Minggu, 29 Januari 2012

Negara Islam Punya Dua Opsi Merespon Perubahan Internasional


PALEMBANG - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan negara-negara Islam terhadap perubahan dunia internasional. Ada dua dua pilihan bagi dalam merespon perubahan itu, tutup mata atau mengantisipasinya.

Dalam pidatonya pada pembukaan konferensei parlemen negara-negara Islam ke7 di Palembang, Senin (30/1) Presiden Indonesia, mengajak kalangan negara-negara Islam untuk mampu memberikan respons terhadap perubahan peta politik internasional sehingga mampu bertahan di tengah permasalahan global yang semakin kompleks.

"Kita memiliki dua opsi atau pilihan. Menutup mata atau mengantisipasi serta beradaptasi dengan perubahan. Kejadian yang berlangsung saat ini merupakan peringatan bahwa dunia berubah tetapi kemampuan untuk beradaptasi tetap harus bisa dilakukan. Kita perlu untuk belajar dari abad sebelumnya. ini ingatkan kita selalu melihat ke depan. Sekarang dunia yang terkonektivitas antar negara," kata Yudhyono.

Kepala Negara mengatakan, bila dalam menyikapi perubahan itu tidak disertai dengan langkah yang maksimal maka akan terjadi goncangan yang besar.
"Karena itu bila kita tidak bisa antisipasi perubahan dan perubahan tidak disertai reformasi besar maka akan diikuti turbulansi," kata Presiden.
Sejumlah masalah yang mempengaruhi perubahan secara internasional, kata Presiden, termasuk diantaranya perubahan politik yang terjadi di kawasan Afrika Utara dan juga krisis ekonomi global yang saat ini masih berlangsung.
Presiden mengharapkan hasil yang dicapai oleh para anggota parlemen dari negara-negara anggota organisasi negara Islam tidak hanya memberikan kontribusi pada masing-masing negara namun juga dapat memberikan kontribusi pada kemajuan dunia Islam.

Pada bagian lain sambutannya Presiden Yudhoyono mengatakan, nilai-nilai Islam dapat digunakan menyelesaikan sejumlah permasalahan sehingga mendapatkan penyelesaian yang baik bagi semua pihak.
"Kita harus proyeksikan ajaran Islam dalam bentuk terbaiknya. Tetapi pesan ini hanya efekif bila kita sebagai muslim menjalankan nilai Islam sebagai peradaban paling maju di abad 13, ini berarti kita kerja sama, bangun kebersamaan, kemampuan kita ini harus bisa tangani respons dengan budaya damai, toleransi bersama," kata Presiden dihadapan anggota parlemen yang berasal dari 37 negara peserta anggota PUIC

Tidak ada komentar: