Palembang,
PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri)
Palembang jamin ketersediaan pupuk urea, natrium fosfat kalium (NPK), dan
organik pada musim tanam tahun ini. Terutama pupuk bersubsidi bagi para petani.
Demikian diungkapkan Direktur Utama (Dirut) PT Pusri Palembang Eko Sunarko Rabu (11/1).
Agar penyerapan pupuk bersubsidi ini
dapat lebih optimal, Pusri membentuk posko pemantauan ketersediaan stok pupuk,
meningkatkan koordinasi internal, serta melakukan koordinasi dengan KP3.
Dirut yang didampingi para direksi menjelaskan,
saat ini ketersediaan pupuk di Sumsel,khususnya pupuk urea, mencapai 228.700
ton/tahun.Sedangkan, pupuk NPK sekitar 122.900 ton/tahun dan pupuk organik
22.800 ton/tahun.
Diakui Eko, iklim cuaca yang tidak
menentu saat ini cenderung menggeser musim tanam. Biasanya, musim tanam yang
dilakukan petani dimulai Oktober hingga Maret, tapi kini bergeser ke Desember.
Hal seperti inilah yang menjadikan pupuk itu tidak terserap maksimal.
Untuk pengamanan pupuk di
kabupaten/kota di Sumsel, pihaknya membuka posko layanan masyarakat dan
berkoordinasi dengan distributor untuk membuat daftar petugas lapangan.
Saat ini telah dibentuk 60 posko di provinsi Indonesia. Dari petugas lapangan inilah nanti akan ketahuan, mana kecamatan di kabupaten/kota yang lebih membutuhkan pupuk, sehingga akan cepat diambil tindakan.
Saat ini telah dibentuk 60 posko di provinsi Indonesia. Dari petugas lapangan inilah nanti akan ketahuan, mana kecamatan di kabupaten/kota yang lebih membutuhkan pupuk, sehingga akan cepat diambil tindakan.
“Di samping itu, kami akan mengambil langkah pengamanan lain dengan bertindak tegas terhadap distributor yang kerap melakukan penyimpangan di lapangan, seperti dengan menjual harga pupuk di atas harga eceran tertinggi (HET), melakukan penjualan secara eceran dalam satuan kiloan,ataupun mengurangi jatah kelompok tani secara sengaja sehingga menimbulkan kericuhan di lapangan,” jelasnya.
Distributor
Hingga kini, lanjut dia, terdapat
sekitar 456 distributor resmi yang mendistribusikan pupuk urea ini ke
petani.“Bagi distributor yang ‘nakal’ di lapangan, tidak segan-segan
merekomendasikan ke Disperindag untuk dibekukan statusnya. “Bahkan, selama 2011
saja, di Sumsel terdapat dua distributor yang terkena sanksi pencabutan izin
distribusinya,” ungkap Eko.
Sementara itu, Direktur Komersial PT Pusri Palembang Hilman Taufik menambahkan, pada Januari ini, pengadaan alokasi pupuk untuk Palembang mencapai 160.000 ton. Hanya, permasalahan kelangkaan kerap kali terjadi di luar Palembang sehingga menimbulkan kepanikan di kalangan petani.
Sementara itu, Direktur Komersial PT Pusri Palembang Hilman Taufik menambahkan, pada Januari ini, pengadaan alokasi pupuk untuk Palembang mencapai 160.000 ton. Hanya, permasalahan kelangkaan kerap kali terjadi di luar Palembang sehingga menimbulkan kepanikan di kalangan petani.
“Melalui sistem distribusi tertutup, diupayakan dapat meminimalisasi penyalahgunaan pupuk ini. Jadi, tidak semua orang bisa membeli pupuk ini, kecuali kelompok petani sesuai dengan rencana definitif kelompok kerja (RDKK),” ungkapnya. (sir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar