTC) mulai pukul 06.30 WIB dan akan dimeriahkan oleh band Vierra selaku Brand Ambassador Mountea.

Palembang merupakan kota ke-tujuh dari total 8 kota roadshow dan selanjutnya, event serupa juga akan digelar di Bandung pada tanggal 28 November 2010. Event Mountea Fruition ini akan diawali dengan kegiatan Jalan Sehat oleh seribu peserta, dilanjutkan dengan lomba mewarnai untuk tingkat TK hingga SD, serta pentas seni dan unjuk bakat dari remaja SLTP dan SMA. Di penghujung acara, akan ada prosesi launching/peluncuran produk Mountea Starfruit dan berakhir dengan penampilan dari Kevin Aprilio, Widy Soediro Nichlany, Raka Cyril Damar, Satryanda Widjanarko serta Deryansha Azhary.

“Mountea rasa buah Belimbing merupakan yang pertama di Indonesia, kami yakin konsumen kami akan mendapatkan pengalaman berbeda yang eksotis, dengan varian baru Mountea ini”, ujar Senior Brand Manager Mountea Erwin Panigoro dengan penuh optimis.

Mountea Fruition merupakan salah satu bentuk apresiasi Mountea kepada pedagang, baik grosir, semi grosir maupun retail yang telah mempromosikan dan menjual produk Mountea sehingga bisa dijangkau oleh konsumen. Juga tidak ketinggalan, para konsumen loyal Mountea yang meliputi anak-anak, remaja dan dewasa.


Untuk setiap penjualan Mountea nilai tertentu yang dilakukan oleh grosir, semi grosir dan retail, baik pedagang maupun konsumen akan mendapatkan kupon yang akan diundi pada acara Mountea Fruition yang diadakan di 8 kota tersebut. Pada event ini juga akan diluncurkan produk Mountea cup dengan promo gosok-gosok yang memperebutkan hadiah menarik dengan total ratusan juta rupiah. Promo ini digelar oleh Mountea secara nasional untuk item tertentu sampai dengan bulan Juli 2011.

Mountea merupakan salah satu merek produk minuman unggulan dari GarudaFood, sebuah perusahaan industri makanan dan minuman terkemuka di Indonesia. Mountea merupakan pionir sekaligus market leader dalam kategori minuman teh dalam kemasan dengan rasa buah yang sangat disukai konsumen dari pelbagai kelompok umur dan status sosial. Sejak diluncurkan lima tahun silam, kini Mountea telah hadir dalam beragam varian rasa yang terbukti begitu disukai konsumen, antara lain : Mountea rasa apel, blackcurrant, guava, stroberi, leci, buah persik dan teh manis.

Keseriusan GarudaFood menggarap pasar minuman teh dalam kemasan mendapat pengakuan antara lain dari : Indonesian Best Brand Award (IBBA) empat tahun berturut-turut (2007-2010) dari MARS & Majalah SWA, Top Brand Award dari Frontier Marketing Research & Majalah Marketing, serta Word of Mouth Marketing Award (WOMM) dari majalah SWA (Juni 2010).

Kamis, 11 November 2010

108 Kesultanan Hadiri Festival Kesultanan Nusantara di Palembang


Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin dari Keraton Palembang Kamis (11/11) memberikan pengarahan kepada para 400 laskar keraton Kesultanan Palembang Darusalam yang akan turut menyukseskan Festival Keraton Nusantara (FKN) VII di Palembang, 26-28 November mendatang.


Palembang:

Sedikitnya 108 keraton/kesultanan memastikan menghadiri dan meramaikan Festival
Keraton Nusantara (FKN) VII di Palembang, Jumat– Minggu (26–28/11).

Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin Kamis (11/11) mengungkapkan, selain berasal dari keraton di nusantara, beberapa keraton/kesultanan dari negara tetangga seperti Kesultanan Sulu (Filipina), Kesultanan Serawak (Malaysia), dan Kesultanan Brunei Darussalam juga akan ambil bagian pada even kali ini.

“Panitia sudah mendapat komitmen mereka akan hadir pada FKN di Palembang.
Mengusung tema “Revitalisasi Peran Keraton dan Lembaga Adat Nusantara dalam Memperkokoh Ketahanan Budaya Bangsa”, ajang pertemuan keraton se- Nusantara kali ini akan mem-fokuskan pembahasan bagaimana mengembalikan nilai-nilai luhur bangsa ini yang mulai meluntur.

“Begitu banyak permasalahan muncul di negeri ini sekarang. Tawuran dan aksi anarkis setiap hari terjadi. Kekompakan, gotong royong, kesetiakawanan, dan kebersamaan yang menjadi nilai luhur bangsa ini seolah menghilang ditelan globalisasi. Itulah yang ingin diperbaiki bersama melalui lembaga adat ini,”tukasnya.



Dirikan Koperasi

Sultan Iskandar menambahkan, pada musyawarah besar (mubes) juga akan dibahas pembentukan wadah tunggal dari forum keraton dan lembaga adat yang tersebar di nusantara ini. Selain itu akan dibahas pula pembentukan koperasi raja/sultan nusantara untuk menggerakkan ekonomi kerakyatan.

Berbagai persoalan lainnya, menurut Ketua Panitia Ismet Nur Asni, akan dibahas dalam festival ini. Di antaranya peran keraton dan lembaga adat dalam memperkokoh ketahanan budaya bangsa dan menetapkan tuan rumah FKN VIII.

Untuk meramaikan festival ini, sebanyak 3.000 prajurit keraton se-Nusantara akan mengikuti even yang bakal digelar di Palembang, Jumat– Minggu (26–28/11).

FKN nanti akan dipusatkan di Plasa Benteng Kuto Besak (BKB) dan Museum Sultan Mahmud Badaruddin II. Festival ini menurut dia, terbuka untuk umum. Saat festival berlangsung akan ditampilkan berbagai keunikan budaya yang dimiliki masing-masing keraton.

“Akan ada pameran benda pusaka masing-masing keraton. Nanti juga akan ada kirab agung prajurit keraton lengkap dengan atribut dan ciri khas masing-masing keraton pada 27 November,” katanya.

Diungkapkan Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin, masyarakat Palembang patut berbangga dengan adanya even ini. Pasalnya, FKN VII ini baru pertama kali dilaksanakan di pulau Sumatera. “Kesultanan Palembang sudah lebih dari 183 tahun vakum karena berbagai permasalahan. Namun saat ini kami berusaha bangkit dan alhamdulillah, bisa muncul kembali dan membangun kembali tatanan adat istiadat dan kebudayaan di Palembang. Kesuksesan kami menjadi tuan rumah yang baik nantinya, tentu tidak lepas dari peran serta masyarakat Palembang,” tutur Sultan Iskandar.

Berbagai persoalan lainnya, menurut Ketua Panitia Ismet Nur Asni, akan dibahas dalam festival ini. Di antaranya peran keratin dan lembaga adapt dalam memperkokoh ketahanan budaya bangsa, deklarasi persaudaraan raja/sultan dan lembaga adat nusantara menjadi wadah tunggal yang bernama Persaudaraan raja/sultan adat nusantara. (sir)

Selasa, 09 November 2010

Dualisme Plh Bupati Muba Gubernur: Masak Bupati Ngangkat Bupati

Palembang:

Polemik dualisme Pelaksana Harian (Plh) Bupati Muba saat bupati dan wakil bupati definitif naik haji ditanggapi dingin oleh Gubernur Sumsel, H Alex Noerdin.

Menurut mantan Bupati Muba ini, ”Kan aneh, masak bupati kok bisa ngangkat bupati. Itu saja,” ujarnya singkat ketika ditemui usai melepas pengiriman bantuan untuk bencana Merapi, Selasa pagi (10/9) di Halaman Kantor Gubernur Sumsel.


Sebelumnya, Wagub H Eddy Yusuf menilai langkah yang diambil Bupati Musi Banyuasin (Muba) H Pahri Azhari yang mengeluarkan surat keputusan (SK) No 820/2195/BKD. Diklat/ 2010 terkait penunjukkan Asisten III Setda Muba Yuliansyah sebagai pelaksana harian (Plh) Bupati Muba menyalahi prosedur.

”Kalau penunjukkan Plh Bupati yang berhak menunjuk adalah Gubernur, bukan bupatinya. Sudah jelas aturannya dalam administrasi pemerintah bahwa Gubernur itu wakil dari pemerintah pusat di daerah.Gubernur bisa menunjuk langsung Plh bupati yang diketahui Mendagri atau pemerintah pusat,” ungkap Eddy Yusuf di ruang kerjanya kemarin.

Eddy menegaskan, saat ini Plh yang benar adalah sesuai SK Gubernur Sumsel H Alex Noerdin dan tidak ada dualisme kepemimpinan Plh di Pemkab Muba. Untuk itu, Eddy mengimbau jajaran Pemkab Muba mematuhi aturan yang berlaku.

”Kita semua tahu bahwa Bupati dan Wakil Bupati Muba pergi haji. Seharusnya bupati sebelum pergi haji lapor atau mengusulkan nama Plh.Apakah Plh Sekda-nya atau siapa. Nanti menyetujui atau mengeluarkan SK penetapan Plh Bupati Muba kembali ke Gubernur Sumsel,”tandasnya.

Hal senada disampaikan PltSekda Provinsi Sumsel Yusri Effendi Ibrahim. Menurutnya, Plh Bupati Muba yang sah adalah Ikhwanuddin sesuai surat keputusan Gubernur Sumsel. ”Kalau secara aturan, jika bupati menunaikan haji maka wabup menjadi Plh bupati.Gubernur Sumsel merupakan perpanjangan tangan pemerintah pusat berhak memiliki kewenangan mengeluarkan SK penunjukkan Plh Bupati Muba,” tandasnya kemarin.

Benar

Sementara itu, Ketua DPRD Muba Uzer Effendi mengakui surat keputusan(SK) Bupati Muba H Pahri Azhari yang menunjuk H Yulianyah (Asisten III) sebagai Plh Bupati Muba.”SK yang dikeluarkan Bupati Muba dasar pembuatannya jelasdan sesuai petunjuk Kemendagri. Artinya SK yang dikeluarkan bupati ada dasarnya.Tidak harus gubernur yang menunjuk Plh Bupati, cukup Bupati saja,”ujarnya kemarin Menurutnya, penunjukkan Ikhwanudin yang dilakukan Gubernur Sumsel Alex Noerdin sebagai Plh Bupati Muba dianggap bermasalah. Pasalnya, Ikhwanudin merupakan pegawai Pemkab Muba yang dianggap bermasalah sehingga ditugaskan di Pemprov Sumsel oleh Gubernur.

”Jadi saat ditarik ke Pemprov Sumsel,Ikhwanudin tidak melalui prosedur administrasi. Artinya ketika ditunjuk menjadi Plh Bupati Muba dianggap bermasalah,” jelas Uzer. Sedangkan Plh Bupati Muba Ikhwanudin yang ditunjuk Gubernur Sumsel, hingga kemarin tetap berkantor di lingkungan Pemkab Muba.Hanya saja, dia tidak memiliki ruang kerja layaknya pejabat Pemkab Muba.

Berdasarkan informasi, Ikhawanuddin, kemarin melakukan kunjungan kerja(Kunker) ke Desa Sarake Kecamatan Babat Toman Kabupaten Muba untuk melihat langsung kondisi jalan yang putus yang menghubungkan Muba dengan Lubuk Linggau. Hanya saja kunker yang dilakukan Ikhwanudin tanpa diikuti pejabat Pemkab Muba. (sir)

Dua Plh Bupati di Muba, Saat Bupati Naik Haji

Palembang:
Kapal, tak boleh ada dua nakhoda. Di pemerintahan pun, tak boleh ada dua pemimpin, staf dan rakyat bias bingung. Itulah yang terjadi di Musibanyuasin, Sumsel. Saat bupati dan wakil bupati melaksanakan ibadah haji, ada dua pengganti bupati.
Yang satu, bekerja atas dasar penunjukan Bupati Muba H Pahri Azahri. Sementara yang lainnya, berpegangan pada SK yang dikeluarkan Gubernur Sumsel, H Alex Nurdin.
Bupati Muba Pahri Azhari menunjuk Plh, dalam hal ini Asisten III Setda Muba Yuliansyah sesuai SK Bupati Muba No 820/2195/BKD.Diklat/2010.

Sementara Gubernur Sumsel Alex Noerdin menunjuk Ikhwanuddin sebagai Plh Bupati Muba seperti yang tertuang dalam radiogram No 800/ 192/BKD. II/2010 tanggal 2 November 2010.

Yuliansyah informasinya terlihat hadir dalam rapat dengar pendapat di DPRD Muba Senin (8/11) selaku Plh Bupati Muba. Sebelumnya, dalam apel pagi di halaman Pemkab Muba, Plt Sekda Muba Muchamad Hanafi juga dengan tegas menyatakan, Plh Bupati Muba adalah Yuliansyah sesuai SK Bupati Muba.

Siang harinya, sekitar 400 orang menggelar aksi menolak kehadiran Plh yang direkomendasikan Gubernur Sumsel Alex Noerdin. Demonstran yang mengatasnamakan Rakyat Muba 11 Kecamatan itu membuat pernyataan berisi penolakan terhadap Plh Bupati Muba yang ditunjuk Gubernur Sumsel, dan menerima siapa pun Plh bupati yang ditunjuk H Pahri Azhari.Pernyataan ini diserahkan kepada Ketua Komisi I DPRD Muba Anwar Hasan.

Sementara Ikhwanuddin kemarin memberitahukan radiogram penunjukan Plh Bupati Muba dari Gubernur Sumsel ke Pemkab Muba. Dia berharap agar penunjukan dirinya tidak disikapi secara politis.

Sebab, Plh bupati ditunjuk agar tidak terjadi kekosongan pemerintahan. Dia juga meminta warga dan pegawai Muba tidak bingung.

Kedatangan Ikhwanuddin ke Kantor Bupati Muba sendiri tidak disambut satu pejabat pun.Dia terlihat duduk di ruang tunggu Asisten I hingga bel tanda jam kerja berbunyi. Tak lama bel berbunyi, Asisten I Sohan Madjid datang ke ruangannya. Jadi, Ikhwanuddin bisa memberitahukan perihal penunjukan dirinya sebagai Plh Bupati Muba kepada Sohan Madjid. Dia bersikeras tetap akan berkantor di Muba selaku Plh Bupati Muba hingga masa tugasnya berakhir.

Dalam radiogram yang dipegangnya, disebutkan tugasnya akan berakhir hingga Bupati dan Wakil Bupati Muba selesai menjalankan ibadah haji. Untuk urusan rumah tinggal atau rumah dinas selama dirinya menjadi Plh Bupati Muba, Ikhwanuddin tak ambil pusing.

Beginilah, kalau ada dua pemimpin. Meskipun tugasnya tak prinsip, entah bagaimana pembagian kerja di kala mereka harus menghadiri acara yang sama. Atau, apa yang harus dilakukan staf tatkala keduanya memberikan perintah yang berbeda, misalnya. (muhamad nasir)

Senin, 08 November 2010

Tiang Ampera Ditambah

Palembang:

Menyusul kebakaran di bawah Jembatan Ampera beberapa waktu lalu, Pemerintah menambah dua tiang baru penyangga jembatan yang membelah Sungai Musi tersebut.

Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Pesertasi Jembatan Ampera,Rusman akhir pekan lalu mengatakan, penambahan tiang penyangga dimaksudkan untuk menambah kekuatan struktur jembatan. Keputusan penambahan ini sendiri merupakan rekomendasi dari hasil penelitian tim Kementerian Pekerjaan Umum (PU), setelah mengecek kondisi jembatan yang dibangun 1960 lalu ini.

“Tiang tambahan itu telah dipasang di antara pasang di antara baris tiang beton ke 6 dan ke 7 bila dihitung dari arah Sungai Musi. Pondasinya sudah selesai, tinggal buat konstruksinya,” ujar Rusman.. Konstruksi tiang tambahan ini, diperkirakan baru akan selesai pekan depan. Pasalnya saat ini, kata Rusman, pihaknya masih menunggu pengiriman kelengkapan bahan kontruksi tiang.

Setelah tiang penyangga selesai dibangun, lanjut Rusman, akan dilakukan loading test (tes ketahanan) untuk mengukur kemampuan jembatan menerima beban. “Jika hasilnya, bagus tidak perlu ada penambahan tiang lagi,” imbuhnya.

Rusman mengatakan, selain membuat tiang penyangga, saat ini pekerjaan pemeliharaan jembatan Ampera terus dilakukan. Berupa perbaikan dimensi dengan melakukan injeksi anti gravitasi pada diafragma jembatan dan melakukan perbaikan struktur pada tiang penyangga jembatan yang berada di bawah bagian jembatan eks kebakaran pasar 7 Ulu.

Sementara itu, pakar struktur beton dan baja Unsri, Dr. Anis Saggaf mengatakan penambahan tiang penyangga di bawah jembatan Ampera harus memperhatikan konstruksi jembatan, apakah terbuat dari baja atau plat beton. Jika struktur jembatan terbuat dari baja, dia menilai penambahan tiang tersebut akan berjalan efektif. “Tapi kalau dari plat beton harus dilihat lagi pembesiannya,” ujarnya.

Dijelaskan dia, jika pembesian jembatan Ampera terbuat dari plat beton harus ditinjau apakah pembesianya ganda atas dan bawah atau hanya pembesian tarik saja. Menurutnya, kalau sistem pembesian jembatan hanya tarik maka penambahan tersebut justru akan berbahaya. “Sistem tarik tekan harus dipertimbangkan dan untuk mengetahuinya dapat dengan cara melihat gambar pembesian jembatan,” paparnya. (sir)

Minggu, 07 November 2010

Mobil Dinas Wawako Palembang Salahi Aturan

Seputar Indonesia, Monday, 08 November 2010

PALEMBANG– Anggota Komisi I DPRD Kota Palembang,Fatahillah Chan menilai mobil dinas (mobnas) yang digunakan Wakil Wali Kota (Wawako) Palembang,Romi Herton melanggar dua aturan,yakni Permendagri 7/2006 dan Keppres 80/2003.

Menurut Fatahillah, dalam lampiran pasal 14 permendagri 7/ 2006 ditegaskan mobnas yang digunakan wali kota berkapasitas 2.500 cc untuk kendaraan jenis sedan dan 3.200 cc untuk jenis jeep. Sedangkan wakil wali kota atau wakil bupati kapasitas silindernya maksimal 2.200 cc untuk jenis sedan dan 2.500 cc untuk jenis jeep. “Sementara yang digunakan beliau (wakil wali kota) selama ini Pajero Sport berkapasitas 3.300 cc, di sini saja sudah jelas pelanggarannya,” ujar Fatahillah di Palembang, kemarin.

Fatahillah lantas mempertanyakan dari nama asal dan siapa yang memberikan kewenangan Wawako untuk menggunakan kendaraan tersebut.Terlebih lagi dirinya mendapatkan laporan bahwa,pembelian kendaraan ter sebut dilakukan saat pengadaannya belum ditenderkan serta anggaran yang ada belum disahkan. “Proses pengadaan ini juga telah menyalahi aturan. Khusus pengadaan mobnas sesuai dengan Keppres No 80 tahun 2003 tentang pengadaan barang dan jasa harus dilakukan secara tender.

Makanya itu, kita pertanyakan siapa yang mengesahkannya, dari mana asalnya dan anggarannya,” sesal Fatahillah. Sementara untuk mobnas yang digunakan wali kota, menurut Fatahillah tidak bermasalah. Meskipun menggunakan mobil jenis minibus Toyota Alphard, kapasitas silinder mobnas wali kota, masih sesuai ketentuan, yakni sekitar 2.500 cc. “Kita tidak mempersoalkan itu.Sebab beliau (wako) sudah sesuai dengan peraturan,”katanya.

Melihat kondisi tersebut, selaku wakil rakyat, dirinya meminta aparat berwenang untuk memantau setiap anggaran yang digunakan pejabat di lingkungan pemkot setempat. Bahkan jika memang menyalahi peraturan, dirinya mendesak kepada pihak yang berkompeten untuk melakukan pengusutan. “Kalau memang terbukti menyalahi hukum tentunya harus diproses. Jangan dibiarkan seperti itu.Kita minta kepada pejabat untuk bertindak,”tegasnya.

Hingga berita ini diturunkan, belum berhasil diperoleh konfirmasi langsung dari wakil wali kota, Romi Herton. Berulangkali berusaha menghubungi, telepon selular Romi dalam keadaan tidak aktif. Hal yang sama terjadi dengan telepon genggam milik sekretaris daerah (sekda), Husni Thamrin. SINDO pun mencoba untuk menggali informasi tentang mobnas ini ke Kepala Bagian (Kabag) Keuangan, Hoyien.

Kendati mengetahui keberadaan mobnas tersebut saat ini tengah digunakan Romi, namun Hoyien mengaku tidak mengetahui secara persis terkait mobil tersebut. “Untuk urusan (mobnas) ini, kita ada bagian masing-masing.Silahkan konfirmasi langsung ke Bagian Perlengkapan,” ujar Hoyien singkat. Sayangnya saat mencoba menghubungi Kepala Bagian (Kabag) Aset Perlengkapan dan PAD Setda Kota Palembang, Faizal AR yang bersangkutan tengan melaksanakan ibadah haji di tanah suci Mekkah. (andhiko tungga alam)

Jumat, 05 November 2010

Sumsel untuk Mentawai







Gubernur Sumsel H Alex Noerdin, Minggu (31/10) melepas bantuan untuk Korban
Tsunami Mentawai di Halam Badan Penanggulangan Bencana Nasional Sumatera Selatan
(BPBN-Sumsel)

Foto : Dok Humas Pemprov Sumsel/Untun

SUMSEL RAIH Pelayanan Terpadu Satu Pintu AWARD


Gubernur Sumsel H alex Noerdin menerima penghargaan PTSP dari BKPM diserahkan oleh Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Kamis (4/11) di Jakarta. (foto humas pemprov sumsel: untung)





Sumatera Selatan, Kamis (4/11) ditetapkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sebagai Provinsi terbaik kedua Nasional setelah Jawa Timur dalam program Pelayanan Terpadu Satu pintu (PTSP) Bidang Pelayanan dan Perizinan Penanaman Modal.

Penetapan itu berlangsung di Kantor BKPM Jalan Gatot Subroto Jakarta pada acara penganugerahan PTSP Award.

Hadir dalam Kesempatan itu selain Kepala BKPM Gita Wiryawan juga Menko
Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Perindustrian MS Hidayat, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan dan Menteri Negara Pemberdayaan aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) EE Mangindaan.

Untuk Penghargaan itu sendiri diserahkan Menko Perekonomian Hatta Rajasa kepada Gubernur Sumsel H Alex Noerdin disaksikan Kepala BKPM Gita Wiryawan.

Menurut Menko Perekonomian Hatta Rajasa dalam sambutanya mengatakan pihaknya memberikan apresiasi yang tinggi kepada BKPM dan para Gubernur, walikota dan Bupati Penerima Penghargaan. Karena Menurutnya ini adalah hasil kerja keras para Kepala Daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya pada sektor penanaman modal dan investasi,Karena Investasi akan mendorong laju pembangunan di daerah.

Selanjutnya dikatakan Hatta selama ini masih ada sebagian masyarakat yang menganggap usaha Pemerintah dalam melaksanakan pembangunan belum maksimal bahkan tidak berhasil itu tidak benar. Karena menurutnya indikator keberhasilan pembangunan sudah jelas diantaranya dengan tingkat pengangguran dan kemiskinan yang semakin berkurang dan daya beli
masyarakat yang terus mengalami peningkatan.

"Jadi saya rasa tidak benar kalau dikatakan pemerintah tidak berhasil dalam
melaksanakan pembangunan, karena indikator keberhasilan itu jelas sekali"ujar
Hatta. Oleh karena itu Pemerintah akan terus mendorong iklim investasi yang sehat, yang akhirnya akan bermuara pada peningkatan ekonomi rakyat sehingga daya beli masyarakat pun akan meningkat.

Sementara itu Gubernur Sumsel H Alex Noerdin melalui kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Sumsel Permana mengatakan Penghargaan ini milik Sumatera Selatan dan dengan penghargaan ini kiranya kedepan diharapkan sistem pelayanan Publik di Sumsel akan lebih meningkat tentunya dengan terus memperbaiki Sumber Daya Manusia (SDM) dengan memperbanyak personil yang mampu berbahasa Inggris dan melengkapi sarana dan prasarana seperti gedung yang mudah dijangkau oleh masyarakat maupun kalangan usaha serta melengkapi IT yang sudah ada.
Selanjutnya masih menurut Permana pihaknya juga merencanakan untuk
memiliki satu unit mobil Pelayanan Terpadu Satu Pintu untuk sistem pelayanan Mobile.
"Jadi kita bisa langsung ke masyarakat istilahnya jemput bola' tukas
Permana. Sementara itu walikota Palembang dalam kesempatan itu juga menerima penghargaan berupa Piagam Penghargaan 10 besar PTSP Kategori Kota se Indonesia.




Gubernur Sumsel H Alex Noerdin dan wako palembang Eddy Santana Putra usai menerima penghargaan. (foto humas pemprov sumsel: untung)

Kamis, 04 November 2010

1.600 Honorer Pemkot Belum Gajian

Palembang:

Sebanyak 1.600 tenaga honorer di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang sejak dua bulan terakhir belum menerima gaji bulanan.


Sebelumnya, honor sebesar Rp600.000 tersebut diterima rutin setiap bulan. Meski demikian, para honorer ini tak berani mempertanyakan .

Seorang tenaga honorer yang tidak ingin disebutkan namanya mengakui, gaji tersebut belum diterima sejak September lalu. Dia dan teman-temannya mengaku tidak berani mempertanyakan hal itu. ”Kami sudah menunggu pada September,tapi ternyata hingga Oktober gaji tersebut belum cair. Kami harap pemerintah segera mencairkannya,” kata dia di Palembang Kamis (4/11).

Walikota Plembang H Eddy Santanaputra mengakui belum dibayarkannya tenaga honorer tersebut. Menurutnya, belum dibayarkannya gaji honorer tersebut hanya persoalan teknis. Masih dibahas di DPRD. ”Kalau sudah disetujui akan langsung dibayar,” tegasnya.

Kepala Bagian (Kabag) Keuangan Setda Kota Palembang M Hoyin beralasan, tertundanya pembayaran tersebut karena belum disahkannya Anggaran Belanja Tambahan (ABT) 2010. Dia berjanji pembayaran gaji honorer akan dilakukan setelah ABT disahkan. Menurut Hoyin, gaji yang belum dibayar tersebut tetap akan dirapelkan bersamaan dengan pembayaran gaji bulan berikutnya.(sir)

Ribuan Rumah Warga Terendam Banjir

Palembang

Ribuan rumah di berbagai wilayah di Palembang Kamis (4/11) terendam banjir akibat hujan deras yang turun cukup lebat sebelumnya. Hingga Jumat pagi, banjir masih merendam rumah warga.

Hujan deras yang disertai petir yang turun sepanjang Rabu (3/11) hingga Kamis pagi menimbulkan kawasan Sekip, Lorok Pakjo,Pahlawan,Lorong Muhajirin V,Jalan POM IX,dan kawasan lain di Ilir Barat I dan Ilir Timur I kembali terendam. Bahkan,banjir yang terjadi kemarin memaksa pengelola SD Negeri 178 di Mayor Salim Batubara meliburkan sebagian siswanya.

Seorang guru SD Negeri 178 yang tak mau disebutkan namanya mengatakan, kebijakan tersebut diambil karena ruang belajar yang berada di lantai dasar digenangi air setinggi lutut anak-anak.

Dikhawatirkan, kondisi tersebut akan mengganggu kenyamanan dan mengancam kesehatan siswa. “Murid yang diliburkan ini khusus untuk mereka yang berada di ruang bawah,mulai kelas 1 hingga 3. sementara murid yang belajar di kelas atas (lantai II) tetap belajar sebagaimana mestinya,” ujar guru tersebut.

Banjir juga merendam pasar dan pemukiman warga di kawasan Kebun Semai, Sekip.Di kawasan itu, genangan air sudah setinggi lutut orang dewa-sa. Rohman (25), seorang warga, mengatakan,banjir mulai terjadi sekitar pukul 04.30 WIB kemarin. Banjir tersebut diduga disebabkan luapan air Sungai Bendung yang tak mampu menampung air dalam jumlah besar. “Jam setengah lima, air sudah mulai masuk, untung kami sudah siap, sebelum air masuk, barang-barang sudah dipindah ke lantai dua atau diganjal,” ujar Rohman

Sekretaris Camat Ilir Barat (IB) I H Gia Vermascu mengungkapkan, pihaknya sudah menerima laporan langsung dari lurah di wilayahnya terkait banjir yang melanda. Untuk melakukan pengecekan, petugas kecamatan juga telah diterjunkan langsung untuk meninjau lokasi banjir. Dengan begitu, pihaknya dapat segera meng-update perkembangan informasi banjir yang terjadi di pemukiman warga tersebut.

“Kami menerima banyak laporan seperti dari Lurah. Bukit Baru, Lorok Pakjo, Bukit Lama, dan Demang Lebar Daun. Sedangkan satu kelurahan yakni Siring Agung belum ada laporannya. Laporan tersebut terkait banyaknya titik-titik lokasi banjir,” jelasnya.

Kepala Dinas PU Bina Marga dan PSDA Kota Palembang Kira Tarigan mengatakan, untuk mengatasi banjir,pihaknya telah melakukan pembersihan anak sungai.

Pihaknya juga akan memasang kembali tujuh pompa air di daerah muara sungai untuk menambah kinerja lima unit pompa air yang sudah dipasang yang tersebar di beberapa titik. “Kelima pompa tersebut masih tergolong kurang meskipun dapat menyusutkan banjir dalam waktu satu jam,” ujar Kira belum lama ini.



Kepala Seksi (Kasi) Observasi dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) SMB II Agus Santosa mengimbau masyarakat yang tinggal di daerah hilir seperti Palembang, Lahat, Muara Enim, Musi Rawas (Mura), Musi Banyuasin (Muba) dan OKI agar lebih waspada dan bersiap menghadapi banjir. Pasalnya, dari perkiraan cuaca,mulai November 2010–Januari 2011, intensitas hujan di daerah tersebut cukup tinggi,rata-rata 102 mm per hari. “Intensitas hujan juga mulai merata, mulai sedang, tinggi, hingga rendah.

Untuk itulah, diharapkan masyarakat untuk waspada terutama di daerah yang intensitasnya hujan tinggi,” papar Agus. Tingginya curah hujan telah membuat beberapa daerah banjir, seperti di kawasan Ilir Timur I Palembang, Lahat, Gunung Megang, Talang Ubi, Babat Toman, Muara Lakitan, Muara Kuang. Apalagi, hujan yang mengguyur daerah tersebut kemarin malam intensitasnya juga sangat tinggi. Selain intensitas hujan tinggi, juga disebabkan daerah tersebut melimpahnya air sungai. (sir)

Menipu 76 CPNS, PNS Prabumulih Ditangkap

Palembang:
Seorang PNS Prabumulih yang diduga menipu sedikitnya 76 CPNS ditangkap polisi. Kerugian yang diderita korbannya mencapai Rp 2 milyar.

PNS yang diamankan itu, Drs Harison (40),warga Kelurahan 1 Ulu,Kecamatan Seberang Ulu (SU) I,Palembang.
Kini tersangka Harison ditahan penyidik dari Satuan Pidana Ekonomi (Pidek) Direktorat Reskrim Polda Sumsel. Berdasarkan data, sudah ada 67 korban yang ditipu tersangka, dengan total kerugian korban mencapai Rp2 miliar.

Kabid Humas Polda Sumsel AKBP Sabarudin Ginting Rabu (3/11) menjelaskan, Harison ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penipuan dan penggelapan dengan korban honorer dan CPNS.

“Modus yang dipakai tersangka mengaku bisa menolong korban menjadi PNS di lingkungan Pemkot Prabumulih, tetapi dia minta uang pelicin. Janjinya, kalau korban tidak lulus PNS uang akan dikembalikan. Ternyata, uang korban tidak dikembalikan,” ujar Ginting di ruang Perwira Pejabat Informasi dan Dokumentasi (PPID) Polda Sumsel.

Dia mengungkapkan, sudah ada 67 orang korban yang ditipu tersangka. Korban berasal dari daerah Muaraenim, Prabumulih, Lahat,dan Palembang.

“Walaupun dia telah terbukti, pengembangan penyidikan terus kami lakukan. Sebab, diduga masih banyak lagi korban yang belum terdata oleh penyidik. Sampai saat ini tersangka masih terus dimintai keterangan oleh penyidik dari Sat Pidek, Dit Reskrim Polda Sumsel,”katanya. Korban yang sudah melapor di antaranya yakni, Bilser Siregar, warga Prabumulih, melapor ke Siaga Ops pada 12 Agustus 2009. Kemudian Tejo Purwadi, melapor pada 4 Maret 2010.

Kedua korban menjelaskan, modus tersangka saat itu yakni menawari korban bahwa dirinya bisa memasukkan anak korban jadi PNS di Pemko Prabumulih. Namun, ternyata anaknya tidak diterima, sementara uang untuk pelicin yang diserahkan secara bertahap sudah diterima tersangka dan tidak dikembalikan. Akibat ulah tersangka, Bilser menderita kerugian Rp70 juta,sedangkan Tejo sebesar Rp70 juta. Kabid Humas Polda Sumsel AKBP Sabarudin Ginting menambahkan, pihak penyidik juga telah melakukan penahanan terhadap tersangka Harison.

“Barang bukti yang kita sita mobil Avanza hasil penipuan, uang Rp45 juta, cap Pemkot Prabumulih,dan surat keputusan Wali Kota Prabumulih untuk mengangkat salah satu korban jadi PNS. Surat itu dibuat sendiri atau palsu,” katanya. (sir)