Selasa, 02 Agustus 2011

Harimau Sumatera Dilepasliarkan di Pulau Betet

Harimau Sumatera Dilepasliarkan di Pulau Betet


Si Putri, Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) berjalan perlahan meninggalkan kandang yang telah dipersiapkan petugas memasuki kawasan hutan Pulau Betet Taman Nasional Sembilang, Banyuasin, Selasa (2/8). Pelepasan Liaran Harimau Sumatera ini dilakukan oleh Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan dan Gubernur Sumsel Alex Noerdin dari jarak 100 meter di atas motor sungai jukung. http://palembang.tribunnews.com/2011/08/02/harimau-sumatera-akhirnya-dilepas





Palembang:
Seekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) dilepasliarkan di Pulau Betet, Taman Nasional Sembilang, Sumatera Selatan, Selasa (2/8).

Pelepasliaran harimau sumatera ini dilakukan Menteri Kehutanan (Menhut) Zulkifli Hasan bersama Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Alex Noerdin. Pelepasan dilakukan dari jarak jauh melalui dua jukung yang telah disiapkan.

Sebelumnya, harimau betina berumur sekitar tujuh tahun dengan berat 75 kilogram itu ditangkap karena mengancam kehidupan manusia di sekitar Jambi. Tepatnya di kawasan konsesi hutan tanaman industri (HTI) PT Sumber Hijau Permai (SHP), Sumatera Selatan. Kawasan ini memang berbatasan dengan wilayah Jambi.

Tercatat dua orang diserang harimau itu. Sampai akhirnya , ditangkap untuk diselamatkan. Pulau Betet dinilai cocok sebagai habitat harimau.
Kepala Balai Taman Nasional Sembilang Tatang mengemukakan, harimau tersebut akan dipasangi GPS untuk dapat melacak keberadaannya. Alat ini, kata dia, hanya bisa bertahan enam bulan. Setelah habis baterai yang dipasang pada GPS Collar maka dengan sendirinya akan lepas.“Jika tidak mati, berarti keberadaannya telah beradaptasi dengan tempatnya barunya,”tuturnya.

Menurut Menhut Zulkifli , populasi harimau sumatera semakin tahun semakin menurun. Ini disebabkan peralihan fungsi lahan atau keadaan lain yang memengaruhi populasi harimau sumatera. “Diperkirakan harimau sumatera saat ini mencapai 400 ekor,” ujarnya.


Menhut Zulkifli Hasan bersama Gubernur Sumsel Alex Noerdin (berdiri) menggunakan perahu meninjau kawasan Taman Nasional Sembilang, sebelum melepaskan seekor harimau sumatera di Pulau Betet, Kabupaten Banyuasin, Sumsel, kemarin. http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/category/87/




Pelepasliaran harimau hutan ini merupakan program utama dan unggulan dari Menhut. Terutama dalam memperkuat kawasan konservasi, agar satwa liar terutama harimau dilindungi dan dijaga agar tumbuh-kembang dengan baik di alamnya.

“Di Sumsel ada Pulau Betet, Lampung yang dikenal dengan Tambling, dan masih ada beberapa daerah seperti di Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar) dan Jambi untuk dijadikan habitat satwa liar,” tambahnya.

Untuk pelestarian satwa liar termasuk perlindungan atau konservasi,pemerintah menganggarkan dana , hingga mencapai Rp3 triliun.

Gubernur Sumsel Alex Noerdin mengatakan, Pulau Betet merupakan salah satu tempat habitat satwa liar, terutama untuk menjaga populasi harimau sumatera. Oleh karena itu, ditangkapnya harimau dan dikembalikan ke habitatnya menjadi bentuk kerja keras untuk menjaga dan memberikan ruang bagi satwa liar yang dilindungi.

Menurut Alex Noerdin, harimau akan mengancam keselamatan manusia jika habitatnya terusik oleh berbagai aktivitas. Jika diletakkan pada alamnya yang di sana hanya ada para satwa liar, tentunya hidupnya tidak akan mengancam keselamatan manusia. Termasuk populasinya juga akan tetap terjaga. (sir)

Tidak ada komentar: