*Korban
Terkejut dan Meninggal
Palembang:
Komplotan perampok kolor hijau berjumlah 10 orang, beraksi di Kompleks Bukit Sejahtera Polygon,
Palembang kemarin. Harta korban, Hasan
Rozali senilai Rp 1 miliar berhasil disikat pelaku. Mengetahui hartanya
dijarah, korban jantungan dan meninggal.
Harta milik
Hasan (49) yang yang tinggal di Blok EF X ini disimpannya
di brankas berukuran kecil di bawah kasur kamar rumah kakak perempuannya, Gokmhua
alias Wati (54), di perumahan elite Bukit
Sejahtera Polygon, Blok CX 10, Kelurahan Karang Anyar,Kecamatan
Gandus,Palembang.
Menurut
informasi, salah seorang perampok menggunakan kolor hijau. Dalam aksinya di
rumah Wati, mereka menggunakan senjata api (senpi) dan senjata tajam (sajam).
Setelah melumpuhkan korbannya, para pelaku membongkar brangkas dan mengambil
isinya. Berupa 10 batang emas
murni, uang Rp140 juta, sertifikat tanah, dan 2 unit ponsel.
Mengetahui hartanya kerampokan, Hasan terserang
penyakit jantung dan akhirnya meninggal ketika hendak dilarikan ke Rumah Sakit
Charitas Palembang.
Wati
memaparkan, perampok masuk ke rumahnya dengan memanjat
tembok belakang setinggi 10 meter lebih dengan tali. “Setelah berhasil naik tembok, mereka (perampok) merusak atap
rumah saya, kemudian masuk melewati plafon kamar mandi belakang rumah, lalu
turun ke dapur dan masuk ke ruang tengah,” ungkapnya di lokasi kejadian
kemarin.
Dalam
aksinya, perampok mengikat tangan dan membekap mulut Novri ( 19), pacar anaknya yang kebetulan malam
itu sedang menginap rumahnya, dengan
tali telepon dan kain.
Saat kejadian, di rumahnya hanya ada dirinya,
anaknya Nana (17),
adik saya yang juga adik Hasan yang sakit stroke dan tidak bisa bergerak di kamar tengah
depan, serta pacar anaknya,
Novri.
Empat
perampok yang membawa senpi dan golok itu menyekap anaknya, Nana. “Seorang perampok tidak pakai baju dan hanya berkolor
hijau minta ditunjukkan kamar saya.
Karena takut dibunuh, akhirnya anak saya menunjukkan di ruang tengah,”ceritanya.
Mendengar
anaknya mengetuk pintu, dia yang sedang tertidur di kamar langsung membuka
pintu. Wati mengaku kaget
ketika melihat perampok memakai sebo (penutup kepala berbahan kain) langsung
menodongkan pistol ke kepalanya.
Sementara , tiga
lainnya langsung membuka kasur kamar dan mengarah ke tempat penyimpanan brankas
yang tertutup keramik putih.
Setelah merusak gembok brankas, para perampok mengambil semua isinya,mulai emas batangan, uang,
surat sertifikat tanah,hingga dua ponsel. Sebelum kabur, para perampok sempat mengancam jangan melawan dan
berteriak. Atau para korban
akan dibunuh semua.
Berhasil
mendapatkan harta, para perampok kabur lewat tembok belakang ke arah
rawa-rawa Gandus.
“Setelah
mereka pergi, kami berteriak dan warga pun berdatangan,” tutur Wati. Selain
menelpon polisi, dia pun menginformasikan perihal peristiwa itu kepada adiknya.
Sehari-hari Hasan tinggal bersama istri keduanya dan
memiliki bisnis karet di Gandus, Palembang. Istri pertamanya tinggal dengan
anaknya di kawasan Sukarami. Dari
istri kedua, Hasan dikaruniai dua anak yang masih kecil-kecil.
Hendri, anak tertua Hasan, membenarkan bapaknya meninggal
setelah mendapat kabar isi brankasnya habis terkusar digasak perampok.
Terpisah, Kanit Reskrim Polsek Gandus Aiptu Suhaidi membenarkan kasus perampokan
tersebut. Mereka masih
melakukan pemeriksaan intensif terhadap saksi di TKP. Mulai
pacar pemilik rumah Wati; anaknya, Nana; pacar anaknya,
Novri, hingga pembantunya,
Nurjanah. (sir)
1 komentar:
aktual sekali beritanya, sama sprti koran yg saya beli hari ini...salam kenal bang..
Posting Komentar