Rabu, 27 Juli 2011

Karyawan PT TEL Mogok Kerja Tuntut Manajemen Transparan

Karyawan PT TEL Mogok Kerja Tuntut Manajemen Transparan

Palembang:

Sekitar 900 karyawan yang tergabung dalam Serikat Pekerja PT Tanjung Enim Lestari ( SPPT TEL) Pulp and Paper mogok kerja di halaman depan Gate 12 PT TEL Rabu (27/7). Akibatnya, seluruh aktivitas penjualan dan produksi perusahaan terhenti. Aksi mogok kerja berlangsung damai.

Selain melakukan orasi,para karyawan memasang sejumlah karton bertuliskan beragam kecaman dan protes kepada perusahaan.
Ketua SPPT TEL Ashalmengatakan, aksi dipicu setelah perundingan tripartit antara karyawan dan manajemen PT TEL dengan mediator dari Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Muaraenim yang digelar untuk ke 11 kalinya kembali menemui jalan buntu. Rencananya, tahap pertama aksi yang dimulai sekitar pukul 08.00 WIB terus berlajut selama 3 x 24 jam atau hingga Jumat (29/7).
Ashal mengungkapkan, melalui Federasi Serikat Pekerja Pulp and Paper Indonesia (FSP2KI) juga akan meminta kepada bupati dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Muaraenim untuk bersama-sama memfasilitasi aspirasi para pekerja kepada pihak perusahaan.

Menurut Ashal, dalam tuntutan yang diajukan ada enam poin utama yang harus dipenuhi pihak perusahaan. Yakni, stop wanprestasi atas kesepakatan bersama tentang struktur dan skala upah, kenaikan upah dan THR harus dengan kesekatan bersama, dan laksanakan perjanjian kerja bersama (PKB) secara murni dan konsekuen. Selanjutnya, kata dia, hentikan semua bentuk intimidasi dan manipulasi kepada pekerja, berhentikan pejabat perusahaan yang menghisap darah pekerja, serta laksanakan tanggung jawab sosial kepada masyarakat.

“Apabila tuntutan yang kami sampaikan ini tetap tidak dipenuhi oleh pihak perusahaan, maka kami selaku pekerja akan terus melanjutkan aksi mogok kerja dalam waktu yang tak di tentukan. Bisa satu minggu atau lebih,”tegas Ashal.

Senada, Presiden FSP2KI Irsal Zulpakar menuturkan, selama ini para pekerja merasa dibohongi pihak perusahaan. Selama 13 tahun berdiri, manajemen selalu menyatakan kerugian.

“Padahal hal tersebut tidak benar.Sebagai gambaran, dari hasil audit keuangan 2007 PT TEL berhasil meraih keuntungan sebesar Rp.270 miliar dan 2008 Rp.699 miliar. Begitupula untuk tahun 2009 dan 2010,”ungkapnya. Kendati tidak mengetahui angka pasti, pihaknya yakin selama dua tahun terakhir perusahaan untung besar. Hal ini bisa dilihat dari harga pulp yang terus meningkat. Indikasi lainnya,banyak proyek Jepang yang masih berjalan sementara para pekerja hanya sebagai objek tanpa ada pembayaran lebih.


Sementara,PT TEL yang secara kalkulasi keuntungan perusahaan mencapai kisaran USD1,2 juta per harinya justru tidak melakukan itu,”tegas dia. Saat ini,ungkap Irsal,PT TEL mampu meproduksi sebanyak 1.400 ton pulp per hari.Dimana, untuk setiap ton harga jual mencapai USD900-1.000. Namun, sejak adanya aksi mogok kerja membuat semua penjualan dan produksi terhenti.

“Mogok kerjanya ini bukan pilihan.Kami sebenarnya juga berharap PT TEL ini akan terus ada.Namun,kami terpaksa, karena sikap manajemen perusahaan yang terkesan tidak memihak para pekerja,” ungkap dia. (sir)

Tidak ada komentar: