Rabu, 01 April 2009
Telkomsel bantu TI
Bantuan Pendidikan: (kiri-kanan) VP Area Pamasuka Telkomsel Agus Mulyadi, Kepala Sekolah SMAN 5 Balikpapan Siswantoro S.Pd. MM, Direktur Utama Telkomsel Sarwoto Atmosutarno, Kepala Sekolah SMPN 3 Balikpapan Dra. Tatiek Sulastri, Kepala Sekolah SDN 9 Balikpapan Zuliah Ama Pd., dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Balikpapan Sarjono saat penyerahan bantuan aplikasi pendidikan berbasis teknologi informasi (TI) di Balikpapan (1/4). Dalam upaya membangun sekolah berbasis TI, Telkomsel menyerahkan bantuan software aplikasi canggih bagi 3.200 siswa di 3 sekolah di Balikpapan senilai Rp 200 juta berupa Paket Software Pendidikan Interaktif, Paket Komputer, UPS (baterai cadangan), LCD Proyektor, wide screen, dan pelatihan.
Telkomsel Gelar Metode Belajar Berbasis TI
Balikpapan, 1 April 2009
Dalam upaya membangun sekolah berbasis teknologi informasi (TI), hari ini Telkomsel menyerahkan bantuan software aplikasi canggih kepada 3 sekolah di Balikpapan sekaligus memperkenalkan metode pendidikan interaktif terbaru yang memadukan ilmu pengetahuan dan multimedia dalam tampilan yang atraktif dan menyenangkan bagi pelajar.
Bantuan Telkomsel bagi 3 sekolah di Balikpapan tersebut senilai Rp 200 juta berupa Paket Software Pendidikan Interaktif, Paket Komputer, UPS (baterai cadangan), LCD Proyektor, wide screen, dan pelatihan. Ketiga sekolah yang menerima bantuan adalah SDN 9, SMPN 3, dan SMAN 5 dengan jumlah dan siswa sebanyak 3.200 anak.
“Dengan adanya sofware pendidikan interaktif beserta perangkat keras ini, kami berharap dapat mempermudah para pengajar dan siswa dalam menjalankan proses belajar mengajar sejalan dengan kurikulum Depdiknas. Melalui metode pendidikan interaktif berbasis TI ini, para pelajar kini dapat belajar matematika atau fisika dengan cara yang sangat mudah, karena aplikasi ini dilengkapi dengan ilustrasi, gambar, dan suara. Hal ini tentunya akan menjadikan pelajaran matematika dan fisika yang sebelumnya dikenal sebagai momok bagi banyak siswa, akan menjadi mata pelajaran yang disenangi siswa,” ungkap Direktur Utama Telkomsel Sarwoto Atmosutarno.
Program ini juga merupakan upaya pemberdayaan guru sebagai bagian penting dalam proses belajar mengajar di sekolah, dimana mereka mendapatkan pelatihan penggunaan software dan metode pengajaran yang efektif dan mudah diserap. Pelatihan bagi para guru meliputi: install program, pengoperasian software, pelatihan pedagogi, dan teknik mengajar.
Metode pendidikan interaktif berbasis TI yang diperkenalkan Telkomsel ini merupakan metode yang mengacu pada sistem belajar siswa aktif, berbeda dengan metode tradisonal dimana pelajar hanya mendengarkan guru berbicara atau ceramah di depan kelas.
Teori Learning Pyramid oleh National Training Laboratories (NTL) Maine-USA menyebutkan bahwa metode tradisonal dalam bentuk Ceramah memiliki tingkat penyerapannya oleh pelajar hanya 5%. Untuk metode Bacaan, tingkat penyerapannya 10%, Audio-visual 20% dan metode Demonstrasi tingkat penyerapannya 30%. Ini merupakan suatu keprihatinan karena sebagian besar proses pendidikan di Indonesia justru menggunakan metode ceramah.
Rendahnya tingkat pencapaian metode tradisonal tersebut, menurut NTL dapat diatasi dengan pendekatan interaktif atau berpusat pada pelajar. Pendekatan interaktif terbagi atas tiga metode, yaitu kelompok diskusi yang tingkat pencapaiannya 50%, practice by doing 75%, dan yang paling efektif adalah mengajarkan kepada orang lain atau penggunaan secara langsung yang didukung aplikasi berbasis TI dengan tingkat pencapaiannya 90%.
“Metode pendidikan interaktif berbasis TI menghadirkan sistem belajar baru yang lebih mudah dan menyenangkan, dimana para pelajar memperoleh keterampilan praktis melalui tampilan multimedia dan sekaligus menciptakan lingkungan saling berbagi pengalaman, diskusi, maupun tukar pikiran. Kegiatan semacam ini bisa dilakukan lewat interaksi antara guru dan pelajar secara terbuka dan kritis,” tegas Sarwoto.
“Untuk penyediaan software pendidikan interaktif ini, Telkomsel bekerjasama dengan developer aplikasi lokal, yang sepenuhnya merupakan karya anak negeri. Software ini dilengkapi dengan Bahasa Indonesia dan Inggris, serta telah mendapatkan sertifikasi baik internasional maupun dalam negeri, yakni Departemen Pendidikan Nasional,” papar Sarwoto.
Bilamana metode belajar berbasis teknologi informasi ini diterapkan di seluruh Indonesia maka mutu pendidikan di sekolah-sekolah akan memiliki kesetaraan, baik di kota, daerah, dan pelosok.
”Dukungan Telkomsel terhadap dunia pendidikan telah lama diwujudkan dalam berbagai program kepeduliannya, dimana program Corporate Social Responsibility Telkomsel sengaja dititikberatkan pada bidang pendidikan. Telkomsel menyadari bahwa pendidikan merupakan faktor penentu sumber daya manusia Indonesia kelak, dan kami telah mensinergikan pendidikan dengan ragam apikasi dan kecanggihan teknologi informasi khususnya seluler, sehingga dunia pendidikan memasuki era baru pendidikan berbasis TI, seperti e-learning, e-education, dan sebagainya,” tambah Sarwoto.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar