JK: Kemandirian Bangsa Didukung Ketahanan Ekonomi
Palembang:
Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas) Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) 2008 di Palembang Jumat (12/12), resmi dibuka Wakil Presiden HM Jusuf Kalla. Wapres dalam sambutannya menegaskan kekuatan dan kemandirian suatu bangsa hanya akan terwujud dengan ketahanan ekonomi.
Dengan demikian, membangun bangsa tidak hanya dapat dengan menjual aset negara yang berharga. Menurut JK, bangsa yang bermartabat memiliki tiga komponen utama, yakni kemampuan modal kuat, kebersamaan politik yang tinggi, dan kekuatan bela negara dalam hal ini angkatan bersenjata.
Semua itu, menurutnya, bermuara pada ekonomi yang kuat. Jika tidak, martabat bangsa Indonesia di dunia internasional tidak akan ada artinya.
Secara sederhana, martabat bangsa Indonesia dapat diukur dengan jelas yakni dengan antusiasme komunitas pers negara luar terhadap pemimpin.
“Kalau pemimpin negara kita ke luar negeri, paling hanya menjadi berita kilas pada media nasional sana.Tetapi kenapa Presiden Amerika ke Indonesiamenjadi headline semua media? Namun, itu tidak terjadi lagi, Presiden RI sudah diundang dalam pertemuan negara G21,” papar Kalla sambil tertawa.
Untuk membangun martabat bangsa tersebut, diperlukan pertumbuhan ekonomi yang kuat sehingga mampu mengatasi semua permasalahan yang timbul, baik gejolak yang timbul dari dalam maupun dari luar.Misalnya ancaman krisis keuangan global saat ini. Padahal, pemerintah masih dalam tahap perjalanan perbaikan ekonomi setelah diruntuhkan krisis moneter sepuluh tahun silam.
“Jalan keluarnya tidak lain hanya dengan meningkatkan (demand) pasar dalam negeri dan meningkatkan produksi. Harus optimistis. Pada tahun 2010 dan 2011, Indonesia dapat bersaing dengan negara lain di Asia,” tandasnya. Untuk mencapai itu, tidak harus menjual aset negara seperti yang pernah dilakukan sebelumnya.
Sebab, pertumbuhan ekonomi diprediksikan akan meningkat menjadi 8–9% di tahun 2010.“Dahulu aset dijual untuk membangun ekonomi, tetapi sekarang tidak perlu karena asetnya juga tidak ada lagi yang mau dijual,” kata Ketua Umum DPP Partai Golkar ini. Sesuai dengan tema yang diangkat dalam Silaknas, ICMI diharapkan dapat membahas dan memberi kontribusi nyata terhadap negara.
“ICMI telah mengubah paradigma berbangsa dan mengubah pandangan konstruktif tentang Islam dalam kehidupan bernegara,” ucapnya. Ketua Presidium ICMI yang juga Mensesneg Hatta Radjasa mengungkapkan, pada Silaknas sebelumnya di Pekanbaru, ICMI mengambil rekomendasi membangun demokrasi yang difokuskan pada pilkada.
Pada Silaknas 2008 ini, ICMI akan membuat kajian kritis arsitektur keuangan nasional. Sesuai dengan tema “Memperkuat Kemandirian dan Ketahanan Ekonomi dalam Membangun Martabat Bangsa”,yang akan menghargai kemampuan lokal dan mengembangkan pasar domestik.
“Ada semacam hikmah yang hendak digali dari krisis keuangan global yang terjadi, yang kemudian untuk membangun kemandirian bangsa,”ujarnya. Hatta mengakui, terdapat dua momen besar yang bertepatan dengan Silaknas 2008, yakni krisis keuangan global dan persiapan Pemilu dan Pilpres 2009.
Meski demikian, ICMI tidak akan membahas politik dan hanya membuat kajian kritis struktur keuangan dan ekonomi. Sementara itu, Gubernur Sumsel Alex Noerdin dalam sambutannya menyebutkan,sebagai tuan rumah penyelenggaraan,Sumsel berharap mendapatkan kerangka pemikiran untuk mendukung semua rencana pembangunan. Seperti pembangunan Pelabuhan Samudra Tanjung Api-Api(TAA) beserta fasilitasnya serta pencapaian program lumbungan pangan dan energi. (sir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar