*SBY Buka Secara PUIC
dan Resmikan Alquran Akbar
Palembang:
Dari 35 resolusi yang disepakati dalam Parliamentary Union of OIC Member
States (PUIC) atau konferensi parlemen negara-negara Islam atau Konfrensi Parlemen Negara OKI ke-7 di
Palembang, Indonesia menyumbangkan 14 item. Demikian antara lain dikemukakan
Presiden Konfrensi, Marzuki Alie, Senin pagi (30/1).
« Semua ini terangkum dalam Deklarasi Palembang dan
Final Communique, » tambah Hidayat Nur Wahid, Ketua Badan Kerja Sama
Antarparlemen DPR RI.
Presiden SBY, pagi
ini meresmikan di Hotel
Aryaduta, Palembang. Sementara nanti malam, direncanakan akan meresmikan
Alquran Akbar.
Khusus Komisi politik dan ekonomi disepakati sebanyak 21
resolusi. Sepuluh diantaranya dirancang dan diusulkan delegasi Indonesia. Di komisi Hukum, Ham, dan lingkungan
disepakati 6 resolusi, dimana dua diantaranya berasal dari rancangan delegasi
Indonesia. Dan Komisi perempuan, social dan budaya menghasilkan 8 resolusi, dua
diantaranya berasal dari Indonesia.
Delegasi yang
mengikuti pembahasan isu politik dan ekonomi ini, Sidarto Danusubroto (FPDIP),
Bukhori Yusuf (FPKS), Mustofa Assegaf
(FPPP), dan Ahmad Mumtaz Rais (FPAN). Diantaranya, terkait masa depan Palestani
dan keanggotaannya di PBB.
Dalam persoalan perdamaian di kawasan Timur Tengah, ide
Indoneai untuk menjadikan kawasan
tersebut sebaga kawasan bebas senjata pemusnah massal juga didukung oleh
peserta dari Timur tengah.
Peserta juga setuju dengan
usulan langkah untuk memerangi terorisme dengan peningkatan peran masyarakat sipil dalam dialog agama, budaya dan peradaban
serta menumbuhkan iklim demojrasi dan penegakan HAM sebagai langkah
menyelesaikan akar terorisme.
Fenomena bencana alam yang melanda Somalia dan Pakistas juga
mendapat perhatian dan simpati delegasi Indonesia. Terutama karena bencana
tersebut menelas korban jiwa dan jutaan lainnya terancam kelaparan dan
kekurangan gizi.
Juga poin berupa ajakan untuk mencermati perkembangan krisis
keuangan global yang kini melanda Eropa, Amerika, dan negara industry lainnya .
Terutama dampak negatifnya terhadap kemampuan negara berkembang membiayai pembangunannya. Termasuk diantaranya, untuk meningkatkan kerjasama perdaganga
sesame anggota konfrensi dan memberikan ruang bagi pertumbuhan bank Islam
(syariah).
Ham dan Lingkungan
Di bidang Hukum, Ham, dan lingkungan, delegasi Indonesia
mengirimkan Atte Sugandi (FPD), Syofwatillah Mohzaib (FPD), Helmi Fauzi (FPDIP) dan Andi Anzhar Cakra Wijaya
(FPAN) berhasil menggolkan dua item
dari enam resolusi. Delegasi Indonesia mengajukan persoalan perlindungan tenaga kerja migran.
Karena kontribusi tenaga kerja migran bagi negara yang mempekerjakannya sangat
besar, sepantasnyalah negera tersebut
memberikan perlindungan yang layak bagi kemanusiaan.
Perempuan
Dua usulan yang diajukan delegasi Indonesia di Komisi perempuan, sosial dan budaya disepakati
peserta konfrensi. Komisi ini menyepakati delapan resolusi. Dua resolusi
yang diajukan utusan Indonesia, Nurhayati Ali Assegaf (FPD), Tantowi Yahya
FPG), Susaningtyas N.H Kertopati (FHanura), Meutya Hafidz (FPG), diantaranya
menyangkut persoalan diskriminasi umat
Islam (Islamophobia dan xenophobia) dan stigmasi buruk lainnya dengan
mengembangkan dialog antara parlemen negara muslim dan negara barat.
Secara umum, delegasi Indoensia berhasil mewarnai pemikiran yang berkembang selama
konfrensi. Terutama memperkuat peran
parlemen negara-negara Islam dalam menghadapi perubahan politik,
ekonomi, social, dan budaya tingkat internasional. Ini tergambar dalam
Deklarasi Palembang dan Final Communique. (sir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar