Kamis, 19 Juli 2012

Guru YSP Pusri Di-PHK, Siswa dan Alumi Demo


Sumatera Ekspres, Selasa (17/7/2012)




PALEMBANG – Ratusan siswa dan alumni SMA Yayasan Sosial Pendidikan Pusri (YSPP) Palembang, kemarin (16/7), melakukan aksi di halaman sekolah. Demo sejak pukul 09.00 WIB, itu mendesak agar Kepala SMA YSPP, Nyayu Siti Fatimah SH yang baru menjabat enam bulan, itu mundur dari jabatan.
Mereka menilai kebijakan Kepsek sering mengada-ada dan sepihak. Aksi tersebut menyita perhatian. Bahkan, siswa yang berada dalam kelas berhamburan keluar. Untungnya, tak sampai mengganggu jalannya kegiatan masa orientasi siswa (MOS).
Ridho Caesar, koordinator aksi yang juga alumni YSPP Pusri 2011 mengatakan, salah satu kebijakan kepsek yang dinilai merugikan banyak pihak adalah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap empat orang guru kontrak akhir Juni lalu.  “Pengakuan siswa mereka resah karena banyak guru yang dinilai masih layak, di PHK tanpa alasan jelas. Makanya, kami menuntut  ibu Nyayu (kepsek) segera turun dari jabatannya.”
Masih kata Ridho, alasan keputusan mem-PHK empat guru lantaran sering berjualan di sekolah, sangat tidak etis. “Mereka beralasan gara-gara berjualan, guru tersebut jadi dekat dengan murid. Dalam undang-undang, mana ada guru di PHK gara-gara berjualan di sekolah, apa dasar hukumnya? ” ujarnya.
Selama mereka mengenyam pendidikan, tambah Ridho, kredibilitas ke-empat guru yang di PHK tersebut sangat baik dan mengayomi murid.  “Kami khawatir ke depan akan banyak guru kontrak mengalami nasib serupa. Makanya, kami memuutuskan mendemo pihak yayasan dan sekolah agar segera mengganti kepsek yang sekarang. Sekaligus  mempekerjakan kembali keempat guru yang di-PHK.”
Terkait tuntutan ratusan siswa tersebut, Kepala SMA YSPP Pusri, Nyayu Siti Fatimah SW mengungkapkan, dia akan menyampaikan tuntutan siswa ke pihak yayasan. “Sesuai permintaan para siswa, akan ada pertemuan Jumat nanti.  Kalau item salahnya ada di saya, ya saya siap mundur. Tapi yang jelas kami akan sampaikan ini ke pihak yayasan,” ujarnya di ruang kerjanya.
Menurut Nyayu, apa yang dilakukan terhadap ke-empat guru kontrak tersebut sudah sesuai dengan kesepakatan pihak yayasan. Mengacu pada hasil kinerja rutin tahunan yang dilakukan pihak sekolah dan yayasan terhadap semua tenaga pengajar untuk meningkatkan kualitas guru di SMA YSPP Pusri.
“Sesuai kesepakatan dengan yayasan, guru tidak boleh berjualan karena memengaruhi kedekatan siswa dengan guru. Malah, ada seorang guru yang punya IQ hanya 40. Kita sudah berikan kesempatan untuk pembinaan tapi tidak berubah. Dengan sangat terpaksa PHK dilakukan,” bebernya.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Palembang Riza Fahlevi MM tidak banyak berkomentar dengan permasalahan tersebut. “Saat ini, tim kita tengah meninjau kejadian yang sebenarnya. Nanti akan kita ketahui bersama bagaimana duduk permasalahan sebetulnya. Yang jelas, kita berharap persoalan yang ada cepat selesai. Tidak ada satu pun pihak yang merasa dirugikan,” tandasnya.

1 komentar:

Rhymscha mengatakan...

semua yang disampaikan kepala sekolah sma pusri itu lebih banyak tidak benarnya. beliau melarang guru berjualan dgn siswa tapi ada beberapa guru lain yang juga berjualan tapi tidak beliau tindak karena guru2 tersebut dekat dengan dia. sementara di semua unit YSPP ada banyak guru yang berjualan tapi mengapa pengurus yayasan hanya fokus mengawasi SMA, unit lain tidak terlalu diawasi masalah berjualan ini .
guru yang dia sebut memiliki IQ 40 itu adalah lulusan UNSRI, untuk lulus masuk UNSRI saja harus melalui UMPTN dan menjadi seorang sarjana harus melalui proses yang panjang dari sidang skripsi yang memerlukan pemikiran dan kecerdasan , jadi mana mungkin ada orang dengan IQ 40 bisa menjadi sarjana sebuah PTN NEGERI, berarti kepala sekolah sudah menghina sebuah PTN NEGERI.
zaman sekarang bukan lagi zaman nya guru menjadi sosok yang menyeramkan bagi siswanya melainkan harus menjadi sosok yang bersahabat agar siswa lebih terbuka dan guru mudah memahami pribadi dan tipe siswa tersebut, hal ini bisa mempermudah proses KBM di kelas. Hal itulah yang tidak di pahami oleh kepala sekolah yang tidak pernah mengajar di kelas, dan tidak tahu paradigma baru dalam mendidik.
Kepala Sekolah melakukan investigasi ke siswa dan boleh dibilang membuka pintu seluas-luasnya bagi siswa yang ingin mengadukan segala hal tentang gurunya,
padahal harusnya seorang kepala sekolah melakukan supervisi ke kelas untuk tahu seperti apa gurunya mengajar bukan dengan memanggil siswa ke ruangan lalu di investigasi, itu adalah perbuatan anak kecil yang sakit.
Pengurus YSPP mengabulkan semua rekomendasi Kep.Sek begitu juga Kep.Sek menuruti semua oerintah Pengurus. termasuk hal-hal yang melanggar aturan pun di ikuti.
ada banyak borok dan koreng di YSPP tapi semua itu termaafkan dan tertutupi. tapi guru yang berdagang yang sangat jelas bukan kriminal atau pelaku asusila malah disingkirkan.
kami yakin ada hal lain di balik pemutusan ini. Kep.Sek tidak Suka dengan 4 guru tersebut, karena bisa dibilang mereka adalah guru2 yang vokal dan kritis dan acapkali mengkritisi keputusan2 beliau yang dianggap tidak logis.
maka karena dianggap penghalang dan pembangkang maka ke 4 guru ini di berhentikan.