Sabtu, 22 November 2008
wisata Musi Rawas
Lima Kunci Kembangkan Pariwisata Daerah
Pengembangan potensi wisata daerah, di manapun daerah itu berada, harus mengembangkan lima strategi pokok sehingga para wisatawan tergerak untuk mendatangi daerah tersebut.
Lima strategi pengembangan pariwisata daerah itu diantaranya, membangun desa-desa wisata, menggali dan mengemas produk wisata yang akan ditawarkan , dan satu desa satu produk unggulan. Di sisi lain, daerah selalu menampilkan potensi dan keunggulan daerah, tiap tahun ada festival tradisional, dan menggerakkan pariwisata “Poelang Kampoeng.”
Bupati Musi Rawas, Ridwan Mukti mengatakan, pariwisata tidak bisa berdiri sendiri. Sektor ini merupakan pekerjaan semua instansi terkait, lintas daerah dan lintas sektoral.
Pengamatan secara cermat terhadap perjalanan pariwisata Indonesia menurut Bupati Ridwan Mukti, menunjukkan, bahwa industri pariwisata nasional tidak dibangun di atas fondasi pariwisata lokal yang senyatanya memiliki sumberdaya utama.
Dengan kata lain katanya, kebijakan dan program pariwisata yang didisain tidak berbasis pada kebutuhan masyarakat lokal, katakanlah untuk memperoleh tourism experience, melainkan didasarkan pada kebutuhan wisatawan wisman. Ekonomi pariwisata dibingkai untuk merespon permintaan wisman, bukan sebagai stimulus dan antisipasi pengembangan perilaku wisata (tourism behaviour) masyarakat lokal.
Fakta itulah katanya, yang mencuat ketika banyak pihak merasa sukses membangun image terhadap produk wisata nasional di pasar dunia. Pebisnis wisata seperti tidak lelah dan kemudian tampil di berbagai event untuk menjual produk-produk wisata unggulan. Badan pariwisata internasional pun terus memprovokasi pemerintah agar menangkap peluang Indonesia sebagai destinasi wisata andalan di kawasan Asia Pasifik. Bahkan para ahli terpukau dengan sanjungan yang membius, bahwa Indonesia kelak akan jadi surga bagi wisman kalau potensi wisatanya dikembangkan sesuai dengan selera globalisasi.
Menurut Ridwan Mukti, ada dua tantangan strategis yang dihadapi oleh pariwisata daerah dan membutuhkan penanganan yang serius. Pertama pengembangan infrastruktur pariwisata yang secara riel menjadi kebutuhan wisatawan lokal. Fakta telah membuktikan bahwa penyediaan fasilitas pariwisata lokal ini seringkali dilakukan tanpa pengetahuan tentang – atau kebutuhan dan permintaan – pasar lokal.
Ke dua pembentukan pasar lokal yang potensinya cukup besar. Diakui atau tidak, fasilitas pariwisata yang tersedia akan mubazir tanpa adanya wisatawan yang akan menggunakannya. Jelasnya, membangun pariwisata daerah tidak cukup hanya dengan menyediakan fasilitas dan atraksi semata, tanpa menciptakan pasar wisatawan yang akan mengonsumsi atraksi tersebut.
Dalam hal ini ujarnya, perlu diberikan perhatian khusus tentang yang kedua. Pemutusan tali ketergantungan pada pasar wisman dan kemudian memobilisasi pasar wisatawan lokal merupakan agenda pengembangan pariwisata daerah yang sangat desisif. Kebijakan pariwisata seharusnya disusun untuk menciptakan terobosan baru tentang pembentukan pasar (market formation) lokal dengan efek magnitude yang besar. Efek tersebut tidak hanya menyangkut mobilitas penduduk di daerah untuk melakukan perjalanan wisata, tetapi juga menciptakan peluang-peluang ekonomi dan pemberdayaan masyararakat secara optimal.
Untuk merealisasi hal ini, menurut Ketua Pusat Kajian Pariwisata, Universitas Pancasla Jakarta, Oka A. Yuti pihak daerah perlu menggali potensi pariwisata yang dimiliki daerah, dan mengembangkan pariwisata berdasarkan prioritas.
Di sisi lain daerah perlu memberi penyuluhan pada masyarakat, meningkatkan kompetensi dan profesional SDM pariwisata, dan menyusun perencanaan strategis pengembangan pariwisata daerah. Disamping menyusun anggaran pengembangan sesuai prioritas perencanaan pengembangan tiap tahun.
Oka menyungkapkan hal ini ketika menjadi pembicara pada Lokakarya Pengembangan Pariwisata Berbasis Pasar Wisata Lokal ( Menerobos Kemacetan Perkembangan Pariwisata Daerah) yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Musi Rawas di Lubuklinggau kemarin.
Menurut dia, potensi wisata daerah, bisa menjadi penggerak perekonomian daerah, serta dapat membangun pusat-pusat pertumbuhan dan memberi peluang kesempatan berusaha. Di sisi lain, mengurangi pengangguran, dapat meningkatkan penerimaan pajak, PAD dan kesempatan membangun infrastruktur perekonomian.
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Musi Rawas, Retno Trapsilowati, di Kabupaten Musi Rawas, terdapat empat lokasi wisata yang saat ini tengah dikembangkan. Diantaranya, Goa Napalicin, Danau Raya, Danau Suka Hati, dan Danau Gegas . Objek wisata ini merupakan 20 dari potensi wisata yang ada di daerah ini. (sir)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar