Minggu, 07 September 2008

pamen ancam wartawan

Pamen Polisi Ancam Wartawan dengan Senpi

Palembang:

Kesal dengan aksi kebut-kebutan di jalan raya,membuat seorang oknum perwira menengah (Pamen) di jajaran Kepolisian Resor (Polres) KotaLubuklinggau bertingkah ala koboi.

Tak hanya menembakkan senjatanya, tindakan tak terpuji juga dilakukan si oknum kepada salah seorang wartawan harian lokal Media Musirawas (MM), bernama Imran Alkhudrie alias Boim, yang kebetulan berada di lokasi dan sempat mengabadikan aksi sang oknum saat meletuskan tembakan ke udara.
Menyadari aksinya diabadikan,sang oknum naik pitam dan memarahi Boim. Sang oknum bahkan hendak merampas kamera Boim yang saat itu sedang menjalankan tugas jurnalistik.

Oknum Pamen berinisial ED tersebut, Sabtu (6/9) sekitar pukul 23.00 WIB,berbuat arogan dengan cara menembakkan senjata api (senpi) revolver miliknya secara membabi buta dengan tujuan membubarkan aksi kebut-kebutan kendaraan roda dua dan para remaja yang bermain petasan di seputaran Lapangan Merdeka, Kota Lubuklinggau.

Sontak, aksi koboi Pamen berpangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP) dalam razia gabungan itu membuat puluhan remaja dan pedagang di sekitar lokasi langsung kocarkacir. Dengan ketakutan yang amat sangat,para warga mencari tempat teraman karena takut menjadi sasaran peluru nyasaroknum bersangkutan

Merasa di bawah tekanan, akhirnya Boim pun terpaksa menghapus hasil dokumentasinya saat itu juga. ”Aku waktu itu tidak bisa berpikir lagi dan hanya minta maaf sama dia (oknum perwira). Dia juga sempat membentak aku dengan keras serta mengacungkan senpinya ke arah kaki aku,”ujarnya. Boim juga menyebutkan, setelah menghapus foto jurnalistik tersebut, sang oknum Pamen sempat meminta maaf kepadanya di hadapan wartawan yang lain.

Kepala Polres Lubuklinggau Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Yohanes Soeharmanto, mengatakan, aksi koboi salah satu anggotanya tersebut dengan melepaskan tembakan ke udara dilakukan semata-mata untuk membubarkan aksi kebut-kebutan di depan Lapangan Merdeka serta menertibkan para remaja yang tiap malam bermain mercon di dekat Masjid Agung.Mengenai tindakan anggotanya terhadap salah seorang wartawan MM, Kapolres mengatakan, seharusnya wartawan bersangkutan bertanya dulu kepada petugas di lapangan dan jangan mengambil gambar tidak pada tempatnya. ”Kita di sini sama-sama punya etika dan harus saling menghormati,” tuturnya.

Pimred MM, H FJ Adjong kepada wartawan mengatakan tidak bisa menerima perlakuan pamen terhadap wartawannya. Menurutnya, tidak ada juga etika yang mengharuskan fotografer mesti minta izin dahulu mengambil foto di tempat umum.

Kasus ini, menurutnya telah dilaporkan ke Kapolri, Kapolda, Dewan pers dan pihak terkait lainnya untuk dituntaskan. Dan jangan sampai terjadi serta terulang lagi aksi pengancaman terhadap jurnalis saat melaksanakan tugas profesinya. (sir)

Tidak ada komentar: