Selasa, 10 Februari 2009

Perusahaan Daerah Bangkrut

Dua Perusahaan Daerah di Sumsel Bangkrut

Palembang:

Dua perusahaan daerah milik Pemrpov dinilai merugi dan bangkrut. Keduanya,
PD Prodexim dan PD Grafika Meru.

Karenanya, berbagai pihak mengharapkan perlu upaya khusus bagi perusahaan-perusahaan ini agar justru tidak membebani pemerintah daerah.


Asisten II Pemprov Edi Hermanto kemarin mengungkapkan perlu adanya perubahan manajemen, sehingga perusahaan-perusahaan tersebut bisa profesional dan memberikan profit. ”Perlu ditunjuk mereka yang mengelola perusahaan itu adalh figur-figur yang memiliki jiwa enterpreneur. Tidak penting mereka pegawai negeri ataupun swasta,” ujarnya.

Sebelumnya, Gubernur Sumsel H Alex Noerdin meminta pemaparan masing-masing perusahaan tersebut. Beberapa langkah agar segera diambilnya terhadap perusahaan daerah yang mendapat rapor merah tersebut, yakni PD Prodexim dan Grafika Meru. Sementara yang lainnya seperti PD Pertambangan Dan Energi (PDPDE), PD Swarna Dwipa, dan Bank Sumsel cukup baik.

"Ada yang bagus, ada yang lumayan dan ada yang merah," kata Gubernur Sumsel Alex Noerdin usai mengikuti presentasi dan paparan dari PD PDE dan PD Prodexim, kemarin.

Dijelaskan Alex, banyak penyebab perusahaan daerah tersebut menjadi kritis. Salah satunya karena pemegangnya bukan orang yang memiliki jiwa entrepreneurship. Padahal yang namanya perusahaan, meski itu perusahaan daerah, namun harus profit making artinya mencari peluang keuntungan untuk pemasukan daerah.

"Ini barangkali pengelolanya tidak memiliki jiwa bisnis, jadi bagaimana perusahaan daerah mau maju," katanya.

Hal senada diungkapkan anggota DPRD Sumsel dari Komisi II, Aruji Kartawinata. ”Kami yang selama ini mempelajari kondisi perusahaan daerah itu merasa memang ada yang harus dibenahi. Bagaimana membayangkan, PD Prodexim yang salah satunya mengelola SPBU kok bisa bangkrut tanpa aset lagi. Dengan karyawan yang tak menerima gaji lagi sejak setahun terakhir. Padahal, pihak swasta yang mengelola SPBU, tak ada yang bisa bangkrut,” katanya. Karenanya, komisi II memenag telah merekomendasikan kepada pemerintah untuk melakukan langkah-langkah terhadap perusahaan daerah yang merugi itu.

Seperti Prodexim, awalnya dulu digagas untuk bergerak di bidang produksi ekpor impor sesuai namanya yang merupakan singkatan Produksi Ekspor-Impor.

Wakil Ketua DPRD Sumsel Bihaki Sofyan juga menyatakan hal senada. Pihaknya juga telah menyampaikan kepada gubernur agar segera mengambila langkah-langkah. ”Kalau dibiarkan berlarut-larut, akan semakin merugikan. Karena hanya membebani keuangan,” katanya.

Menghidupi karyawan saja tak mampu, dengan aset yang tak ada lagi, tentu hanya membebabni kalau tidak dilakukan langkah-langkah strategis. Apakah akan ditutup atau dikelola dengan manajemen baru dan dengan suntikan dana baru. (k20)

Tidak ada komentar: