Senin, 19 Januari 2009

Pusri 1B Normal

Pusri 1 B Ditargetkan Normal 2010

SRAGEN: PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang menargetkan dapat mengoperasikan pabrik 1 B secara normal 100% pada 2010 menyusul pada tahun pabrik tersebut akan melakukan pergantian peralatan yang sudah tidak maksimal lagi digunakan.

“Pabrik 1 B termasuk pabrik baru dibangun pada 1990, dibanding 3 pabrik Pusri lainnya yang telah berumur tua diatas rata-rata 30 tahun, namun produksi 1 B sering tidak maksimal pada tahun lalu, produksi 1 B hanya mencapai 297 hari atau mengalami down time yang begitu besar,” aku Dirut PT Pusri, Dadang Heru Kodri di sela-sela Peresmian Pabrik Organik di Sragen, Jawa-Tengah pekan ini.

Dadang menyebutkan pada tahun ini pihaknya akan melakukan pergantian beberapa peralatan pada pabrik 1B, seperti reformer ( mesin pemanas), mesin turbine serta kompresor yang berfungsi untuk menaikan tekanan.

Sehingga dengan alat yang baru tersebut, lanjutnya dapat mengoptimalka operasi pabrik tersebut.

“Dulu kerap terjadi mess communication, tetapi saya ingatkan kepada seluruh karyawan jangan ragu menggunakan ahli dari luar, karena ahli dari luar dapat melihatnya kendala dan rusaknya pabrik secara luas,”paparnya.

Hasilnya, sambung Dadang kendala yang terjadi pada pabrik 1 B yang tidak beroperasi secara maksimal tersebut dapat teratasi. Dengan demikian Pusri targetkan pada 2010 pabrik 1 B dapat beroperasi secara maksimal sesuai dengan kapasitas rata-rata 570.000 ton per tahun.

Dadang mengungkapkan tahun ini untuk melakukan perbaikan pada seluruh pabrik Pusri (1B,II,III,IV) pihaknya menyiapkan anggaran 6%-8% atau sekitar Rp240 miliar.

Laba turun
Dia berharap dengan adanya perbaikan mesin pada pabrik tersebut setidaknya dapat meningkat kinerja Pusri. Terkait tidak maksimalnya produksi pada 2008, Dadang menerangkan tidak berpengaruh keuntungan.

Meski pada 2008 diperkirakan, imbuhnya laba Pusri mengalami penurunan sekitar 40% atau memperoleh pendapatan sekitar Rp300-Rp400 miliar dibanding 2007 yang mencapai Rp700 miliar.

“Tidak optimalnya produksi pada 2008 tidak berpengaruh pada pencapaian laba 2008, tetapi turunnya laba disebabkan pemerintah mengingikan penurunan alokasi subsidi secara nasional, tetapi kita tunggu saja konkritnya pendapatan Pusri 2008 setelah diudit oleh BPK,”ulasnya.

Selain itu, akunya penurunan pendapatan tersebut dipengaruh juga dengan perubahan sistem distribusi pupuk Pusri (rayon) di sebagian wilayah pemasaran Jawa yang dimbil Pupuk Kaltim.

“Nah, dengan berkurangnya rayon tersebut, setidaknya Pusri kehilangan ratusan miliar pendapatan, apalagi 2008 Pusri tidak menjalankan ekspor pupuk ke luar negeri,”terangnya.(sir)

Tidak ada komentar: