Palembang:
Prajurit TNI tidak hanya mahir mengangkat senjata.
Prajurit di lingkungan Kodam II/Sriwijaya siap dikerahkan untuk bertani.
Panglima Kodam II/Sriwijaya, Mayor Jenderal TNI S
Widjonarko, Minggu (5/2) menegaskan, "Prajurit Kodam II/ Sriwijaya siap
dikerahkan bertani, guna mendukung program Kementerian Pertanian mencapai
target surplus beras pada tahun 2014."
Menurut Pangdam S Widjonarko yang akan segera
mengakhiri tugas di Kodam II/ Sriwijaya, semua prajurit TNI Kodam II yang
tersebar di Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, Bengkulu dan Kepulauan Bangka
Belitung siap ikut bertani memanfaatkan lahan yang ada di sekitar kesatuan
wilayah, guna menyukseskan program pemerintah tersebut.
Widjonarko yang akan menempati jabatan baru sebagai
Aster di Mabes TNI, mengungkapkan, prajurit TNI siap bertani sebagai wujud
keseriusan Kodam II/Sriwijaya mendukung program Kementerian Pertanian yang
sebelumnya telah menandatangani nota kesepakatan (MoU) dengan Gubernur Sumsel H
Alex Noerdin akhir pekan lalu saat Menteri Pertanian Suswono melakukan
kunjungan kerja ke Sumsel.
Pangdam mengatakan, lahan-lahan kosong milik
kesatuan wilayah Kodam II/Sriwijaya yang tersebar di seluruh Provinsi Sumsel
dan daerah lain, akan dimanfaatkan untuk lahan pertanian.
Lahan kosong tersebut akan diinventarisir dan
diteliti kondisinya cocok untuk ditanami apa, jika cocok untuk lahan persawahan
akan digarap dan ditanami padi, kalau cocok untuk singkong ditanami tanaman
tersebut, kata dia.
Dengan pengerahan prajurit TNI dan pemanfaatan
lahan kosong yang selama ini belum optimal, diharapkan dapat mempercepat
gerakan Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN), Gerakan Percepatan
Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP), dan Gerakan Surplus Beras Nasional 10
juta ton pada 2014, ujar jenderal TNI berbintang dua itu pula.
Selain melibatkan personel TNI, untuk mempercepat
pelaksanaan program pertanian tersebut, Kementerian Pertanian juga melibatkan
perusahaan perkebunan dan hutan tanaman industri (HTI) yang ada di Sumsel,
dengan mencanangkan program integrasi perkebunan dengan peternakan dan
pengembangan lahan sawah.
Perusahaan perkebunan sawit sangat cocok untuk
peternakan sapi potong, karena banyak limbahnya bisa dijadikan pakan ternak,
sedangkan lahan HTI bisa dimanfaatkan untuk tanaman pangan, kata Menteri
Pertanian Suswono.
Melalui program kerja sama tersebut, diharapkan ke
depan tidak ada lagi lahan kosong yang dibiarkan "menganggur" tanpa
memberikan manfaat buat pemiliknya maupun masyarakat sekitarnya, dan swasembada
beras serta daging bisa tercapai sesuai target yang telah ditetapkan, ujar dia.
Pemilik perusahaan perkebunan kelapa sawit PT
Campang Tiga, H Mularis Djahri mengatakan, siap menjalankan program pemerintah
integrasi sawit-ternak sapi, dan akan berupaya semaksimal mungkin mengemban
kepercayaan yang diberikan kepada perusahaannya.
Pada tahap awal akan dikembangkan ternak sapi
sebanyak 200 ekor di areal perkebunan kelapa sawit PT Campang Tiga di wilayah
Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, dan jika berhasil akan dikembangkan di
areal lain di Kabupaten Banyuasin.(sir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar