Selasa, 08 November 2011

Istana Sriwijaya di Areal PT Pusri

Palembang, Sinar Harapan

Berdasarkan temuan benda-benda bersejarah, budayawan menduga, istana Kerajaan Sriwijaya diperkirakan berada di areal kompleks PT Pusri di Kecamatan Ilir Timur II, Palembang.

Erwan Suryanegara, budayawan Sumsel, mengemukakan analisis tersebut berdasarkan banyaknya artefak dan benda-benda bersejarah yang ditemukan di sana. Pendapatnya didukung juga oleh Lim Chen Shian dari Nalanda Sriwijaya Center, Institut Southeast Asian Studies, Singapura.

Wali Kota Palembang Eddy Santana Putra menilai saat ini sudah cukup mendesak dibentuk pusat kajian Sriwijaya. Selain bermanfaat untuk menggali semua informasi mengenai Sriwijaya, keberadaannya juga dibutuhkan untuk mencegah adanya peninggalan sejarah yang diperjualbelikan.

“Pemkot akan mendukung dan membiayai riset dari berbagai peneliti.Anggaran untuk Pusat Kajian Sriwijaya akan dipikirkan. Kami juga akan amankan prasasti-prasasti yang merupakan bukti yang Kerajaan Sriwijaya berhubungan dengan berdirinya Kota Palembang,”katanya.

Menurut Eddy saat ini masih banyak bukti sejarah seperti artefak kuno yang berada di Palembang, khususnya di tepian Sungai Musi yang belum tergali dan masih berserakan. Agar tidak hilang, dia mewacanakan pembuatan museum yang khusus Kerajaan Sriwijaya.

Dibawah Pabrik

Dengan temuan-temuan yang ada, bisa saja istana kerajaan Sriwijaya berada di bawah tanah perusahaan pupuk terbesar di Sumsel itu,” kata Erwan seusai menyampaikan orasi budaya pada pementasan puisi, musikalisasi, musikal puisi di Graha Budaya Jakabaring, Palembang, Selasa (8/11).

Semakin mendekati Pusri, masyarakat memang semakin banyak menemukan tanda-tanda kerajaan atau istana di daerah tersebut. Salah satunya keberadaan kolam pemandian di Telaga Biru Sabokingking. Selain itu, ada batu lebar yang diduga digunakan para putri kerajaan. Untuk memastikannya,menurut dia, harus dilakukan riset mendalam di kawasan tersebut.

Namun, langkah tersebut terbentur karena lokasi tersebut masuk lahan pabrik, sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan penggalian lanjutan. “Wilayah itu sudah menjadi area industri. Sektor perekonomian juga sangat kuat di sana.Hanya, kami tidak memiliki upaya apa pun untuk melakukan riset,”tegas dia.

Erwan mengaku saat ini tengah menulis sebuah buku berdasarkan riset yang dia lakukan untuk mengetahui di mana lokasi persis Kerajaan Sriwijaya ini. Dalam riset tersebut didapati fenomena bahwa lokasi Kerajaan Sriwijaya dibangun kembali sebagai lokasi Kerajaan Palembang. Salah satunya, terlihat jelas ada semacam perubahan terhadap artefak Kerajaan Sriwijaya ini. Candi Sabokingking itu diubah menjadi makam. Artinya,Kerajaan Sriwijaya itu telah ditimpa dengan Kerajaan Palembang,” urainya.

Lim Chen Shian dari Nalanda Sriwijaya Center, Institut Southeast Asian Studies Singapura, mendukung pernyataan bahwa pusat Kerajaan Sriwijaya ada di Palembang. Hal itu didasarkan pada banyaknya temuan artefak abad ke-7 di ibu kota Sumsel ini.

Menurutnya, hingga kini belum ada bukti tertulis yang menyebutkan bahwa Palembang adalah pusat Kerajaan Sriwijaya. Namun, ditemukannya artefak Sriwijaya cukup meyakinkan kalau Palembang merupakan pusat Kerajaan Sriwijaya.

“Memastikan lokasi pusat Sriwijaya harus dilakukan penelitian yang komprehensif. Di Singapura pun kajian mengenai hal ini juga dilakukan,” ujarnya.

Kajian di Singapura (skalanya), tambahnya, cukup besar juga. mengingat legenda raja pertama di Singapura, Sri Buana, mempunyai hubungan dengan Kerajaan Sriwijaya. (sir)

Tidak ada komentar: