Minggu, 16 November 2008

buaya makan manusia

Buaya Kembali Mangsa Manusia

Palembang:

Buaya kembali memangsa manusia di Sungai Lalan, Kecamatan Pualu Rimau, Banyuasin, pekan lalu. Kali ini yang menjadi korban, Sudirman (23), warga Desa Sri Menanti, Kecamatan Tanjung Lago.

Kapolsek Pulau Rimau AKP Mustakim menjelaskan, kejadian yang menyebabkan tewasnya Sudirman terjadi pada Rabu (12/11) sekitar pukul 10.00 WIB. Saat itu korban bersama rekannya Bambang, Darwin dan David tengah menambatkan perahunya di Sungai Lalan, Kecamatan Pulau Rimau. Secara tiba-tiba muncul seekor buaya sepanjang tujuh meter langsung menerkam korban dan membawanya ke dalam sungai.

Sekitar pukul 22.00 WIB, tubuh korbanSudirman ditemukan di Sungai Lalan, Kecamatan Pulau Rimau dalam kondisi tak utuh. Bagian pinggang ke atas hilang dimangsa buaya. Demikian juga kaki sebelah kiri. Yang ada hanya kaki sebelah kanan dan paha kiri hingga terputus sampai lutut.
Bagian tubuh korban ditemukan oleh keluarganya tak jauh dari lokasi kejadian, setelah sebelumnya keluarga korban dibantu petugas Polsek Pulau Rimau menyisir Sungai Lalan.

Peristiwa tewasnya Sudirman (23), warga Desa Sri Menanti, Kecamatan Tanjung Lago yang dimangsa buaya, ternyata bukan kali pertama terjadi di Kabupaten Banyuasin. Sepanjang 2008 ini, reptil raksasa yang bisa mencapai panjang tujuh meter ini sudah memakan sembilan korban, delapan orang di antaranya tewas mengenaskan. Bahkan, tujuh korban hingga kini belum ditemukan.

Salah satu korban yang selamat dari keganasan buaya di aliran Sungai Lalan, Kecamatan Pulau Rimau, Juma’in (17), warga Desa Sri Menanti.Juma’in selamat lantaran buaya yang menerkam dirinya berlari ke darat. Oleh teman-teman dan orangtuanya, kepala buaya tersebut langsung dipukul dan akhirnya buaya tersebut melepaskan Juma’in dan kembali masuk ke dalam sungai.

Kejadian itu sekitar lima bulan yang lalu, dan sekarang Juma’in menderita cacat seumur hidup.

Seperti diberitakan sebelumnya, tidak hanya itu, hewan ternak peliharaan warga juga banyak yang hilang. Pengakuan warga, ternak ayam dan itik banyak yang hilang. Malah ada anjing dan kera hutan juga menjadi buruan buaya-buaya tersebut.

Dengan berbagai kejadian tersebut, menambah ketakutan warga untuk mencari nafkah, seperti menangkap ikan dan sebagainya. Sekarang warga di Kecamatan Tanjung Lago mulai takut beraktivitas di sungai. Bahkan, untuk bertandang ke tetangga pun mereka rela melintasi jalan darat yang berlumpur dan penuh semak belukar.
Bupati Banyuasin Ir H Amiruddin Inoed melalui Sekda Ir Parigan menjelaskan, pihaknya akan segera membentuk kembali tim penanggulangan buaya. “Kami akan segera rapat untuk mengaktifkan kembali tim tersebut. Masalah ini harus segera kita sikapi mengingat banyaknya korban akibat keganasan buaya tersebut,“ jelasnya.
Bagi korban sendiri, lanjut Parigan, Pemkab Banyuasin akan memberikan bantuan. “Kita akan koordinasi dengan camat, agar korban yang meninggal mendapat bantuan, dan keluarga yang ditinggal kami mohon untuk tetap tabah,“ tambahnya.

Balai Kelestarian Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel melalui Plt Kabag Tata Usaha, Ir Suardi, mengaku sampai saat ini belum akan melakukan tindakan apapun terkait tewasnya warga di Kecamatan Tanjung Lago oleh buaya. Termasuk upaya untuk melokalisir kawasan perairan yang selama ini disinyalir menjadi sarang dari buaya pemangsa yang jumlah spesiesnya diperkirakan mencapai ratusan ekor.
Menurut Suardi, sebelumnya--saat kejadian mengganasnya buaya Muara di Desa Mukut beberapa bulan lalu--pihaknya telah melakukan sejumlah tindakan preventif. Di antaranya dengan mencari lokasi sarang buaya tersebut yang melibatkan sejumlah instansi terkait. (sir)

Tidak ada komentar: