Palembang,
Dua santri rehabilitasi
narkoba di Pondok Pesantren (Ponpes) Arahman, Jalan Tegal Binangun, Kelurahan
Plaju Darat,Kecamatan Plaju,Palembang, Rabu (13/6) ditemukan tewas mengapung di
kolam samping pondok pesantren.
Kapolsekta Plaju AKP Oscar
Heuza mengatakan, saat ini masih melakukan penyelidikan terkait tewasnya kedua
santri rehabilitasi tersebut. “Kedua korban sebelum tewas diduga dianiaya dan
disetrum karena di tubuh keduanya banyakditemukan bekas penganiayaan dan
setruman.Saat ini pihak ponpes tidak ada yang memberikan keterangan dan
terkesan tertutup. Tetapi, segera penanggung jawab ponpes akan kita panggil
untuk dimintai keterangan.Karena kedua korban diduga dibunuh,” tuturnya.
Di jasad dua santri yang
menjalani rehabilitasi, yakni Yerry Angga Saputra (16), warga Jalan Veteran,
Palembang, dan Hendri Saputra (19), warga Kemuning, Palembang, banyak ditemukan
bekas penganiayaan seperti bekas ikatan pada kedua kaki dan di tubuhnya
terdapat bekas luka bakar akibat setruman listrik.
Diduga sebelum dibuang ke
kolam, kedua korban tersebut dianiaya, lalu disetrum dengan aliran listrik
hingga tewas. Di sekitar lokasi jenazah keduanya ditemukan kabel biru yang
diduga untuk menyetrum. Jenazah keduanya pertama kali ditemukan warga yang
kebetulan melintas di sekitar lokasi kejadian. Begitu melihat dua mayat
mengapung di kolam, warga tersebut langsung memberi tahu warga.
Tak lama kemudian, warga
berdatangan ke lokasi penemuan. Mereka langsung melaporkan penemuan tersebut ke
Polsekta Plaju Palembang. Jajaran Polsekta Plaju yang dipimpin Kapolsekta Plaju
AKP Oscar Heuza mendatangi lokasi penemuan bersama tim identifikasi Polresta
Palembang.
Setelah dilakukan pemeriksaan
awal di lokasi kejadian, jenazah keduanya dibawa ke kamar jenazah Rumah Sakit
Dr Muhammad Hoesin (RSMH) Palembang
untuk divisum.
Berdasarkan informasi yang
diperoleh, malam sebelum ditemukan tewas mengapung, kedua santri sempat
berusaha melarikan diri dari Ponpes Arahman.Namun, aksinya diketahui petugas
jaga sehingga keduanya kembali ditangkap. Lalu dimasukkan ke ruang isolasi
untuk menjalani rehabilitasi lebih lanjut. Pagi harinya kedua korban ditemukan
tewas. Atas kejadian tersebut, perwakilan Ponpes Arahman bersikap tutup mulut.
Saat jajaran Polsekta Plaju
dan petugas Tim Identifikasi datang ke lokasi penemuan, tidak satu pun pengurus
Ponpes Arahman keluar.
Ibu korban Yerry bernama
Ainun (48), menceritakan anaknya baru dua pekan menjalani rehabilitasi di
Ponpes Arahman lantaran ketergantungan narkoba jenis sabu-sabu.“Sebelum ditangkap polisi karena narkoba, lebih baik
aku masukkan saja ke pondok supaya direhabilitasi. Biarlah aku membayar mahal di pondok itu,
asalkan anak aku bisa sembuh.Tapi malah kejadiannya seperti ini,” sesal Ainun di kamar jenazah RSMH Palembang kemarin.
Dia mengetahui anaknya tewas
setelah ditelepon pengurus ponpes.“Aku ditelepon orang pondok dan disuruh datang karena
ada yang harus dibicarakan. Rupanya setelah datang, aku mendapati anak aku
sudah meninggal dengan cara yang tidak wajar,”ungkapnya. (sir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar