Selasa, 07 Februari 2012

Sumsel Serius Upayakan Penurunan Emisi Rumah Kaca




Palembang:

Sumsel memastikan serius memberikan perhatian terhadap penurunan emisi gas rumah kaca.


Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Alex Noerdin menyadari, perubahan iklim (climate change) yang diakibatkan emisi rumah kaca terjadi tanpa disadari dan terus mengakibatkan berbagai kondisi cuaca ekstrem. 

Suhu cuaca yang kian memanas di daerah pegunungan sehingga terjadi badai dan angin puting beliung merupakan akibat dari climate change ini. Karena itu, sambung Alex, dibutuhkan aksi nyata yang dimulai dari kesadaran masyarakat sendiri maupun kepala daerah masing-masing,untuk paling tidak mengurangi dampak climate change yang dirasakan.

 “Sumsel akan mendahului provinsi- provinsi lain di Indonesia untuk menerbitkan pergub terkait RAD-RDK ini,”ujar Alex. 

ntuk itu,  ia berjanji secepatnya menerbitkan peraturan gubernur (pergub) terkait rencana aksi daerah penurunan emisi gas rumah kaca (RAD-RDK) di Sumsel.
 

Hal ini diungkapkan Alex dalam acara sosialisasi penyusunan RAD-GRK yang digelar Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/- Bappenas di Arista Hotel, Palembang, Selasa (7/2). Kepada sejumlah kepala daerah kabupaten/kota di Sumsel yang hadir di acara tersebut,Alex menyarankan untuk takut terhadap kemungkinan-kemungkinan buruk yang dapat terjadi dari climate change ini.

Alex yakin bahwa kebijakan yang diambilnya demi menyelamatkan dunia. 

Sosialisasi penyusunan RAD-GRK ini dilakukan di Palembang, Sumsel, untuk mewakili wilayah Sumatera. Lalu akan dilanjutkan dengan acara serupa di empat wilayah lain yaitu Denpasar untuk wilayah Bali-NTT, Makasar untuk wilayah Sulawesi, Semarang untuk wilayah Jawa, dan Balikpapan untuk wilayah Kalimantan.

Wakil Menteri PPN/Bapennas Lukita Dinarsyah Tuwo mengatakan,sosialisasi penyusunan RAD-GRK ini dilakukan untuk memulai RAD-GRK.

Melihat ke belakang, kondisi alam Indonesia, khususnya Sumatera, jauh berbeda dengan saat ini. Karena itu, perlu segera dilakukan aksi untuk mencegah kian parahnya kondisi alam akibat pengaruh emisi GRK ini. ”Menjaga lingkungan, tak lagi harus menunggu instruksi dari pimpinan atau Presiden tapi harus dilakukan dengan kesadaran sendiri,” ujar Lukita. (sir)



Tidak ada komentar: