Selasa, 09 Desember 2008

Kurban Diperjualbelikan


Daging Kurban Diperjualbelikan


Palembang

Hewan kurban ternyata tidak selamanya dikonsumsi sendiri. Tidak sedikit warga miskin yang memperjualbelikan daging kurban yang dia terima dari masjid.

Mereka rela ke pasar tradisional untuk menjual daging kurban yang diterima dan seharusnya dikonsumsi sendiri. Bahkan, ada yang menawarkan langsung kepada warga sekitar seketika dia memperoleh daging kurban tersebut. Daging segar yang baru saja dipotong tentu tidak diragukan lagi. Harga jualnya pun di bawah harga pasar sehingga dengan mudahnya laku terjual.

Kartina (38), warga Kertapati, semula tidak ingin menjual daging kurban yang diterimanya. Karena butuh uang untuk membelikan anaknya baju seragam sekolah, dia menawarkan daging kurban seberat 0,5 kg dengan harga Rp25.000 atau Rp40.000–Rp50.000 per kg.

Dia menjual daging karena mendapat dua kantong daging kurban. “Aku dapat lebih daging, ado dua kantong jadi sikok aku masak buat keluargo sikok lagi aku jual. Murah be cuma Rp25.000 0.5 kg, semantara di pasar daging 1 kg pacak Rp65.000- an,” ujarnya di sekitaran Masjid Agung Palembang, Senin (8/12).

Meskipun tidak secara terang-terangan, transaksi jual-beli daging kurban diduga cukup banyak. Seperti juga yang terjadi di Masjid Agung Palembang. Meskipun panitia telah membatasi satu orang satu kupon daging kurban, ada saja warga yang ingin mendapatkan jatah lebih. Mereka terkadang membawa keluarga, keponakan, dan handai taulan lainnya. Dengan begitu, mereka akan memperoleh hasil yang lebih banyak.

Daging itu sebagian mereka jual ke pasar atau kepada siapa pun yang ingin membelinya. Antusiasme warga miskin yang ingin mengambil jatah kurban tampak di mana-mana. Bahkan,warga sudah memadati masjid utama itu sejak pukul 09.00 WIB.Padahal, pembagian daging kurban berlangsung pada pukul 14.00 WIB. Sambil menggendong anaknya, mereka rela berdesak- desakan naik ke lantai dua masjid tersebut untuk menunggu panitia Masjid Agung membagikan kupon daging kurban.
Wanita dan prianya sengaja dipisah tempat dan waktu pengambilan daging kurban.

Sementara itu, Ketua Panitia Amil Kurban Masjid Agung Sulaiman M Nur menuturkan, pihaknya berkewajiban mengatur pembagian daging kurban secara tertib. Untuk mengantisipasi seorang penerima menerima dua kupon, pihaknya sengaja mengumpulkan dalam satu tempat. “Jadi satu orang satu kupon, kalau tahun kemarin tidak diatur seperti itu. Sekarang lebih tertib,” tandasnya. (sir)

Tidak ada komentar: