Jumat, 12 Oktober 2012

Guru se-Sumsel Dilatih Mendidik dengan Ramah


Palembang,

Sumsel pionir dalam program sekolah gratis. Selain itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel juga memberi perhatian kepada pendekatan pembelajaran.

"Terutama kepada anak-anak berkebutujan khusus," ujar Gubernur Sumsel H Alex Noerdin ketika meninjau pelatihan pendidikan inklusif bagi para kepala sekolah dan guru SD se-Sumsel, Kamis (11/10) di Hotel Duta.

Pelatihan ini sudah dilaksanakan sejak tiga tahun lalu. Hingga kini, menurut Kepala Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Sumsel Ade Karyana sudah 60 sekolah se-Sumsel mendapat pelatihan ini.

Tahun ini, 30 sekolah dari 15 kabupaten kota diikutsertakan mengikuti pelatihan. "Masing-masing sekolah mengirim kepala sekolah dan 3 guru. Sehingga total berjumlah 120 oerang guru. Mereka ini diharapkan bisa menularkan pendekatan inklusif ini kepada guru di sekolah lain. Terutama di kelas-kelas awal, yakni kelas I dan II," papar Ade.

Ditambahkan Ade Karyana, dengan pendekatan inklusif yang menonjolkan cara mengajar yang ramah, siswa juga tidak boleh diperkenankan mengalami diskriminasi.

"Apakah mereka memiliki kelainan fisik, kemampuan ekonomi, maupun tinggal di daerah harus mendapat pendidikan yang sama," tuturnya.

Gubernur Sumsel Alex Nerdin sempat menyaksikan peragaan cara mendidik inklusif dari seorang peserta .........
"Kita bisa belajar berhitung menggunakan kotak hitung. Mari kita hitung, bagaimana menjumlahkan dengan mudah....,' tuturnya sembari praktik dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.

Anak-anak berkebutuhan khusus memerlukan pendekatan khusus. Untuk itulah, guru-guru se-Sumsel diberi bekal pendekatan pendidikan inklusif.

Menanggapi pertanyaan Ramadani peserta dari SDN 49 Lubuklinggau soal seluruh guru bisa diikutsertakan pelatihan inklusif, Gubernur menyatakan tahap awal diseleksi beberapa guru dari berbagai sekolah. "Nantinya anda-anda lah yang terpilih ini diharapkan bisa berbagi dengan guru-guru yang lain," ujar gubernur

Tidak ada komentar: