Jumat, 12 Oktober 2012

Hujan Buatan Sekaligus Atasi Kekeringan




Palembang,

Belum berhasilnya tim penanggulangan darat dan water bombing menjangkau daerah pinggiran pantai di Provinsi Sumsel, membuat Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk menurunkan hujan buatan.

Cara ini dilakukan guna mengatasi terjadinya kebakaran hutan dan titik panas (hotspot) di Sumsel yang terus meningkat. Selain itu, untuk menghindari terjadinya kebakaran yang lebih luas di lahan gambut, terutama daerah terpencil.

Gubernur Sumsel H Alex Noerdin menuturkan, hujan buatan ini sangat penting dilakukan untuk mengatasi kebakaran dan kabut asap yang dirasa semakin mengganggu aktivitas masyarakat. "Ini juga menjawab permintaan masyarakat yang menginginkan hujan (buatan),” katanya
usai menghadiri pelepasan operasi udara TMC, di halaman VIP Room Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II, Minggu (7/10).

Adapun manfaat lain dari hujan buatan ini, lanjut Alex, bukan hanya mampu menanggulangi kebakaran hutan dan lahan semata, melainkan juga menanggulangi kekeringan yang terjadi akibat musim kemarau.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Yulizar Dinoto menyampaikan, dua area lahan gambut yang saat ini sulit dipadamkan oleh tim penanggulangan darat,yakni di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan Kabupaten Banyuasin.

“Persisnya di pinggiran pantai selatan OKI dan di Pulau Rimau Banyuasin. Dua kawasan itu,tim darat tidak dapat menjangkau lahan gambut yang terbakar. Selain sangat luas, letaknya juga berada di pelosok, oleh karena itu diperlukan hujan buatan,” ungkapnya.

Kendati telah ada hujan buatan, dia memastikan, tim penanggulangan darat akan tetap diterjunkan ke lapangan, mengikuti jadwal beroperasinya hujan buatan yang dilakukan BPPT.“Tim darat akan terus beroperasi hingga masuk musim hujan,”pungkas dia.

Kepala UPT Hujan Buatan BPPT F Heru Widodo mengatakan, hujan buatan dilakukan berdasarkan data-data yang dikumpulkan dari berbagai pihak, termasuk permintaan dari Pemprov Sumselperminyakan

"Kami  akan melakukan penyemaian (hujan buatan) di beberapa daerah yang memiliki titik api dan sulit dijangkau, baik oleh tim darat maupun water bombing,” ujarnya.

Operasi ini, kata Heru, akan berlangsung selama 15 hari dengan menggunakan satu unit pesawat jenis CASA 212- 200 milik TNI AD, dan dapat dilanjutkan atau diperpanjang sesuai kebutuhan di lapangan. Setiap harinya akan dilakukan penyemaian 800 kg hingga 1 ton garam di udara. “Anggaran yang dikucurkan untuk melakukan hujan buatan di Sumsel ini berjumlah Rp1,3 milliar. Di mana, setiap harinya menghabiskan dana sekitar Rp113-114 juta yang berasal dari BNPB,” kata dia.

Terkait curah hujan yang terjadi di Sumsel beberapa hari terakhir, dia mengaku,hujan tersebut terjadi akibat adanya badai di daerah Kalimantan yang terbawa ke daerah Indonesia bagian barat. Akibatnya, di beberapa wilayah, seperti Sumsel, Lampung, dan Jawa mengalami hujan. “Hujan yang ada saat ini hanya terjadi beberapa waktu saja,karena saat ini belum masuk musim penghujan.Oleh karena itu, hujan buatan ini tetap kita lakukan guna meminimalisir terjadinya kebakaran hutan yang lebih luas,” papar dia. (sir)


Tidak ada komentar: