Jumat, 12 Desember 2008

dokter tertipu miliaran rupiah

Puluhan Dokter dan Anggota TNI Tertipu Bisnis Alkes

Palembang:

Sedikitnya 30 dokter dan anggota TNI di Palembang menjadi korban penipuan bisnis alat kesehatan (alkes). Kerugian mencapai Rp 2 miliar.

Aksi penipuan yang dilakukan Abdulah Sani (30),warga Jalan Tombak, RT 01/021, Sekip, Kelurahan 20 Ilir D-II,Kecamatan Kemuning, ini memang tergolong cukup nekat.

Korbannya 30 orang, terdiri atas dokter dan anggota TNI Kesehatan Kodam (Kesdam) II/Sriwijaya, dengan kerugian yang dialami korban mencapai Rp2 miliar.

Aksi penipuan yang dilakukan Pimpinan CV Absan Jaya Medika ini terungkap setelah seorang korbannya, Eka Febrianti (25), anggota Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad) warga Asrama Kodam II/Sriwijaya, Sekojo Blok GA-1 RT 23,Kelurahan 2 Ilir, Ilir Timur II, melaporkan peristiwa yang menimpanya ke Poltabes Palembang, Jumat (12/12).

Dalam laporannya, korban menceritakan, penipuan terjadi pada 28 Maret lalu saat dirinya sedang berdinas di Rumah Sakit AK Gani. Saat itu, dirinya ditemui tersangka yang menawari kerja sama pengadaan alat kesehatan. Kepada korban, tersangka minta pinjaman modal usaha dengan sistem bagi keuntungan 10% yang diberikan setiap minggu.

“Kami sesuai perjanjian, bila modal dipinjam, setiap minggu akan diberi untung 10% dari uang modal,” kata Eka.Merasa tergiur, dia lantas menyerahkan uang sebesar Rp140 juta.Namun hingga saat ini, tersangka tak kunjung memenuhi janjinya.

Beberapa saat setelah korban melapor, tersangka Abdullah menyerahkan diri.Tak berapa lama kemudian, sejumlah korban lain yang rata-rata berambut cepak menemui tersangka yang tengah diperiksa. Saat diinterogasi, tersangka mengaku menyerahkan diri karena takut dengan para korban yang hampir seluruhnya berprofesi sebagai dokter dan TNI di Rumah Sakit AK Gani.

Kepada para korban, Abdullah mengakui menjanjikan akan memberikan keuntungan sebesar 10% dari modal para korban masing-masing setiap minggu. “Misalnya, korban menyerahkan modal sebesar Rp4 juta, akan saya berikan Rp400.000 setiap minggu,” ujarnya.

Kini bisnisnya macet. Dan para pemodal tak mau peduli. Mereka tetap menginginkan keuntungan dib erikan setiap minggu sesuai perjanjian. (sir)

Tidak ada komentar: