Bayi Tanpa Telinga
Palembang:
Ksatria. putri ketiga pasangan Bahna (35) dan Paini (25), warga Jalan Pati Usman, Lorong Jaya Laksana,RT 09 No 55,Kecamatan Seberang Ulu I,Palembang, lahir tanpa memiliki lubang dan daun telinga. Kini, karena ketiadaan biaya, keluarga bayi menunggu program kesehatan gratis untuk bisa dioperasi.
Bayi berbobot 3,3 kg ini lahir pada 3 Januari 2009 lalu melalui pertolongan bidan desa. Sejak lahir, bayi cantik ini langsung dirawat orangtuanya di rumah. Dengan bantuan Ketua Masyarakat Miskin Kota (MMK) Sumsel Arifin Kalender, kemarin Ksatria dibawa keluarganya ke Rumah Sakit Umum Daerah Bari, Palembang. Turut serta mengantar Ksatria kedua orangtuanya, serta nenek dan kakeknya.
“Pihak rumah sakit sudah melihat kondisi anak kami. Tapi RSUD Bari tak punya kelengkapan peralatan medis untuk penanganannya, sehingga perlu dibawa ke RS Umum Pusat Dr Muhammad Hoesin Palembang,” ujar Paini sedih di halaman RSUD Bari.
Paini mengatakan, pihak dokter jaga THT di RSUD Bari menyarankan untuk segera membawa Ksatria ke rumah sakit yang memiliki peralatan medis lengkap agar langsung dapat dioperasi. “Yang kami bingung, selain tak memiliki daun telinga, anak kami juga tak punya lubang telinga pada bagian kiri dan kanan.
Kami baru akan mengobatinya setelah launching pengobatan gratis oleh Pak Gubernur. Sebab setelah launching, pembiayaan kami dapat tertolong,” ucapnya.
Bahna, ayah kandung Ksatria,mengaku langsung pulang dari tempat kerjanya setelah mengetahui sang bayi lahir dalam kondisi tak normal. Bahna yang bekerja sebagai buruh tani di PT Kirana (perkebunan sawit) Provinsi Jambi, tiba di Palembang pada Rabu (7/1) malam.
“Saya bekerja di tengah hutan yang berjarak 54 km dari pusat Kota Jambi,” ujar pria yang memiliki penghasilan tidak tetap tersebut.
Masnah (55), nenek Ksatria, mengatakan, keluarganya tidak memiliki kartu Jamkesmas atau Askin sebelumnya sehingga pihaknya mengharapkan uluran tangan dari pemerintah atau dermawan agar membantu pembiayaan.
“Kalau untuk operasi diperkirakan bisa puluhan juta,dan kami tak sanggup. Makanya, kami memutuskan menunggu pengobatan gratis diresmikan Gubernur Sumsel.Namun, jika nanti ternyata kondisi Ksatria mendesak ditangani tim medis,sebisa mungkin Senin (12/1) nanti kami bawa ke RSMH Palembang,” paparnya. Setelah diperiksa tim medis RSUD Bari, pagi kemarin Ksatria kembali dibawa pulang. (sir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar