Rabu, 07 Januari 2009

Rumah Murah Terhambat

Rumah Murah Terkendala Pembebasan Lahan



Palembang:

Pembangunan rumah murah bagi guru dan buruh sektor informal di Palembang masih terkendala masalah ketersediaan lahan. Sejauh ini baru tersedia separuhnya.

Menjelang pembangunan tahap I yang direncanakan dibangun sebanyak 1.000 unit rumah di Jakabaring, Tegal Binangun, Plaju, masih belum terealisasi seluruhnya. Dari yang ditargetkan dilakukan pembebasan lahan seluas 50 ha, kini masih menyisakan sekitar 27 ha yang belum dibebaskan.

Asisten Pemerintahan Setda Provinsi Sumsel Abdul Shobur dalam rapat koordinasi program rumah murah di ruang rapat Bina Praja Pemprov Sumsel kemarin mengatakan, lahan yang akan digunakan dalam program rumah murah tersebut berada di lokasi yang cukup strategis.

“Jumlah lahan yang kami persiapkan seluas 50 ha dan sekitar 27 ha belum dibebaskan dan harus diganti rugi.Tetapi, kondisi lokasi belum ada bangunan yang permanen. Jadi,diperkirakan tidak akan terlalu sulit proses pembebasannya nanti.Masalah ganti rugi dianggarkan tahun ini (2009),” ujarnya di Pemprov Sumsel.

Kepala Dinas PU Cipta Karya Provinsi Sumsel Rizal Effendi mengatakan, pembangunan 1.000 rumah murah untuk guru dalam waktu dekat sudah dapat dimulai.

Sementara itu, Direktur Utama Bank Sumsel Asfan Fikri Sanaf mengusulkan agar tim seleksi dan penerimaan rumah murah hendaknya dirancang satu atap. Jadi, warga yang hendak mendaftarkan diri tidak bingung. Selain itu, turut dipikirkan bersama kriteria calon penerima rumah murah.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Gubernur Provinsi Sumsel Eddy Yusuf mengatakan, program rumah murah harus disukseskan. Sebab, program tersebut sangat dibutuhkan bagi warga dengan pendapatan rendah. “Selain itu, bulan depan pendaftarannya sudah dimulai, maka lahannya harus segera disiapkan.Rumah gratis itu akan dibangun di Jakabaring, tepatnya di Tegal Binangun, Plaju.

Di dekat lokasi itu,juga dibangun perkantoran Pemprov Sumsel dan Kantor Bank Sumsel nantinya,” ujar Eddy. (sir)

Tidak ada komentar: