Senin, 17 November 2008

razia narkoba dapatnya kondom

Razia Narkoba di Sekolah, yang Didapat Kondom dan Film Mesum

Palembang:
Razia mendadak Badan Narkoba Kota (BNK) Palembang yang di-backup kepolisian dan Pol PP di sejumlah SMA di Kota Palembang, Senin (17/11) bukannya mendapatkan narkoba. Petugas justru mendapati kondom di tas dan film mesum yang disimpan dalam ponsel siswa.

Kepala BNK Palembang, Zailani UD SIP yang memimpin langsung razia di SMAN 20 Gandus Palembang, pukul 09.30 kemarin, mendapatkan seorang siswa berinisial Sa (17), kelas 12 IPS 3 yang menyimpan kondom dalam dompetnya. Sa mengaku kondom itu barang titipan teman. “Namun pernyataan Sa ini berubah-rubah, kadang dia menyebutkan hanya sekedar iseng mengantongi kondom dan membawanya ke sekolah,” jelas Zailani.
Sementara di SMAN 3 Palembang, siswa kelas 12 yang bernama Sholahuddin (16), sempat mengancam anggota kepolisian dan beberapa wartawan saat kepergok menyimpan video mesum berdurasi 6 detik dalam ponsel Nokia 7610 yang semula disembunyikannya.
Walhasil, jajaran Poltabes Palembang melalui Kabag Bina Mitra dan Unit Perlindungan
Perempuan dan Anak (PPA) langsung menghapus video dan mendata serta melaporkan penemuan tersebut kepada Kepala Sekolah SMAN 3, Hj Asmawati MM.
Temuan yang tak diduga itu, spontan membuat kspala Sekolah kaget dan menegaskan bahwa siswa yang bersangkutan akan segera dipanggil untuk diproses dengan memanggil orangtuanya.
“Terus terang saya kaget, tentu temuan ini akan segera ditindaklanjuti dengan memanggil orangtua siswa yang bersangkutan,” tegas Asmawati.
Razia video mesum yang dilakukan jajaran Poltabes Palembang selama dua jam dipimpin langsung Wakasad AKP Banyu Dewantoro lebih bersifat pembinaan mental dan akhlak remaja usia sekolah sehingga saat ditemukan video mesum, pemberian hukum disiplin tetap diberikan pihak sekolah, sedang kepolisian sekedar memberikan pembinaan semata.

Tepat pukul 10.00, 12 personil yang terbagi dalam tiga kelompok langsung menyebar memasuki 18 ruang kelas, yakni kelas II dan III. Gerak cepat personil tetap dikalahkan oleh kecanggihan teknologi dan kecepatan tangan para siswa. Terbukti saat dirazia, meski mengaku kaget, rata-rata siswa berupaya menghapus beragam rekaman video yang tersimpan dalam ponsel.
Ketika memasuki ruang kelas III IPS C, Sholahuddin yang duduk di bagian belakang tampak gelisah sambil sesekali menghapus keringat yang memenuhi keningnya. Saat tangan petugas mengambil ponsel merah, dengan rileks dirinya mengatakan bahwa ponsel Ericcson-nya mati karena kehabisan baterai. sedang satu ponsel nokia 7610 miliknya tampak harus dibuka dulu menggunakan password.
“Coba kamu buka, mengapa pakai password segala,” kata petugas.
Dengan cepat, Sholahudin langsung menuntun petugas membuka satu demi satu ponsel layanan yang tersedia. Saat masuk item video ternyata gerak duduk Sholahuddin kian gelisah dengan mimik muka yang memucat. (sir)

Tidak ada komentar: