Kamis, 13 November 2008

pusri gandeng BRI salurkan pupuk

Pusri Gandeng BRI Pasarkan Pupuk Bersubsidi

Palembang:

PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) menggaet Bank Rakyat Indonesia (BRI) guna menerbitkan kartu (card) penebusan pupuk urea bersubsidi. Dengan sistem tersebut diharapkan pendistribusian ke petani sesuai dengan kebutuhan.

Ya, kerjasama ini telah kita bicarakan dengan BRI, dan sistemnya sudah kita siapkan, tinggal diusulkan ke Departemen Perdagangan dan Perindustrian (Deprindag) dan dipersentasekan ke Kementrian BUMN,” kata Effendi Rofi, Manejer Pemasaran Wilayah I PT Pusri, Rabu malam (12/11).

Dia menerangkan, diterbitkannya sistem pendistribusian melalui kartu BRI sebenarnya hampir sama dengan sistem smart card yang diterbitkan oleh Deptan, namun diharapkan dengan sistem kartu BRI dapat menguntungkan petani, karena BRI merupakan salah satu Bank plat merah yang mempunyai jaringan hingga ke pelosok desa.

Apalagi, katanya petani di Tanah Air masih banyak yang kurang mampu, artinya penyaluran pupuk bersubsidi melalui BRI akan sesuai harga eceran tertinggi (HET).

“Yang jelas dengan sistem kartu BRI, nantinya petani mempunyai rekening sendiri, HET bisa tercapai, penyaluran juga bisa tepat waktu, dan diharapkan dapat lebih terkontrol karena gunanya untuk meningkatkan produktivitas produksi,” paparnya didampingi Kepala Pemasaran Pupuk Daerah (PPD) Sumsel dan Babel H Sulva Ganie.

Selain itu sistem ini, tambah Effendi akan menguntungkan petani sendiri, karena BRI mempunyai pola sistem kredit sehingga petani tidak lagi terjerat dengan tengkulak.

Effendi menyebutkan sistem kartu BRI ini akan di ujicobakan pertama kali di Kab. Banyuasin, Sumsel pada pertengahan Desember mendatang, bila sukses selanjutnya mulai dilakukan ujicoba serentak di sejumlah daerah, termasuk di Jawa.

Menurutnya dipilihnya Banyuasin sebagai skala prioritas dalam ujicoba kartu penebusan pupuk urea bersubsidi, karena daerah tersebut merupakan salah satu sentra produksi pangan di Sumsel. Hampir 30% kebutuhan pangan di Sumsel dipasok dari Banyuasin.

Bahkan, lanjutnya 265 hektare lahannya termasuk sawah pasang surut yang membutuhkan pupuk urea bersubsidi cukup besar.

Disamping itu, Effendi mengungkapkan usulan alokasi tambahan pupuk urea bersubsidi yang diajukan oleh Pemerintah Prov. Sumsel untuk musim tanam Nopember dan Desember sebesar 35.000 ton telah disetujui sebanyak 24.000 ton.

“Dari 24.000 ton alokasi tambahan tersebut sekian persennya pasti jatah Banyuasin, setidaknya pada Desember kita mulai ujicoba pendistribusian melalui kartu BRI penebusan pupuk urea tersebut,”terangnya.

Bupati Banyuasin H Amrudin Inoed menyambut baik mekanisme penyaluran pupuk urea bersubsidi dengan system tertutup ini.

“Diharapkan kelangkaan pupuk tidak akan terjadi lagi. Karena penyalurannya dikawal hingga ke kelompok tani,” ujarnya.

Ketua Asosiasi Ditributor dan Pengecer Pupuk Sumsel Rudi Apriadi menyatakan bahwa pihaknya siap menjalankan penyaluran system tertutup ini. Hanya saja, diharapkan nanti semua fasilitas pendukung sepertu petugas bank juga siap melaksanakan sehingga justru tidak terjadi masalah baru.

Apalagi dengan system baru ini, petani nanti akan bersentuhan dengan teknologi. Menggunakan card yang tentu perlu waktu penyesuaian. (sir)

Tidak ada komentar: