Senin, 05 September 2011

Napi Kriminal vs Narkoba Bentrok, 2 Tewas

Palembang: Bentrok berdarah antara penghuni blok tahanan narkoba dan kriminal Rumah Tahanan (Rutan) Klas I Pakjo Palembang memakan dua korban jiwa. Kepala Rutan Pakjo Palembang Rizal Effendi ketika hendak diminta komentarnya terkait bentrok di dalam rutan terkesan menghindar dari kejaran wartawan media cetak dan elektronik. Kepala Polda Sumsel Irjen Pol Dikdik Mulyana Arif Mansur yang turun langsung untuk melihat ke TKP sekitar pukul 19.00 WIB, tak berkomentar terkait peristiwa tersebut dan langsung meninggalkan TKP dengan mobil dinasnya. ”Nanti saja,saya belum bisa beri keterangan, nanti ada waktunya,”ujar Dikdik didampingi sejumlah pejabat teras Polda Sumsel semalam. Sementara itu,Kepala Polresta Palembang Kombes Pol Agus Sulistiyono seusai masuk ke dalam rutan Pakjo membenarkan adanya peristiwa tersebut. ”Ada empat korban, dua terluka, dua tewas. Saat ini kami masih terus melakukan penyidikan dan penyelidikan terkait motif siapa pelaku penusukan terhadap kedua korban sampai tewas. Nanti akan saya kabari perkembangan lebih lanjut. Berdsarkan data yang diperoleh, dua korban tewas dalam bentrok yang terjadi Minggu (5/11), sekitar pukul 16.15 WIB itu, adalah Rusdi (27) dan Ipung (30), keduanya warga Jalan Pangeran Sidoing Lautan, Lorong Kedukan I,Palembang. Ipung tewas mengenaskan dengan luka tusuk diduga senjata tajam (sajam) jenis pisau sebanyak delapan tusuk, masing-masing kepala, bahu, tangan serta dada. Sementara Rusdi mengalami tusuk sebanyak lima lubang masing-masing di paha kiri dan kanan, kepala dan punggung. Keduanya tewas dalam sel Blok 5 kamar 3 dan Blok 5 kamar 9 Narkoba. Petugas Rutan yang mengetahui adanya kejadian itu dan kewalahan meredam bentrok, langsung menghubungi aparat kepolisian. Mendapat laporan tersebut, aparat Polresta Palembang segera meluncur ke tempat kejadian peristiwa (TKP). Tajk urung, lantaran bentrokan hebat itu melibatkan kedua Blok 5 Narkoba dan Blok 3 Kriminal, di mana masing-masing blok dihuni 50 orang lebih tahanan,memaksa Polda Sumsel membantu menerjunkan anggotanya dan satu pleton pasukan Sat Brimobda Sumsel bersenjata lengkap. Guna mencegah meluasnya bentrokan antartahanan, petugas rutan dibantu aparat Polresta dan Polda Sumsel terpaksa mengevakuasi atau memindahkan dua tahanan rutan yang diduga sebagai otak kerusuhan di dalam rutan, yakni Imen dan Memed ke Lapas Merah Mata. Hingga tadi malam,situasi mencekam masih menyelimuti rutan.
Personel gabungan dari Polsekta, Polresta Palembang,Polda Sumsel,Sat Brimobda Sumsel masih berjaga-jaga di luar dan dalam Rutan Pakjo,guna mengantisipasi terjadinya bentrokan lanjutan. Ketegangan antara kedua blok narkoba dan kriminal sebenarnya sudah terjadi sejak Jumat (2/9) malam. Berdasarkan informasi, bentrok terjadi antara tahanan narkoba atas nama Edo dan Yanto Pistol yang merupakan tahanan kriminal kasus perampokan. Selanjutnya, pada Sabtu (3/9), perkelahian antara Edo dan Yanto Pistol tidak bisa dihindari lagi. Dalam kejadian itu,Yanto Pistol mengalami luka parah di kepalanya karena terkena pukulan benda tumpul yang diduga milik Edo. Meskipun sempat diredam, ternyata diduga kelompok Blok Kriminal khususnya Blok 3 kamar 3 masih tak terima ada rekan mereka dilukai salah seorang penghuni blok narkoba. Berikutnya, kemarin sekitar 10,00 WIB tanda-tanda akan terjadi bentrokan hebat bakal tejadi di dalam rutan muncul kembali. Di mana kedua penghuni blok saat sedang kerja bakti di dalam rutan sudah saling tunjuk dan saling menantang. Puncaknya, kemarin sore, sekitar pukul 16.15 WIB puluhan penghuni Blok 3 Kriminal langsung menyerbu blok 5 Narkoba kamar 3 dan 9. Mereka yang tersulut emosi melakukan perusakan dan penganiayaan terhadap sejumlah tahanan. Bahkan, diduga ada tahanan yang membawa sajam jenis pisau,sehingga dapat melukai dan membunuh kedua korban. Menurut keterangan Farlan Erwin, salah satu tahanan Rutan Pakjo Palembang yang membantu membawa jenazah kedua korban tewas ke RSI Khodijah, kalau kedua korban sekujur tubuhnya dipenuhi luka pukul dan tusukan. Soal keberadaan senjata tajam yang digunakan para napi dalam bentrokan itu, Farlan mengaku tidak begitu tahu. (sir)

Tidak ada komentar: