Sabtu, 11 Agustus 2012
Kayu Gabus Sulit Didapat, Telok Abang Berkurang
Palembang
Sulit mmendapatkan akan baku utama berupa kayu gabus, perajin telok abang yang marak menjelang 17 Agustusan di Palembang kini mengurangi produksi.
Beberapa perajin telok di kawasan Silaberanti, Kecamatan SU I, mengungkapkan, kayu gabus sebagai bahan utama membuat pesawat yang biasa didatangkan dari Prabumulih ini sudah sulit didapat. Kalaupun ada, harganya sangat mahal sehingga mereka tidak berani membeli dalam jumlah banyak karena takut pesawat tidak laku dijual. Jika sebelumnya mereka bisa menjual aneka jenis pesawat mencapai 700–1.000 unit, sejak harga gabus makin mahal, mereka pun mengurangi produksi.
Tahun ini misalnya sejumlah perajin hanya memproduksi sekitar 300 unit sesuai pesanan langganan mereka di pasar-pasar.
“Kami nih buatke untuk pesenan bae dek. Kalau idak mak itu idak bikin pesawat tahun ini sebab gabusnyo sudah mahal nian. Untungnyo tipis nian,” ujar Mamat, salah seorang pedagang Jumat (10/8). Mamat mengatakan, gabus-gabus itu mereka datangkan dari Prabumulih dan dibeli dalam bentuk karungan. Sejak 2009, harganya naik dari Rp75.000 menjadi Rp100.000 tiap karung.
Tingginya harga inilah yang menyulitkan mereka karena mereka kesulitan menaikkan harga jual di pasaran. “Itulah,kami nih serbo salah. Bahannyo ini lah mahal, tapi wong yang beli taunyo hargo pesawat ini nak murah tulah. Makonyo kami baru buat kalau ado yang pesen,” ungkap dia.
Dengan harga jual Rp10.000/pesawat, mainan produksi mereka ini setiap tahun selalu dipasok ke beberapa pasar tradisional seperti Pasar Km 5 dan Pasar 26. “Dulu untungnya bisa Rp3 jutaan, sekarang jauh sekali merosot sampai Rp1,5 juta saja. Padahal membuat pesawat ini tidak sebentar, satu hari paling dapat 10 unit,”tutur Mamat.
Sementara itu, perajin lainnya, Ombay, mengatakan, saat ini memang sulit sekali mendapatkan untung yang lumayan dari berjualan mainan khas kemerdekaan tersebut.
Telok abang sendiri merupakan mainan khas berupa berbau bentuk miniatur pesawatnya, kapal, ataupun bentuk lainnya yang terbuat dan gabus. Di atasnya lalu ditambah ekor rebus nyana diberi warna warni. Dominan warna merah. Sehingga dikenal dengan sebutan Telok abang (telur merah, red). Mainan in biasanya marak menjelang peringatan HUT RI pada bulan Agustus setiap tahunnya. (Sir)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar