Senin, 16 Juli 2012

Perampok Kolor Hijau Beraksi, Harta Senilai Rp 1 M Disikat


*Korban Terkejut dan Meninggal


Palembang:
Komplotan perampok kolor hijau berjumlah 10 orang, beraksi di Kompleks Bukit Sejahtera Polygon, Palembang  kemarin. Harta korban, Hasan Rozali senilai Rp 1 miliar berhasil disikat pelaku. Mengetahui hartanya dijarah, korban jantungan dan meninggal.
Harta milik Hasan (49) yang yang tinggal di Blok EF X  ini disimpannya di brankas berukuran kecil di bawah kasur kamar rumah kakak perempuannya, Gokmhua alias Wati (54), di perumahan elite Bukit Sejahtera Polygon, Blok CX 10, Kelurahan Karang Anyar,Kecamatan Gandus,Palembang.
Menurut informasi, salah seorang perampok menggunakan kolor hijau. Dalam aksinya di rumah Wati, mereka menggunakan senjata api (senpi) dan senjata tajam (sajam). Setelah melumpuhkan korbannya, para pelaku membongkar brangkas dan mengambil isinya. Berupa  10 batang emas murni, uang Rp140 juta, sertifikat tanah, dan 2 unit ponsel.
Mengetahui  hartanya kerampokan, Hasan  terserang penyakit jantung dan akhirnya meninggal ketika hendak dilarikan ke Rumah Sakit Charitas Palembang.
Wati memaparkan,  perampok masuk ke rumahnya dengan memanjat tembok belakang setinggi 10 meter lebih dengan tali. “Setelah berhasil naik tembok, mereka (perampok) merusak atap rumah saya, kemudian masuk melewati plafon kamar mandi belakang rumah, lalu turun ke dapur dan masuk ke ruang tengah,” ungkapnya di lokasi kejadian kemarin.
Dalam aksinya, perampok mengikat tangan dan membekap mulut Novri ( 19), pacar anaknya yang kebetulan malam itu sedang menginap rumahnya, dengan tali telepon dan kain.
Saat kejadian, di rumahnya hanya ada dirinya, anaknya Nana (17), adik saya yang juga adik Hasan yang sakit stroke dan tidak bisa bergerak di kamar tengah depan, serta pacar anaknya, Novri.
Empat perampok yang membawa senpi dan golok itu menyekap anaknya, Nana.  “Seorang  perampok tidak pakai baju dan hanya berkolor hijau minta ditunjukkan kamar saya. Karena takut dibunuh, akhirnya anak saya menunjukkan di ruang tengah,”ceritanya.
Mendengar anaknya mengetuk pintu, dia yang sedang tertidur di kamar langsung membuka pintu. Wati mengaku kaget ketika melihat perampok memakai sebo (penutup kepala berbahan kain) langsung menodongkan pistol ke kepalanya. Sementara , tiga lainnya langsung membuka kasur kamar dan mengarah ke tempat penyimpanan brankas yang tertutup keramik putih.
Setelah merusak gembok brankas, para perampok mengambil semua isinya,mulai emas batangan, uang, surat sertifikat tanah,hingga dua ponsel.  Sebelum kabur, para  perampok sempat mengancam jangan melawan dan berteriak. Atau para korban akan dibunuh semua.

Berhasil mendapatkan harta, para perampok kabur lewat tembok belakang ke arah rawa-rawa Gandus.
“Setelah mereka pergi, kami berteriak dan warga pun berdatangan,” tutur Wati. Selain menelpon polisi, dia pun menginformasikan perihal peristiwa itu kepada adiknya.
Sehari-hari Hasan tinggal bersama istri keduanya dan memiliki bisnis karet di Gandus, Palembang. Istri pertamanya tinggal dengan anaknya di kawasan Sukarami. Dari istri kedua, Hasan dikaruniai dua anak yang masih kecil-kecil.
Hendri, anak tertua Hasan, membenarkan bapaknya meninggal setelah mendapat kabar isi brankasnya habis terkusar digasak perampok.
Terpisah, Kanit Reskrim Polsek Gandus Aiptu Suhaidi membenarkan kasus perampokan tersebut. Mereka masih melakukan pemeriksaan intensif terhadap saksi di TKP.  Mulai pacar pemilik rumah Wati; anaknya, Nana; pacar anaknya, Novri,  hingga pembantunya, Nurjanah. (sir)

1 komentar:

Mang Chan mengatakan...

aktual sekali beritanya, sama sprti koran yg saya beli hari ini...salam kenal bang..